September 2018 1 43 Report
Gadis Pemulung Berprestasi Dunia
Alur hidup Ni Wayan Mertayani dapat dikatakan hampir mirip dengan Anne
Frank, wartawati keturunan Yahudi. Keduanya sama-sama hidup dalam tekanan,
tapi penuh harapan dan cita-cita. Anne Frank hidup dan besar di bawah tekanan
tentara nazi, sedangkan Mertayani hidup dan besar di bawah tekanan ekonomi.
Kondisi ekonomi yang sangat sulit memaksa Ni Wayan Mertayani harus dewasa di
usianya yang masih 14 tahun. Pada pagi hari dia pergi ke sekolah di SMPN 2
Abang, Bali, kemudian dia membantu ibunya berjualan. Setelah itu, Mertayani
mencari barang rongsokan di pinggir pantai. Hal itu dilakukannya sejak ayahnya meninggal. Ketika mencari barang rongsokan, Mertayani meminjam kamera foto milik Mrs. Dolly Amarhoseija, seorang wisatawan yang dikenalnya. Kemudian, dia membuat 15 foto dengan kamera itu. Hasil foto terakhirnya adalah sebuah potret pohon ubi karet dengan dahan
tanpa daun yang tumbuh di depan rumahnya. Seekor ayam bertengger di salah satu dahan, handuk berwarna merah jambu, dan baju hariannya yang dijemur di bawahnya. Dia tidak menyangka foto sederhana itu memikat 12 fotografer kelas dunia dan menjadi pemenang dalam World Press Photo yang diadakan oleh Yayasan Anne Frank di Belanda pada tahun 2009. Mertayani menjelaskan bahwa ayam yang ada dalam fotonya itu merupakan simbol diri dan kehidupannya. “Ayam itu kalau panas kepanasan, hujan kehujanan; sama seperti diri saya,” ujarnya.
Ibu Mertayani sangat senang dengan prestasi yang dicapai anaknya. Apa yang dia
yakini dan lakukan selama ini ternyata tidak sia-sia. Dia pun berharap, anaknya
itu bisa mewujudkan apa yang menjadi cita-citanya.

Tentukan kalimat tunggal dan majemuk yang menggambarkan aktivitas dan peristiwa serta masalah yang dialami Ni Wayan Mertayani sesuai dengan struktur teksnya!

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.