Menurut pemandu Museum Jenderal Ahmad Yani, yaitu Sersan Mayor Wawan Sutrisno, pasukan yang datang menyergap masuk melalui pintu belakang dan membunuh Sang Jenderal saat itu juga. Sementara itu, yang lain ada juga yang bertugas untuk menyekap pasukan penjaga rumah Ahmad Yani, dan yang bertugas mengepung rumah itu
2. Mayjen R Suprapto
Mayjen R Suprapto didatangi oleh rombongan penculik yang menghampiri rumahnya pada 04.30 pagi, di mana pasukan itu mengatakan bahwa Suprapto diminta menemui Soekarno saat itu juga.
Sebagai prajurit yang patuh pada pimpinan tertingginya, Suprapto langsung saha mengiyakan. Tapi rupanya, Jenderal asal Purwokerto, Jawa Tengah, ini dibawa ke Lubang Buaya dan dianiaya dalam keadaan terikat.
3. Mayjen MT Haryono
Baca Juga: Daftar Hari Besar Bulan September 2022, dari Hari Olahraga hingga G30S/PKI
MT Haryono diberondong peluru oleh di kediamannya, saat mencoba melawan rombongan yang datang dan menculiknya. Namun sayangnya, jumlah lawan terlalu besar, dan banyak peluru yang akhirnya bersarang di tubuh Haryono, hingga dirinya ambruk dan diseret naik ke atas truk rombongan penculik. Diduga, pada saat itu MT Haryono sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
4. Mayjen S Parman
Mayjen S Parman disergap pada 1 Oktober 1965 sekitar pukul 04.00 WIB, dan dirinya tidak menyadari kedatangan rombongan penculik, karena menggunakan seragam Cakrabirawa. Rombongan itu mengatakan bahwa suasana di luar genting, bahkan mereka ikut masuk ke kamar tidur pada saat Parman berganti pakaian. Laki-laki yang bernama lengkap Siswondo Parman ini lantas dibawa pergi dan diculik.
5. Brigjen DI Panjaitan
Brigjen DI Panjaitan diculik pada 1 Oktober 1965 waktu subuh, di mana pasukan berseragam yang datang dengan menggunakan dua buah truk langsung mengepung rumah Panjaitan dari segala penjuru arah. Namun pasukan itu dikira sedanf ditugasi untuk menjemput dirinya agar bertemu dengan Soekarno.
Pada saat itu, DI Panjaitan berpakaian rapi, resmi, lengkap. Namun tanpa diduga, pasukan itu menembaki barang-barang yang ada di rumahnya hingga hancur berserakan. Kemudian, DI Panjaitan turun dari kamarnya di lantai 2 dan menemui rombongan penculik. Meski sempat melawan, akhirnya dirinya ditembak di halaman rumahnya seketika itu juga, dan langsung dibawa pergi.
6. Brigjen Sutoyo Siswomiharjo
Penculikan Brigjen Sutoyo terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965 pagi. Rombongan datang ke rumah Sutoyo lalu mengamankan lokasi di sekitar jalan rumahnya, dan orang-orang dilarang melintas, serta hansip yang berjaga dibuat tidak berdaya.
7. Lettu Pierre Andreas Tendean
Pierre Tendean adalah keturunan Prancis, yang sebenarnya bukan menjadi sasaran penculik. Namun, pada 1 Oktober 1965, dirinya sedang berada di rumah Jenderal AH Nasution yang merupakan target sesungguhnya.
Pada saat rombongan penculik itu datang dan bertanya kepada Tendean, apakah dirinya adalah AH Nasution, tanpa ragu Tendean menjawab bahwa ialah Jenderal Nasution, meskipun dirinya tahu apa risikonya. Tindakan tersebut dilakukan supaya sang Jenderal bisa selamat
Verified answer
Jawaban:
G30SPKI terjadi pada tanggal 30 september 1965
7 pahalawan revolusi yang gugur di antaranya:
-Jenderal Ahmad Yani.
-Mayjen R Soeprapto.
-Mayjen MT Haryono.
-Mayjen S Parman.
-Brigjen DI Panjaitan.
-Brigjen Sutoyo.
-Lettu Pierre A Tendean.
Jawaban:
30 September hingga 1 Oktober 1965
.
1. Jenderal Ahmad Yani
Menurut pemandu Museum Jenderal Ahmad Yani, yaitu Sersan Mayor Wawan Sutrisno, pasukan yang datang menyergap masuk melalui pintu belakang dan membunuh Sang Jenderal saat itu juga. Sementara itu, yang lain ada juga yang bertugas untuk menyekap pasukan penjaga rumah Ahmad Yani, dan yang bertugas mengepung rumah itu
2. Mayjen R Suprapto
Mayjen R Suprapto didatangi oleh rombongan penculik yang menghampiri rumahnya pada 04.30 pagi, di mana pasukan itu mengatakan bahwa Suprapto diminta menemui Soekarno saat itu juga.
Sebagai prajurit yang patuh pada pimpinan tertingginya, Suprapto langsung saha mengiyakan. Tapi rupanya, Jenderal asal Purwokerto, Jawa Tengah, ini dibawa ke Lubang Buaya dan dianiaya dalam keadaan terikat.
3. Mayjen MT Haryono
Baca Juga: Daftar Hari Besar Bulan September 2022, dari Hari Olahraga hingga G30S/PKI
MT Haryono diberondong peluru oleh di kediamannya, saat mencoba melawan rombongan yang datang dan menculiknya. Namun sayangnya, jumlah lawan terlalu besar, dan banyak peluru yang akhirnya bersarang di tubuh Haryono, hingga dirinya ambruk dan diseret naik ke atas truk rombongan penculik. Diduga, pada saat itu MT Haryono sudah dalam kondisi tidak bernyawa.
4. Mayjen S Parman
Mayjen S Parman disergap pada 1 Oktober 1965 sekitar pukul 04.00 WIB, dan dirinya tidak menyadari kedatangan rombongan penculik, karena menggunakan seragam Cakrabirawa. Rombongan itu mengatakan bahwa suasana di luar genting, bahkan mereka ikut masuk ke kamar tidur pada saat Parman berganti pakaian. Laki-laki yang bernama lengkap Siswondo Parman ini lantas dibawa pergi dan diculik.
5. Brigjen DI Panjaitan
Brigjen DI Panjaitan diculik pada 1 Oktober 1965 waktu subuh, di mana pasukan berseragam yang datang dengan menggunakan dua buah truk langsung mengepung rumah Panjaitan dari segala penjuru arah. Namun pasukan itu dikira sedanf ditugasi untuk menjemput dirinya agar bertemu dengan Soekarno.
Pada saat itu, DI Panjaitan berpakaian rapi, resmi, lengkap. Namun tanpa diduga, pasukan itu menembaki barang-barang yang ada di rumahnya hingga hancur berserakan. Kemudian, DI Panjaitan turun dari kamarnya di lantai 2 dan menemui rombongan penculik. Meski sempat melawan, akhirnya dirinya ditembak di halaman rumahnya seketika itu juga, dan langsung dibawa pergi.
6. Brigjen Sutoyo Siswomiharjo
Penculikan Brigjen Sutoyo terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965 pagi. Rombongan datang ke rumah Sutoyo lalu mengamankan lokasi di sekitar jalan rumahnya, dan orang-orang dilarang melintas, serta hansip yang berjaga dibuat tidak berdaya.
7. Lettu Pierre Andreas Tendean
Pierre Tendean adalah keturunan Prancis, yang sebenarnya bukan menjadi sasaran penculik. Namun, pada 1 Oktober 1965, dirinya sedang berada di rumah Jenderal AH Nasution yang merupakan target sesungguhnya.
Pada saat rombongan penculik itu datang dan bertanya kepada Tendean, apakah dirinya adalah AH Nasution, tanpa ragu Tendean menjawab bahwa ialah Jenderal Nasution, meskipun dirinya tahu apa risikonya. Tindakan tersebut dilakukan supaya sang Jenderal bisa selamat
jangan lupa follow