OPINI KAUM SUAMI RW 012 KELURAHAN GROGOL SELATAN PADA TAYANGAN SITKOM SUAMI - SUAMI TAKUT ISTRI DI TRANS TV

OPINI KAUM SUAMI RW 012 KELURAHAN GROGOL SELATAN PADA TAYANGAN SITKOM SUAMI - SUAMI TAKUT ISTRI DI TRANS TV ( Studi Deskriptif Opini Kaum Suami Usia 2

Autor Adi Hadiman

11 downloads 369 Views 777KB Size

Data uploaded manual by user so if you have question learn more, including how to report content that you think infringes your intellectual property rights, here.

Report DMCA / Copyright

Transcript

OPINI KAUM SUAMI RW 012 KELURAHAN GROGOL SELATAN PADA TAYANGAN SITKOM SUAMI - SUAMI TAKUT ISTRI DI TRANS TV ( Studi Deskriptif Opini Kaum Suami Usia 25 – 45 Tahun RW 012 Kelurahan Grogol Selatan )

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Jenjang Pendidikan Strata Satu ( S1 )

Disusun Oleh : Nama

: Rengga Tunggala

NIM

: 4410402- 003

Jurusan

: Broadcasting

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2009

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama

: Rengga Tunggala

Nim

: 4410402-003

Fakultas

: Ilmu Komunikasi

Jurusan

: Broadcasting

Judul Skripsi : Opini Kaum Suami RW 012 Kelurahan Grogol Selatan Pada Tayangan Situasi Komedi Suami-Suami Takut Istri Di TRANS TV. ( Study Deskriptif Opini Kaum Suami Usia 25-45 Tahun RW 012 Kelurahan Grogol Selatan )

Pembimbing I

Yeary Panji,M.Si

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA

LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI

Nama

: Rengga Tunggala

NIM

: 4410402- 003

Fakultas

: Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi

: Opini Kaum Suami RW 012 Kelurahan Grogol Selatan Pada Tayangan Situasi Komedi Suami-Suami Takut Istri Di TRANS TV. ( Study Deskriptif Opini Kaum Suami Usia 25-45 Tahun RW 012 Kelurahan Grogol Selatan )

Jakarta,

September 2009

Mengetahui

1. Ketua Sidang SM. Niken Restaty,.M.Si

(................................)

2. Penguji Ahli Ponco Budi Sulistyo.,S.Sos, M.Comn

(.................................)

3. Pembimbing I Yeary Panji., M.Si

(.................................)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA

PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI Nama

: Rengga Tunggala

NIM

: 4410402- 003

Fakultas

: Ilmu Komunikasi

Judul Skripsi

: Opini Kaum Suami RW 012 Kelurahan Grogol Selatan Pada Tayangan Situasi Komedi Suami-Suami Takut Istri Di TRANS TV. ( Study Deskriptif Opini Kaum Suami Usia 25-45 Tahun RW 012 Kelurahan Grogol Selatan )

Jakarta,

September 2009

Di Setujui dan Diterima Oleh Pembimbing I Skripsi

( Yeary Panji., M.Si)

Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi

(Dra. Diah Wardani, M.Si)

Ketua Bidang studi

(Ponco Budi sulistyo, M.Si)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA Rengga Tunggala 4410402-003 Program Studi Broadcasting ABSTRAKSI Opini Kaum Suami RW 012 Kelurahan Grogol Selatan Pada Tayangan Situasi Komedi Suami-Suami Takut Istri Di TRANS TV Ket : Jumlah Halaman (i – xi) Jumlah Buku 19 ( tahun 1994 – 2007 ) Media Televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam, salah satunya adalah program tayangan sitkom Suami-suami Takut Istri yaitu mengangkat fenomena suami-suami yang tinggal di suatu area perumahan. Mereka semua memiliki kesamaan yaitu berada di bawah dominasi istri-istri mereka. Perasaan senasib sepenanggungan ini tumbuh makin kuat, sehingga mereka membentuk aliansi tidak resmi bagi suami-suami yang takut istri ini. Mereka saling mendukung dan mencela, saling menguatkan agar tidak lagi mau ditindas, walaupun seringkali sang pemberi nasihat justru masih takut istri juga. Sitkom Suami Suami Takut Istri adalah situasi komedi yang di tayangkan di TRANS TV setiap Senin hingga Jumat pukul 18.00 WIB sejak 15 Oktober 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui opini kaum suami di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan pada tayangan sitkom " SUAMI-SUAMI TAKUT ISTRI " yang ditayangkan di stasiun TRANS TV. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stimulus Organisme Respon (S-O-R) yang menjelaskan tentang rangsangan atau pesan yang disampaikan pada pihak penerima (receiver) sebagai akibat dari komunikasi yang menghasilkan suatu respon atau pendapat. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang dilakukan selama 8 hari, menggunakan metode survey terhadap 90 responden dari jumlah populasi 873 jiwa, dengan tehnik penarikan sampel purposive sampling. Dari penelitian ini menggunakan kuesioner berjumlah 25 pertanyaan, Hasil penelitian secara umum kaum suami di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan yang berusia 25-45 tahun, sebanyak 93.33 % yang memberikan opini positif pada kehadiran tayangan sitkom suami-suami takut istri, menunjukan bahwa kaum suami yang menonton sitkom suami-suami takut istri hanya mengambil unsur hiburan dari tayangan tersebut dengan mengabaikan adegan kekerasan dan pelecehan dalam tayangan tersebut.

KATA PENGANTAR

Alhamdullilah hirabbil allamin. Puji syukur yang paling tinggi terpanjatkan kepada ALLAH SWT atas rahmat, lindungan dan karuniaNya , sehingga pada akhirnya dapat menyelesaikan Skripsi ini. Dimana penyusunan Skripsi ini sebagai salah satu persyaratan akademis yang wajib ditempuh dalam menyelesaikan program studi S-1 pada fakultas Ilmu Komunikasi Mercu Buana Jakarta. Skripsi ini berjudul Opini Kaum Suami RW 012 Kelurahan Grogol Selatan Pada Tayangan Sitkom Suami-suami Takut Istri Di TRANS TV. Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil hingga Skripsi ini terselesaikan, karena itu tak lupa pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Yeary Panji,.M.Si yang telah membimbing penulis selama ini. 2. Ibu SM. Niken Restaty,.M.Si dan Bapak Ponco Budi Sulistyo,.S.Sos, M.Comn selaku ketua sidang dan penguji ahli. 3. Bapak Heri Budianto,S.Sos,M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik. 4. Seluruh Dosen – Dosen Mercu Buana yang selama ini telah memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat. Dan seluruh Staff Mercu Buana yang telah membantu selama ini. Terima kasih banyak.... 5. Untuk Papa dan Mama tercinta atas semua do’a dan kasih sayangnya. Semoga mereka selalu berada dalam lindungan dan karuniaNya. Amienn.... 6. Untuk seluruh teman – teman seperjuangan Broadcast 2004. Thanks to you all, I’ll see u..

penulis menyadari bahwa isi dari Skripsi ini masih jauh dari sempurna maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran sehingga dapat lebih bermanfaat dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis berharap segala kekurangan biarlah menjadi milik penulis dan segala kelebihan adalah milik yang maha pencipta Allah S.W.T.

Jakarta, September 2009 Penulis

Rengga Tunggala

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.................................................... LEMBAR LULUS SIDANG SKRIPSI................................................... LEMBAR PENGESAHAN PERBAIKAN SKRIPSI............................ ABSTRAKSI............................................................................................... KATA PENGANTAR................................................................................ DAFTAR ISI............................................................................................... DAFTAR TABEL....................................................................................... BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………………………………........ 1.2 Perumusan Masalah………………………………………... 1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………... 1.4 Signifikasi Penelitian……………………………………..... 1.4.1 Signifikasi Akademis……………………………….... 1.4.2 Signifikasi Praktis…………………….........................

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Komunikasi Massa………………………………………….. 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa……………………….. 2.1.2 Teori SOR……………………..................................... 2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa…………………….. 2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa………………………….... 2.1.5 Media Komunikasi Massa……………………………. 2.1.6 Efek Komunikasi Massa……………………………... 2.2 Televisi Sebagai Media Massa…………………………....... 2.2.1 Pengertian Televisi………………………………….... 2.2.2 Karakteristik Televisi……………………………….... 2.2.3 Kekurangan dan Kelebihan Televisi………………..... 2.2.4 Fungsi Televisi……………………………………….. 2.2.5 Khalayak Televisi……………………………………. 2.3 Program Televisi…………………………………………… 2.3.1 Pengertian Program Televisi………………………..... 2.3.2 Karakteristik Program Televisi……………………..... 2.3.3 Jenis-Jenis, Format, Genre Program Televisi………... 2.4 Program SITUASI KOMEDI……………………………… 2.5 Opini……………………………………………………….. 2.5.1 Karakteristik Opini....................................................... 2.5.2 Molekul Opini.............................................................. 2.5.3 Batasan Opini............................................................... 2.5.2 Unsur-Unsur Opini………………………………….... 2.5.3 Arah Opini…………………………………………....

i ii iii iv v vi ix

1 8 8 9 9 9

10 10 11 13 16 19 19 21 21 22 22 24 26 27 27 28 29 30 32 33 35 36 36 37

BAB III METODOLOGI 3.1 Sifat / Tipe Penelitian………………………………………. 3.2 Metode Penelitian………………………………………….. 3.3 Tehnik Pengumpulan Data………………………………..... 3.3.1 Data Primer………………………………………....... 3.3.2 Data Sekunder……………………………………....... 3.4 Populasi dan Sampel……………………………………….. 3.4.1 Populasi………………………………………………. 3.4.2 Sampel………………………………………………... 3.5 Definisi dan Operasional Konsep………………………….. 3.5.1 Definisi Konsep…………………………………….... 3.5.2 Operasional Konsep………………………………….. 3.6 Analisis Data………………………………………………..

38 39 39 40 40 41 41 43 44 44 45 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran umum SITKOM Suami-Suami Takut Istri........... 4.2 Gambaran Objek Penelitian................................................... 4.3 Identitas Responden............................................................... 4.4 Terpaan Media....................................................................... 4.5 Opini Kaum Suami Pada Tayangan Situasi Komedi Suami-Suami Takut Istri Di TRANS TV..... 4.6 Tabel Akumulasi Opini.......................................................... 4.7 Pembahasan............................................................................

59 73 74

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan............................................................................ 5.2 Saran......................................................................................

76 77

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

50 51 52 54

DAFTAR TABEL Tabel 2.3.1 Perbedaan Karakteristik Berita dan Non Berita............................

28

Tabel 3.4.1 Data Populasi RW 012..................................................................

42

Tabel 3.5.2 Operasional Konsep......................................................................

45

Tabel 4.3.1 Usia...............................................................................................

52

Tabel 4.3.2 Pendidikan Terakhir......................................................................

53

Tabel 4.3.3 Jenis Pekeerjaan.............................................................................

53

Tabel 4.4.1 Menonton TV dalam sehari...........................................................

54

Tabel 4.4.2 Menonton sitkom Suami-Suami Takut Istri..................................

55

Tabel 4.4.3 Alasan Menonton..........................................................................

56

Tabel 4.4.4 Menonton sitkom Suami-Suami Takut Istri dalam sebulan..........

56

Tabel 4.4.5 Intensitas menonton......................................................................

57

Tabel 4.4.6 Menonton dengan siapa................................................................

58

Tabel 4.5.1 Opini tentang kesesuaian alur cerita dengan judul.......................

59

Tabel 4.5.2 Opini tentang kesesuaian akting dengan karakter tokoh..............

60

Tabel 4.5.3 Opini tentang kesesuaian penempatan musik dengan alur cerita..

61

Tabel 4.5.4 Opini tentang gaya bicara dalam dialog........................................

62

Tabel 4.5.5 Opini tayangan kesesuaian cara berpakaian dengan karakter........

62

Tabel 4.5.6 Opini tentang karakter tokohnya tetap...........................................

63

Tabel 4.5.7 Opini tayangan Suami-Suami Takut Istri terdapat konlik-konflik tertentu...........................................................................................

64

Tabel 4.5.8 Opini tayangan Suami-Suami Takut Istri terdapat kesimpulan yang eksplisit dan implisit......................................................................

65

Tabel 4.5.9 Opini responden sitkom suami-suami takut istri menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita…………………….. Tabel 4.5.10 Opini responden bahwa tayangan sitkom suami-suami takut istri jalan cerita habis dalam 1 episode saja......................................... Tabel 4.5.11 Opini responden bahwa tayangan sitkom suami-suami takut istri apakah tetap berkesinambungan ( bersambung )......................

Tabel 4.5.12 Opini responden bahwa setiap karakter-karakter pada tayangan

66 67 68

suami – suami takut istri merupakan perpaduan sifat-sifat manusia pada umumnya..............................................................

69

Tabel 4.5.13 Opini responden bahwa tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat menambah pengetahuan bagi kaum suami.................

70

Tabel 4.5.14 Opini responden bahwa tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat mem berikan manfaat bagi kaum suami...............

71

Tabel 4.5.15 Opini responden bahwa tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat menghibur.....................................................................

72

Tabel 4.5.16 Opini responden tentang keseluruhan isi cerita pada tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri......................................................

73

Tabel 4.6 Akumulasi Opini..................................................................................

73

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi dan padat sumber daya manusia. Gerakan reformasi Indonesia tahun 1998 telah memicu perkembangan industri televisi. Seiring dengan itu, kebutuhan masyarakat terhadap informasi juga semakin bertambah. Perkembangan televisi saat ini sangat pesat. Sejak pemerintah membuka Televisi Republik Indonesia (TVRI) pada tanggal 24 Agustus 1962 maka selama 27 tahun penonton televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi. Namun dalam waktu beberapa tahun belakangan ini industri pertelevisian di Indonesia telah berkembang dengan sangat pesat. Bermula dari hanya satu stasiun televisi milik pemerintah kini telah berkembang menjadi belasan televisi swasta yang berada di Jakarta dan daerah. Pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI, disusul SCTV, INDOSIAR, ANTV dan TPI. Sejak tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima stasiun televisi swasta baru METRO TV, TRANS TV, TV-7 yang sekarang berganti menjadi TRANS-7, LATIVI dan GLOBAL TV 1. dan 6 stasiun televisi lokal diantaranya : CTV BANTEN, JAK TV, O CHANNEL, SPACETOON, DAAI TV, ELSHINTA. Dengan semakin banyaknya keberadaan stasiun televisi tersebut, telah memberikan angin segar bagi masyarakat dalam hal menerima informasi (berita) maupun hiburan dari televisi yang sesuai dengan 1

Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2004,Hal 3

1

fungsinya. Stasiun televisi berusaha memberikan program – program yang terbaik seperti film, musik, komedi, sinetron, kuis maupun berita bagi masyarakat karena televisi memiliki fungsi sebagai sarana penyebaran informasi dan pendidikan, meneruskan nilai – nilai sosial, melakukan kontrol sosial maupun sebagai sarana promosi. Hal itulah yang menyebabkan semakin tingginya ketergantungan masyarakat akan program– program yang dijanjikan oleh televisi. Televisi adalah alat komunikasi massa yang digunakan dalam proses komunikasi, dengan ciri – ciri berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikan heterogen. 2 Televisi Transfomasi Indonesia atau yang lebih dikenal masyarakat luas dengan nama TRANS TV, merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang hadir di tengah maraknya persaingan industri pertelevisian di Indonesia. Stasiun televisi yang diresmikan pada 15 Desember 2001 itu memiliki visi yaitu menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun Asean, memberikan hasil usaha yang positif bagi stokeholders, menyampaikan program – program berkualitas, berprilaku berdasarkan nilai – nilai moral budaya kerja yang dapat diterima oleh stokeholders dan mitra kerja, dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan masyarakat. Sedangkan Misi yang diemban oleh TRANS TV adalah wadah gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan dan mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan nilai-nilai demokrasi.3 Sampai dengan saat ini, TRANS TV masih terus berkiprah di dunia layar kaca dengan menyajikan program acara yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu program 2

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999, hal. 24 3

http://www.transtv.co.id

acara di TRANS TV yang menjadi fokus penelitian adalah situasi komedi Suami - Suami Takut Istri.

Suami - Suami Takut Istri adalah situasi komedi yang di tayangkan di TRANS TV setiap Senin hingga Jumat pukul 18.00 WIB sejak 15 Oktober 2007. Serial ini digarap oleh rumah produksi Multivision Plus di bawah arahan sutradara Sofyan De Surza. Situasi komedi ini diperankan oleh Otis Pamutih sebagai Sarmili (Pak RT), Aty Fathiyah sebagai Sarmila (Bu RT), Marissa sebagai Sarmilila, Irfan Penyok sebagai Karyo, Putty Noor sebagai Sheila, Yanda Djaitov sebagai Tigor, Asri Pramawati sebagai Welas, Ramdan Setia sebagai Faisal, Melvy Noviza sebagai Deswita, Epy Kusnandar sebagai Mang Dadang, Desi Novitasari sebagai Pretty dan Ady Irwandi sebagai Garry. Dimana target audience dari tayangan situasi komedi Suami - Suami Takut Istri adalah B+C ( male,female ).4

Suami - Suami Takut Istri mengangkat fenomena suami-suami yang tinggal di suatu area perumahan. Mereka semua memiliki kesamaan yaitu berada di bawah dominasi istri-istri mereka. Perasaan senasib sepenanggungan ini tumbuh makin kuat, sehingga mereka membentuk aliansi tidak resmi bagi suami-suami yang takut istri ini. Mereka saling mendukung dan mencela, saling menguatkan agar tidak lagi mau ditindas, walaupun seringkali sang pemberi nasihat justru masih takut istri juga. Para istri di komplek perumahan tersebut juga membentuk perkumpulan yang sama. Mereka saling memberi dukungan agar tidak kehilangan kendali atas suami-suami mereka. Contohnya saja tokoh Tigor yang diperankan oleh Yanda Djaitov, bertubuh kekar layaknya seorang binaraga, tapi begitu takluk pada tokoh Welas yang diperankan oleh 4

http://id.wikipedia.org/wiki/Suami-suami Takut Istri

Asri Pramawati, berperawakan mungil, beraksen Jawa. Hal serupa dialami oleh Faisal. Penulis novel fiksi ini harus rela diatur oleh sang istri, Deswita, sehingga tak bisa leluasa mengendalikan keuangan. Sampai-sampai ongkos saja harus minta dulu. Demikian juga Karyo, suami dari Sheila si mantan artis ini, bertekuk lutut ketika sang istri ngambek hanya gara-gara Karyo tak membuat pers release. Tokoh yang paling sadis sekaligus menjadi motor ibu-ibu lain adalah Sarmila (Bu RT). Tokoh yang diperankan oleh Aty Fathiyah sangat dominan di keluarga. Bahkan untuk urusan RT, Bu RT bisa jadi pejabat yang lebih berwenang daripada Pak RT nya sendiri. 5 Alasan mengapa peneliti memilih tayangan situasi komedi Suami - Suami Takut Istri adalah berangkat dari suatu asumsi di masyarakat tentang program ini yaitu adanya ketidakhormatan dan proses penindasan yang dilakukan oleh para istri terhadap suami mereka, banyak orang beranggapan bahwa tayangan ini di penuh adegan – adegan yang tidak patut dilakukan seorang istri terhadap suami dan anak terhadap ayah seperti menjewer, mencubit perut, menarik leher baju, bahkan ada yang menjambak rambut suaminya sambil menarik pulang ke rumah. Yang lebih parah lagi ditambahkan adegan si anak ikut menarik ayahnya bersama-sama dengan ibunya. Bila si istri menarik baju suaminya, si anak juga menarik baju ayahnya. Bila si istri mencubit perut suaminya, si anak juga mencubit perut ayahnya. Yang lebih parah lagi adalah adegan si istri memakimaki suaminya diikuti oleh anaknya. Kaum suami yang seharusnya dihormati karena salah satu kewajiban seorang suami terhadap istrinya adalah menafkahi lahir bathin, memberikan tempat yang layak

5. http://id.wikipedia.org/wiki/Suami-suami Takut Istri

dan mendidik. Disinilah seorang laki-laki diberikan kelebihan dengan sikap pemberani untuk melindungi kaum hawa termasuk dalam mencari nafkah. Alasan memilih pria menjadi target penelitian ini karena dalam tayangan situasi komedi Suami – suami takut istri ini kaum pria yang lebih di rugikan perannya sebagai suami yang takut kepada istrinya, dan sejauh mana para kaum suami setuju dengan tema situasi komedi Suami – suami takut istri. Setelah menyaksikan dari berbagai segmen yang ada dalam program situasi komedi Suami - Suami Takut Istri, kaum suami sedikitnya mendapat masukan apa yang harus dilakukan oleh seorang suami terhadap prilaku istrinya. Berdasarkan hasil prasurvey peneliti sebelumnya banyak kaum suami usia 25-45 tahun di wilayah RW 012 kelurahan Grogol Selatan yang menyaksikan program situasi komedi Suami-Suami Takut Istri. Kaum suami RW 012 kelurahan Grogol Selatan merupakan kumpulan individu yang berdomisili atau bertempat tinggal di satu wilayah dan memiliki berbagai latar belakang yang berbeda antara yang satu dengan lainnya baik itu latar belakang agama, ekonomi, pendidikan, suku bangsa, usia dan lainnya. Kaum pria diwilayah RW 012 kelurahan Grogol Selatan yang menyaksikan program situasi komedi Suami - Suami Takut Istri di TRANS TV berkisar antara usia 25-45 tahun yang akan mengutarakan opini atau pendapat pada program situasi komedi Suami - Suami Takut Istri, baik opini yang bersifat positif, netral maupun negatif. Opini yang diutarakan baik secara lisan maupun tertulis akan memberikan dampak tersendiri bagi pihak terkait. Opini positif kaum pria terhadap satu program akan membuat pihak produksi berusaha meningkatkan kualitas atau mutu program mereka.

Namun sebaliknya, opini atau pendapat yang negatif dari kaum pria akan berdampak pada berkurangnya respon bagi kaum pria pada tayangan tersebut karena kualitas atau mutu program yang ditayangkan kurang bagus. Opini menurut Carl I Hovland menilai sebagai jawaban yang diucapkan, yang diberi oleh individu terhadap sesuatu rangsangan atau situasi yang mengemukakan Peneliti mengambil RW 012 kelurahan Grogol Selatan sebagai target penelitian karena masyarakat di wilayah tersebut di dominasi oleh masyarakat yang berprofesi sebagai buruh pabrik dan wiraswasta dimana jam kerja mereka adalah dari pukul 08 : 00 – 17 :00 WIB sehingga mereka memiliki waktu untuk menonton Situasi komedi Suami – suami takut istri. Dan ekonomi mereka tergolong dalam tingkat penghasilan rendah ( C+ dan C ).6 Menurut Lioyd Warner ( 1941 ) kelas sosial dapat dibagi menjadi enam bagian yaitu : 1. Kelas atas – atas (A+) 2. Kelas atas bagian bawah (A) 3. Kelas menengah atas (B+) 4. Kelas menengah bawah (B) 5. Kelas bawah bagian atas (C+) 6. Kelas bawah bagian bawah (C) Masing – masing kelas tersebut memiliki karakter berbeda-beda, yang mempengaruhi cara pandang dan cara mereka membelanjakan uangnya. 7

6

Data dari setiap RT dari RW 012, Grogol selatan, 2009 Morrisan, Media penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan televisi, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2005,Hal 152 7

Karena karakteristik dan sifat penonton yang jumlahnya relatif banyak, mereka tidaklah bersifat pasif tetapi bersifat reaktif dalam hal menerima pesan yang di sampaikan dan sifat ini pasti beragam coraknya. Oleh karena

itu peneliti ingin mengetahui

bagaimana sambutan kaum suami usia 25 – 45 tahun yang tinggal di wilayah RW 012 kelurahan Grogol Selatan atas kehadiran tayangan program situasi komedi Suami-Suami Takut Istri pada saat ini, baik opini yang dikemukakan secara lisan maupun tertulis.

Maka dari uraian diatas peneliti menetapkan judul skripsi ini adalah sebagai berikut:

"OPINI KAUM SUAMI RW 012 KELURAHAN GROGOL SELATAN PADA TAYANGAN SITKOM SUAMI – SUAMI TAKUT ISTRI

DI TRANS TV”

( Studi Deskriptif Opini Kaum Suami Usia 25 – 45 Tahun RW 012 Kelurahan Grogol Selatan )”

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Opini Kaum Suami Usia 25 – 45 Tahun RW 012 Kelurahan Grogol Selatan Pada Tayangan Sitkom Suami - Suami Takut Istri yang ditayangkan TRANS TV ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui opini kaum suami yang berusia 25-45 tahun RW 012 Kelurahan Grogol Selatan mengenai tayangan situasi komedi Suami - Suami Takut Istri yang ditayangkan di stasiun TRANS TV.

1.4 Signifikansi Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan manfaat positif secara akademis dan praktis.

1.4.1 Signifikansi Akademis Hasil Penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap kajian mengenai opini kaum pria pada program tayangan televisi, dalam hal ini situasi komedi Suami-Suami Takut Istri di TRANS TV. Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan maupun memberikan manfaat serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi di perpustakaan.

1.4.2 Signifikansi Praktis 1. Penulisan berharap penelitian ini bisa berguna bagi masyarakat untuk lebih menyeleksi tayangan - tayangan televisi, dan berani bersikap menolak tayangan - tayangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan, informasi serta pertimbangan bagi insan pertelevisian diindonesia khususnya kepada pihak yang memproduksi program Suami - Suami Takut Istri yang ada di TRANS TV agar

kedepannya dapat memberikan sajian yang lebih baik, bermanfaat, informatif dan dapat menghibur masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi Massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah, tabloid, dan lain - lain) maupun elektronik (Televisi, radio, internet, dan lain - lain). Yang di kelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Pesan - pesannya bersifat umum dan disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Menurut Bittner (1980:10) definisi komunikasi massa adalah “ mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people “ ( Komunikasi massa adalah pesan yang disampaikan melalui media massa kepada khalayak ). 8

8

Jalaluddin Rahkhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya Bandung, 2004, hal 88.

Sementara itu pakar komunikasi lain Melvin L. DeFleur dan Dennis Dalam bukunya " Understanding Mass Communication " (1985), menggambarkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator - komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan -pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna - makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda - beda dengan melalui berbagai cara. Menurut DeFleur modelnya merupakan perluasan dari model - model yang dikemukakan ahli lain, dengan memasukkan

perangkat

media

massa

dan

perangkat

umpan

balik.

DeFluer

menggambarkan sumber ( Source ), pemancar (transmitter), penerima ( receiver), dan 10 sasaran (destination ) sebagai fase - fase terpisah dalam proses komunikasi massa. Dan penonjolan definisi ini terutama pada bagaimana sumber informasi ( media massa ) mengemas dan menyajikan isi pesan. Dengan cara gaya tertentu menciptakan makna terhadap suatu peristiwa sehingga dapat mempengaruhi kahayak. 9

2.1.2 Teori S-O-R Peneliti memakai Model teori Stimulus Organisme Response (S-O-R), Kaitan antara teori ini dengan penelitian peneliti mengenai opini kaum suami usia 25 – 45 tahun di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan pada tayangan situasi komedi Suami - Suami Takut Istri adalah karena model teori menjelaskan tentang pengaruh atau rangsangan yang terjadi pada pesan yang disampaikan kepada pihak penerima (receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu dari stimulus (rangsangan) tertentu. Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa pengaruh tersebut terjadi 9

Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta 2003, hal. 3.24

tergantung pada isi dan penyajian stimulus yang nantinya akan menimbulkan pendapat dari pihak penerima. Model S O R dapat digambarkan sebagai berikut: S ------ O ------ R Sebagaimana terlihat dalam gambar diatas, model ini memberikan gambaran tentang tiga (3) element penting: Stimulus (S), yakni pesan ; Oraganisme (O) dalam hal ini pihak penerima (receiver); dan Response (R) yakni akibat atau pengaruh yang terjadi. 10 1. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. 2. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. 3. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). 4. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku). Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat

10

Sasa Djuarsa Sendjadja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003, hal 3.24

meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting. Proses perubahan perilaku berdasarkan teori SOR ini dapat digambarkan seperti dibawah (lihat bagan). Stimulus ================> - Perhatian - Pengertian - Penerimaan

Reaksi Tertutup ( Perubahan Sikap ) Reaksi Terbuka ( Perubahan Praktek )

2.1.3 Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa disini, dibatasi pada lima jenis media massa dikenal sebagai the big live of mass media, yakni Koran, Majalah, Radio, Televisi, dan film. Berikut ini adalah tujuh ciri khas atau karakteristik dari komunikasi massa. Yakni :11 1. Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujukan kekhalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, serta tidak mengenal batas geografis kultural. 2. Bentuk kegiatan komunikasi melalui media massa bersifat umum, bukan perorangan atau pribadi. 3. Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas. 4. Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah. 11

Ibid. hal 7.5

5.

Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan terencana, terjadwal, dan terorganisasi.

6. Penyampaian pesan melalui media massa yang dilakukan secara berkala. 7. Isi pesan yang disampaikan melalui media massa dapat mencakup berbagai aspek kehidupan manusia ( sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain - lain).

Khalayak akan tertarik membaca surat kabar / majalah, menonton suatu program acara

TV

atau mendengarkan siaran radio, apabila isi pesan yang disampaikan media

tersebut mengandung unsur - unsur sebagai berikut :12 1. Novely ( Sesuatu yang Baru) Sesuatu yang baru merupakan unsur terpenting bagi suatu pesan media. Khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program acara

TV ,

mendengarkan siaran radio

atau membaca kabar / majalah apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui. 2. Jarak ( Dekat atau Jauh ) Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat dipublikasinya peristiwa itu, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal - hal yang berhubungan langsung dengan kepentingan, kehidupan dan lingkungannya.

3. Popularitas

12

Ibid. hal 7.15

Peliputan tentang tokoh, organisasi / kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan menarik perhatian khalayak. Suatu perampokan akan menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak bila terjadi dirumah seorang menteri. Khalayak akan mencari berita tentang perkembangan mengenai kasus selebritis. 4. Pertentangan Hal - hal yang mengungkapkan pertentangan baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan pendapat dan nilai biasanya disukai oleh khalayak. Sebagai contoh perbedaan pendapat tentang perlu tidaknya pemilihan presiden secara langsung akan menarik perhatian khalayak. 5. Komedi (Humor) Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal - hal lucu dan menyenangkan. Oleh karena itu, bentuk - bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor disenangi khalayak. 6. Seks dan Keindahan Salah satu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan, sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal. Karena unsur seks dan keindahan bersifat universal dan menarik perhatian khalayak, maka media massa seringkali menonjolkan kedua unsur ini. 7. Emosi Hal - hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar manusia, seringkali menimbulkan emosi dan simpati khalayak. Kebutuhan dasar manusia mencakup kebutuhan fisik (papan, sandang dan pangan ), rasa aman, sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Peristiwa -peristiwa yang menyentuh kebutuhan dasar tersebut akan

menimbulkan emosi sekaligus simpati khalayak seperti korban bencana banjir, korban perang Amerika Serikat dengan Iran, dan sebagainya. 8. Nostalgia Pengertian nostalgia disini adalah menunjuk pada hal - hal yang mengungkapkan pengalaman dimasa lalu. Misalnya orang yang lahir pada tahun 1940-an akan menyukai lagu - lagu terkenal pada tahun 1960-an. 9. Human Interest Setiap orang pada dasarnya ingin mengetahui segala peristiwa atau hal yang menyangkut kehidupan orang lain. Gambar tentang kehidupan orang ini dapat dikemas dalam bentuk berita, feature, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya.

2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa Secara garis besar fungsi komunikasi massa terdapat dua fungsi yaitu : fungsi terhadap masyarakat dan fungsi terhadap individu. Menurut Lasswell dan Wright (1975) ada empat fungsi sosial yaitu: 13 1. Pengawasan Lingkungan Upaya pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi didalam dan diluar lingkungan suatu masyarakat. 2. Korelasi

antara

lingkungannya.

13

Ibid. hal 7.22

bagian

dalam

masyarakat

untuk

menanggapi

Meliputi interpretasi terhadap informasi dan preskripsi (memberi petunjuk atau alternatif ) untuk mencapai konsesus dalam upaya mencegah konsekuensi konsekuensi yang tidak diinginkan akan terjadi karena adanya informasi tentang lingkungan tersebut. Apabila berita disajikan dengan publisitas yang berlebihan dapat menimbulkan mobilisasi yang berlebihan pula. Pelaksanaan fungsi korelasi ini dilakukan oleh media massa melalui aktivitas editorial. Kegiatannya adalah melakukan interpretasi terhadap suatu kejadian sesuai dengan keinginan dan pemikiran masyarakat. 3. Sosialisasi atau pewarisan nilai - nilai Upaya transmisi dan pendidikan nilai - nilai serta norma - norma dari suatu generasi kepada generasi berikutnya atau dari suatu kelompok yang baru. 4. Hiburan Upaya - upaya komunikatif yang bertujuan memberikan hiburan pada khalayak luas.

Menurut Paul F. Lazasfeld dan Robert K. Merton ( 1971 ) ada dua fungsi sosial komunikasi massa, yaitu : 14 1. Mengukuhkan status Diberikan pada ide - ide, isu - isu, orang - orang, organisasi, atau gerakan tertentu. Setiap ide - ide, isu, atau orang - orang tertentu yang dilaporkan atau dimuat oleh media massa akan memiliki prestos sendiri. 2. Memperkokoh norma - norma sosial

14

Ibid. Hal 7.24

Media massa akan memuat atau melaporkan penyimpangan -penyimpangan dari norma -norma yang ada dimasyarakat. Berkaitan dengan penyimpangan, Lazasfeld dan R. K. Merton menambahkan adanya istilah " narcotizing dysfunction " atau racun pembius. Berita media massa dapat menimbulkan gejolak yang mengganggu keamanan umum, kecemasan, dan kepanikan, atau tidak menghibur tetapi menyesatkan.

Sementara itu fungsi komunikasi massa terhadap individu menurut Decker (1985 ), yaitu : 15 1. Pengawasan atau pencarian informasi 2. Mengembangkan konsep diri 3. Fasilitas dalam hubungan sosial 4. Substitusi dalam hubungan sosial 5. Membantu menlegakan emosi 6. Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan 7. sebagai bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi. 2.1.5 Media Komunikasi Massa. Terbagi dalam 3 jenis, yaitu : 1. Televisi 2. Radio 3. Media Cetak / Surat Kabar

2.1.6 Efek Komunikasi Massa 15

Ibid. Hal 7.26

Samuel L.

Komunikasi massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan Proses sosial kearah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Pengaruh atau efek yang dimaksud, beberapa jenis komunikasi tentang beberapa isu tertentu menimbulkan perhatian pada beberapa jenis manusia atas dasar beberapa jenis efek 16. Efek komunikasi massa akan dilihat dari dua aspek yaitu :

A. Efek Komunikasi Massa sebagai Objek Fisik Menurut Steven H Chaffee efek komunikasi massa sebagai objek fisik ada 4 (empat), yaitu : 1. Efek Ekonomis Kehadiran komunikasi massa menimbulkan efek secara ekonomis, yaitu menggerakan usaha dalam berbagai sektor seperti produksi distribusi dan konsumsi jasa media massa. 2. Efek Sosial Kehadiran media massa membawa perubahan pada struktur atau interaksi sosial. Pemilihan media massa ini secara tidak langsung telah meningkatkan status pemiliknya. 3. Efek pada penjadwalan kegiatan Kehadiran media massa ternyata dapat mengubah jadwal kegiatan sehari-hari khalayak. 4. Media massa sebagai penyaluran perasaan tertentu Sering kali orang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tertentu seperti kesepian, marah, bosan, dan sebagainya tanpa mempersoalkan pesan apa yang disampaikan. Memutar radio atau menonton televisi tanpa menaruh perhatian pada acara 16

Helena Olii, Opini Publik, PT INDEKS, Jakarta, 2007. hal 54

yang disiarkan merupakan cara-cara untuk menghilangkan perasaan kecewa, marah, bosan dan lain-lain.

B. Efek Pesan Media Massa Efek penyebaran pesan melalui media massa terhadap khalayak mencakup aspek Kognitif, Afektif, dan Konatif. 17 1. Efek Kognitif Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.

2. Efek Afektif Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. 3. Efek Konatif Efek ini merajuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.

2.2 Televisi Sebagai Media Massa. 2.2.1 Pengertian Televisi Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk, suara dan gambar secara umum, baik terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. 18 17

Jalaludin Rakhmat, Op.Cit. hal 219

Televisi terdiri dari kata " Tele " yang berarti jauh dan " Visi " yang berarti penglihatan. 19 Masyarakat dapat menikmati siaran televisi mampu menjangkau wilayah wilayah pelosok dengan menggunakan satelit. Kehadiran media televisi menjadi bagian yang sangat penting karena sebagai sarana untuk berinteraksi satu dengan lainnya dalam berbagai hal yang menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang suatu isu yang sedang terjadi dibelahan dunia. Selain itu media televisi sebagai sarana tayang realitas sosial menjadi penting artinya bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam kehidupan sosialnya. Pemantauan ini bisa dalam bentuk perilaku, mode, bahkan sikap terhadap ideologi tertentu. Pada akhirnya efek ( dampak ) media televisi bagi masyarakat sebagai alat atau sarana untuk mencapai tujuan hidup manusia , baik untuk kepentingan politik maupun perdagangan, bahkan melakukan perubahan ideologi serta tatanan nilai budaya manusia yang sudah ada sejak lama.

2.2.2 Karakteristik Televisi Karakteristik yang dimiliki oleh televisi disebut sebagai " Faktor waktu ". Dalam hal faktor waktu ini media perekaman video maupun film juga memiliki karakteristik demikian, dengan kondisi faktor waktu tadi tentu saja sangat berpengaruh terhadap apa yang akan disajikan melalui media yang bersangkutan, artinya apabila kita akan memproduksi acara apakah bersifat hiburan, harus selalu difikirkan agar khalayak penonton mudah mengerti pada setiap tingkat atau bagian informasi yang disampaikan.

18 19

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Onong Uchjana Effendy.Op.cit, hal 24

2.2.3 Kekurangan Dan Kelebihan Televisi Seperti media massa pada umumnya, televisi juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Keunggulan televisi dapat dilihat dari sisi programatis dan teknologis. 20

Keunggulan televisi dari sisi programatis : 1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi meskipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realistis, dan tidak terbatas. 2. Memiliki khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya, dan intim. 3. Memiliki tokoh berwatak (riil maupun direkayasa), sementara media lain (film) hanya memiliki bintang yang direkayasa.

Sedangkan keunggulan televisi dari sisi teknologis, siaran televisi dapat menjangkau wilayah yang sangat luas dalam waktu yang bersamaan (mampu menguasai ruang). Televisi juga memiliki daya rangsang yang sangat tinggi, sehingga dapat mendorong pemirsa untuk mendapatkan informasi dan berinteraksi secara langsung. Namun dibalik kelebihannya, televisi juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan ini berkaitan langsung dengan kelebihannya. Kelemahannya yaitu : 1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai objek yang pasif, sebagai penerima pesan.

20

A.Alatas Fahmi : Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997 hal.30-32

2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan budaya dan peradaban yang ada diwilayah jangkauannya. 3. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat dan budaya khalayak pemirsanya. Hal ini pada gilirannya melahirkan pro dan kontra tentang implikasi kultural dari televisi. 4. Kecenderungan para pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihan-kelebihan televisi

dan

berorientasi

pada

pertimbangan

komersil/bisnis

sehingga

mengenyampingkan faktor pendidikan 5. Sebagai media massa elektronik dan bertumpu kepada teknologi modern, maka televisi menjadi media dengan proses produksi yang mahal. 21

2.2.4 Fungsi Televisi Fungsi televisi mempunyai tiga fungsi, yakni ; fungsi penerangan, fungsi pendidikan, dan fungsi hiburan. 22 1. Fungsi Penerangan Televisi merupakan media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat didalamnya, yaitu : Immediacy dan Realism. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung, seolah-olah mereka berada ditemapt peristiwa itu terjadi. Sedangkan

21

Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2004,Hal 7 Darwanto Sastro Subroto, Multi Media Training Center, Produksi Acara TV, Duta Wacana University,1994,Hal.15-17 22

Realism mengandung makna kenyataan dimana televisi menyiarkan inforamsi secara audio visual sesuai dengan fakta. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan stasiun televisi menyiarkan inforamsi dalam bentuk siaran pandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi dengan gambar-gambar yang sudah tentu faktual. 2. Fungsi Pendidikan Sebagai media massa, televisi meruapkan sarana yang ampuh untuk menyiarakan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara stimultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat. Televisi menyiarkan acara – acara tertentu yang mengandung pendidikan, seperti kuis dan sebagainyayang disebut educational television (ETV), yaitu cara pendidikan yang disisipkan kedalam siaran yang sifatnya umum. Karena keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan lagi, sehingga dinamakan sarana pendidikan jarak jauh yang disebut instruction television (ITV). 3. Fungsi Hiburan Fungsi hiburan yang melekat pada siaran televisi sangat dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup serta suara bagaikan kenyataan dan dapat di nikmati sekalipun oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang tuna aksara. Dalam perkembangan televisi, setelah komunikasi elektronik melalui media televisi itu dipandukan dengan komputer yang berkembang pula secara luar biasa, sehingga

menjadi komunikasi, maka semakin terasa oleh masyarakat efeknya, baik dalam bentuk efek kognitif, efek afektif, maupun efek konatif (efek behavioral).

2.2.5 Khalayak Televisi Dengan berbagai fungsi media massa seperti diuraikan diatas, maka akan mengakibatkan terjadinya hubungan komunikator dengan khalayak penonton, sehingga akan melibatkan berbagai lapisan masyarakat, dari mereka yang berusia anak - anak sampai yang berusia lanjut. Serta mereka yang berpendidikan rendah sampai pendidikan tinggi dan sebagainya. Hal yang demikian itu, akan mengakibatkan tumbuhnya kepercayaan diri mereka, sehingga memudahkan untuk menerima ransangan tertentu yang akhimya mengakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan - kebutuhan kehidupan yang lebih penting lagi semakin meninggkatnya wawasan hidup mereka yang berarti pula akan memperluas bidang kegiatan. Heterogenitasnya khalayak penonton tadi dapat dibagi menjadi menurut kelompok tertentu seperti: 1. Usia Kependudukan 2. Jenis Kelamin 3. Lokasi dan tempat tinggal 4. Tempat Pekerjaan 5. kelornpok social 6. Kepentingan Rekreasi 7. Kelompok Suku dan Bahasa.

Hal

ini

dapat

dinyatakan

oleh

K.

Avery

didalam

penulisannya

Communication and the media, Avery menggolongkan khalayak menjadi: 1. Selective Attention Golongan ini termasuk golongan yang mau menerima pesan -pesan tetapi hanya yang dimintai saja. 2. Selective Perseption Golongan ini termasuk mereka yang berbeda persepsinya dalam menanggapi suatu pesan. 3. Selective Retention Golongan ini termasuk golongan yang hanya mengingat apa yang perlu diingat saja terutama kalau erat kaitannya dengan kepentingan mereka.

2.3 Program Televisi 2.3.1 Pengertian Program Televisi Ada dua jenis program

TV,

yaitu : Berita dan Non Berita, program berita

TV

menyajikan

informasi baik yang keras (baru saja terjadi). Dan informasi ringan. Sedangkan program TV

non berita adalah seperti: Drama ( sinetron, film, sinema ), musik, variety show, quiz

show, game show dan reality show. Perbedaan karakteristik dari acara Berita dan Non berita:23

23

Morissan, Op.Cit. hal 102

Tabel 2.3.1 Acara Berita

Acara Non Berita

Sumber : Permasalahan Hangat Mengutamakan kecepatan aktualitas Isi pesan harus faktual Refleksi Penyajian kuat Isi pesan terikat pada Kode etik Jurnalistik Menggunakan Bahasa Jurnalistik

Sumber : Ide / Gagasan Mengutamakan keindahan Isi pesan bisa fiksi dan non fiksi Refleksi daya khayal kuat Isi pesan terikat pada moralitas Penggunaan bahasa tidak terbatas (dramatis)

2.3.2 Karakteristik Program Televisi Karakteristik program mengacu pada hal sebelumnya, program merupakan produk adalah output siaran televisi, maka dari itu kaidah siaran berlaku dimana program mempunyai sifat, diantaranya: 1. Informatif, dimana sebuah program siaran harus menginformasikan sebuah pesan untuk termuat dan ide - ide, gagasan dan opini. 2. Edukasi, dimana suatu program bersifat mendidik dan mengarahkan hal -hal yang positif. Program akan ditonton khalayak luas, maka prinsip program sama halnya dengan fungsi penyiaran yakni mendidik. 3. Persuasif, menghimbau, mengajak, dimana program bukan bersifat mempropokatif namun mengajak khalayak dengan baik untuk memahami suatu hal atau mengajak pemirsa pada hal - hal baik. 4. Akumulatif, menghitungkan. Karena khalayak terdiri dari demografi yang berbeda, salah satunya adalah usia. Meliput itu program harus diperhitungkan dan melihat segmentasi yang dituju agar tepat sasaran yang ingin ditujunya.

5. Komunikatif, program yang berhasil dan dapat dilihat dari antusias pemirsa yang menyaksikan suatu program. 6. Simulatif, memikat, merangsang, program dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian dan memikat khalayak untuk menyaksikan tayangan tersebut. Sehingga dapat meningkatkan rating dan sharing. 24

2.3.3 Jenis - Jenis, Format, Genre Program TV Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya pun beragam, berbagai jenis program dapat dikelompokan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:

1. Program Informasi Terbagi 2 (dua) yaitu : 25 1. Hard News ( Straight news. Feature, Infotainment) Berita harian atau berita hangat adalah berita yang perlu segera disampaikan kepada masyarakat. Corak berita semacam ini sangat terikat waktu, actual yang singkat. Berita hangat biasanya bersifat langsung. 2. Soft News (Current affair, Magazine, talk show, documenter ) Berita lunak yaitu berita yang bersangkut paut dengan kejadian-kejadian umum yang penting dimasyarakat. Berita-berita yang terpenting dan diperlukan namun tidak menimbulkan gejolak dan tidak melibatkan tokoh masyarakat atau orang termansyur. Dan bersifat tidak langsung. 24

Dedy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, Remaja Rosda Karya, 2003 Fred Wibowo, Tehnik Produksi Program Televisi,PINUS BOOK PUBLISHER, Yogyakarta, 2007, hal 135 25

2. Program Hiburan Terbagi dalam beberapa jenis, yaitu: 1. Musik 2. Drama 3. Permainan 4. Pertunjukan

Program situasi komedi Suami - Suami Takut Istri masuk dalam genre hiburan karena setiap alur cerita berbeda dari episode sebelumnya dan menceritakan tentang kisah kehidupan para kaum suami yang takut dengan istri mereka yang di dalam format tersebut terdapat satu atau lebih jalan cerita yang bersifat humor.

2.4 Program Situasi Komedi (Sitkom) Menurut Goodwin dan Whannel (1990) sitkom harus menunjukan struktur narasi simplistik yang melibatkan suatu masalah yang harus dipecahkan dalam program berdurasi setengah jam, yang diwujudkan dalam sebuh alur cerita yang memiliki urutan logis temporal. 26 Situasi komedi merupakan satu genre yang terdiri dari karakter-karakter yang tetap didalam suatu format dimana terdapat satu atau lebih jalan cerita yang bersifat humor.

26

Graeme burton, Membincangkan Televisi; Pengantar studi televisi, Jalasutra, Yogyakarta, 2007, hal.181

Situasi komedi merujuk pada pentingnya tokoh dalam memecahkan narasi tersebut. Ciri tokoh itulah yang membuat kita tertawa, ciri yang juga kerap menyebabkan munculnya masalah dan solusi. 27 Situasi komedi memiliki ciri-ciri yaitu : 1. Karakter tokohnya tetap 2. Terdapat konflik-konflik tertentu yang diangkat dalam ceritanya 3. Diakhir cerita terdapat kesimpulan yang eksplidit dan implisit 4. Menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita 5. Jalan cerita habis dalam 1 episode saja 6. Tetap berkesinambungan 7. Ensenble Cast Structure karakter-karakter ini merupakan perpaduan sifatsifat manusia pada umumnya. Diantaranya seperti yang sudah peneliti katakan diatas, yaitu : Naïve Fool, The Sage, The Comoc Relief. 28

Plot pendekatan formula sitkom menggunakan : a) Masalah timbul karena adanya kesalahan yang ingin disembunyikan b) Melindungi kerabat dekatnya c) Membenarkan suatu kesalahan sebelum diketahui orang lain d) Menyembunyikan keretakan hubungan e) Menjaga sesuatu yang bisa menguntungkan f) Memanfaatkan seseorang untuk mendapatkan keuntungan g) Menemukan sesuatu yag hilang

27 28

ibid Ponco Budi Sulistyo, Modul Produksi Non Berita, Broadcasting Universitas mercu Buana, Jakarta, 2006

h) Berusaha untuk memperbaiki situasi justru semakin memperburuk. 29

2.5 Opini Opini adalah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai, dan diharapkan seseorang dari objek - objek dan situasi tertentu. Jadi opini adalah pendapat seseorang yang keluar berdasarkan apa yang ia lihat, dengar dan rasa. Menurut Santoso Sastropoetro (1990) yang dikutip dari Cutlip dan Center (1961), Opini adalah suatu pernyataan tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini timbul sebagai hasil pembicaran tentang masalah yang kontroversial yang menimbulkan pendapat berbeda-beda.30 Jika dihubungkan dengan penelitian ini maka opini yang dimaksud adalah jawaban yang diberikan para responden kaum suami di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan pada tayangan situasi komedi Suami - Suami Takut Istri di TRANS TV. Opini juga dapat diartikan sebagai pendapat seseorang sebagai pernyataan sikapnya terhadap suatu hak atau peristiwa yang diungkapkan dengan lisan maupun tertulis. Pentingnya meneliti opini dalam tayangan situasi komedi Suami - Suami Takut Istri karena opini dari responden merupakan efek komunikasi atau hasil dari suatu komunikasi jika opini yang diberikan negatif maka efek komunikasi dari komunikasi massa tersebut adalah negatif. Dan tayangan dari situasi komedi Suami - Suami Takut Istri menjadi tayangan yang negatif, sebaliknya jika opini yang diberikan positif maka efek komunikasi dari komunikasi massa tersebut adalah positif.

29 30

ibid Helena Olii, Op.Cit, hal 33

Secara garis besar opini dapat didefinisikan sebagai apa yang dinyatakan oleh seseorang dalam menjawab suatu pertanyaan. Pada awalnya opini yang terbentuk berasal dari personal opinion atau opini persona, yaitu penafsiran individual mengenai berbagai masalah dimana terhadapnya tidak terdapat suatu pandangan yang sama. Opini yang dimiliki oleh seseorang adalah merupakan suatu bagian dari group opinion (opini kelompok) yang terdiri atas mayoritas opini dan minoritas opini. Dari situlah publik yang membentuk opini memiliki kepentingan-kepentingan umum yang mempersatukan anggota-anggotanya, menciptakan suatu kesamaan pandangan dan mengarah kepada kebulatan pendapat tentang persoalan, sehingga terbentuklah opini publik.31

2.5.1 Karakteristik Opini Beberapa karakteristik opini yang dipengaruhi oleh sejumlah faktor, yaitu : 32 1. Faktor Psikologis Sebenarnya tidak ada individu yang sama. Kalau ada yang sama karena hanya kemiripan saja, tetapi banyak perbedaan-perbedaan. Sehingga setiap individu berbeda dalam bentuk dan cara responnya terhadap stimulus yang menghampirinya. Perbedaanperbedaan yang berakar dari faktor psikologis inilah menyebabkan pemaknaan terhadap realistis faktual yang sama bisa menghasilkan penyandian yang berbeda. Dalam proses komunikasi fakta ditransformasikan menjadi simbol-simbol verbal, melalui konversi yang disebut selektivitas internal, kemudian jadilah realitas opini publik. Unsur-unsur yang bekerja dalam seleksi internal itu bisa meliputi dimensi pemikiran (kognitif), bisa juga dimensi emosi(afeksi).

31 32

Jurnal Universitas Kristen Petra, 2008 Helena Olii,Op.Cit. Hal 46

2. Faktor Budaya Pengertian budaya beragam. Umumnya, budaya diartikan sebagai seperangkat nilai yang dipergunakan untuk mengelola kehidupan manusia untuk memelihara hidupnya, menjaga dari gangguan internal maupun eksternal, dan mengembangkannya. Hasil kreativitas pengembangan kehidupan sehingga menjadi mode biasanya disebut ” peradaban ” nilai-nilai yang terhimpun dalam sistem budaya itu, oleh individu menjadi identitas sosialnya, menjadi ciri-ciri yang merupakan bagian dari anggota komunitas budaya tertentu. 3. Faktor Media Massa Interaksi antar media dengan lembaga-lembaga masyarakat, menurut Mayer (1998) menghasilkan produk isi media. Isi media berupa pesan-pesan dari masyarakat. Sejak tahun 1980 muncul riset baru. Yang diteliti bukan lagi pengaruh media pada masyarakat, melainkan apa yang dibuat masyarakat pada media. Asumsinya, masyarakat aktif mengubah makna dan dampak yang mereka terima lewat media. Banyak para ahli komunikasi, merasakan kepercayaan masyarakat kepada media massa cenderung lenyap. Pakar lain mengemukakan bukan saja kehilangan kepercayaan, tetapi frekuensi komunikasi memberikan informasi yanng berlebihan. Apabila media massa dikaitkan dengan opini publik, isi opini publik menjadi tidak signifikan dengan media massa. 2.5.2 Molekul Opini Opini merupakan tanggapan aktif terhadap rangsangan. Tanggapan disusul melalui interpretasi personal yang diturunkan dan akan menimbulkan perasaan, pikiran dan

kesudiannya terhadap sesuatu yang terjadi. Dalam mengetahui individu terhadap suatu objek, dapat dilihat dari tiga unsur yaitu:33

1. Kepercayaan Kepercayaan berkaitan erat dengan unsur kognitif dan mengacu kepada sesuatu yang diterima khalayak, benar atau tidaknya berdasarkan pengalaman masa lalu, pengetahuan dan informasi sekarang dan persepsi yang berkembang. 2. Nilai Melibatkan kesukaan-ketidaksukaan. cinta dan kebencian, hasrat dan ketakutan, bagaimana orang menilai sesuatu dan intensitas penilaiannya apakah kuat, lemah, netral. 3. Pengharapan Mengandung citra seseorang tetang apa keadaannya setelah tindakan dan Pengharapan, ditentukan dari pertimbangan terhadap sesuatu yang terjadi pada massa lalu, keadaan sekarang, dan sesuatu yang kira-kira akan terjadi jika dilakukan perbuatan tertentu.

Dari

ketiga unsur tersebut

dapat disimpulkan

bahwa opini

tidak

bias

dilepaskan dari kepercayaan. nilai dan pengharapan seseorang. Unsur kepercayaan terkait dengan unsur kognitif seseorang sedangkan nilai berkaitan dengan rasa suka atau tidak suka

seseorang

dan

pengharapan

berkaitan

dengan

hapan seseorang terhadap

suatu objek.

2.5.3 Batasan Opini

33

Betty Soemirat dan Eddy yehuda, Opini Publik, Universitas Terbuka, Jakarta,2004,hal 7.34

Opini adalah respon yang diberikan seseorang yaitu komunikan kepada komunikator yang sebelumnya telah memberi stimulus berupa pertanyaan. Bila kita membahas opini seringkali juga mengaitkannya dengan opini publik. Opini dan opini publik adalah hal yang berbeda. Yang dimaksud opini adalah pendapat seseorang atau opini individu. Selama opini merupakan opini seseorang (individual opinion), tidak akan menimbulkan permasalahan. Permasalahan akan timbul apabila opini itu menjadi opini publik, menyangkut orang banyak karena berkaitan dengan kepentingan orang banyak.34

2.5.4 Unsur Unsur Opini Ada beberapa unsur yang dimiliki sebuah opini, yaitu: 35 1. Opini dibentuk dari sekumpulan data dan fakta. 2. Opini merupakan rekonstruksi dari keadaan( daya berpikir dan daya abstraksi individu. 3. Opini merupakan reaksi atau sikap individu sebagai komunikator maupun komunikan.

2.5.5 Arah Opini Ada 3 ( tiga ) macam arah opini, yaitu : 36 1. Opini Positif Opini responden yang menanggapi atau merespon tayangan situasi komedi yang ditayangkan televisi swasta nasional jika perkembangannya dirasa positif bagi masyarakat. 2. Opini Netral

34

Ibid,hal 7.35 Phil Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek 1, Bina Cipta,1974, hal 56 36 Betty Soemirat dan Eddy Yehuda, Opini Publik, Universitas Terbuka, Jakarta, 2004, hal.2.24 35

Opini responden yang menanggapi atau merespon tayangan situasi komedi yang ditayangkan televisi swasta nasional jika perkembangannya dirasa biasa – biasa saja bagi masyarakat. 3. Opini Negatif Opini responden yang menanggapi atau merespon tayangan situasi komedi yang ditayangkan televisi swasta nasional jika perkembangannya dirasa negatif bagi masyarakat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sifat / Tipe penelitian Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Deskriptif yaitu hanya memaparkan gejala, fenomena, situasi atau peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Tetapi menitik beratkan kepada observasi dan suasana

alamiah. Penelitian Deskriftif ditujukan untuk : (1) mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi yang berlaku, (3) membuat perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang orang lain lakukan dalam menghadapi masalah dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.37 Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu data yang berhasil dikumpulkan, dikelompokan dan dijumlahkan sehingga menghasilkan angka – angka atau bilangan – bilangan yang mencerminkan jumlah responden secara keseluruhan. Selanjutnya mengambil kesimpulan dari data yang telah diolah dan disusun secara tabulasi.

3.2 Metode Penelitian Penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah metode survey, yaitu data dikumpulkan dari responden yang banyak 38 jumlahnya dengan menggunakan kuesioner. Salah satu keuntungan utama dari penelitian ini adalah mungkin pembuatan generalisasi untuk populasi yang besar. 38 Pengertian survey umumnya dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sample atas populasi untuk mewakili seluruh populasi. 39

37

. Jalaludin Rakhmat, Op.Cit, hal 24.

38 39

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Metode Penelitian Survey , LP3ES, Jakarta, 1995, hal 25 Ibid, hal 1

Metode survey menelaah, meneliti dan mengenal masalah – masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek yang sedang berlangsung. Karena dengan metode survey jauh lebih murah biayanya dan ketelitiannya lebih tinggi serta hasilnya lebih banyak yang diperoleh. 40 Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengetahui bagaimana opini pada program situasi komedi Suami - Suami Takut Istri di TRANS TV yang akan diisi oleh responden kaum suami yang berusia 25-45 tahun yang berdomisili di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan.

3.3 Tehnik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Guna mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini, maka penulis menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut : 3.3.1 Data Primer Dalam memperoleh data yang diinginkan, dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner yang seragam kepada setiap responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Pada penelitian survey, pengguna kuesioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa 40

Bambang Setiawan, Metode Penelitian Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta 1995, hal 40.

pertanyaan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet. Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan, dan juga memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin. Kuesioner akan dibagikan dan disisi oleh setiap responden. 41

3.3.2 Data Sekunder Data sekunder adalah data-data penelitian yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi atau tertulis dari berbagai bentuk cetakan, seperti buku-buku literature, majalah, internet, dan juga televisi. a. Studi Kepustakaan Untuk menunjang pengumpulan data dalam penelitian ini, penulis memperoleh data-data dengan cara membaca buku-buku kepustakaan serta buku-buku lain yang memiliki kaitan erat dengan permasalahan yang dibahas. b. Wawancara Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa responden tentang alasan responden memilih jawaban yang telah disediakan.

3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi

41

. Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, ALFABETA, Bandung, 1999, hal 135

Populasi adalah jumlah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua element yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. 42 Sementara itu Masri Singarimbun mengatakan populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri – cirinya akan diduga. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat hubungannya dengan masalah yang ingin dipelajari. Dalam penelitian fertilitas misalnya, suatu sample biasanya dipilih dari populasi kaum pria (25 – 45 tahun) sudah menikah.. 43 Populasi yang peneliti pilih dalam penelitian ini adalah kaum suami berusia 25-45 tahun RW 012 Kelurahan Grogol Selatan yang menjadi target pemirsa dari tayangan situasi komedi Suami - Suami Takut Istri. Dipilihnya kaum suami dikarenakan program situasi komedi Suami - Suami Takut Istri kurang lebih banyak disaksikan oleh kaum suami RW 012 yang terdiri dari 12 Rukun Tetangga. Berikut adalah data populasi penduduk ditiap RT di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan. Tabel 3.4.1 Populasi warga yang sudah memiliki KTP ditiap RT, di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan RT 01 RT 02 RT 03 RT 04 RT 05 RT 06 RT 07 RT 08 RT 09 42 43

Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hal 108. Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Op.Cit

Kaum suami Usia 25-45 th. 72 56 168 37 62 48 52 111 56

Total Keseluruhan tiap RT 345 268 951 166 365 218 251 694 263

RT 10 RT 11 RT 12 JUMLAH

121 50 40 873

750 223 179 4.673

Jumlah yang menjadi populasi yakni kaum pria (sudah menikah) berusia 25-45 tahun yang berdomisili diwilayah RW 012 Kelurahan Grogol Selatan tahun 2009 yang telah terdata. Total berjumlah 873 jiwa.44 Peneliti memilih kaum pria (sudah menikah) berusia 25-45 tahun di RW 012 sebagai populasi karena genre situasi komedi banyak disaksikan oleh kaum pria. Selain itu, jumlah populasi keseluruhan kaum pria yang berdomisili diwilayah tersebut cukup dan mempunyai status sosial yang beragam sehingga keragaman opini akan diperoleh penulis dari kuesioner yang disebar.

3.4.2 Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sample apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sample. 45 Jumlah responden yang dibutuhkan dalam penelitian ini dihitung dengan cara jumlah populasi kaum pria yang tercatat RW 012 Kelurahan Grogol Selatan pada tahun 2009 berjumlah 873 jiwa. Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek penelitiannya adalah kaum pria (sudah menikah) di RW 012, jumlahnya 873 jiwa. Untuk mendapatkan jumlah sample yang akan di survey, penulis menggunakan rumus Taro Yamane dengan nilai presisi 10%. n= 44 45

N

Data terakhir dari setiap RT di RW 012, Grogol Selatan, 2009 Suharsimi Arikunto, Op.cit.

Nd2 + 1 n = Sampel N = Jumlah Populasi d2 = Pr jadi n=

873

873x 0.01 + 1 =

873 8.73 + 1

=

873 9.73

= 89.8 dibulatkan menjadi 90

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sample yang akan diteliti dalam penelitian ini berjumlah 90 responden. Dalam penelitian ini peneliti mengambil sample sebanyak 90 orang karena dianggap mewakili penelitian. Rumus ini juga sesuai dengan table Yamane yang ada dibuku jalaludin Rakhmat. Tehnik pengambilan ini dilakukan dengan cara Purposive Sampling yaitu tehnik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu 46. Dalam penelitian ini, konsep dan tujuan penelitian ini adalah mencari opini atau pendapat dari kaum pria usia 25-45 tahun yang menonton tayang situasi komedi Suami - Suami Takut Istri, jadi sampel yang

46

Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998.hal 81

diambil adalah kaum pria yang menonton tayangan ini saja. Sehingga dapat menjawab kuesioner yang diberikan dengan baik.

3.5 Definisi Dan Operasional Konsep 3.5.1 Definisi Konsep 1. Opini adalah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai, dan diharapkan seseorang dari objek – objek dan situasi tertentu atau pendapat seseorang yang keluar berdasarkan apa yang ia lihat, dengar dan rasa. 2. Kaum pria yang dijadikan responden adalah kaum suami usia 25-45 tahun di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan. 3.5.2 Operasional Konsep Opini atau pendapat yang dimaksud adalah pendapat yang dikeluarkan oleh setiap anggota masyarakat di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan tentang perkembangan gejala yang terjadi pada program situasi komedi Suami - Suami Takut Istri di TRANS TV. Hasil penelitian yang berhasil dikumpulkan akan diukur menggunakan skala jumlahan, yang paling umum adalah skala interval yaitu setiap jawaban diberi nilai bilangan. Skala diasosiasikan dengan suatu format pertanyaan yang kerap digunakan dalam kuesioner. Pada dasarnya responden diwakili dengan sebuah petanyaan dalam suatu kuesioner dan diberi pertanyaan untuk mengindikasikan apakah responden tersebut “setuju(sesuai)”, “Ragu-Ragu”, “Tidak Setuju(Tidak sesuai)”. Modifikasi susunan katakata untuk membuat kategori jawaban juga dapat digunakan. 47 Jawaban paling tinggi

47

Earl Robert Babbie, Menerapkan Metode Penelitian Survey Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Palmall. Yogyakarta. 2006,hal.42

yaitu 3 untuk jawaban Ya, untuk jawaban ragu-ragu 2, dan untuk jawaban tidak 1, dan hasil yang diperoleh akan diklarifikasika Tabel 3.5.2 VARIABEL

- OPINI tayangan sitkom SSTI

DIMENSI - Terpaan Media

- Pendapat

INDIKATOR - Nonton program Suami suami takut istri

SKALA Likert Ya -2 Tidak -1

- Berapa kali menonton program Suami – suami takut istri dalam seminggu.

Sering -3 Kadang-Kadang - 2 Jarang -1

- Intensitas menonton Anda pada program Sitkom Suami-Suami Takut Istri

Keseluruhan Separuh < dari separuh

-3 -2 -1

- Opini tentang kesesuaian alur cerita dengan judulnya

Sesuai Ragu-Ragu Tidak Sesuai

-3 -2 -1

- Opini tentang kesesuaian antara akting atau peran para pemain dengan karakter tokoh dalam cerita tersebut

Sesuai Ragu-Ragu Tidak Sesuai

-3 -2 -1

- Opini tentang kesesuaian antara penempatan musik dengan alur cerita

Sesuai Ragu-Ragu Tidak Sesuai

-3 -2 -1

- Opini tentang ide Cerita yang diangkat

Menarik Ragu-Ragu Tidak Menarik

-3 -2 -1

- Opini tentang tayangan Suami-Suami Takut Istri dapat menambah pengetahuan bagi kaum suami

Ya Ragu-Ragu Tidak

-3 -2 -1

- Opini tentang adanya manfaat yang diberikan dari tayangan Suami-Suami Takut Istri

Sesuai Ragu-Ragu Tidak Sesuai

-3 -2 -1

- Opini tentang khalayak menilai tayangan sitkom Suami-Suami Takut Istri dapat menghibur

Ya Ragu-Ragu Tidak

-3 -2 -1

- Bagaimana pendapat Menarik tentang keseluruhan isi pada Ragu-Ragu tayangan Suami-Suami Tidak Menarik Takut Istri

-3 -2 -1

- Opini tentang gaya bicara Sesuai dalam dialog sitkom Suami- Ragu-Ragu Suami Takut Istri Tidak sesuai

-3 -2 -1

- Opini tentang cara berbusana yang dikenakan oleh tokoh dalam sitkom Suami-Suami Takut Istri

Sesuai Ragu-Ragu Tidak Sesuai

-3 -2 -1

- Opini pada tayangan sitkom Ya suami-suami takut istri Ragu – Ragu tentang karakter tokohnya Tidak tetap

-3 -2 - 1

- Opini pada tayangan suami- Ya suami takut istri terdapat Ragu – Ragu konflik-konflik tertentu Tidak yang diangkat dalam ceritanya

-3 -2 - 1

- Pada akhir cerita tayangan sitkom suami-suami takut istri apakah terdapat kesimpulan yang eksplisit dan implisit

Ya Ragu – Ragu Tidak

-3 -2 - 1

- Menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita

Ya Ragu – Ragu Tidak

-3 -2 - 1

- Opini pada tayangan sitkom Ya

-3

Ragu – Ragu Tidak

-2 - 1

- Opini pada tayangan sitkom Ya suami-suami takut istri Ragu – Ragu apakah tetap Tidak berkesinambungan

-3 -2 - 1

- Setiap karakter-karakter pada tayangan suami – suami takut istri merupakan perpaduan sifat-sifat manusia pada umumnya

-3 -2 -1

suami-suami takut istri tentang jalan cerita habis dalam 1 episode saja

Ya Ragu – Ragu Tidak

3.6 Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik. 48 Karena metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif artinya semua data dihimpun dan disusun secara sistematis, cermat dan untuk kemudian dipelajari dan dianalisa secara deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak mencari atau menjelaskan hubungan serta tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Pada penelitian ini, analisa dapat dilakukan setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, kemudian data diolah melalui tahap – tahap berikut : a. Data diolah dari jawaban para responden yang telah masuk setelah kuesioner dibagikan dengan cara manual, yaitu dengan menghitung jumlah jawaban untuk setiap kategori dari setiap pertanyaan yang diajukan.

48

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy, Op.cit.

b. Menyederhanakan data dalam bentuk table terlebih dahulu dengan membuat coding book dan coding sheet, hal ini dilakukan untuk mempermudah pembuatan table tunggal. c. Dari jawaban para responden kemudian data dianalisa kedalam table frekuensi data secara kuantitatif yang bersifat deskriptif. Dengan rumus tehnik analisis data : Interval = ( NT x P )-( NR x P ) Skala

NT = Nilai Tertinggi NR = Nilai Terendah P = Jumlah Pertanyaan Jadi, Interval = ( 3 x 17 )-( 1 x 17 ) 3 = 51 – 17 3 = 34

= 11.33 dibulatkan menjadi 11

3 Jadi, Opini Positif Opini Netral Opini Negatif

41 – 52 29 – 40 17 – 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Sitkom Suami – Suami Takut Istri Program situasi komedi Suami - Suami Takut Istri mengangkat fenomena suami-suami yang tinggal di suatu area perumahan. Mereka semua memiliki kesamaan yaitu berada di bawah dominasi istri-istri mereka. Perasaan senasib sepenanggungan ini tumbuh makin kuat, sehingga mereka membentuk aliansi tidak resmi bagi suami-suami yang takut istri ini. Mereka saling mendukung dan mencela, saling menguatkan agar tidak lagi mau ditindas, walaupun seringkali sang pemberi nasihat justru masih takut istri juga. Para istri di komplek perumahan tersebut juga membentuk perkumpulan yang sama. Mereka saling memberi dukungan agar tidak kehilangan kendali atas suami-suami mereka.

Tayangan situasi komedi Suami - Suami Takut Istri berangkat dari suatu asumsi di masyarakat tentang program ini yaitu adanya ketidakhormatan dan proses penindasan yang dilakukan oleh para istri terhadap suami mereka, banyak orang beranggapan bahwa tayangan ini di penuh adegan – adegan yang tidak patut dilakukan seorang istri terhadap suami dan anak terhadap ayah seperti menjewer, mencubit perut, menarik leher baju, bahkan ada yang menjambak rambut suaminya sambil menarik pulang ke rumah. Yang lebih parah lagi ditambahkan adegan si anak ikut menarik ayahnya bersama-sama dengan ibunya. Bila si istri menarik baju suaminya, si anak juga menarik baju ayahnya. Bila si istri mencubit perut suaminya, si anak juga mencubit perut ayahnya. Yang lebih parah lagi adalah adegan si istri memaki-maki suaminya diikuti oleh anaknya. Kaum suami yang seharusnya dihormati karena salah satu kewajiban seorang suami terhadap istrinya adalah menafkahi lahir bathin, memberikan tempat yang layak dan mendidik. Disinilah seorang laki-laki diberikan kelebihan dengan sikap pemberani untuk melindungi kaum hawa termasuk dalam mencari nafkah. Tayangan Suami - Suami Takut Istri adalah situasi komedi yang di tayangkan di TRANS TV setiap Senin hingga Jumat pukul 18.00 WIB sejak 15 Oktober 2007. Dengan target audience dari tayangan situasi komedi Suami - Suami Takut Istri adalah B+C ( male,female).

4.2 Gambaran Objek Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara meringkas hasil penelitian. Dalam hal ini penelitian yang dilakukan kepada para Suami

usia 25-45 tahun di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan dengan jumlah sample yang ditentukan sebanyak 90 orang. Analisa penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para Ibu-ibu di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan.

4.3 Identitas Responden Berdasarkan identitas responden, maka dapat dijelaskan dalam beberapa kriteria, yaitu : Usia, Pendidikan dan Jenis Pekerjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

4.3.1 Usia Tabel 4.3.1 Usia n= 90 USIA

RESPONDEN

%

25 - 30 31 - 36 37 - 45 Total

39 34 17 90

43.33 % 37.78 % 18.89 % 100 %

Sumber pertanyaan no.1

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.3.1, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 39 responden atau 43.33 % berusia diantara 25 – 20 tahun, sebanyak 34 responden atau 37.78 % berusia diantara 31 – 36

tahun, dan sebanyak 17 responden atau 18.89 % berusia diantara 37 – 45 tahun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak berdasarkan usia adalah responden yang berusia 25 – 30 tahun.

4.3.2 Pendidikan Terakhir Tabel 4.3.2 Pendidikan Terakhir n= 90 PENDIDIKAN SD SMP SMA Perguruan Tinggi Total

RESPONDEN 3 7 42 38 90

% 3.33 % 7.78 % 46.67 % 42.22 % 100 %

Sumber pertanyaan no.2

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.3.2, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 3 responden atau 3.33 % berpendidikan SD (Sekolah Dasar), sebanyak 7 responden atau 7.78 % berpendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama), sebanyak 42 responden atau 46.67 % berpendidikan SMA (Sekolah Menegah Atas), dan sebanyak 38 responden atau 42.22 % berpendidikan Perguruan Tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak berdasarkan pendidikan terakhir adalah responden yang memiliki pendidikan SMA.

4.3.3 Jenis Pekerjaan Tabel 4.3.3 Jenis Pekerjaan n=90 PEKERJAAN

RESPONDEN

%

PNS Wiraswasta Pegawai Swasta Buruh Pabrik Total

27 32 19 12 90

30 % 35.56 % 21.11 % 13.33 % 100 %

Sumber pertanyaan no.3

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.3.3, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 27 responden atau 30 % bekerja sebagai PNS , sebanyak 32 responden atau 35.56 % bekerja sebagai Wiraswasta, sebanyak 19 responden atau 21.11 % bekerja sebagai Pegawai Swasta, dan sebanyak 12 responden atau 13.33 % bekerja sebagai Buruh Pabrik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak berdasarkan jenis pekerjaan adalah responden yang bekerja sebagai Wiraswasta.

4.4 Terpaan Media Setelah mengetahui identitas responden, selanjutnya akan diuraikan bagian II yaitu mengenai pola menonton televisi yang pertanyaannya meliputi, frekuensi menonton televisi dalam sehari, juga frekuensi menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri dan intensitas menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri.

4.4.1 Menonton Televisi dalam sehari Tabel 4.4.1 Menonton Televisi dalam sehari

n=90 FREKUENSI MENONTON TV/HARI 1 – 3 Jam 3 – 5 Jam ›5 Jam Total

RESPONDEN 23 38 29 90

% 25.56 % 42.22 % 32.22 % 100 %

Sumber pertanyaan no.4

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.4.1, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 23 responden atau 25.56 % menonton televisi antara 1 – 3 jam dalam sehari, sebanyak 38 responden atau 42.22 % menonton televisi antara 3 -5 jam dalam sehari, dan sebanyak 29 responden atau 32.22 % menonton televisi antara 5 jam keatas dalam sehari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden yang menonton televisi dalam sehari hasilnya adalah merata.

4.4.2 Menonton sitkom Suami-Suami Takut Istri

Tabel 4.4.2 Menonton sitkom Suami-Suami Takut Istri n=90 FREKUENSI MENONTON Ya Tidak Total

RESPONDEN 90 0 90

% 100 % 0% 100 %

Sumber pertanyaan no.5

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.4.2, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 90 responden atau 100 % selalu menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri, Dan tidak ada responden yang tidak menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang lebih sering menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri.

4.4.3 Alasan menonton Tabel 4.4.3 Alasan menonton n=90 ALASAN MENONTON

RESPONDEN

%

Untuk memperoleh informasi Untuk memperoleh hiburan Untuk mengisi waktu luang

7 59 24 90

7.78 % 65.56 % 26.67 % 100 %

Total Sumber pertanyaan no.6

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.4.3, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 7 responden atau 7.78 % memilih alasan untuk memperoleh informasi, sebanyak 59 responden atau 65.56 % memilih alasan hanya untuk memperoleh hiburan, dan sebanyak 24 responden atau 26.67 % memilih alasan hanya untuk mengisi waktu luang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang memilih alasan hanya untuk memperoleh hiburan.

4.4.4 Menonton Sitkom Suami-Suami Takut Istri Tabel 4.4.4

Menonton Sitkom Suami-Suami Takut Istri n=90 FREKUENSI MENONTON/BULAN Sering Kadang-Kadang Jarang Total

RESPONDEN 71 16 3 90

% 78.89 % 17.78 % 3.33 % 100 %

Sumber pertanyaan no.7

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.4.4, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 71 responden atau 78.89 % sering menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri, sebanyak 16 responden atau 17.78 % kadang-kadang menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri, dan sebanyak 3 responden atau 3.33 % jarang menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang sering menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri atau menonton setiap episode-nya.

4.4.5 Intensitas Menonton Tabel 4.4.5 Intensitas menonton n=90 INTENSITAS MENONTON

RESPONDEN

%

Menonton kurang dari separuh program Menonton separuh program Menonton keseluruhan program

2 11 77 90

2.22 % 12.22 % 85.56 % 100 %

Total Sumber pertanyaan no.8

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.4.5, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 2 responden atau 2.22 % menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri kurang dari separuh program, sebanyak 11

responden atau 12.22 % menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri separuh program, dan sebanyak 77 responden atau 85.56 % menonton tayangan sitkom suamisuami takut istri keseluruhan program. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang menonton keseluruhan acara yang disajikan dalam tayangan sitkom suami-suami takut istri.

4.4.6 Menonton Dengan Siapa Tabel 4.4.6 Menonton Dengan Siapa n=90 MENONTON DENGAN SIAPA

RESPONDEN

%

Bersama Anggota keluarga Bersama teman sendiri

63 9 18 90

70 % 10 % 20% 100 %

Total Sumber pertanyaan no.9

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.4.6, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 63 responden atau 70 % menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri bersama anggota keluarga, sebanyak 9 responden atau 10 % menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri bersama teman, dan sebanyak 18 responden atau 20 % menonton tayangan sitkom suami-suami takut istri sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang menonton bersama keluarga setiap kali menyaksikan tayangan sitkom suami-suami takut istri.

4.5 Opini Kaum Suami Pada Tayangan Sitkom Suami-Suami Takut Istri Di Trans Tv. Setelah mengetahui identitas responden dibagian I, dan pola menonton televisi dibagian II berikut ini diuraikan pembahasan hasil penelitian dibagian III mengenai opini kaum suami pada tayangan sitkom suami-suami takut istri. Berikut ini penulis akan menguraikan hasil penelitian mengenai Opini kaum suami Pada Tayangan sitkom suamisuami takut istri, dengan hasil sebagai berikut:

4.5.1 Opini responden tentang kesesuaian antara alur cerita dengan judul. Tabel 4.5.1 Opini tentang kesesuaian antara alur cerita dengan judulnya. n=90 KESESUAIAN ALUR CERITA DENGAN JUDUL Sesuai Ragu - Ragu Tidak sesuai Total

RESPONDEN

%

84 6 0 90

93.33 % 6.66 % 0% 100 %

Sumber pertanyaan no.10

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.1, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 84 responden atau 93.33 % berpendapat bahwa tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai antara alur cerita dengan judulnya, sebanyak 6 responden atau 6.66 % ragu – ragu berpendapat bahwa tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai antara alur cerita dengan judulnya, dan tidak ada responden yang berpendapat bahwa tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak sesuai antara alur cerita dengan judulnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai antara alur cerita dengan judulnya.

4.5.2 Opini responden tentang kesesuaian antara akting dengan karakter tokoh dalam cerita. Tabel 4.5.2 Opini tentang kesesuaian antara akting dengan karakter tokoh dalam cerita n=90 KESESUAIAN AKTING PEMAIN RESPONDEN % Sesuai 71 78.88 % Ragu - Ragu 15 16.66 % Tidak sesuai 4 4.44 % 90 100 % Total Sumber pertanyaan no.11

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.2, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 71 responden atau 78.88 % berpendapat bahwa akting atau peran para pemain dalam tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita, sebanyak 15 responden atau 16.66 % ragu – ragu berpendapat bahwa akting atau peran para pemain dalam tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita, dan sebanyak 4 responden atau 4.44 % berpendapat bahwa akting atau peran para pemain dalam tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa akting atau peran para pemain dalam tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita.

4.5.3 Opini responden tentang kesesuaian penempatan musik dengan alur cerita. Tabel 4.5.3 Opini tentang kesesuaian penempatan musik dengan alur cerita n=90

FREKUENSI KESESUAIAN PENEMPATAN MUSIK DENGAN ALUR CERITA Sesuai Ragu - Ragu Tidak sesuai Total

RESPONDEN

%

61 22 7 90

67.77 % 24.44 % 7.77 % 100 %

Sumber pertanyaan no.12

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.3, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 61 responden atau 67.77 % berpendapat bahwa penempatan musik pada tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai dengan alur cerita, sebanyak 22 responden atau 24.44 % ragu – ragu berpendapat bahwa penempatan musik pada tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai dengan alur cerita, dan sebanyak 7 responden atau 7.77 % berpendapat bahwa penempatan musik pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak sesuai dengan alur cerita. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa penempatan musik pada tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai dengan alur cerita.

4.5.4 Opini responden tentang kesesuaian gaya bicara dalam dialog. Tabel 4.5.4 Opini tentang kesesuaian gaya bicara dalam dialog n=90

KESESUAIAN GAYA BICARA DALAM DIALOG Sesuai Ragu - Ragu Tidak Sesuai Total

RESPONDEN

%

85 3 2 90

94.44 % 3.33 % 2.22 % 100 %

Sumber pertanyaan no.13

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.4, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 85 responden atau 94.44 % berpendapat bahwa gaya bicara dalam dialog pada tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai, sebanyak 3 responden atau 3.33 % ragu – ragu berpendapat bahwa gaya bicara dalam dialog pada tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai, dan sebanyak 2 responden atau 2.22 % berpendapat gaya bicara dalam dialog pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa gaya bicara dalam dialog pada tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai.

4.5.5 Opini responden tentang kesesuaian cara berpakaian dengan karakter . Tabel 4.5.5 Opini tentang kesesuaian cara berpakaian dengan karakter n=90 KESESUAIAN CARA BERPAKAIAN Sesuai Ragu - Ragu Tidak Sesuai Total

RESPONDEN 87 3 0 90

% 96.66 % 3.33 % 0%(0) 100 %

Sumber pertanyaan no.14

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.5, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 87 responden atau 96.66 % berpendapat bahwa cara berpakaian dengan karakter pada tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai, sebanyak 3 responden atau 3.33 % berpendapat ragu - ragu bahwa cara

berpakaian dengan karakter pada tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai, dan tidak ada responden yang berpendapat bahwa tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak sesuai antara cara berpakaian dengan karakternya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa tayangan sitkom suami-suami takut istri sesuai antara cara berpakaian dengan karakternya.

4.5.6 Opini responden bahwa pada tayangan sitkom suami – suami takut istri karakter tokohnya tetap. Tabel 4.5.6 Opini bahwa karakter tokohnya tetap n=90 KARAKTER TOKOHNYA TETAP Ya Ragu - Ragu Tidak Total

RESPONDEN 73 14 3 90

% 68.88 % 15.55 % 3.33 % 100 %

Sumber pertanyaan no.15

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.6, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 73 responden atau 68.88 % berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri karakter tokohnya tetap, sebanyak 14 responden atau 15.55 % ragu – ragu berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri karakter tokohnya tetap, dan sebanyak 3 responden atau 3.33 % berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri karakter tokohnya tidak tetap. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri karakter tokonya tetap.

4.5.7 Opini responden bahwa dalam cerita tayangan sitkom suami – suami takut istri terdapat konflik – konflik tertentu. Tabel 4.5.7 Opini bahwa dalam cerita tayangan sitkom suami – suami takut istri terdapat konflik – konflik tertentu n=90 FREKUENSI PENGETAHUAN TENTANG ARTI CINTA Ya Ragu - Ragu Tidak Total

RESPONDEN

%

84 6 0 90

93.33 % 6.66 % 0%(0) 100 %

Sumber pertanyaan no.16

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.7, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 84 responden atau 93.33 % berpendapat bahwa dalam cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri terdapat konflik – konflik tertentu, sebanyak 6 responden atau 6.66 % berpendapat ragu - ragu bahwa dalam cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri terdapat konflik – konflik tertentu, dan tidak ada responden yang berpendapat bahwa dalam cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri terdapat konflik – konflik tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa dalam cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri terdapat konflik – konflik tertentu. 4.5.8 Opini responden akhir cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri terdapat kesimpulan yang eksplisit dan implisit. Tabel 4.5.8 Opini akhir cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri terdapat kesimpulan yang eksplisit dan implisit

n=90

AKHIR CERITA TERDAPAT KESIMPULAN YANG EKSPLISIT DAN IMPLISIT Ya Ragu - Ragu Tidak Total

RESPONDEN

%

76 12 2 90

84.44 % 13.33 % 2.22 % 100 %

Sumber pertanyaan no.17

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.8, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 76 responden atau 84.44 % berpendapat bahwa akhir cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri terdapat kesimpulan yang eksplisit dan implisit, sebanyak 12 responden atau 13.33 % ragu – ragu berpendapat bahwa akhir cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri terdapat kesimpulan yang eksplisit dan implisit, dan sebanyak 2 responden atau 2.22 % berpendapat bahwa akhir cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak terdapat kesimpulan yang eksplisit dan implisit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa akhir cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri terdapat kesimpulan yang eksplisit dan implisit.

4.5.9 Opini responden sitkom suami-suami takut istri menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita. Tabel 4.5.9 Opini tayangan sitkom suami-suami takut istri menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita n=90 MENONJOLKAN KARAKTER TERTENTU YANG MENJADI FOKUS CERITA Ya Ragu - Ragu

RESPONDEN

%

83 5

92.22 % 5.55 %

Tidak Total

2 90

2.22 % 100 %

Sumber pertanyaan no.18

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.9, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 83 responden atau 92.22 % berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita, sebanyak 5 responden atau 5.55 % ragu – ragu berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita, dan sebanyak 2 responden atau 2.22 % berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita.

4.5.10 Opini responden bahwa tayangan sitkom suami-suami takut istri jalan cerita habis dalam 1 episode saja. Tabel 4.5.10 Opini tayangan sitkom suami-suami takut istri jalan cerita habis dalam 1 episode saja n=90 JALAN CERITA HABIS DALAM 1 EPISODE Ya Ragu - Ragu Tidak Total Sumber pertanyaan no.19

RESPONDEN

%

87 3 0 90

96.66 % 3.33 % 0%(0) 100 %

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.10, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 87 responden atau 96.66 % berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri jalan cerita habis dalam 1 episode saja, sebanyak 3 responden atau 3.33 % berpendapat ragu - ragu bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri jalan cerita habis dalam 1 episode saja, dan tidak ada responden yang berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri jalan cerita habis 1 episode saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri jalan cerita habis 1 episode saja.

4.5.11 Opini responden bahwa tayangan sitkom suami-suami takut istri apakah tetap berkesinambungan ( bersambung ). Tabel 4.5.11 Opini tayangan sitkom suami-suami takut istri apakah tetap berkesinambungan ( bersambung ) n=90 TETAP BERKESINAMBUNGAN ( BERSAMBUNG) Ya Ragu - Ragu Tidak Total

RESPONDEN 90 2 4 90

% 93.33 % 2.22 % 4.44 % 100 %

Sumber pertanyaan no.20

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.11, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 84 responden atau 93.33 %

berpendapat bahwa

cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tetap

berkesinambungan (bersambung), sebanyak 2 responden atau 2.22 % ragu – ragu berpendapat bahwa cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tetap berkesinambungan (bersambung), dan sebanyak 4 responden atau 4.44 % berpendapat bahwa cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak berkesinambungan (bersambung). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tetap berkesinambungan (bersambung).

4.5.12 Opini responden bahwa setiap karakter-karakter pada tayangan suami – suami takut istri merupakan perpaduan sifat-sifat manusia pada umumnya.

Tabel 4.5.12 Opini bahwa setiap karakter-karakter pada tayangan suami – suami takut istri merupakan perpaduan sifat-sifat manusia pada umumnya n=90 SETIAP KARAKTER MERUPAKAN PERPADUAN SIFAT – SIFAT MANUSIA PADA UMUMNYA Ya Ragu - Ragu Tidak Total

RESPONDEN

%

74 11 5 90

82.22 % 12.22 % 5.55 % 100 %

Sumber pertanyaan no.21

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.12, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 74 responden atau 82.22 %

berpendapat bahwa setiap karakter – karakter pada tayangan sitkom suami-suami takut istri merupakan perpaduan sifat – sifat manusia pada umumnya, sebanyak11 responden atau 12.22 % ragu – ragu berpendapat bahwa setiap karakter – karakter pada tayangan sitkom suami-suami takut istri merupakan perpaduan sifat – sifat manusia pada umumnya, dan sebanyak 5 responden atau 5.55 % berpendapat bahwa setiap karakter – karakter pada tayangan sitkom suami-suami takut istri merupakan tidak adanya perpaduan sifat – sifat manusia pada umumnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa setiap karakter karakter pada tayangan sitkom suami-suami takut istri merupakan perpaduan sifat – sifat manusia pada umumnya.

4.5.13 Opini responden bahwa tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat menambah pengetahuan bagi kaum suami. Tabel 4.5.13 Opini tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat menambah pengetahuan bagi kaum suami n=90 MENAMBAH PENGETAHUAN BAGI KAUM SUAMI Ya Ragu - Ragu Tidak Total

RESPONDEN

%

77 5 8 90

85.55 % 5.55 % 8.88 % 100 %

Sumber pertanyaan no.22

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.13, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 77 responden atau 85.55 % berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri dapat menambah pengetahuan bagi kaum suami, sebanyak 5 responden atau 5.55 % ragu – ragu berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri dapat menambah

pengetahuan bagi kaum suami, dan sebanyak 8 responden atau 8.88 % berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak dapat menambah pengetahuan bagi kaum suami. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri dapat menambah pengetahuan bagi kaum suami.

4.5.14 Opini responden bahwa tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat memberikan manfaat bagi kaum suami. Tabel 4.5.14 Opini tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat memberikan manfaat bagi kaum suami n=90 MEMBERI MANFAAT BAGI KAUM SUAMI Ya Ragu - Ragu Tidak Total

RESPONDEN

%

76 4 10 90

84.44 % 4.44 % 11.11 % 100 %

Sumber pertanyaan no.23

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.14, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 76 responden atau 84.44 % berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri dapat memberikan manfaat bagi kaum suami, sebanyak 4 responden atau 4.44 % ragu – ragu berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri dapat memberikan manfaat bagi kaum suami, dan sebanyak 10 responden atau 11.11 % berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak dapat memberikan manfaat bagi kaum suami.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri dapat memberikan manfaat bagi kaum suami.

4.5.15 Opini responden bahwa tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat menghibur.

Tabel 4.5.15 Opini tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat menghibur n=90 DAPAT MENGHIBUR Ya Ragu - Ragu Tidak Total

RESPONDEN 85 3 2 90

% 94.44 % 3.33% 2.22 % 100 %

Sumber pertanyaan no.24

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.15, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 85 responden atau 94.44 % berpendapat bahwa

pada tayangan sitkom suami-suami takut istri dapat menghibur,

sebanyak 3 responden atau 3.33 % ragu – ragu berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri dapat menghibur, dan sebanyak 2 responden atau 2.22 % berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak dapat menghibur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa pada tayangan sitkom suami-suami takut istri dapat menghibur.

4.5.16 Opini responden tentang keseluruhan isi cerita pada tayangan Sitkom Suamisuami takut Istri. Tabel 4.5.16 Opini tentang keseluruhan isi cerita pada tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri n=90 FREKUENSI KESELURUHAN ISI

RESPONDEN

%

Menarik Ragu - Ragu Tidak Menarik

82 3 5

91.11% 3.33 % 5.55 %

Total

90

100 %

Sumber pertanyaan no.25

Berdasarkan hasil jawaban dari 90 responden yang menjadi sampel atau yang tertera pada tabel 4.5.16, maka dapat diuraikan bahwa sebanyak 82 responden atau 91.11 % berpendapat bahwa keseluruhan isi cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri menarik, sebanyak 3 responden atau 3.33 % ragu – ragu berpendapat bahwa keseluruhan isi cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri menarik, dan sebanyak 5 responden atau 5.55 % berpendapat bahwa keseluruhan isi cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tidak menarik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak adalah responden yang berpendapat bahwa keseluruhan isi cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri menarik.

4.6 Tabel Akumulasi Opini

No 1 2 3

Penilaian Interval Frekuensi Persentase Opini positif > 41 - 52 84 93.33 % Opini Netral > 29 - 40 5 5.55 % Opini Negatif 17 - 28 1 1.11 % Jumlah 90 100 % Berdasarkan dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah 90 responden yang memberikan

Opini pada tayangan sitkom suami-suami takut istri. Sebanyak 84

responden atau 93.33 % responden memberikan jawaban positif pada program tayangan sitkom suami-suami takut istri. Jadi dari hasil penelitian ini penulis menyimpulkan bahwa Opini kaum suami Usia 25-45 Tahun RW 012 Kelurahan Grogol Selatan Pada Tayangan sitkom suami-suami takut istri di TRANS TV menunjukan Opini positif.

4.7 Pembahasan Televisi merupakan bagian dari media komunikasi massa hingga saat ini terus menarik banyak perhatian masyarakat dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya. Dalam memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi, hiburan, pendidikan dan lain-lain. Televisi juga sebagai media elektronik yang bersifat audio visual, dimana berupaya untuk menciptakan berbagai macam program-program acara yang dapat menarik perhatian masyarakat. Berbagai jenis program acara yang ditayangkan oleh televisi seperti berita, musik, talkshow, variety show dan reality show yang saat ini sedang digandrungi oleh berbagai lapisan masyarakat. Peneliti menyebarkan kuesioner untuk diisi oleh para responden di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan, pada tanggal 05 – 10 Agustus 2009. setiap kuesioner dibagikan oleh peneliti dengan terlebih dahulu menanyakan apakah mereka pernah menonton dan mengetahui tayangan sitkom suami-suami takut istri.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana Opini Kaum suami pada tayangan sitkom suami-suami takut istri di TRANS TV. Apakah mereka mempunyai opini positif, opini netral atau opini negatif. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, mayoritas responden mempunyai opini yang baik pada tayangan sitkom suami-suami takut istri. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui pembahasan mengenai Opini Kaum suami pada tayangan sitkom suami-suami takut istri di TRANS TV, penulis membagi menjadi 3 (tiga) bagian sesuai dengan apa yang tertera didalam kuesioner yakni: Identitas Responden, Terpaan Media, dan Opini Kaum suami pada tayangan sitkom suami-suami takut istri. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 90 orang responden yang telah peneliti lakukan dilapangan maka diperoleh hasil bahwa mayoritas reponden Kaum suami usia 25 – 45 tahun RW 012 Kelurahan Grogol Selatan pada penelitian ini memberikan opini positif pada tayangan sitkom suami-suami takut istri sebanyak 93.33 %. Sehingga dapat dikatakan bahwa kaum suami yang menonton tayangan suami – suami takut istri menganggap adegan – adegan kekerasan dan pelecehan yang ada pada tayangan tersebut merupakan hal yang biasa, terbukti pada tabel 4.5.12 dimana 74 atau 82.22 % responden menyatakan bahwa setiap karakter pada tayangan suami-suami takut istri merupakan perpaduan sifat – sifat manusia pada umumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua karakter yang ada dalam suami – suami takut istri memang ada dalam masyarakat kita.

.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada Bab-bab sebelumnya, serta sesuai dengan tujuan penelitian dalam Bab 1, yaitu untuk mengetahui Opini Kaum Suami RW 012 Kelurahan Grogol Selatan pada Tayangan Sitkom Suami – Suami Takut Istri. Maka dari penelitian yang telah dilakukan terhadap Kaum Suami usia 25-45 tahun di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan dengan jumlah responden sebanyak 90 orang, dan berdasarkan hasil analisis pada Bab IV, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1.

Dengan penelitian ini menunjukan bahwa dengan tingginya tingkat frekuensi responden yang mengetahui tayangan sitkom suami – suami takut istri, tayangan ini memiliki potensi sebagai suatu tayangan yang dapat menghibur dan memberikan pengetahuan bagi kaum suami yang menyaksikannya. Hal ini dikarenakan kaum suami yang menonton tayangan ini hanya menganggap tayangan Suami - suami takut istri hanya sebagai hiburan semata. Hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4.3 dimana dari 59 responden atau 65.56 % memilih alasan menonton tayangan suami-suami takut istri hanya untuk memperoleh hiburan. Hasil yang didapat dalam penelitian ini berbeda dengan asumsi negatif yang beredar dimasyarakat tentang tayangan suamisuami takut istri, dikarenakan para kaum suami yang menonton tayangan suami-suami takut istri melihat tayangan ini hanya sebagai hiburan saja.

2.

Secara umum pengetahuan terhadap tayangan sitkom suami - suami takut istri pada responden cukup tinggi, Mayoritas responden mengetahui garis besar tentang tayangan sitkom suami – suami takut istri dan mengetahui keseluruhan isi dalam tayangan sitkom suami – suami takut istri.

3.

Setelah melihat tayangan sitkom suami – suami takut istri. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa opini dari Kaum Suami di RW 012 Kelurahan Grogol Selatan menunjukan opini positif dimana hasil penelitian tersebut terlihat pada tabel akumulasi opini pada tabel 4.6

5.2 Saran Setelah penulis melakukan penelitian dan hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis menyarankan hal – hal sebagai berikut : 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan, informasi serta pertimbangan bagi insan pertelevisian diindonesia khususnya kepada pihak yang memproduksi program Suami - Suami Takut Istri yang ada di TRANS TV agar kedepannya dapat memberikan sajian yang lebih dari sekedar hiburan tetapi juga bisa memberikan pendidikan , sebagaimana yang menjadi salah satu fungsi dari media massa. 2. Melihat hasil penelitian agar pihak yang memproduksi bisa lebih menyesuaikan penempatan musik dengan alur cerita, karena 22 atau 24,44% menjawab ragu – ragu tentang hal tersebut.

responden

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1997 Babbie, Earl Robert, Menerapkan Metodologi Penelitian Survey Untuk Ilmu–Ilmu Sosial, Palmall, Yogyakarta, 2006

Burton, Greame, Membincangkan Televisi, Pengantar Studi Televisi, Jalasutra, Yogyakarta, 2007 Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999 Fahmi, A Alatas, Bersama Televisi Merenda Wajah Bangsa, YPKMD, Jakarta, 1997 Morrisan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Prakarsa Jakarta, 2005 _______, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Prakarsa, Jakarta, 2004 Muda, Dedy Iskandar, Jurnalistik Televisi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003 Olii, Helena, Opini Publik, PT INDEKS, Jakarta, 2007 Rakhmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004 _______________, Metodologi Penelitian Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1998 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, ALFABETA, Bandung, 1999 Setiawan, Bambang, Metode Penelitian Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1995 Susanto, Phil Astrid. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, Bina Cipta, Jakarta, 1998 Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 1999 Subroto, Darwanto Sastro, Multimedia Training Center, Produksi Acara Televisi, Data Wacana University, 1994 Singarimbun, Masri dan Effendy, Sofyan, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1995 Soemirat, Betty dan Yehuda, Eddy, Opini Publik, Universitas Terbuka, Jakarta, 2004

Wibowo, Fred, Tehnik Produksi Program Televisi, PINUS BOOK PUBLISHER, Yogyakarta, 2007

Sumber Lain -

Data terakhir dari setiap RT di RW 012, Jakarta Selatan, 2009

-

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran.

-

Ponco Budi Sulistyo, Modul Produksi Non Berita, Broadcasting Universitas mercu Buana, Jakarta, 2006

-

http://www.transtv.co.id

-

http://id.wikipedia.org/wiki/Suami-suami Takut Istri

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Tempat / Tgl. Lahir Jenis Kelamin Kewargenegaraan Agama Status Alamat

No. Telp

: Rengga Tunggala : Jakarta, 16 Juli 1984 : Laki - Laki : Indonesia : Islam : Single : Jl. Budi Mulia Rt. 015 Rw. 010 No. 21 Pademangan Barat Jakarta Utara : ( 021 ) 70532860

PENDIDIKAN

1. Tamat SDN 06 Petang……………......Jakarta Selatan lulus tahun 1996 2. Tamat SMP Kesatuan…………...……...Jakarta Barat lulus tahun 1999 3. Tamat SMA Pandu….........................................Bogor lulus tahun 2002

Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sesungguhnya.

Hormat Saya,

( Rengga Tunggala)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA

________________________________________________________________________

KUESIONER Survey Opini Kaum Suami RW 012 Kelurahan Grogol Selatan Pada Tayangan Situasi Komedi Suami-Suami Takut Istri

Assalamualaikum Wr.Wb. Sebelumnya saya berterima kasih atas kesediaan bapak untuk menjawab survey dibawah ini. Adapun survey ini tujuannya untuk melengkapi tugas skripsi saya di Universitas Mercu Buana, Jakarta, bidang studi Broadcasting.

Bapak tinggal menjawab saja pertanyaan-pertanyaan dibawah ini. Ada tiga pilihan yang bisa Bapak pilih, tentunya yang cocok dengan jawaban Bapak atau paling tidak mendekati. Jika tidak ada pilihan yang cocok, Bapak bisa pilih ragu-ragu. langsung beri tanda silang saja ( X ) pada jawaban yang Bapak pilih. Kejujuran Bapak dalam memilih jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dibawah ini, sangat penting dalam keberhasilan penelitian saya. Sebelumnya, mohon Bapak mengisi biodata untuk informasi diri. Atas perhatian dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih banyak. Wassalammualaikum Wr.Wb.

Salam Hormat,

Rengga Tunggala

No.Responden

JUDUL PENELITIAN OPINI KAUM SUAMI USIA 25 - 45 TAHUN RW 012 KELURAHAN GROGOL SELATAN PADA TAYANGAN SITUASI KOMEDI SUAMI-SUAMI TAKUT ISTRI DI TRANS TV

Nama : Tempat Tinggal : 20. IDENTITAS RESPONDEN 1. Berapa Usia Bapak ? a. 25 - 30 tahun

b. 31 - 36 tahun c. 37 - 45 tahun 2. Pendidikan Terakhir ? a. SD b. SMP c. SMA d. Perguruan Tinggi, lainnya.... 3. Jenis pekerjaan ibu ? a. PNS b. Wiraswasta c. Pegawai Swasta d. Buruh Pabrik

21. PEMILIKAN DAN TERPAAN MEDIA 4. Seberapa sering Bapak menonton TV dalam sehari ? a. 1 - 3 Jam b. 3 – 5 Jam c. 5 Jam ke atas 5. Apakah Anda menonton program Sitkom Suami-Suami Takut Istri ? a. Ya c. Tidak 6. Apa alasan Anda menonton Program Sitkom Suami-Suami Takut Istri ? a. Untuk memperoleh informasi b. Untuk memperoleh hiburan c. Mengisi waktu luang 7. Berapa kali Anda menonton program Sitkom Suami-Suami Takut Istri dalam seminggu? a. 5 kali dalam seminggu b. 4 kali dalam seminggu c. 3 kali dalam seminggu d. 2 kali dalam seminggu e. 1 kali dalam seminggu

8. Bagaimana Intensitas menonton Anda pada program Sitkom Suami-Suami Takut Istri? a. Menonton kurang dari separuh program b. Menonton separuh program c. Menonton keseluruhan program 9. Dengan siapa biasanya Anda menonton Program Sitkom Suami-Suami Takut Istri? a. Bersama anggota keluarga b. Bersama teman c. Sendiri III. OPINI KAUM SUAMI PADA TAYANGAN PROGRAM SITKOM SUAMI_SUAMI TAKUT ISTRI DI TRANS TV 10. Bagaimana opini atau pendapat Anda pada tayangan Sitkom Suami-Suami Takut Istri tentang kesesuaian antara alur cerita dengan judulnya ? a. Sesuai b. Ragu-Ragu c. Tidak Sesuai 11. Bagaimana opini atau pendapat Anda pada tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri tentang kesesuaian antara akting atau peran para pemain dengan karakter tokoh dalam cerita tersebut ? a. Sesuai b. Ragu-Ragu c. Tidak Sesuai 12. Bagaimana opini atau pendapat Anda pada tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri tentang kesesuaian antara penempatan musik dengan alur cerita ? a. Sesuai b. Ragu-Ragu c. Tidak Sesuai 13. Menurut anda bagaimana gaya bicara dalam dialog tayangan Sitkom Suamisuami takut Istri ? a. Sesuai b. Ragu-Ragu c. Tidak Sesuai 14. Menurut anda cara berpakaian dalam tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri? a. Sesuai b. Ragu-Ragu c. Tidak Sesuai 15. Menurut anda pada tayangan sitkom suami-suami takut istri tentang karakter tokohnya tetap ? a. Ya b. Ragu-Ragu c. Tidak

16. Menurut anda dalam cerita pada tayangan suami-suami takut istri terdapat konflik-konflik tertentu yang diangkat di dalamnya ? a. Ya b. Ragu-Ragu c. Tidak 17. Menurut anda dalam akhir cerita pada tayangan sitkom suami-suami takut istri apakah terdapat kesimpulan yang eksplisit dan implisit ? a. Ya b. Ragu-Ragu c. Tidak 18. Menurut anda sitkom suami-suami takut istri menonjolkan karakter tertentu yang menjadi fokus cerita ? a. Ya b. Ragu-Ragu c. Tidak 19. Menurut anda apakah pada tayangan sitkom suami-suami takut istri jalan cerita habis dalam 1 episode saja ? a. Ya b. Ragu-Ragu c. Tidak 20. Menurut anda pada tayangan sitkom suami-suami takut istri apakah tetap berkesinambungan ( bersambung ) ? a. Ya b. Ragu-Ragu c. Tidak 21. Menurut anda apakah setiap karakter-karakter pada tayangan suami – suami takut istri merupakan perpaduan sifat-sifat manusia pada umumnya ? a. Ya b. Ragu-Ragu c. Tidak 22. Menurut Anda apakah tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat menambah pengetahuan bagi kaum suami ? a. Ya b. Ragu-Ragu c. Tidak 23. Menurut Anda apakah tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat mem berikan manfaat bagi kaum suami ? a. Ya b. Ragu-Ragu c. Tidak 24. Menurut Anda apakah tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri dapat menghibur ? a. Ya b. Ragu-Ragu c. Tidak 25. Bagaimana opini atau pendapat anda tentang keseluruhan isi pada tayangan Sitkom Suami-suami takut Istri ? a. Menarik b. Ragu-Ragu c. Tidak Menarik

CODING SHEET Lampiran Opini Kaum Suami RW 012 Kelurahan Grogol Selatan Pada Tayangan Sitkom Suami - Suami Takut Istri No.Responden 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 2 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3

3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

6 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

7 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3

9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

11 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

12 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3

13 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

14 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3

15 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

16 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Jumlah 28 48 44 48 48 48 48 44 48 44 29 46 48 44 47 46 48 48 31 46 47 48 47 48 48 42 39 48 48 48 48

32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3

2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3

38 48 46 48 46 48 48 48 46 43 48 48 46 46 46 48 45 43 46 48 48 46 40 48 48 46 48 48 47 48 35 44 47 47 47 48

68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 Total

Skor 1 Skor 2 Skor 3

Skor 1 (dalam persen) Skor 2 (dalam persen)

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

1 2 3 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 1 1 3 3 2 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3

3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3

1 3 3 3 1 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3

3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3

264

247

235

263

267

250

264

254

261

267

260

249

249

246

263

257

2 4 15 71 90

3 7 21 62 90

4 2 3 85 90

5 0 3 87 90

6 3 14 73 90

7 0 6 84 90

9 2 5 83 90

10 0 3 87 90

11 4 2 84 90

12 5 11 74 90

13 8 5 77 90

14 10 4 76 90

15 2 3 85 90

16 5 3 82 90

10 0,00 3,33

11 4,44 2,22

1 0 6 84 90 1 0,00 6,67

2 3 4 4,44 7,78 2,22 16,67 23,33 3,33

8 2 12 76 90

5 6 7 8 9 0,00 3,33 0,00 2,22 2,22 3,33 15,56 6,67 13,33 5,56

12 13 14 15 5,56 8,89 11,11 2,22 12,22 5,56 4,44 3,33

16 5,56 3,33

41 46 48 46 41 48 47 48 48 31 48 46 48 47 48 47 48 45 33 47 48 44 48 4091

Skor 3 (dalam persen) 93,33 78,89 68,89 94,44 96,67 81,11 93,33 84,44 92,22 96,67 93,33 82,22 85,56 84,44 94,44 91,11 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

TABEL AKUMULASI OPINI 17 – 29 - 40

1

1

1

>41 - 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1

1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

5

89

CODING SHEET Lampiran

:Data Responden dan Terpaan Media Pertanyaan

No.Responden 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 1 2 1 2 1 2 3 1 3 1 1 3 2 1 2 2 1 3 1 1 2 3 1 3 2 1 2 1 1 2 1

2 3 3 4 3 4 3 1 3 2 4 3 3 4 3 3 3 4 2 4 3 3 1 3 2 3 4 3 3 4 4 3

3 3 2 1 2 3 2 4 2 4 1 2 3 1 2 2 3 1 4 2 3 2 4 2 4 3 1 3 2 2 1 3

4 2 1 2 2 3 1 2 3 2 3 2 1 2 2 3 1 2 3 3 1 2 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2

5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2

7 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 3 1

32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69

3 2 1 2 3 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 3 2 1 3 2 1 2 3 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 3 2 1 3

2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 1 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3

4 2 1 2 4 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 4 1 1 3 2 2 2 4 1 2 1 2 2 1 2 2 3 1 2 3 1 1 3

2 1 3 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 3 2 3 1 2 2 1 1 3 2 1 3 2 1 1 2 3 1 2 3 1 2 3 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 2 1 2 3 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 3 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3

2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2

70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

2 1 3 2 1 2 1 2 1 3 1 2 1 3 2 1 3 2 1 2 1

3 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3

2 1 4 1 3 1 2 1 3 1 3 1 3 1 4 1 3 1 3 1 4

1 2 2 3 2 3 1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 3 2 2 2 3 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5

Usia 39 34 17 0 0 90

Pendidikan 3 7 42 38 0 90

Pekerjaan 27 32 19 12 0 90

Menonton Tv 23 38 29 0 0 90

Menonton SSTI 90 0 0 0 0 90

Alasan 7 59 24 0 0 90

Berapa kali Menonton SSTI 71 16 3

Usia Skor 1 (dalam persen) 43,33 Skor 2 (dalam persen) 37,78 Skor 3 (dalam persen) 18,89 Skor 4 (dalam persen) Skor 5 (dalam persen) 100

Pendidikan 3,33 7,78 46,67 42,22

Pekerjaan 30,00 35,56 21,11 13,33

Menonton Tv 25,56 42,22 32,22

Menonton SSTI 100,00

Alasan 7,78 65,56 26,67

Berapa kali Menonton SSTI 78.89 17.78 3.33

100

100

100

100

100

100

90

Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5

Usia 25 - 30 31 - 36 37 - 45

Pendidikan SD SMP SMA P.T

Pekerjaan Menonton Tv Menonton SSTI PNS 1 - 3 Jam Ya Wiraswasta 3 - 5 Jam tidak P.swasta 5 Jam ke atas B.pabrik

Alasan Informasi Hiburan Waktu Luang

Brp kali Menonton SSTI Sering Kadang-Kadang Jarang

8 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

9 1 1 3 1 2 1 1 1 1 3 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 1 3 2 1 1 1 3 1 1 1 3

3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3

1 1 3 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 1 3 1 1 2 1 1 3 1 1 1 1 3 1 1 1 3 1 1 1 1 2 3

3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3

1 1 2 1 3 1 1 3 1 1 1 3 2 1 1 1 3 1 1 1 3

Intensitas 2 11 77 0 0 90

Dengan Siapa 63 9 18 0 0 90

Intensitas 2,22 12,22 85,56

Dengan Siapa 70,00 10,00

100

100

Intensitas Dengan Siapa < Separuh Prog keluarga Separuh Prog teman Seluruh Prog Sendiri

Life Enjoy

" Life is not a problem to be solved but a reality to be experienced! "

Get in touch

Social

© Copyright 2013 - 2024 KUDO.TIPS - All rights reserved.