PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN AUDIT CLIENT TENURE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 1 Januari 2014, Hal. 1 - JURNAL 12 AKUNTANSI IN D ON ESI A

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN AUDIT CLIENT TENURE

Autor Leony Cahyadi

14 downloads 427 Views 267KB Size

Data uploaded manual by user so if you have question learn more, including how to report content that you think infringes your intellectual property rights, here.

Report DMCA / Copyright

Transcript

Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 1 Januari 2014, Hal. 1 - JURNAL 12 AKUNTANSI IN D ON ESI A

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN AUDIT CLIENT TENURE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2012)

Abstract This research aimed to show empirical proves about the effect of financial distress and audit client tenure to an acceptance of going concern audit opinion. Hypothesis proposed by the researcher were (1) Financial distress negatively affected to the acceptance of going concern audit opinion, (2) Audit client tenure negatively affected to the acceptance of going concern audit opinion. The sample of this research was manufacturing firm in the period of 2010-2012. Purposive sampling technique was used to obtain the sample. Logistic regression was used to analyze the data. The variables of this research were financial distress and audit client tenure. The result shows that financial distress have negatively affected on the acceptance of going concern audit opinion, while audit client tenure do not have significant effect on the acceptance of going concern audit opinion. Key Words :Going concern opinion, financial distress, audit client tenure

PENDAHULUAN Krisis ekonomi yang dialami Amerika pada tahun 2008 yang disebabkan krisis kredit perumahan telah menyebar hingga keluar Amerika, termasuk negara-negara di asia. Hampir di setiap negara merasakan dampak krisis keuangan global termasuk negara-negara di Asia seperti Indonesia membawa dampak yang signifikan terhadap keberadaan entitas bisnis (Surbakti, 2011). Kondisi ekonomi yang demikian menyebabkan auditor dituntut untuk membuat laporan keuangan yang akurat sebagai sumber informasi kepada investor tentang kondisi keuangan perusahaan. Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA, 1988 dalam Januarti, 2007). Auditor mempunyai peranan untuk menyediakan informasi yang akurat seputar kondisi keuangan perusahaan. Auditor dituntut untuk menyediakan informasi yang akurat agar tidak merugikan pemakai laporan keuangan di kemudian hari. Dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit, para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya (Dewi, 2009). Kelangsungan hidup perusahaan merupakan tanggung jawab manejemen perusahaan, namun auditor juga memiliki tanggung jawab secara tidak langsung. Auditor memiliki suatu tanggungjawab untuk mengevaluasi status kelangsungan hidup perusahaan dalam setiap pekerjaan auditnya (Fanny dan Saputra, 2005). Auditor akan memberikan opini audit going Concern apabila diketahui perusahaan mengalami keraguan dengan penulis: PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN AUDIT CLIENT TENURE TERHADAP PENERIMAANKorespondensi OPINI AUDIT GOING CONCERN Dhama Sidqi2010-2012) & Sutapa (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Lisan BEI tahun Fakultas Ekonomi Universitas Sultan Agung Dhama Lisan SidqiSemarang & Sutapa

1

JUR N A L A K UNTA NS I I NDO NE S I A dalam mempertahankan entitasnya dimasa depan. Namun sering timbul dilema dari auditor dalam pemberian opini audit going concern. Hal ini disebabkan adanya hipotesis self-fulfilling propecy yang menyatakan bahwa jika auditor memberikan opini going concern, maka perusahaan akan menjadi lebih cepat bangkrut karena akan menyebabkan investor membatalkan investasinya atau kreditor menarik dananya (Venuti, 2007). Ross et al. (2002) mengungkapkan bahwa indikasi kebangkrutan dapatdilihat dari apakah perusahaan mengalami kesulitan keuangan (financial distress),yaitu suatukondisi dimana arus kas operasi perusahaan mengalami mencukupiuntukmemenuhi kewajiban lancarnya. Kesulitan keuangan menyebabkan perusahaan tidak memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban lancarnya, sehingga membuat perusahaan terancam kelangsungan usahanya. Banyak penelitian yang juga menyebutkan bahwa audit client tenure tidak signifikan, seperti penelitian milik Januarti dan Fitrianasari (2007), namun ada beberapa peneliti yang menyebutkan bahwa variabel audit client tenure signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.Audit client tenure merupakan lamanya waktu perikatan antara Kantor Akuntan Publik dengan auditee yang sama. Penelitian yang dilakukan oleh Junaidi dan Hartono (2010) menemukan bahwa audit tenure berpengaruh positif pada penerimaan opini audit going concern.Semakin lama hubungan auditor dengan klien, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini audit going concern (Junaidi dan Hartono, 2010), dapat disimpulkan bahwa masa perikatan auditor dengan klien dapat mempengaruhi laporan audit yang diberikan oleh auditor. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini mengacu kepada penelitian mengenai penerimaan opini audit going concern dengan menambah variabel financial distress dan audit client tenure.

TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS PengaruhFinancial Distress terhadap penerimaan Opini Audit Going Concern Kondisi keuangan perusahaan digambarkan dengan rasio keuangan yang dapat menghasilkan informasi bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan atau tidak. Ross, et al ( dalam Astuti, 2011) menyatakan bahwa kesulitan keuangan ((financialdistress) akan menyebabkan perusahaan mengalami masalah dalam keuangan sepertiarus kas negatif, rasio keuangan yang buruk, dan gagal bayar pada perjanjian utang. Perusahaan yang mengalami financial distress berkemungkinan mendapat opini audit going concern karena perusahaan tidak memiliki arus kas yang cukup untuk membayar kewajiban lancarnya atau menjalankan usahanya, sehingga perusahaan berkemungkinan besar untuk bangkrut. Maka dapat di katakan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan yg di indikasikan memiliki nilai z-score yang kecil, memiliki kemungkinan menerima opini audit going concern yang semakin besar. H1: Financial Distress berpengaruh negatif terhadap penerimaan opiniaudit going concern.

Pengaruh audit client tenure terhadap penerimaan opini audit going concern Audit client tenure merupakan jumlah tahun perikatan antara auditor dan perusahaan. Perikatan yang lama tersebut ditakutkan akan mengganggu independensi auditor dalam menyampaikan laporan audit, Jurnal Akuntansi Indonesia

2

Vol. 3 No. 1 Januari 2014

JURNAL AKUNTANSI IN D ON ESI A sehingga diperlukan rotasi auditor. Di Indonesia pergantian KAP dilakukan tiap 5 tahun sekali, sedangkan untuk auditor yang sama setiap 3 tahun (Bepepam, 2002). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H2: Audit client tenure berpengaruh negatif terhadap penerbitan opini audit going concern.

Populasi dan Sampel Penelitian

METODE PENELITIAN

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listingdi BEI selama periode 20102012. Penentuan sampel dengan metode purposive samplingdengan kriteria: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2010– 2012, (2) Data yang dibutuhkan tersedia dengan lengkap dan menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen dari tahun 2010, 2011 dan 2012 (3) Mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif dua periode laporan keuangan (2 tahun) selama periode penelitian (tahun 2010–2012). Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen a. Opini Audit Going Concern Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang dalampertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastiansignifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankanoperasinya (SPAP, 2011). Menurut SA Seksi 341, SPAP (2011), opini audityang termasuk opini going concern adalah sebagai berikut: a.

Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion report with explanatory laguage)

b.

Laporan yang berisi pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion report)

c. Opini going concern adverse (tidak wajar) d.

Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion report)

Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Opini audit going concern diberi kode 1, sedangkan yang termasuk dalam opini audit non going concern (opini wajar tanpa pengecualian) diberi kode 0. Variabel Independen b. Financial Distress (ALTMAN) Kondisi keuangan adalah suatu tampilan atau keadaan secara utuh atas keuangan perusahaan selama periode kurun waktu tertentu yang merupakan gambaran atas kinerja sebuah perusahaan. Financial distress diukur dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan Revised Altman, yang terkenal dengan nama Z score yang merupakan suatu formula yang dikembangkan oleh Altman untuk mendeteksi kebangkrutan perusahaan pada beberapa periode sebelum terjadinya kebangkrutan. Formulanya adalah:

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN AUDIT CLIENT TENURE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2012) Dhama Lisan Sidqi & Sutapa

3

JUR N A L A K UNTA NS I I NDO NE S I A Z’ = 0.717 Z1 +0.847 Z2 + 3.107 Z3 + 0.420 Z4 + 0.998 Z5 Keterangan: Z1 = working capita(current asset-current liabilities)/ total assets Z2 = retained earnings/ total assets Z3 = earnings before interest and taxes/ total assets Z4 = book value of equity(market cap/total equity)/ book value of debt Z5 = sales/ total assets Berdasarkan analisis ini apabila nilai Z dari perusahaan yang diteliti lebih kecil dari 1,80 berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81 sampai dengan 2,99 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, bila di atas nilai 2,99 atau Z > 2,99 aman dari kebangkrutan. c. Audit Client Tenure Audit tenure merupakan jumlah tahun berturut-turut dimana KAP telah melakukan perikatan audit dengan sebuah entitas yang sama. Variabel tenure diukur dengan menghitung jumlah tahun sebuah KAP melakukan jasa audit pada entitas yang sama secara berturut-turut dari tahun 2009-2011. Metode Analisis Data Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristiksampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian.Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah, sampel, nilai minimum, nilaimaksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi. Uji Multikolinieritas Tujuan dari uji multikolinieritas adalah untuk menguji adanya korelasiantar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadikorelasi di antara variabel independen. Analisis Regresi Logistik Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistik (logistic regretion), yang variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik (nominal). Regresi logistik adalah regresi yang digunakan sejauh mana probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen. Pada teknik analisa regresi logistik tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya (Ghozali, 2006). Regresi logistik juga mengabaikan heteroscedary, artinya variabel dependen tidak memerlukan untuk masing-masing variabel independennya. Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah : OGC = α + β1ALTMAN + β2TENURE + ε

Jurnal Akuntansi Indonesia

4

Vol. 3 No. 1 Januari 2014

JURNAL AKUNTANSI IN D ON ESI A Keterangan: OGC = opini going concern

(variabel dummy, 1 jika opini going concern, 0 jika opini non going concern)



ALTMAN: Prediksi kesulitan keuangan menggunakan model revised Altman



TENURE: merupakan jangka waktu hubungan perikatan auditor dengan klien.

= Konstanta β1- β6 = Koefisien Regresi ε = Residual

α

Menilai kelayakan Model Regresi Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini untuk menguji hipotesis nol bahwa data empiris sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit) adapun hasilnya jika (Ghozali, 2005): 1) Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistic Hosmer and lemeshow’s goodness of fit test sama dengan atau kurang dari 0,05 , maka hipotesis nol ditolak. 2) Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test lebih besar dari 0,05 , maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan bahwa model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya. Menilai Model fit Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit atautidak dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka H0 harus diterima. Statistik yang digunakan berdasarkan Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternative, L ditransformasikan menjadi -2 LogL. Output SPSS memberikan dua nilai -2 LogL yaitu satu untuk model yang hanya memasukkan konstanta saja dan satu model dengan konstanta serta tambahan bebas. Adanya pengurangan nilai antara -2LogL awal dengan nilai -2LogL pada langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006). Log Likelihood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan model Log Likelihood menunjukkan model regresi yang semakin baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI selama

periode 2010-2012 yang kemudian diseleksi. Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya tampak dalam tabel 1 (lampiran). PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN AUDIT CLIENT TENURE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2012) Dhama Lisan Sidqi & Sutapa

5

JUR N A L A K UNTA NS I I NDO NE S I A Hasil Pengujian Hipotesis Menguji Kelayakan Model Regresi Pengujian hipotesis pertama yang dilakukan adalah menilai kelayakan model regresi logistik yang akan digunakan. Pengujian kelayakan model regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan Goodness of fit test yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bagian bawah uji Hosmer dan Lemeshow. Probalitas signifikansi yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Hipotesis untuk menilai Kelayakan Model Regresi adalah sbb: H0: Tidak ada perbedaan antara model dengan data HA: Ada perbedaan antara model dengan data Tabel hasil pengujian Hosmer dan Lemeshow. Probabilitas signifikansi menunjukkan angka 0,879. Angka tersebut menunjukkan bahwa H0 tidak dapat ditolak (diterima) karena nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar daripada 0,05. Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. Atau dapat dikatakan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya. KoefisienDeterminasi (Nagelkerke R Square) Pengujian overall model fit dilakukan untuk mengetahui apakah model fit dengan data baik sebelum maupun sesudah variabel bebas dimasukkan ke dalam model. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal ( Block 0= Beginning Block) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada akhir (Block 1: Method = Enter). Adanya pengurangan nilai antara

-2LL awal dengan nilai -2LL pada

langkah berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006). Hipotesis untuk menilai model fit adalah sebagai berikut: H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data. HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data. Tabel Perbandingan Nilai -2LL menunjukkan perbandingan nilai antara -2Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block number = 0) dengan nilai -2LL akhir (Block number = 1). Nilai -2LL awal adalah sebesar 63,511. Setelah dimasukkan kedua variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 55,444. Penurunan likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Matriks Klasifikasi Matrik klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresiuntuk memprediksi kemungkinan penerimaan opini audit going concern padaperusahaan manufaktur. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima opini audit going concern adalah sebesar 33,3%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 6 laporan keuangan yang diberi opini audit going concern dari total 18 laporan keuangan yang seharusnya diberi opini audit going concern. Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak menerima opini audit going concern adalah sebesar 96,7%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang Jurnal Akuntansi Indonesia

6

Vol. 3 No. 1 Januari 2014

JURNAL AKUNTANSI IN D ON ESI A digunakan ada sebanyak 29 laporan keuangan yang diberi opini audit going concern dari total 30 laporan keuangan yang seharusnya diberi opini audit going concern. Uji Multikolonearitas Regresi yang baik adalah regresi yang ditunjukkan dengan tidak adanya gejala korelasi yang kuat antara variabel bebasnya. Walaupun dalam regresi logistik tidak lagi memerlukan uji asumsi klasik seperti multikolonearitas, namun tidak ada salahnya apabila dilakukan uji multikoloneritas. Pengujian multikoloneritas menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi antar variabel independen di dalam penelitian ini yaitu kondisi keuangan, ukuran perusahaan, debt default, dan reputasi auditor. Jika korelasi yang terjadi kurang dari 0,98, berarti tidak terjadi multikoloneritas, sedangkan jika koefisien yang terjadi di atas 0,98, maka terjadi multikoloneritas dan berarti model regresi yang digunakan tidak baik. Berikut disajikan tabel hasil pengujian multikolonearitas variabel independen penelitian. Tabel uji Multikolonielaritas menunjukkan korelasi antar variabel independen dalampeneltian ini. Nilai korelasi menunjukkan tidak adanya gejala multikolonearitasyang serius antar variabel independen yang masih jauh di bawah 0,98. Nilai korelasi negatif (-) menunjukkan bahwa antar variabel independenterdapat korelasi tidak langsung atau korelasi negatif. Koefisien Regresi Pengujian koefisien regresi dapat diilakukan dengan regresi logistik yang hasilnya terdapat pada tabel uji Regresi Logistik. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat tabel Variables in the Equation pada kolom signifikan dibandingkan dengan nilai signifikansi (α) yang digunakan, yaitu 0,05 (5%). Apabila tingkat signifikansi < 0,05, maka HA diterima, jika tingkat signifikan > 0,05, maka HA tidak dapat diterima yg berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. H1: Financial Distress berpengaruh negatif terhadap penerimaan opiniaudit going concern. Kondisi keuangan pada tabel 7 menunjukkan koefisien negatif sebesar 0,562 dengan tingkat signifikansi 0,044. Hasil tersebut menunjukan bahwa p value 0,044< 0,05 yang berarti H1 diterima. Dengan demikian kondisi keuangan berpengaruh negatif terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern pada perusahaan. H2 : Audit client tenure berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Audit client tenure pada tabel 7 menunjukkan koefisien sebesar 0,079 dengan tingkat signifikansi 0,846. Hasil tersebut menunjukan bahwa p value 0,846> 0,05 yang berarti H2 ditolak. Dengan demikian kondisi keuangan tidak berpengaruh signifikan dengan penerimaan opini going concern.

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN AUDIT CLIENT TENURE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2012) Dhama Lisan Sidqi & Sutapa

7

JUR N A L A K UNTA NS I I NDO NE S I A Kesimpulan Setelah dilakukan pengujian, penelitian ini menunjukkan bahwa : Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap penerimaan opini audit going concern. Karena kondisi perusahaan yang baik mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk melanjutkan usahanya di masa depan, sehingga kecil kemungkinan auditor memberikan opini audit going concern, sebaliknya pada perusahaan yang kondisi keuangannya buruk, mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mengalami ketidakpastian dalam kemampuan menjalankan usahanya di masa depan, maka auditor akan semakin besar kemungkinan untuk memberi opini audit going concern. Audit clienttenure tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, karena dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik yang telah ditetapkan. Oleh karena itu auditor sebagai akuntan publik akan menjaga independensinya agar memperoleh kredibilitas yang tinggi, sehingga apabila auditor menemukan bukti adanya masalah dengan kelangsungan hidup auditee, maka auditor akan tetap memberikan opini audit going concern. Saran Untuk penelitian selanjutnya hendaknya memasukan variabel lain yang secara teoritis mungkin dapat memengaruhi penerimaan opini audit going concern yaitu debt default, mekanisme Corporate Governance, opinion shopping, dan faktor keuangan yang lain. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan sampel yang digunakan, tidak hanya perusahaan manufaktur saja, tetapi semua perusahaan yang terdaftar di BEI. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya memperpanjang rentang waktu penelitian, sehingga dapat melihat pengaruh tenure terhadap penerimaan opini audit going concern dalam jangka panjang. Untuk Investor sebelum memutuskan berinvestasi hendaknya mempertimbangkan hasil laporan audit keuangan perusahaan tersebut, karena perusahaan yang menerima opini audit going concern berkemungkinan besar tidak akan bisa melanjutkan kegiatan usahanya di masa depan. Untuk perusahaan yang menerima opini audit goingconcern hendaknya mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan, agar kelangsungan kegiatan usaha perusahaan dapat tetap berjalan.

Jurnal Akuntansi Indonesia

8

Vol. 3 No. 1 Januari 2014

JURNAL AKUNTANSI IN D ON ESI A DAFTAR PUSTAKA Al-Thuneibat, A.A., Al Issa, R.T.I. and Baker, R.A.A. (2011), “Do audit tenure and firm size contribute to audit quality”, Managerial Auditing Journal, Vol. 26, pp. 317-334. Altman, E dan McGough, T.1974. “Evaluation of A Company as A Going Concern”. Journal of Accountancy. December, pp:50-57. Astuti, 2011. “Analysis of factors affecting the consideration of auditors in audit opinionspending going concern”Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma Bapepam, 2002, Peraturan Bapepam No. Kep-20/PM/2002. Carcello, J.V., and Nagy. A.L., (2004). “Client size, auditor specialization and fraudulent financial reporting”, Managerial Auditing Journal, Vol.19, No.5. Dewi, 2009. ”Peran internal audit dan komite audit dalammewujudkan good corporate governance”Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi, Surakarta Fanny, Margaretta dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. 966-978. Fitrianasari, Ella, dan Indira Januarti. 2008. “Analisis rasio keuangan dan rasio non keuangan yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini going concern pada auditee (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-2005).” Jurnal Maksi UNDIP, Vol. 8 No. 1: pp. 43-58. Ghozali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat. Indriantoro dan Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan. Manajemen. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta. Januarti, I., 2008. “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,KepemillikanPerusahaan terhadap Penerimaan Opini Going Concern.” Paper disajikan padaSimposiumNasional Akuntansi XII. Joanna, L. Ho. 1994. “The Effect of Experience on Consensus of Going-Concern Judgments”.Behavioral Research in AccountingVol 6. pp 160-172. Junaidi dan Jogiyanto Hartono. 2010. Faktor Non Keuangan Pada Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi XII. Knechel, W. R., and A. Vanstraelen. “The Relationship between Auditor Tenure and Audit Quality Implied by Going Concern Opinions.” Auditing: A Journal of Practice and Theory 26 (2007): 113-131. Koh Hian Chye dan Tan Sen Suan. 1999. “ A Neural Network Approach to The Prediction ofGoing Concern Status”. Praptitorini, Mirna Dyah and Januarti, Indira (2007) “Analisis pengaruh kualitas audit, debt default dan opinion shopping terhadap penerimaan opini going concern”.In: Simposium Nasional Akuntansi 10 (SNA 10), 26 - 28 Juli 2007, Universitas Hasanudin, Makasar.

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN AUDIT CLIENT TENURE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2012) Dhama Lisan Sidqi & Sutapa

9

JUR N A L A K UNTA NS I I NDO NE S I A Setiawan, Teguh. 2011. “ Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Audit dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern”. Skripsi Sarjana,Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro Semarang. Solikah, Badingatus. 2007. “Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Standar Profesional Akuntan Publik. 2011. “Pertimbangan Auditor atas Kemampuan Entitas dalam Mempertahankan kelangsungan hidupnya”, SA Seksi 341 Surbakti, Meliyanti Yosephine and Hadiprajitno, Basuki (2011) “Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)”. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro. Susanto, 2009.”Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern”

(Studi Empiris

pada perushaan manufaktur di BEI). Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.11 No.3. Ramadhany, Alexander. 2004. “Analisis Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going concern” (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial Distress Di Bursa Efek Jakarta). Tesis, Universitas Diponegoro , Semarang. Tidak Dipublikasikan. Ross, Stephen R.W.Westerfield dan J.Jaffe,2002.”Corporate Finance”,MCGraw-Hill, New York Venuti, Elizabeth K. 2007. “The Going Concern Assumption Revisited : Assessing a Company’s Future Viability”. The CPA Journal Online. Widodo, Dian Mustika Sari and Laksito, Herry (2011) “Faktor - faktor yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini going concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009)”.Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro

Jurnal Akuntansi Indonesia

10

Vol. 3 No. 1 Januari 2014

JURNAL AKUNTANSI IN D ON ESI A LAMPIRAN Tabel 1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria Kriteria Pengambilan Sampel

Akumulasi

Total perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada tahun 2010-2012

129

Perusahaan tidak pernah mengalami kerugian dua periode laporan keuangan berturut-turut selama periode 2010-2012

(104)

Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen selama tahun 2010-2012

(9)

Jumlah Perusahaan Sampel

16

Tahun Pengamatan (Tahun)

3

Jumlah sampel total selama periode penelitian

48

Sumber: Hasil Pengolahan Data Tabel 1 Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

FinancialDistress

48

-7,77

4,09

,8991

2,12299

OpiniAuditGoingConcern

48

,00

1,00

,3750

,48925

AuditClientTenure

48

1,00

3,00

1,7292

,79197

Valid N (listwise)

48

Tabel 2 Uji Hosmer and Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test Step 1

Chi-square 3,792

df

Sig. 8

,879

Sumber: output SPSS Tabel 3 Perbandingan Nilai -2LL awal dengan -2LL akhir -2 LL awal (Block number = 0)

63,511

-2 LL akhir (Block number = 1)

55,444

Sumber: Output SPSS

PENGARUH FINANCIAL DISTRESS DAN AUDIT CLIENT TENURE TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2012) Dhama Lisan Sidqi & Sutapa

11

JUR N A L A K UNTA NS I I NDO NE S I A Tabel 4 Matriks Klasifikasi Classification Tablea Predicted Observed

GOINGCONCERN ,00

Step 1 a.

GOINGCONCERN

Percentage Correct

1,00

,00

29

1

96,7

1,00

12

6

33,3

Overall Percentage The cut value is ,500

72,9

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Tabel 5 Hasil Pengujian Multikolonearitas Correlation Matrix Constant Step 1

ZSCORE

TENURE

Constant

1,000

-,344

-,842

ZSCORE

-,344

1,000

-,033

TENURE

-,842

-,074

1,000

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Tabel 6 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik Variables in the Equation

Step 1a

B

S.E.

Wald

df

Sig.

Exp(B)

ZSCORE

-,562

,279

4,051

1

,044

,570

TENURE

,079

,408

,038

1

,846

1,082

Constant

-,107

,831

,016

1

,898

,899

a. Variable(s) entered on step 1: ZSCORE, TENURE.

Sumber: output SPSS

Jurnal Akuntansi Indonesia

12

Vol. 3 No. 1 Januari 2014

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.