yunitamentari04
Berikut adalah empat contoh kebijakan penjajah yang menyengsarakan bangsa Indonesia:
1. Sistem tanam paksa: Belanda menerapkan sistem tanam paksa di Jawa pada abad ke-19, di mana petani wajib menanam tanaman komoditas tertentu untuk dipungut sebagai pajak kepada pemerintah kolonial. Sistem ini memaksa petani untuk mengalihkan lahan pertanian mereka dari beras ke tanaman komoditas, seperti kopi, teh, atau nila. Hal ini mengakibatkan banyak petani terjebak dalam kemiskinan, kelaparan, dan penyakit, dan juga meningkatkan ketergantungan pangan pada impor.
2. Politik devide et impera: Belanda memperkuat kekuasaannya dengan mengadu domba antara kelompok masyarakat yang berbeda-beda. Mereka memanfaatkan perbedaan agama, etnis, dan golongan sosial untuk memecah belah bangsa Indonesia, seperti yang terjadi pada konflik antara Tionghoa dan pribumi.
3. Pajak yang berat: Pajak-pajak yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial Belanda sangat berat dan menyulitkan kehidupan masyarakat. Pajak yang dikenakan mencakup pajak tanah, pajak rumah, pajak pada perdagangan, dan pajak pada pertanian. Pajak yang berat ini menyebabkan banyak orang Indonesia tidak mampu membayar pajak dan kehilangan propertinya sebagai akibatnya.
4. Sistem pendidikan yang diskriminatif: Pemerintah kolonial Belanda juga menerapkan sistem pendidikan yang diskriminatif di Indonesia, di mana hanya sedikit orang Indonesia yang diberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan formal. Sekolah-sekolah yang dibuka oleh pemerintah kolonial pada awalnya hanya terbuka untuk golongan elit dan putra-putri pejabat yang loyal kepada Belanda. Sementara itu, mayoritas rakyat Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan, dan hanya dapat memperoleh pendidikan melalui lembaga pendidikan Islam atau pendidikan tradisional yang terbatas.
Jawaban:
Monopoli Perdagangan.
Kerja Paksa. ...
Sistem Sewa Tanah. ...
Tanam Paksa.
1. Sistem tanam paksa: Belanda menerapkan sistem tanam paksa di Jawa pada abad ke-19, di mana petani wajib menanam tanaman komoditas tertentu untuk dipungut sebagai pajak kepada pemerintah kolonial. Sistem ini memaksa petani untuk mengalihkan lahan pertanian mereka dari beras ke tanaman komoditas, seperti kopi, teh, atau nila. Hal ini mengakibatkan banyak petani terjebak dalam kemiskinan, kelaparan, dan penyakit, dan juga meningkatkan ketergantungan pangan pada impor.
2. Politik devide et impera: Belanda memperkuat kekuasaannya dengan mengadu domba antara kelompok masyarakat yang berbeda-beda. Mereka memanfaatkan perbedaan agama, etnis, dan golongan sosial untuk memecah belah bangsa Indonesia, seperti yang terjadi pada konflik antara Tionghoa dan pribumi.
3. Pajak yang berat: Pajak-pajak yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial Belanda sangat berat dan menyulitkan kehidupan masyarakat. Pajak yang dikenakan mencakup pajak tanah, pajak rumah, pajak pada perdagangan, dan pajak pada pertanian. Pajak yang berat ini menyebabkan banyak orang Indonesia tidak mampu membayar pajak dan kehilangan propertinya sebagai akibatnya.
4. Sistem pendidikan yang diskriminatif: Pemerintah kolonial Belanda juga menerapkan sistem pendidikan yang diskriminatif di Indonesia, di mana hanya sedikit orang Indonesia yang diberikan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan formal. Sekolah-sekolah yang dibuka oleh pemerintah kolonial pada awalnya hanya terbuka untuk golongan elit dan putra-putri pejabat yang loyal kepada Belanda. Sementara itu, mayoritas rakyat Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk memperoleh pendidikan, dan hanya dapat memperoleh pendidikan melalui lembaga pendidikan Islam atau pendidikan tradisional yang terbatas.