Transcript
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP)
BUKU PUTIH SANITASI (BPS)
DISIAPKAN OLEH KELOMPOK KERJA (POKJA) SANITASI KABUPATEN SAMOSIR 2014
Disiapkan Oleh Pokja Saniasi Kabupaten Samosir
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira tersusunnya “Buku Putih Sanitasi Kabupaten Samosir” Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2014 membutuhkan upaya penanganan sanitasi yang lebih terencana, terukur, terintegrasi serta sistematis sehingga dapat dihasilkan pembangunan yang lebih tepat sasaran karena sesuai dengan kebutuhan daerah. Penyusunan Dokumen Buku Putih Sanitasi oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi merupakan bagian awal dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kabupaten Samosir, sebelum dirumuskannya Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) serta Memorandum Program Sanitasi (MPS). Buku Putih Sanitasi merupakan hasil pemetaan situasi dan kondisi sanitasi yang representatif karena memuat data dasar mengenai kondisi obyektif, permasalahan serta kebutuhan sanitasi dasar di Kabupaten Samosir, sehingga memposisikan dokumen ini sebagai acuan strategis dalam perencanaan pembangunan sektor sanitasi. Penyelesaian dokumen ini tentu saja bukanlah hal yang mudah, terutama karena adanya berbagai keterbatasan, baik ketersediaan data dan informasi sanitasi maupun alokasi waktu bagi Pokja dengan Tugas Pokok dan Fungsi yang juga menuntut perhatian. Namun dengan berbagai keterbatasan tersebut, Pokja Sanitasi telah bekerja keras dan berupaya berbuat yang terbaik, terutama demi perubahan kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Samosir yang lebih baik. Untuk itu Saya menyampaikan apresiasi atas terselesaikannya dan terpublikasikannya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Samosir yang selanjutnya akan menjadi salah satu pijakan bagi penyusunan dokumen berikutnya, yaitu Strategi Sanitasi Kabupaten. Besar harapan Saya adanya respon yang sifatnya positif dari berbagai pihak guna mendukung upaya-upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Samosir. Terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi kita sekalian.
Pangururan,
2014
BUPATI SAMOSIR
Ir. MANGINDAR SIMBOLON, MM
1
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF Deklarasi pembangunan milenium berpihak pada pemenuhan hak-hak dasar manusia yang mengarah kepada peningkatan kualitas hidup, dan dituangkan dalam tujuantujuan Millenium Development Goals (MDGs) khususnya yang terkait dengan Butir 7 Target ke-10 MDGs, yakni “mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak punya akses berkelanjutan pada air yang aman diminum dan sanitasi yang layak pada tahun 2015”. Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005-2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah dan implementasi terhadap implementasi Program Nasional tersebut telah pula ditetapkan pada Rencana Pembangunan Nasional Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 yang difokuskan pada Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP). Buku Putih Sanitasi sebagai wadah dokumentasi yang memetakan dan mengkaji status sanitasi menjadi sangat urgen dan merupakan awal dari rangkaian kegiatan penyusunan dokumen perencanaan sanitasi yakni Strategi Sanitasi Kabupaten dan Memorandum Program Sanitasi. Monitoring, evaluasi, implementasi maupun penyusunan dokumen dari tahap awal menjadi suatu rangkaian proses yang dilakukan dengan berupaya mengakomodir berbagai kebutuhan masyarakat beserta stakeholders lainnya, serta mensinergikan dengan berbagai program dan kegiatan pemerintah guna mencapai tujuan-tujuan strategis yang telah ditetapkan. Dengan prinsip button up dan topdown, melalui pendekatan empirik bersifat lokal akan menjadi warna dalam penyepakatan-penyepakatan berbagai Program Pembangunan Sektor Sanitasi, perumusan Strategi Sanitasi serta yang paling awal adalah penyusunan Dokumen Buku Putih Sanitasi. Wilayah kajian Buku Putih Sanitasi di Kabupaten Samosir meliputi 9 (sembilan) Wilayah, yakni: Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Kecamatan Harian, Kecamatan Sitio-Tio, Kecamatan Onan Runggu, Kecamatan Nainggolan, Kecamatan Palipi, Kecamatan Ronggor Nihuta, Kecamatan Pangururan, dan Kecamatan Simanindo. Dari hasil studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 diketahui bahwa kondisi sanitasi dalam tatanan rumah tangga masih sangat memerlukan perhatian serius. Setidaknya terdapat 37,3% masyarakat yang masih melakukan BABS, sekitar 97,9% masih belum melakukan pengelolaan sampah, 99,6% masyarakat masih tidak melakukan CTPS di lima waktu penting dan terdapat 23,0% pencemaran karena pada SPAL.
2
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Permasalahan mendesak Air Limbah Domestik, Persampahan dan Drainase Perkotaan Permasalahan mendesak Air Limbah Domestik
1.
2. 3. 4. 5.
6. 7.
8. 9.
Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Samosir sebagian besar masih menggunakan on-site sistem (setempat) dimana limbah buangan langsung dialirkan ke septik tank, ataupun langsung ke sungai, danau, atau ke saluran irigasi tanpa pengelolaan terlebih dahulu sehingga berpotensi mencemari air tanah, sungai dan danau; Perlunya pembangunan IPAL Kumunal dan Terpusat; Permasalahan sanitasi selama ini belum menjadi program prioritas SKPD terkait yang ada di Kabupaten Samosir; Mobil tinja belum ada di Kabupaten Samosir sehingga menjadi kendala dalam hal penanganan penyedotan tinja; Dari hasil studi EHRA Tahun 2014 menunjukkan bahwa dari 65,3% masyarakat yang memiliki septik tank, terdapat sebesar 33,6% yang belum memenuhi standard teknis; Belum ada Peraturan Daerah secara khusus tentang pengelolaan air limbah domestik; Belum optimalnya kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan dan pengelolaan air limbah domestik. Berdasarkan hasil studi EHRA Tahun 2014, bahwa 23,8% yang memiliki saluran pembuangan air limbah selain tinja; Seluruh Kapal Motor (KM) belum memiliki sarana pengelolaan air limbah cair dan padat; Belum tersedia informasi tentang penetapan status lingkungan berdasarkan standart baku lingkungan disuatu kawasan.
Permasalahan Mendesak Persampahan
Permasalahan mendesak Drainase
1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang lebih layak masih sangat rendah sehingga penyuluhan di sektor persampahan masih perlu digiatkan; 2. Belum adanya aturan daerah yang mengatur mengenai pengelolaan persampahan yang bersifat mengikat dan mengatur perilaku pengolahan sampah masyarakat, industri dan fasilitas medis; 3. Penambahan Jumlah penduduk dan komsumsi masyarakat secara umum berdampak pula pada peningkatan produksi sampah; 4. Belum adanya dokumen perencanaan seprti master plan persampahan, business plan persampahan, yang dibutuhkan untuk merencanakan program peningkatan pengelolaan persampahan sesuai dengan visi dan misi daerah serta arah pengembangan pembangunan Kabupaten Samosir; 5. Kurangnya jumlah sarana & prasarana persampahan sehingga terjadi penumpukan sampah (truk sampah, TPS dan alat berat); 6. Belum adanya lokasi TPA yang bersifat permanen.
1. Belum ada aturan yang bersifat mengatur dan mengikat masyarakat/swasta untuk menyediakan sarana dan prasarana drainase di lingkungan mereka; 2. Pengelolaan drainase lingkungan yang dilakukan selama ini oleh instansi terkait terfokus pada perencanaan dan pembanagunan, sedangkan pada tataran pemeliharaan tidak lagi dilaksanakan.
3
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Area Berisiko Sanitasi
4
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar........................................................................................................................ i Ringkasan Eksekutif ................................................................................................................ ii Daftar Isi .................................................................................................................................. v Daftar Tabel ............................................................................................................................. vii Daftar Peta .............................................................................................................................. ix Daftar Gambar ......................................................................................................................... x Daftar Istilah ............................................................................................................................ xi BAB 1: PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1 1.2 Landasan Gerak ...................................................................................................... 3 1.2.1 Pengertian Dasar Sanitasi .............................................................................. 3 1.2.2 Lingkup Wilayah ............................................................................................. 4 1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................................................. 6 1.4 Metodologi ............................................................................................................... 7 1.4.1 Metode ............................................................................................................ 7 1.4.2 Jenis Data ....................................................................................................... 7 1.4.3 Proses Penulisan/Dokumentasi Buku Putih Sanitasi ...................................... 8 1.4.4 Proses Penyepakatan Buku Putih Sanitasi ..................................................... 9 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain ........................ 10 BAB 2: GAMBARAN UMUM WILAYAH ................................................................................ 14 2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik................................................................ 14 2.1.1 Geografis ........................................................................................................ 14 2.1.2 Kondisi Fisik.................................................................................................... 15 2.1.3 Administrasi .................................................................................................... 15 2.2 Demografi ................................................................................................................ 19 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah ..................................................................... 22 2.3.1 Keuangan Daerah ........................................................................................... 22 2.3.2 Belanja Modal Sanitasi ................................................................................... 24 2.3.3 Data Perekonomian Kabupaten Samosir ........................................................ 27 2.4 Tata Ruang Wilayah ................................................................................................ 28 2.4.1 Kebijakan Dan Strategi Umum........................................................................ 28 2.4.2 Rumusan Kebijakan dan Strategi Umum Pengembangan Pemanfaatan Ruang ................................................................................................................................. 29 2.4.3 Konsep Pemanfaatan Ruang .......................................................................... 31 2.4.4 Konsep Pembentukan Struktur Wilayah Fungsional ....................................... 33 2.4.5 Konsep Struktur Pusat-Pusat Kegiatan .......................................................... 34 2.4.6 Kriteria Lingkungan Permukiman Dan Kawasan Pusat Kegiatan .................. 37 2.4.7 Pengelolaan Dampak Lingkungan .................................................................. 38 2.4.8 Kawasan Rawan Bencana Alam..................................................................... 39
5
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
2.5 Sosial Budaya .......................................................................................................... 42 2.5.1 Kondisi Pendidikan ......................................................................................... 42 2.5.2 Penduduk Miskin ............................................................................................ 43 2.5.3 Perumahan ..................................................................................................... 44 2.5.4 Kesehatan ...................................................................................................... 46 2.6 Kelembagaan Pemerintahan Daerah ....................................................................... 47 2.7 Komunikasi dan Media............................................................................................. 51 BAB 3: GAMBARAN UMUM WILAYAH ................................................................................ 52 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi ........................................................................................... 53 3.2 Prilaku Hidup Bersih dan Sehat ............................................................................... 55 3.2.1 Tatanan Rumah Tangga................................................................................. 56 3.2.2 Tatanan Sekolah ............................................................................................ 64 3.3 Pengelolaan Air Limbah Domestik ........................................................................... 67 3.3.1 Kelembagaan ................................................................................................. 67 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan .................................................................... 71 3.3.3 Peran Serta Masyarakat ................................................................................. 83 3.3.4 Komunikasi dan Media ................................................................................... 89 3.3.5 Peran Swasta ................................................................................................. 90 3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan ......................................................................... 91 3.3.7 Permasalahan Mendesak ............................................................................... 93 3.4 Pengelolaan Persampahan ..................................................................................... 94 3.4.1 Kelembagaan ................................................................................................. 94 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan .................................................................... 99 3.4.3 Peran Serta Masyarakat ................................................................................. 105 3.4.4 Komunikasi dan Media ................................................................................... 107 3.4.5 Peran Swasta ................................................................................................. 108 3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan ......................................................................... 109 3.4.7 Permasalahan Mendesak ............................................................................... 112 3.5 Pengelolaan Drainase Perkotaan ............................................................................ 113 3.5.1 Kelembagaan ................................................................................................. 113 3.5.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan .................................................................... 115 3.5.3 Peran Serta Masyarakat ................................................................................. 120 3.5.4 Komunikasi dan Media ................................................................................... 121 3.5.5 Peran Swasta ................................................................................................. 122 3.5.6 Pendanaan dan Pembiayaan ......................................................................... 122 3.5.7 Permasalahan Mendesak ............................................................................... 125 3.6 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi................................................................. 126 3.6.1 Pengelolaan Air Bersih ................................................................................... 126 3.6.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga ........................................... 128 3.6.3 Pengelolaan Limbah Medis ............................................................................ 129
6
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
BAB 4: PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN .................................................................................................................................. 130 4.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi ....................................... 130 4.1.1 Pengertian PHBS ........................................................................................... 130 4.1.2 Indikator Nasional Tentang PHBS .................................................................. 131 4.1.3 Manfaat PHBS ................................................................................................ 131 4.1.4 Kegiatan PHBS dan Promosi Higiene Yang Sedang Berjalan........................ 135 4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik ...................................................... 137 4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan ................................................................ 143 4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Perkotaan ....................................................... 144 4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi................................................................. 155 BAB 5: AREA BERISIKO SANITASI ..................................................................................... 162 LAMPIRAN.............................................................................................................................. 174
7
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
DAFTAR TABEL 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) Di Wilayah Kabupaten Samosir ......................................... 14 2.2 Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan Dan Jumlah Kelurahan ........................................ 16 2.3 Jumlah Penduduk Dan Kepadatannya 3-5 Tahun Terakhir ............................................. 20 2.4 Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun .......................................... 21 2.5 Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Samosir Tahun 2009-2013 ............................ 23 2.6 Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Samosir Tahun 2010-2013 .. .................................................................................................................................................. 25 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Samosir Tahun 2010-2013 ... .................................................................................................................................................. 26 2.8 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Samosir Tahun 2009-2013 ................................. 26 2.9 Realisasi Dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Kapita ....................................................... 27 2.9.a Peta Perekonomian Kabupaten Samosir Tahun 2009-2013 ........................................... 28 2.10.a Luas Wilayah Pemanfaatan Maksimal ........................................................................... 32 2.10.b Kondisi Eksisting Dan Rencana Pusat Pelayanan di Kabupaten Samosir .................... 37 2.10.c Kondisi Pergerakan Tanah dan Rawan Gempa di Kabupaten Samosir ........................ 39 2.11 Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kabupaten Samosir ............................................ 42 2.12 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan ....................................................................... 43 2.12.a Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Kabupaten Samosir 2008-2012 ........ 44 2.12.b Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera/KS I Menurut Kecamatan Di Kabupaten Samosir 2008-2012 ................................................................................................................................ 44 2.13 Jumlah Rumah Per Kecamatan Di Kabupaten Samosir Tahun 2012 .............................. 45 2.13.a Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas Kecamatan Di Kabupaten Samosir Tahun 2012 ................................................................................................................ 45 2.13.b Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum Di Kabupaten Samosir Tahun 2012.......................................................................................................................................... 46 2.13.c Banyaknya Kesehatan Pemerintah Di Kabupaten Samosir Tahun 2012 ....................... 47 2.13.d Banyaknya Fasilitas Kesehatan Pemerintah Dan Swasta Di Kabupaten Samosir Menurut Jenisnya Tahun 2012 ............................................................................................................... 47 2.14 Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi ............................................................................. 51 2.15 Media Komunikasi Dan Kerjasama Terkait Sanitasi ........................................................ 51 3.1 Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih Dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/MI ........... 66 3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (Tingkat Sekolah/Setara: SD/MI) ................................ 67 3.3 PHBS Terkait Sanitasi Pada Sekolah Dasar /MI ............................................................ 67 3.4 Daftar Pemangku Kepentingan Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik .................................................................................................................................................. 69 3.5 Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Samosir ................................. 70 3.6 Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Yang Ada Di Kabupaten Samosir ..................... 75 3.7 Kondisi Prasarana Dan Sarana Air Limbah Domestik ...................................................... 82 3.8 Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat) ............................ 84 3.9 Pengelolaan Sarana Air Limbah Domestik Oleh Masyarakat ........................................... 87 3.10 Penyedia Layanan Air Limbah Domestik Yang Ada Di Kabupaten Samosir .................... 90 3.11 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Air Limbah Domestik.................................... 92
8
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah ...................................................................... 92 3.13 Permasalahan Mendesak ................................................................................................. 93 3.14 Daftar Pemangku Kepentingan Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Persampahan ........... 96 3.15 Daftar Peraturan Terkait Sanitasi ..................................................................................... 97 3.16 Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada di Kabupaten Samosir............................ 104 3.17 Kondisi Prasarana Dan Sarana Persampahan Yang Ada Di Kabupaten Samosir ........ 105 3.18 Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat ..................................... 106 3.19 Pengelolaan Sarana Persampahan Oleh Masyarakat ................................................... 107 3.20 Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Persampahan Di Kabupaten Samosir ....... 109 3.21 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Persampahan ........................................... 110 3.22 Rekapitulasi Realisasi Dan Potensi Retribusi Persampahan......................................... 110 3.23 Permasalahan Mendesak ................................................................................................. 3.24 Daftar Pemangku Kepentingan Yang Terlibat Dalam Pengelolaan Drainase Perkotaan ............................................................................................................................................... 114 3.25 Daftar Peraturan Terkait Drainase Perkotaan................................................................ 114 3.26 Luas Wilayah Genangan ............................................................................................... 116 3.27 Kondisi Sarana Dan Prasarana Drainase Yang Ada Di Kabupaten Samosir ................ 116 3.28 Daftar Program/Kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat)........................... 120 3.29 Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan Oleh Masyarakat ......................................... 121 3.30 Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Ada Di Kabupaten Samosir ............................................................................................................................................... 122 3.31 Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Drainase Perkotaan................................................ 123 3.32 Realisasi Dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan .................................................... 124 3.33 Permasalahan Mendesak .............................................................................................. 125 3.34 Sistem Penyediaan Dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Samosir .......................... 128 3.35 Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Samosir ............................... 128 3.36 Pengelolaan Limbah Medis Di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan ........................................ 129 4.1 Rencana Program Dan Kegiatan PHBS Terkait Sanitasi Tahun 2015 .......................... 133 4.2 Kegiatan PHBS Terkait Sanitasi Yang Sedang Berjalan ............................................... 136 4.3 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2015 ........ 138 4.5 Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Yang Sedang Berjalan............................. 143 4.4 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2015................... 143 4.6 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Tahun 2015 ....... 144 4.7 Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Tahun 2015 ....... 145 4.8 Kegiatan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Sedang Berjalan .............................. 154 4.9 Rencana Program Dan Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2015 ..................................... 156 4.10 Kegiatan Yang Sedang Berjalan.................................................................................... 160 5.1 Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik.................................................................. 167 5.2 Area Berisiko Sanitasi Persampahan ............................................................................ 169 5.3 Area Berisiko Sanitasi Drainase .................................................................................... 171
9
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
DAFTAR PETA 2.1 2.2 2.3 2.4 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 5.1 5.2 5.3
Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Samosir....................... Peta Administrasi Kabupaten Samosir....................................................... Rencana Struktur Ruang Kabupaten Samosir............................................ Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Samosir......................................... Peta Wilayah Kajian Sanitasi...................................................................... Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Termasuk IPAL Terpusat............................................................................................. Peta Cakupan Layanan Persampahan...................................................... Peta Jaringan Drainase Dan Wilayah Genangan Kabupaten Samosir....................................................................................................... Peta Cakupan Layanan Air Bersih Pada Wilayah Kajian BPS.................. Peta Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik...................................................................................................... Peta Area Berisiko Sanitasi Persampahan................................................. Peta Area Berisiko Sanitasi Drainase Perkotaan.......................................
Halaman 17 18 40 41 54 73 102 117 122 164 165 166
10
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
DAFTAR GAMBAR Halaman 51 50 58 61
2.1 2.2 3.1 3.2 3.3
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir.................................... Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Samosir..... Grafik CTPS Di 5 (Lima) Waktu Penting.................................................................... Grafik Persentase Penduduk Yang Melakukan BABS.............................................. Grafik Pengelolaan Air Minum (Pencemaran Pada Wadah Penyimpanan Dan Penanganan Air)...................................................................................................... 3.4 Grafik Pengolahan Sampah Setempat.................................................................... 3.5 Grafik Pencemaran Karena SPAL.......................................................................... 3.6 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja.................................................................... 3.7 Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman Dan Tidak Aman............................. 3.8 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik..................................... 3.9 Kegiatan Penyuluhan Atau Sosialisasi Yang Pernah Diikuti Di Kabupaten Samosir....................................................................................................................... 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah................................................................................. 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah.............................................................................. 3.12 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan.............................................. 3.13 Kegiatan Penyuluhan Atau Sosialisasi Yang Pernah Diikuti Di Kabupaten Samosir....................................................................................................................... 3.14 Grafik Presentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin.............................. 3.14.a Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah Berdasarkan Study EHRA.......................................................................................................................... 3.14.b Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Berdasarkan Study EHRA……………………. 3.15 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan....................................... 3.16 Kegiatan Penyuluhan Atau Sosialisasi Yang Pernah Diikuti Di Kabupaten Samosir....................................................................................................................... 3.17 Grafik Sumber Air Minum Berdasarkan Studi EHRA.................................................. 3.17.a Grafik Akses Terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum Dan Memasak.......................
62 63 64 72 72 74 90 100 101 103 108 115 118 118 119 121 126 127
11
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
DAFTAR ISTILAH APBD AMPL BAB BAPPEDA BAPPERMAS BKKBN BLT BOD BORDA BPS CI CL CSR CTPS DBD DISPENDA DKP DLH DPKKD DPRK DSCR DSS EHP EHRA Enu FGD GIS HU IPAL IPLT Kemenkes MDGs Masterplan MPS PHBS PPSP RPJM RTRW SSK TARUKIM K&P TPS
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
3R
:
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Buang Air Besar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Bantuan Langsung Tunai Biological Oxygen Demand Bremen Overseas Research and Development Agency Badan Pusat Statistik Confidence Interval Confidence Level Corporate Social Responsibility Cuci Tangan Pakai Sabun Demam Berdarah Dengue Dinas Pendapatan Daerah Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Debt-Service Coverage Ratio Diagram Sistem Sanitasi Environmental Health Project Environment and Health Risk Assessment Enumerator (Petugas Pengumpulan Data) Focus Group Discussion Geographical Information System Hidran Umum Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Kementerian Kesehatan Milenium Development Goals Rencana Induk Memorandum Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Rencana Pembangunan Jangka Menengah Rencana Tata Ruang Wilayah Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota Tata Ruang Permukiman Kebersihan dan Pertamanan Tempat Penampungan Sementara Reduce, Reuse, dan Recycle
12
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penyusunan Buku Putih Sanitasi merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari semangat kegiatan nasional seiring saat sekarang bangsa Indonesia sedang berpacu dengan waktu untuk mencapai target yang disepakati bersama yaitu meratifikasi Milenium Development Goals (MDGs) yang dihasilkan pada Johanesburg Summit pada tahun 2002, dengan salah satu kesepakatannya adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak mendapatkan akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Aktivitas pembangunan yang pesat saat ini, di satu sisi memberikan pertumbuhan ekonomi yang signifikan, namun di sisi lain juga berimplikasi pada terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan. Kondisi ini diiringi pula oleh laju pertumbuhan penduduk dan industrialisasi, pesatnya pembangunan infrastruktur, pola hidup masyarakat yang cenderung konsumtif, lemahnya penegakan hukum, serta belum optimalnya kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pengelolaan lingkungan hidup. Rendahnya
kepedulian
masyarakat
terhadap
peranan
penyehatan
lingkungan dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan penyehatan lingkungan. Hal ini disebabkan ketidaktahuan masyarakat terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat, yang tercermin dari perilaku masyarakat yang hingga sekarang masih banyak yang buang air besar sembarangan di sungai dan kebun. Berdasarkan kondisi tersebut, maka Kabupaten Samosir mempunyai kewajiban untuk mengambil suatu tindakan yang lebih kongkrit dengan ikut melaksanakan kebijakan nasional tentang Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang diantaranya melalui penyusunan Buku Putih Sanitasi sebagai tahap awal dalam pelaksanaan program pembangunan sanitasi, sehingga pada akhirnya dapat digunakan secara efektif, tepat tujuan, tepat sasaran dan layak dimanfaatkan. Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari. Sanitasi seringkali dianggap sebagai urusan “sekunder”, sehingga sering terpinggirkan dari urusan-urusan yang lain, namun seiring dengan
13
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
tuntutan peningkatan standart kualitas hidup masyarakat, semakin tingginya tingkat pencemaran lingkungan dan keterbatasan daya dukung lingkungan itu sendiri menjadikan sanitasi menjadi salah satu aspek pembangunan yang harus diperhatikan. Di beberapa daerah di Indonesia khususnya di Kabupaten Samosir, masih banyak dijumpai masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat minim. Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi. Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain disebabkan karena faktor ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit diubah dan kualitas pendidikan yang relatif rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat. Buruknya kondisi sanitasi ini berdampak negatif di banyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit pada balita, turunnya daya saing maupun citra kabupaten/kota, hingga menurunnya perekonomian kabupaten/kota. Sementara itu pembangunan sektor sanitasi yang merupakan salah satu pelayanan dasar saat ini belum mendapat perhatian serius dan cenderung tertinggal dibandingkan sektor lain. Untuk mewujudkan kondisi sanitasi permukiman yang layak bagi masyarakat berfungsi secara berkelanjutan, dan memenuhi standar teknis sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan, dipandang perlu untuk dilakukan suatu program untuk mempercepat pembangunan sanitasi perkotaan. Adapun sub sektor yang
perlu penangan segera adalah air limbah domestik,
persampahan rumah tangga, dan juga drainase lingkungan. Target dari Program Percepatan Sanitasi Perkotaan antara lain Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), penerapan praktik reduce, reuse, dan recycle (3R) secara nasional dan peningkatan sistem tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah menjadi sanitary landfill, serta pengurangan genangan air di kawasan strategi perkotaan. Untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan sanitasi yang layak diperlukan suatu baselineline data terkait kondisi sanitasi kabupaten/kota mutakhir yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), serta keperluan pemantauan
14
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
dan evaluasi (monev) pembangunan sektor sanitasi maka diperlukan buku panduan yang dilebih dikenal dengan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten. Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan kondisi aktual. Pemetaan tersebut mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan, pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan data teraktual dan telah disepakati seluruh SKPD dan pemangku kepentingan terkait pembangunan sanitasi dengan karakteristik: 1.
Disusun oleh, dari dan untuk Kabupaten;
2.
Komprehensif, multisektor dan terintegrasi;
3.
Berdasarkan data empiris (aktual);
4.
Gabungan pendekatan top down dan bottom up.
Arti penting dokumen BPS bagi Kabupaten Samosir antara lain dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1.
Kondisi sanitasi Kabupaten Samosir saat ini dapat diketahui secara menyeluruh. Kondisi ini dapat menjadi masukan penting bagi penyusunan prioritas pembangunan sanitasi;
2.
Pedoman pelaksanaan pengembangan sanitasi Kabupaten Samosir tersaji dengan lebih jelas dan tepat sasaran;
3.
Buku Putih Sanitasi dapat dijadikan bahan acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk melakukan investasi di bidang sanitasi di Kabupaten Samosir;
4.
Buku Putih Sanitasi dapat digunakan juga sebagai pedoman untuk mengukur sejauh mana pencapaian pembangunan di bidang sanitasi.
1.2
Landasan Gerak
1.2.1
Pengertian Dasar Sanitasi Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan tinja, endapan air limbah (sullage) dan limbah padat dengan cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup di rumah dan lingkungan sekitar menjadi bersih dan sehat. Adapun ruang lingkup sanitasi terbagi dalam 3 (tiga) sub sektor, yaitu air limbah, persampahan dan drainase tersier, dengan mempertimbangkan komponen
15
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
terkait sanitasi seperti air bersih, limbah industri rumah tangga dan limbah medis. (sullage). Air Limbah Domestik, yaitu limbah cair rumah tangga yang mencakup limbah black water dan grey water. Limbah black water adalah limbah cair yang dihasilkan dari WC rumah tangga, yakni berupa urin, tinja, air pembersih anus, air guyur, dan materi. Limbah grey water adalah limbah cair dari berbagai aktivitas yang berlangsung di dapur dan kamar mandi rumah tangga, yakni mandi, mencuci pakaian atau peralatan makan. Penanganan air limbah domestik harus mempertimbangkan kaitan antara pengelolaan air limbah domestik yang aman dan pengelolaan air minum khususnya dalam pengamanan sumber daya air. Sampah Rumah Tangga, yaitu limbah padat (sampah) basah dan kering yang dihasilkan dari rumah tangga. Drainase Lingkungan, yaitu drainase tersier/mikro dengan cakupan layanan kurang dari 4 (empat) hektar, dengan lebar dasar saluran kurang dari 0,80 meter. Drainase lingkungan pada umumnya direncanakan, dibangun, dan dirawat oleh masyarakat dan atau pemeritah kabupaten/kota. Promosi Higiene dan Sanitasi yaitu usaha menantang perilaku adaptif dari masyarakat yang hidup di lingkungan yang kotor dan tidak sehat, tanpa memancing protes mereka dan tanpa tindakan kolektif yang spontan, dengan cara memancing rasa ingin tahu mengenai solusi yang mudah untuk dilaksanakan. 1.2.2
Lingkup Wilayah Wilayah kajian mencakup seluruh wilayah Kabupaten Samosir yang terdiri dari 9 (sembilan) kecamatan yang terdiri dari 128 desa dan 6 kelurahan dengan jumlah penduduk sekitar 121.594 jiwa. Visi, Misi dan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2011-2015 merupakan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah Kabupaten Samosir yang terpilih melalui pemilukada tahun 2011-2015 yang telah ditetapkan menjadi visi dan misi pembangunan daerah Kabupaten Samosir tahun 2011-2015. Dengan tetap mendukung visi pembangunan jangka menengah nasional yaitu: Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur dan visi pembangunan jangka menengah Sumatera Utara yaitu Sumatera Utara yang maju dan sejahtera dalam harmoni keberagaman maka ditetapkan visi pembangunan daerah Kabupaten Samosir tahun 2011-2015 sebagai berikut:
16
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
“ Samosir Menjadi Daerah Tujuan Wisata Lingkungan Yang Inovatif 2015 ” Makna dari uraian visi tersebut adalah:
Wisata
Lingkungan
mengandung
makna
bahwa
pariwisata
yang
mempertimbangkan dampak sosial ekonomi dan lingkungan di masa kini dan masa mendatang dengan memperhatikan kebutuhan wisatawan, industri pariwisata, lingkungan sekitar dan masyarakat tuan rumah. Arah pengembangan destinasi pariwisata lingkungan adalah pariwisata berkelanjutan yaitu upaya terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kwalitas
hidup
melalui
pengaturan,
penyediaan
pengembangan,
pemanfaatan dan pemeliharaan sumber daya alam dan budaya secara ekologis sekaligus layak secara ekonomi juga adil secara etika dan sosial terhadap masyarakat. Potensi wisata alam dan budaya Kabupaten Samosir akan lestari dengan kegiatan konservasi lingkungan, sebagai asal muasal bagi semua etnis batak di dunia yang merupakan wilayah hasil letusan vulkanik tertua dan terbesar di dunia, kaya akan seni dan budaya, situs/artefak sejarah, panorama yang indah dan iklim yang sejukmerupakan potensi yang sangat besar untuk menjadi tujuan wisata primadona.
Inovatif mempunyai makna bahwa Kabupaten Samosir akan berkreasi, mau dan dapat mengadakan pembaharuan sesuai tantangan, untuk menggali dan memperkenalkan hal-hal yang baru akan seni, budaya dan situs/artefak sejarah etnis Batak maupun kawasan rekreasi yang berbasis lingkungan.
MISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2011-2015 Memantapkan good governance dengan dukungan SDM yang berkualitas dan sarana yang memadai dan berstandard; Mengembangkan ekonomi kerakyatan untuk peningkatan kesejahteraan dengan pengelolaan Sumber Daya Alam yang berkelanjutan dan terkendali; Meningkatkan infrastruktur dan konservasi alam yang handal berdasarkan tata ruang yang mantap untuk mendukung industri pariwisata berbasis lingkungan dan budaya; Meningkatkan kondusifitas daerah dengan mendorong pelaksanaan demokrasi dan penegakan hukum; Mengembangkan jejaring yang sinergis kepada semua pihak.
17
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tujuan Penataan Ruang dalam RTRW Kabupaten Samosir Penataan ruang Kabupaten Samosir dititik beratkan pada upaya untuk mengembangkannya sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis ekologi. Semua kegiatan yang ditata di atas ruang Kabupaten, baik yang berada di daratan Sumatera maupun di Pulau Samosir, harus mempertimbangkan sistem
lingkungannya. Tidak ada satu kegiatan pun yang ditata dengan mengubah bentang alam asli yang sudah ada. Bentang alam (landscape) alami Kabupaten Samosir harus dipertahankan agar visi Kabupaten sebagai daerah tujuan wisata yang berbasis pada kekayaan alam dapat tercapai. 1.3
Maksud dan Tujuan a.
Maksud
Salah satu kebijakan nasional dalam penanganan sanitasi tersebut adalah dengan melaksanakan program percepatan pembangunan sanitasi permukiman, dimana untuk dapat menyusun prioritas penanganan, peningkatan pelayanan sanitasi tersebut maka diperlukan informasi yang cukup baik diantaranya adalah pemetaan kondisi sanitasi permukiman saat ini sehingga hal tersebut perlu dituangkan dalam Buku Putih Sanitasi. Buku Putih Sanitasi ini diharapkan dapat dan mampu menggambarkan profil kondisi sanitasi permukiman saat ini dengan maksud sebagai berikut: i.
Meningkatkan Kondisi Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan serta Perekonomian masyarakat melalui kontribusi subsektor pelayanan sanitasi.
ii.
Memperbaiki dan Meningkatkan performa profil sanitasi Kabupaten melalui:
Peningkatan Kesadaran Masyarakat (pemerintah,masyarakat, dan swasta);
Pemantapan Strategi dalam proses perencanaan yang terintegrasi dan berkesinambungan dan berkelanjutan;
Meningkatnya tingkat investasi Buku putih sanitasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran untuk prioritas penanganan baik sifat subsektor yang diprioritaskan maupun area/kawasan/wilayah yang diprioritaskan untuk penanganan, dimana bentuk penanganannya akan disusun dalam dokumen rencana.
18
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
b.
Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Samosir sebagai berikut: 1. Menyediakan data sebagai dasar analisis situasi dilihat dari segala aspek, sehingga zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan/area resiko sanitasi; 2. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini; 3. Memberikan informasi bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam bersinergi
dan
menjalankan
perannya
untuk
berpartisipasi
dalam
pembangunan sanitasi di Kabupaten Samosir ke depan; 4. Memberikan bahan dasar penetapan kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi dimasa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang telah disepakati bersama; 5. Menjadi bahan masukan untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). 1.4
Metodologi
1.4.1
Metode Dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Samosir ini menggunakan data sekunder dan juga data primer yang sifatnya sampling. Data sekunder yang digunakan merupakan data-data yang dimiliki oleh berbagai SKPD dan data
yang telah
berbentuk laporan seperti: Samosir Dalam Angka, Profil Kesehatan, Dokumentasi, Data persampahan, RPJMD, RPJPD, RPI2JMD, Renstra dan Renja SKPD terkait. Sementara untuk data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode survey terhadap sampel dari populasi. Data primer tersebut dikumpulkan dengan pelaksanaan studi analisis resiko kesehatan lingkungan/Environmental Health Risk Assesment (EHRA), survei peran serta masyarakat dalam pengelolaan sanitasi. 1.4.2
Jenis Data Sumber data dalam Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Samosir, meliputi: a.
Data Primer Data primer yang diperlukan dalam penyusunan buku ini berasal dari hasil kajian studi antara lain: Environmental Health Risk Assessment (EHRA);
19
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Survey Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sanitasi. b.
.
Data Sekunder Data sekunder yang dikumpulkan dalam penyusunan buku putih ini antara lain meliputi aspek profil umum dan data profil sanitasi yaitu antara lain: Data profil umum antara lain: Geografis, Administratif & Geohidrologis; Demografis; Keuangan dan Perekonomian Daaerah; Sosial & Budaya; Tata Ruang Wilayah;
Kelembagaan Daerah.
Data profil sanitasi meliputi antara lain: Data Teknis: Air Limbah, Persampahan dan Drainase Lingkungan; Data Non Teknis: Aspek-aspek kelembagaan dan kebijakan, Keuangan. 1.4.3
Proses Penulisan/Dokumentasi Buku Putih Sanitasi Bab 1:Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Gerak 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi 1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain Bab 2: Gambaran Umum Wilayah 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik 2.2 Demografi 2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.4 Tata Ruang Wilayah 2.5 Sosial dan Budaya 2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah 2.7 Komunikasi dan Media Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah 3.1 Wilayah Kajian Sanitasi 3.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi 3.2.1 Tatanan Rumah Tangga 3.2.2 Tatanan Sekolah 3.3 Pengelolaan Air Limbah Domestik 3.3.1 Kelembagaan 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.3.3 Peran Serta Masyarakat
20
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.3.4 Komunikasi dan Media 3.3.5 Peran Swasta 3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.3.7 Permasalahan Mendesak 3.4 Pengelolaan Persampahan 3.4.1 Kelembagaan 3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.4.3 Peran Serta Masyarakat 3.4.4 Komunikasi dan Media 3.4.5 Peran Swasta 3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.4.7 Permasalahan Mendesak 3.5 Pengelolaan Drainase Lingkungan 3.5.1 Kelembagaan 3.5.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan 3.5.3 Peran Serta Masyarakat 3.5.4 Komunikasi dan Media 3.5.5 Peran Swasta 3.5.6 Pendanaan dan Pembiayaan 3.5.7 Permasalahan Mendesak 3.6 Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi 3.6.1 Pengelolaan Air Bersih 3.6.2 Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga 3.6.3 Pengelolaan Limbah Medis Bab 4: Program Pengembangan Sanitasi Saat Ini dan yang Direncanakan 4.1 Promosi Higiene dan Sanitasi (Prohisan) 4.2 Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik 4.3 Peningkatan Pengelolaan Persampahan 4.4 Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan 4.5 Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Bab 5: Indikasi Permasalahan dan Posisi Pengelolaan Sanitasi 5.1 Area Berisiko Sanitasi 1.4.4
Proses Penyepakatan Buku Putih Sanitasi Data yang didapat untuk mencapai penyepakatan adalah dari studi literatur dan survei diolah tim teknis sesuai petunjuk praktis penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota untuk disepakati melalui forum rapat Pokja Kabupaten Samosir dan ada beberapa tahapan yang dilaksanakan seperti pada gambar di bawah ini:
21
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Pertemuan koordinasi internalisai & persamaan persepsi
Lokalatih-1
Perencanaan strategis kontek BPS Penyusunan BPS
Penetapan wilayah kajian Pengumpulan data primer (studi SSA, media, PMJK, Promosi hygiene, sanitasi sekolah) Pemetaan kelembagaan Pemetaan keuangan EHRA
Pembekalan -1 BP Sanitasi
Pembekalan -1 BP Sanitasi
Finalisai Buku Putih
Analisis lingkungan internal &eksternal (Penetapan kondisi awal pengelola an sanitasi) Penetapan area beresiko
Identifikasi rencana peningkatan layanan dan rencana implementasi N+1 Pengelolaan konsultasi publik
Konsultasi Publik Buku
Putih
Sanitasi 1.5
Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain 1.5.1
Dasar hukum yang melandasi Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Samosir ini antara lain: 1.5.1.1. Dasar Hukum Skala Nasional Dasar Hukum Skala Nasional 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman (Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3496); 2. Undang-Undang
Nomor
32
Tahun
2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004
22
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4725); 4. Undang-Undang
Nomor
18
Tahun
2008
tentang
Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4851); 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 6. Undang-Undang Perlindungan
Nomor
dan
32
Tahun
Pengelolaan
2009
Lingkungan
tentang Hidup
(Lembaran Negara RI Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5059); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4161); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4737); 9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP); 10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Pemukiman (KSNPSPALP).
23
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
1.5.1.2. Dasar Hukum Skala Propinsi 1. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara No 12 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2005 –
2025; 2. Peraturan Daerah Propinsi Sumatera Utara No 8 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009 – 2013; 3. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang PokokPokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Utara nomor 23).
1.5.1.3. Dasar Hukum Skala Kabupaten 1. Surat Keputusan Bupati Samosir Nomor Tanggal tentang Pembentukan Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman Kabupaten Samosir Tahun 2014; 2. Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 3 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2005-2025; 3. Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2011-2015; 4. Peraturan Bupati Samosir Nomor 17 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2014; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor I Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Samosir Tahun 2014. 1.5.2
Hubungan Buku Putih dengan Perencanaan Lain a.
Buku Putih dengan RPJPD
24
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Dokumen RPJP Kabupaten Samosir tahun 2005-2025 digunakan sebagai referensi untuk memetakan permasalahan terkait sanitasi dan arah pelaksanaan program sanitasi ke depan. b.
Buku Putih dengan RPJM Buku putih menggunakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menangah (RPJMD) Tahun 2011-2015 sebagai referensi untuk memperoleh data isu-isu strategis dan permasalahan mendesak terkait program sanitasi yang harus ditangani segera dan sebagai pedoman untuk menentukan visi dan misi serta kebijakan sanitasi kedepan.
c.
Buku Putih dan RTRW Kabupaten Samosir Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RTRW Kabupaten Samosir bahwa RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan SSK harus mengarah pada operasionalisasi teknis urusan khusus sanitasi dari RTRW agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wiklayah terlaksana pula implementasi dari Buku Putih Sanitasi.
d.
Buku Putih Sanitasi dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Buku putih menggambarkan rencana program dan kegiatan setiap SKPD yang menangani sanitasi sebagaimana tertuang dalam Renstra SKPD tersebut dan setelah Buku Putih Final akan menjadi pedoman bagi setiap satuan kerja perangkat daerah dalam penyesuaian program terhadap Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) yang berlaku sekarang.
25
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Kondisi Fisik, dan Administrsi 2.1.1. Geografis Berdasarkan letak astronomis Kabupaten Samosir merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Utara yang secara geografis terletak pada posisi 2021’38’’-2049’48’’ Lintang Utara dan 98024’00”-99001’48’’ Bujur Timur dengan ketinggian antara 904-2.157 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Samosir sebelah utara berbatasan dengan Luas wilayah Kabupaten Samosir +2.069,05 km2 terdiri dari luas daratan +1.444,25 km2 (69,80 persen) yaitu seluruh Pulau Samosir yang dikelilingi Danau Toba dan sebahagian wilayah daratan Pulau Sumatera dan luas wilayah danau +624,80 km2 (30,20 persen). Kabupaten Samosir berada di dataran tinggi pegunungan bukit barisan dengan ketinggian 904-2.157 m.dpl. Sub DAS Kabupaten Samosi termasuk ke dalam DAS Asahan Toba. Adapun DAS Asahan Toba terdiri dari 66 (enam puluh enam) sub DAS yang tersebar pada 10 (sepuluh) Kabupaten dan 34 (tiga puluh empat) kecamatan. Sub DAS terluas adalah Sub DAS Kuasan dengan ukuran 21.372,53 ha yang berada di Kabupaten Asahan sedangkan sub DAS yang tersempit berada di wilayah Kabupaten Samosir yaitu sub DAS Arun dengan ukuran 13.481,16 ha. Dari 66 sub DAS tersebut yang masuk ke dalam wilayah Kabupaten Samosir adalah sebanyak 13 (tiga belas) sub das yang diuraikan pada tabel dibawah ini. Tabel 2.1: Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) di Wilayah Kabupaten Samosir No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Nama Sub DAS Sijama-jama Binanga Bolon Guluan Silabung Simala Simaratuang Ringgo Bodang Sitiung-tiung Arun Parembakan
Kecamatan Onanrunggu Onanrunggu Pangururan Simanindo Onanrunggu Pangururan Sianjur Mula-mula Kecamatan Harian Onanrunggu Pangururan Harian
Luas (Ha) 6.741,50 5.557,28 10.133,19 5.822,76 5.247,19 8.710,75 6.396,17 9.221,49 4.532,05 0,117 7.892,91
Sumber: Buku I Penyusunan Review Batas Sub DAS di SWP DAS Asahan Barumun Tahun 2010, BPDAS Asahan Barumun Pematang Siantar
26
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
2.1.2. Kondisi Fisik a.
Topografi Keadaan topografi dan kontur tanahnya beraneka ragam yaitu datar (10%), landai (20%), miring (55%) dan terjal (15%). Struktur tanahnya labil dan berada pada jalur gempa tektonik dan vulkanik. Komposisi tanah didominasi tanah diatomae, tufa toba, pasir bercampur tanah liat dan kapur.
b.
Keadaan Iklim Kabupaten Samosir beriklim basah dengan suhu 170C-290C dan kelembaban rata-rata 5,04%. Selama tahun 2012 rata-rata curah hujan per bulan yang tertinggi terdapat di Kecamatan Sianjur Mula-mula yaitu 185,67 mm, disusul oleh Kecamatan Sitio-tio 167,75 mm, Kecamatan Pangururan 140,00 mm, Kecamatan Simanindo 137,67 mm, Kecamatan Palipi 115,83 mm, Kecamatan Onan Runggu 110,25 mm, Kecamatan Harian 86.67 mm, Kecamatan Ronggur Nihuta 80,08 mm, dan yang terendah terdapat di Kecamatan Nainggolan yaitu 34,05 mm. Sementara itu rata-rata banyaknya hari hujan tiap bulan yang tertinggi adalah di Kecamatan Sianjur Mula-mula yaitu 15,17 hari, disusul oleh Kecamatan Pangururan 12,50 hari, Kecamatan Sitio-tio 10,67 hari, Kecamatan Simanindo 9,92 hari, Kecamatan Onan Runggu 9,67 hari, Kecamatan Palipi 9,08 hari, Kecamatan Ronggur Nihuta 7,83 hari, dan terendah terdapat di Kecamatan Nainggolan dan Harian yaitu masing-masing 7,50 hari.
2.1.3. Administrasi Kabupaten Samosir adalah pemekaran dari Kabupaten Toba Samosir yang di bentuk dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Serdang Bedagai yang diremikan pada tanggal 07 Januari 2004 oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia. Dengan diresmikannya Kabupaten Samosir kemudian ditindaklanjuti dengan pelantikan Penjabat Bupati Samosir pada tanggal 15 Januari 2004. Secara administratif wilayah Kabupaten Samosir memiliki 9 (sembilan) kecamatan yang terdiri dari 128 desa dan 6 kelurahan. Daerah yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Samosir mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun;
27
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir;
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Tapanuli Utara dan Humbang Hasundutan;
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Pakpak Bharat.
Tabel 2.2: Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan Jumlah Desa, Kelurahan
Nama Kecamatan
Jumlah Kelurahan /Desa
Sianjur Mula-mula Harian Sitio-tio Onanrunggu Nainggolan` Palipi Ronggurnihuta Pangururan Simanindo Jumlah
12 13 8 12 13 17 8 28 21 128
Luas Wilayah Administrasi (Ha) 14.024 56.045 5.076 6.089 8.786 12.955 9.487 12.143 19.820 1444.25
(%) thd total 9,7% 38,81% 3,51% 4,21% 6,08% 8,97% 6,56% 8,40% 13,72% 100%
Terbangun (%) thd (Ha) total 1.402 10% 5.605 10% 508 10% 609 10% 879 10% 1.296 10% 494 10% 1.214 10% 1.982 10%
Sumber: Samosir Dalam Angka 2013 Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Harian dengan luas ± 560,45 km2 atau seluas 38,81% dari luas kabupaten. Terluas kedua adalah Kecamatan Simanindo dengan luas 198,20 km2 atau 13,72% dari luas kabupaten sedangkan Kecamatan Sitio-tio dengan luas 50,76 km2 atau 3,51% dari luas kabupaten merupakan wilayah kecamatan paling sempit.
28
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 2.1: Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Samosir
Sumber: Bappeda Kabupaten Samosir 2014
29
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 2.2: Peta Administrasi Kabupaten Samosir
Sumber: RTRW 2008-2028 Kabupaten Samosir 30
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
2.2.
Demografis Kabupaten Samosir dengan luas daratan 1.444,25 km2 berdasarkan proyeksi penduduk pertengahan tahun 2012, jumlah penduduk Kabupaten Samosir adalah 121.594 jiwa, terdiri dari 60.384 penduduk laki-laki (49.66%) dan 61.210 penduduk perempuan (50.34%) dengan rasio jenis kelamin sebesar 98.65 dan angka kepadatan penduduk mencapai 84.19 jiwa/km2. Sementara itu jumlah rumah tangga adalah 29.775 rumah tangga dengan rata-rata penduduk tiap rumah tangga sebesar 4,08 jiwa/rumah tangga. a)
Proyeksi Penduduk Kabupaten Samosir Untuk memprediksikan jumlah penduduk Kabupaten
Samosir sampai
dengan akhir tahun perencanaan yaitu tahun 2016, akan digunakan pendekatan Aritmetic rate of growth berdasarkan pada angka pertumbuhan rata-rata Kabupaten Samosir sebesar 0.02% per tahun untuk memprediksikan jumlah penduduk Kabupaten Samosir hingga tahun 2016. Berdasarkan perhitungan proyeksi penduduk yang dilakukan dengan menggunakan metode tersebut maka jumlah penduduk Kabupaten Samosir pada tahun 2016 adalah sebesar 129.387 jiwa. Selengkapnya proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Tabel dibawah ini:
31
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 2.3: Jumlah Penduduk Dan Kepadatannya 3 - 5 Tahun Terakhir Tahun 2011 Jumlah Penduduk
Kecamatan
Tahun 2012
Tahun 2013
Jumlah RT
Luas Wilaya h (Km2)
Kepadata n Penduduk (jiwa/km2)
(4)
(6)
(8)
(9)
Jumlah Penduduk
Jumlah RT
Luas Wilaya h (Km2)
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
L
P
Total
(8)
(9)
(2)
(3)
Jumlah Penduduk
Jumlah RT
Luas Wilayah (Km2)
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)
(4)
(6)
(8)
(9)
L
P
Total
(2)
(3)
(4)
(6)
SIANJUR MULA MULA
4.614
4.524
9.138
2.318
140,24
65,16
4.682
4.604
9.286
2386
140,24
66,22
4.698
4.613
9.311
2.394
140,24
66,39
HARIAN
3.884
3.976
7.860
1.875
560,45
14,02
3.941
4.047
7.988
1929
560,45
14,25
3.955
4.055
8.010
1.937
560,45
14,29
SITIO-TIO
3.558
3.566
7.124
1.750
50,76
140,35
3.612
3.627
7.239
1801
50,76
142,61
3.624
3.636
7.260
1.808
50,76
143,03
ONAN RUNGGU
5.100
5.229
10.329
2.657
60,89
169,63
5.175
5.322
10.497
2734
60,89
172,39
5.193
5.332
10.525
2.744
60,89
172,85
NAINGGOLAN
5.842
6.007
11.849
2.956
87,86
134,86
5.928
6.113
12.041
3042
87,86
137,05
5.948
6.126
12.074
3.053
87,86
137,42
PALIPI
7.984
8.103
16.087
3.797
129,55
124,18
8.102
8.246
16.348
3907
129,55
126,19
8.129
8.263
16.392
3.922
129,55
126,53
RONGGUR NIHUTA
4.136
4.220
8.356
1.959
94,87
88,08
4.197
4.295
8.492
2016
94,87
89,51
4.211
4.303
8.514
2.023
94,87
89,74
PANGURURAN
14.701
14.711
29.412
6.733
121,43
242,21
14.918
14.971
29.889
6929
121,43
246,14
14.969
15.001
29.970
6.954
121,43
246,81
SIMANINDO
9.685
9.813
19.498
4.889
198,2
98,38
9.829
9.985
19.814
5031
198,2
99,97
9.861
10.007
19.868
5.050
198,20
100,24
TOTAL
59.504
60.149
119.653
28.934
1444,25
82,85
60.384
61.210
121.594
29.775
1444,25
84,19
60.588
61.336
121.924
29.885
1.444,25
84,42
(1)
L
P
Total
(2)
(3)
Sumber: Samosir Dalam Angka 2013
32
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 2.4: Jumlah Penduduk Saat Ini Dan Proyeksinya Untuk 5 Tahun Kecamatan
Jumlah Penduduk 2011
2012
2013
2014
Jumlah RT 2015
2016
2011
2012
2013
2014
Kepadatan Penduduk 2015
2016
2011
2012
2013
2014
2015
SIANJUR MULA MULA
9.138
9.286
9.311
9.497
9.687,16
9.880,91
2.318
2386
2.394
2.584
2.778
2.975
65,16
66,22
66,39
69
69,08
HARIAN
7.860
7.988
8.010
8.170
8.333,60
8.500,28
1.875
1929
1.937
2.100
2.267
2.437
14,02
14,25
14,29
15
14,87
SITIO-TIO
7.124
7.239
7.260
7.405
7.553,30
7.704,37
1.750
1801
1.808
1.956
2.107
2.261
140,35
142,61
143,03
149
148,80
ONAN RUNGGU
10.329
10.497
10.525
10.736
10.950,21
11.169,21
2.657
2734
2.744
2.959
3.178
3.401
169,63
172,39
172,85
180
179,84
NAINGGOLAN
11.849
12.041
12.074
12.315
12.561,79
12.813,03
2.956
3042
3.053
3.299
3.551
3.807
134,86
137,05
137,42
143
142,98
PALIPI
16.087
16.348
16.392
16.720
17.054,24
17.395,32
3.797
3907
3.922
4.256
4.597
4.945
124,18
126,19
126,53
132
131,64
RONGGURNIHUTA
8.356
8.492
8.514
8.684
8.857,97
9.035,12
1.959
2016
2.023
2.197
2.374
2.555
88,08
89,51
89,74
93
93,37
PANGURURAN
29.412
29.889
29.970
30.569
31.180,79
31.804,40
6.733
6929
6.954
7.565
8.189
8.825
242,21
246,14
246,81
257
256,78
SIMANINDO
19.498
19.814
19.868
20.265
20.670,67
21.084,08
4.889
5031
5.050
5.455
5.869
6.290
98,38
99,97
100,24
104
104,29
TOTAL
119.653
121.594
29.885
124.361
126.850
129.387
28.934
29.775
29.885
32.372
34.909
37.497
1076,87
1094,33
1097,3
1142
1141,65
Sumber: Samosir Dalam Angka 2013, diolah
33
2016 70,46 15,17 151,78 183,43 145,83 134,27 95,24 261,92 106,38 1164,48
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
2.3.
Keuangan dan Perekonomian Daerah 2.3.1
Keuangan daerah Dalam Perencanaan Anggaran dan Belanja Negara, pemerintah menganut prinsip anggaran berimbang dan dinamis. Jumlah penerimaan daerah untuk pembangunan daerah baik yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, Penerimaan dari Pemerintah dan Pemerintah Provinsi sangat menentukan kinerja Pemerintah Kabupaten Samosir. Dalam era otonomi daerah, daerah diberi kewenangan yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya antara lain adalah untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), selain untuk menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong timbulnya inovasi. Sejalan dengan kewenangan tersebut, Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu menggali sumber-sumber keuangan khususnya untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya melalui Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tuntutan peningkatan Pendapatan Daerah semakin besar seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah. Dalam
melaksanakan
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan dan pelayanan masyarakat Kabupaten Samosir didukung APBD yang jumlahnya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Perkembangan APBD Kabupaten Samosir tahun 2011 sampai tahun 2013 tampak pada Tabel berikut:
34
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Samosir 2011-2013
(2)
2011 Rp) (3)
Realisasi 2012 (Rp) (4)
2013 (Rp) (5)
1. 1.1. 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4
PENDAPATAN Pendapatan asli daerah Pendapatan pajak daerah Pendapatan retribusi daerah Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
14.201.578.951,58 5.016.902.831,00 3.821.866.011,00 1.063.464.285,05 4.299.345.824,53
17.459.630.442,98 3.663.739.163,00 7.576.136.047,12 1.556.240.369,00 4.663.514.863,86
26.661.345.261,12 5.893.394.376,00 9.395.054.099,81 1.614.100.906,00 9.758.795.879,31
1.2 1.2.1 1.2.1.1 1.2.1.2 1.2.1.3 1.2.1.4 1.2.2 1.2.2.1 1.2.3 1.2.3.1
Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan Dana bagi hasil pajak Dana bagi hasil bukan pajak (Sumber Daya Alam) Dana alokasi umum (DAU) Dana alokasi khusus (DAK) Transfer Pemerintah Provinsi Pendapatan bagi hasil pajak Transfer Pemerintah Pusat – Lainnya Pendapatan lainnya
340.922.770.731,00 334.265.150.028,00 14.959.164.623,00 693.891.405,00 282.988.294.000,00 35.623.800.000,00 6.657.620.703,00 6.657.620.703,00 0,00 0,00
385.659.566.729,00 380.799.446.952,00 18.124.553.220,00 3.417.694.732,00 331.412.601.000,00 27.844.598.000,00 4.860.119.777,00 4.860.119.777,00 0,00 0,00
445.738.482.532,00 441.138.043.294,00 16.482.603.689,00 6.347.259.605,00 384.760.680.000,00 33.547.500.000,00 4.600.439.238,00 4.600.439.238,00 0,00 0,00
1.3 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 1.3.6 1.3.7
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Bantuan keuangan dari propinsi Penerimaan biaya pemungutan pajak Annual Fee Inalum Dana tambahan penghasilan dan tunjangan profesi PNSD Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) Bantuan operasional sekolah Dana Penyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID)
60.795.505.585,00 19.531.593.957,00 376.624.548,00 0,00 15.401.446.080,00 7.524.814.000,00 13.506.027.000,00 4.455.000.000,00
44.613.176.626,00 10.907.620.000,00 328.549.524,00 5.901.201.102,00 27.475.806.000,00 -
57.381.027.507.00 2273810000 301289789 15.193.512.218 39.612.415.500,00 -
A
TOTAL PENDAPATAN
415.919.855.267,58
447.732.373.797,98
529.780.855.300,12
2. 2.1
BELANJA Belanja Operasi
299.822.642.348,00
314.658.538.232,00
43.873.128.920,50
2.1.1
Belanja pegawai
2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6
Belanja barang Belanja subsidi Belanja hibah Belanja bantuan sosial Belanja Bantuan Keuangan
215.778.403.867,00 72.930.529.337,00 9.655.734.500,00 1.457.974.644,00
235.652.116.038,00 72.040.092.664,00 5.191.661.530,00 1.774.668.000,00
55.611.672.248,00 77.120.396.142.50 850.329.000,00 4.956.350.000,00 334.381.530,00
2.2 2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 2.2.5
Belanja Modal Belanja tanah Belanja peralatan dan mesin Belanja gedung dan bangunan Belanja jalan, irigasi dan jaringan Belanja aset tetap lainnya
119.695.960.249,00 2.397.611.177,00 26.267.502.328,00 25.035.388.680,00 53.035.736.658,00 12.959.721.406,00
85.423.664.353,00 1.076.220.994,00 16.779.449.891,00 21.035.568.248,00 44.352.300.220,00 2.180.125.000,00
162.439.730.267,00 1.350.924.478,00 11.240.188.093,00 23.880.532.538,00 121.858.378.065,00 4.109.707.093,00
2.3 2.3.1
Belanja Tidak Terduga Belanja tak terduga
190.300.200,00 190.300.200,00
748.394.625,00 748.394.625,00
59.000.000,00 59.000.000,00
Jenis Pendapatan Daerah (1)
35
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
454.930.000,00 273.000.000,00 181.930.000,00 10.978.999.300,00 10.978.999.300,00 431.142.832.097,00 (15.222.976.829,42)
Realisasi 2012 (Rp) 14.181.609.250,00 971.200.000,00 536.200.000,00 435.000.000,00 13.210.409.250,00 13.210.409.250,00 415.012.206.460,00 32.720.167.337,98
2013 (Rp) 15.856.076.362,00 971.200.000,00 436.000.000,00 535.200.000,00 14.884.876.362,00 14.884.876.362,00 522.227.935.549,50 7.552.919.750.62
87.391.608.424,94 47.240.099.424,94
62.387.677.929,08 31.331.373.929,08
93.428.803.952,06 63.427.803.952,06
40.151.509.000,00
31.056.304.000,00
30.001.000.000,00
40.000.000.000,00
31.000.000.000,00
30.000.000.000,00
151.509.000,00
56.304.000,00
1.000.000,00
87.391.608.424,94
62.387.677.929,08
93.428.803.952,06
40.837.257.666,44 632.875.666,44 204.382.000,00 40.000.000.000,00 40.000.000.000,00 40.837.257.666,44 46.554.350.758,50 31.331.373.929,08
31.680.041.315,00 471.457.315,00 208.584.000,00 31.000.000.000,00 31.000.000.000,00 31.680.041.315,00 30.707.636.614,08 63.427.803.952,06
31.451.333.671,00 1.451.333,671,00 30.000.000.000,00 30.000.000.000,00 31.451.333.671,00 61.977.470.281,06 69.530.390.031,68
Jenis Pendapatan Daerah 2.4 2.4.1 2.4.1.1 2.4.1.2 2.4.2 2.4.2.1 B C
Belanja Transfer Transfer Bagi Hasil ke Desa Bagi hasil pajak Bagi hasil retribusi Transfer Keuangan kepada Pemerintah Desa Transfer Keuangan kepada Pemerintah Desa TOTAL BELANJA Surplus/(Defisit) (A - B)
3. 3.1 3.1.1
PEMBIAYAAN DAERAH Penerimaan Daerah Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Penerimaan kembali Investasi Jangka Pendek dalam rangka manajemen kas : - Penerimaan kembali investasi jangka pendek dalam rangka manajemen kas - Penerimaan kembali penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah pada badan/ lembaga swasta Jumlah Penerimaan Pembiayaan
3.1.2
D 3.2 3.2.1 3.2.2 3.2.3 E F G
2011 Rp)
Pengeluaran Daerah Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang Investasi Jangka Pendek dalam rangka manajemen kas - Investasi Jangka Pendek dalam rangka manajemen kas Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Pembiayaan Neto (D - E) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA)
Sumber: APBD Kabupaten Samosir, diolah 2.3.2
Belanja Modal Sanitasi Di Kabupaten Samosir belanja sanitasi meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2011 belanja sanitasi sebesar Rp.10.543.875.825,00. Anggaran ini meningkat pada tahun 2012 menjadi Rp.16.795.150.325,00. Pada tahun 2013 total belanja sanitasi sebesar Rp.18.238.993.590,00. Anggaran untuk belanja sanitasi di Kabupaten Samosir masih sangat kurang dan masih sangat tergantung dengan kucuran dana dari Pemerintah Pusat melalui Dana Alokasi Khusus. Subsektor yang mendapat alokasi pendanaan terbesar berturut-turut adalah subsektor drainase, air limbah dan selanjunya subsektor persampahan. Subsektor drainase memiliki alokasi anggaran yang cukup besar diantara dua sektor lainnya, hal ini disebabkan subsektor ini membutuhkan dana yang besar untuk memperbaiki saluran air dan normalisasi sungai yang rawan terhadap banjir dan genangan.
36
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Subsektor Limbah merupakan subsektor yang harus banyak mendapat perhatian pemerintah. Memang telah banyak pembuatan MCK dilakukan, baik perbaikan MCK di permukiman maupun di sekolah-sekolah melalui Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir, Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir, Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Otonomi Desa, maupun Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Samosir. Sub sektor persampahan juga harus semakin dibenahi oleh Pemerintah Kabupaten Samosir, mengingat sebagian masyarakat Samosir masih termasuk kategori pedesaan dimana masyarakat mengolah sendiri sampah dengan cara dibakar dan timbun. Pelayanan persampahan hanya di daerah perkotaan terutama di jalan-jalan protokol dan pasar. Jika dihubungkan dengan jumlah penduduk maka akan dapat kita peroleh belanja sanitasi perkapita selama tiga tahun terakhir, dimana belanja sanitasi perkapita merupakan total belanja sanitasi pada satu tahun dibagi dengan jumlah penduduk pada tahun tersebut. tabel berikut menggambarkan Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Samosir selama tiga tahun terakhir yaitu tahun 2011-2013. Tabel 2.6: Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Samosir Tahun 2011-2013
No
Deskripsi
1
Total Belanja Sanitasi
2
Jumlah Penduduk
3
Belanja Sanitasi Perkapita
Tahun 2011 (Rp)
2012 (Rp)
Rata-rata (Rp)
2013 (Rp)
10.543.875.825,00
16.795.150.325,00
18.238.993.590,00
18.520.929.584,00
121.594
29.885
124.361
91946,66
138.124,83
610.305,96
165.073,01
201.431,24
Sumber: APBD Kabupaten Samosir, diolah
37
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 2.7: Perhitungan Pendanaan Sanitasi Oleh APBD Kab/Kota Tahun 2011-2014 No
Uraian
1 1.1 1.2 1.3 1.4
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) Air Limbah Domestik Sampah rumah tangga Drainase perkotaan PHBS
2 2.1 2.2 2.3
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) DAK Sanitasi DAK Lingkungan Hidup DAK Perumahan dan Permukiman
3 4
Belanja Sanitasi (Rp.) 2012 2013
2011
Rata-rata Pertumbuhan
2014
0 40.000.000
0 110.000.000
0 110.000.000
0 40.000.000
30.000.000
30.000.000
30.000.000
30.000.000
1,115,950,000 853,380,000 0
866,473,000 976,404,000 0
817,135,000 1,002,573,000 0
1.066.070.000 1,431,947,000 0
0.80 19.97
Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
0
0
0
0
0
Bantuan Keuangan Provinsi untuk Sanitasi
0
0
0
0
0
2,039,330,000
1,982,877,000
1,959,708,000
2,568,017,000
9.03
219.533.000.000
176.768.000.000
308.460.000.000
349,632,944,644.00
22.79
0.93
1.12
0.64
0.73
0.83
Belanja APBD murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung % APBD murni terhadap Belanja Langsung
37.12 0
Sumber : APBD tahun 2011 – 2014, diolah
Tabel 2.8: Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Samosir Tahun 2011-2013 No
Tahun
Deskripsi
1
Total Belanja Sanitasi
2
Jumlah Penduduk
3
Belanja Sanitasi Perkapita
2011 (Rp)
2012 (Rp)
2013 (Rp)
Rata-rata (Rp)
10.543.875.825,00
16.795.150.325,00
18.238.993.590,00
18.520.929.584,00
121.594
29.885
124.361
91946,66
138.124,83
610.305,96
165.073,01
201.431,24
Sumber : APBD dan BPS, diolah
38
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 2.9: Realisasi Dan Potensi Retribusi Sanitasi Per Kapita No
SKPD
1 1.a 1.b
Retribusi Air Limbah Realisasi retribusi Potensi retribusi
2 2.a 2.b
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2011 2012 2013
2010
Pertumbu han (%)
2014
-
-
-
-
-
-
Retribusi Sampah Realisasi retribusi Potensi retribusi
99,710,000 -
113,393,000 -
112,299,000 -
108,000,000 120,000,000
81,038,000 -
-4,01 -
3 3.a 3.b
Retribusi Drainase Realisasi retribusi Potensi retribusi
-
-
-
-
-
-
4
Total Realisasi (1a+2a+3a)
99,710,000
113,393,000
112,299,00
128,000,000
81,038,000
-4,01
5
Total Potensi Retribusi Sanitasi (1b+2b+3b)
-
-
-
-
-
-
6
Proporsi Total Realisasi – Potensi Retribusi Sanitasi (4/5)
Retribusi
Sanitasi
Sumber : Dinas Tarukim Kab. Samosir Tahun 2014
2.3.3
Data Perekonomian Kabupaten Samosir Struktur ekonomi menggambarkan kontribusi atau peranan masingmasing sektor dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dalam konteks lebih jauh akan memperlihatkan bagaimana suatu perekonomian mengalokasikan sumber-sumber ekonomi di berbagai sektor. Struktur ekonomi dapat menggambarkan kemajuan suatu daerah. Semakin maju perekonomian suatu daerah maka kontribusi sektor primer cenderung mengalami penurunan sedangkan sektor sekunder dan tersier menunjukkan peningkatan. PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. Pencapaian keberhasilan pembangunan ekonomi disuatu wilayah dapat dilihat dari pendapatan perkapita masyarakat yang mengalami peningkatan secara terus menerus (dalam jangka panjang) dan disertai terjadinya perubahan fundamental dalam struktur. Secara riil, fluktuasi pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tergambar melalui pengerahan PDRB atas dasar harga konstan. Perkembang PDRB atas dasar harga konstan cendrung menunjukkan perkembangan positif, hal ini menunjukkan adanya peningkatan perekonomian dari tahun ke tahun.
39
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Pendapatan perkapita adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima oleh setiap penduduk secara rata-rata dalam keterlibatannya pada faktor produksi dalam proses produksi, sehingga sering digunakan sebagai indikator dalam melihat tingkat kesejahteraan atau kemakmuran masyarakat secara umum. Pendapatan perkapita penduduk Samosir dari tahun 2011-2013 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan seiringan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang tercapai dari tahun ke tahun merupakan indikator untuk menilai kinerja suatu daerah dalam mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek dan usaha mengembangkan ekonominya dalam jangka panjang. Perkembangan PDRB Harga Konstan, Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Samosir tahun 2009 sampai tahun 2013 tampak pada Tabel 2.10 berikut:
Tabel 2.7: Peta Perekonomian Kabupaten Samosir Tahun 2009-2013 No
Tahun
Deskripsi
2009
2010
2011
2012
1
PDRB atas dasar harga konstan 2000 (Rp)
1002,46
1058,49
1121,62
1189,69
2
PDRB perkapita atas dasar harga konstan 2000 (Rp)
8323,17
8846,29
9287,06
9784,13
3
Pertumbuhan Ekonomi (%)
5,10
5,59
5,96
6,07
2.4.
Tata Ruang Wilayah 2.4.1
Kebijakan dan Strategi Umum Suatu
konsep pengembangan
ruang dapat dikembangkan
berdasarkan potensi alam yang diarahkan untuk dapat memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakatnya. Namun untuk pengembangan berbasis potensi sumberdaya alam perlu diketahui batasan ambang batas limgkungan yang harus diikuti sehingga tidak terjadi degradasi lingkungan. Dalam menyusun konsep kebijakan dan strategi pengembangan ruang Kabupaten Samosir terbagi atas dua wilayah yakni: (1) Wilayah daratan (Kecamatan Harian, Sianjur Mula-mula, dan Sitio-tio), dan (2) Wilayah Pulau
40
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
(Kecamatan Pangururan, Simanindo, Ronggur Nihuta, Palipi, Nainggolan, Onan Runggu). Pembagian ini dilakukan karena karakteristik pulau berbeda dengan wilayah daratannya yang secara otomatis juga diikuti oleh kondisi sosial demografi yang juga berbeda sehingga diperlukan arahan strategi yang berbeda pula. Adapun kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Samosir adalah sebagai berikut: 1. Arah Pengelolaan Kawasan Lindung dan Budidaya; 2. Arah pengelolaan sektor perekonomian. 2.4.2
Rumusan Kebijakan dan Strategi Umum Pengembangan Pemanfaatan Ruang Rumusan kebijakan dan strategi umum yang disusun dalam rangka pengembangan pemanfaatan ruang di Kabupaten Samosir disusun berdasarkan
beberapa
hal
berikut
yang
diangggap
telah
cukup
merepresentasikan potensi dan kendala yang harus dihadapi untuk pengembangan penataan ruang: a)
Kependudukan dan Sosial Budaya Pengembangan filosofi Dalihan Natolu seharusnya dibarengi dengan pengembangan filosofi kehidupan modern yang lebih bersifat keluar (outward looking) duduk Kabupaten Samosir mampu mencapai keunggulan dalam persaingan dengan penduduk dari luar Kabupaten Samosir maupun dari luar Sumatera Utara. Proses pemaknaan nilai budaya dalam penataan ruang, khususnya pada ruang sektor kegiatan yang merupakan arahan pengembangan Kabupaten Samosir seperti pariwisata hendaknya memanfaatkan keahlian pakar sejarah dan budayadalam menyusun sejarah dan budaya suku Batak dan mengembangkannya.
b)
Pengembangan Permukiman Sebaran permukiman diperbukitan yang umumnya tersegregasi dengan wilayah pesisir danau menyebabkan inefisiensi dalam proses pengelolaan permukiman yang dilakukan pemerintah, khususnya dalam rangka penyediaan sarana listrik, air bersih, dan lain-lain. Untuk itu diperlukan batasan jumlah perumahan dalam suatu kelompok
41
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
permukiman, sehingga upaya pemerataan sarana dan prasarana dapat dirasakan oleh seluruh penjuru Kabupaten Samosir. Keberadaan permukiman yang terpencar antara wilayah perbukitan dan pesisir menyebabkan selain supply air dan listrik yaitu fasilitas sosial seperti posyandu, puskesmas dan sekolah yang keberadaannya memang terbatas hanya terdapat di kota dengan pusat pelayanan utama saja, menyebabkan aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas sosial sulit dicapai untuk itu diperlukan fasilitas sosial yang sifatnya dapat bergerak lintas kecamatan. c)
Pengembangan Prasarana Utilitas dan Fungsi Ekologis Bentukan alam yang didominasi oleh perbukitan dan pegunungan menjadi hambatan dalam hal penerimaan sinyal untuk saluran komunikasi, untuk itu pemerintah selayaknya memberikan kemudahan bagi provider agar berminat untuk mengembangkan jaringannya di Kabupaten Samosir. Dalam rangka menjaga fungsi hidrologi Danau Toba sebagai wilayah tangkapan dan penyimpan air maka dibutuhkan kerjasama dengan Kabupaten di daerah Sumatera sebagai tetangganya. Pada wilayah daratan, kegiatan pertanian perlu diintensifkan sehingga masyarakat tidak merambah hutan. Kegiatan untuk membuka hutan umumnya dilakukan karena masyarakat tidak memiliki alternatif kegiatan untuk kehidupan sehari-harinya. Untuk itulah kegiatan sektor pertanian sebagai kegiatan basis dieksplorasi sehingga dapat menjadi pilihan masyarakat di wilayah daratan. Danau Toba sebagai titik utama dalam fungsi hidrologis yang dimiliki Kabupaten Samosir perlu dikelola sesuai dengan konsep Lake Toba Ecosystem Development Plan mengintegrasikannya pada konsep yang relevan dalam RTRW Kabupaten dan menjabarkannya ke rencanarencana sektor serta melakukan sosialisasi baik terhadap kalangan muda maupun masyarakat umum.
d)
Pengembangan Sektor-Sektor Unggulan Adapun sektor unggulan antara lain pariwisata, angkutan danau, pertanian, dan kerajinan tangan, Untuk mewujudkan pengembangan pariwisata diperlukan dukungan sumberdaya manusia yang terampil
42
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
dalam bidang pariwisata, sehingga dibutuhkan juga lembaga pendidikan tingkat menengah dari bidang kejuruan pariwisata sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk melakukan capacity build di bidang wisata untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Dukungan untuk pengembangan kegiatan pertanian tidak saja diperlukan dalam hal pembenahan dan peningkatan kegiatan yang telah ada, namun juga diperlukan dukungan prasarana berupa insentif bagi penanam modal yang bermaksud mengembangkan tanaman unggulan untuk dijadikan ujung tombak pengembangan agropolitan. Karakteristik fisik wilayah yang dominan berada di Pulau Samosir dan dipisahkan Danau Toba dengan wilayah daratan menjadikan keberadaan angkutan danau memiliki prospek pengembangan yang cukup baik untuk pergerakan masyarakat, namun keunggulan ini perlu diikuti dengan pengaturan/pengelolaan angkutan danau berdasarkan hierarkinya sehingga produktivitas angkutan ini dapat optimal. Produksi ukiran yang dihasilkan masyarakat hendaknya dibantu oleh pemerintah dalam hal pemasaran ke luar wilayah Samosir sehingga kekhasan ukiran dapat menjadi salah satu penciri Kabupaten Samosir diantara penciri sumber daya alamnya. 2.4.3
Konsep Pemanfaatan Ruang Konsep pemanfaatan ruang di Kabupaten Samosir didasarkan dalam dua bagian yakni spasial dan aspasial. Bagian spasial terletak di mainland dan pulau. Mainland merupakan bagian daratan dari Pulau Sumatera sedangkan pulau adalah daratan Pulau Samosir yang berada dalam bagian Danau Toba. Lahan optimal merupakan lahan yang sesuai dan mendukung untuk dijadikan sebagai lahan budidaya. Lahan terbatas merupakan lahan dengan kondisi fisik yang dapat dikembangkan dengan pembatasan dan membutuhkan biaya yang tinggi untuk melakukan pembangunan. Kawasan yang termasuk dalam lahan terbatas adalah kawasan konservasi dan resapan air tanah. Sementara lahan dengan hambatan merupakan lahan yang sulit dikembangkan karena memiliki patahan dengan ketinggian 10001965 meter diatas permukaan laut. Lahan hambatan ini juga berfungsi
43
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
sebagai kawasan konservasi sehingga harus dipertahankan dan tidak dapat dikembangkan Apabila sudah dilakukan pembangunan di kawasan ini, batas yang masih dapat dikembangkan adalah 10% dari luas hambatan. Mainland terdiri dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Sianjur Mulamula, Kecamatan Harian dan Kecamatan Sitio-tio. Wilayah ini memiliki luasan sebesar 767,292 km2 dengan bentuk fisik yang dapat dikembangkan secara optimal dan cenderung memanjang. Kondisi ini menyebabkan adanya pertumbuhan yang linier mengikuti pola dari bentuk daratan. Pada bagian pulau terdiri dari enam kecamatan yakni Kecamatan Pangururan, Simanindo, Palipi, Ronggur Nihuta, Nainggolan dan Onan Runggu dengan jumlah luasan sebesar 649,519 km2. Bentuk pulau ini juga cenderung memanjang dari arah barat laut ke tenggara. Jalur jalan utama berada di pesisir danau dan mengelilinginya. Tabel 10.a: Luasan Wilayah Pemanfaatan Maksimal
No
Luasan Wilayah Pemanfaatan Maksimal (ha)
Kecamatan
1
Pangururan
2
Simanindo
3
Ronggurnihuta
4
Nainggolan
5
Onan runggu
6
wilayah optimal(70%)
wilayah terbatas (50%)
wilayah dengan hambatan (10%)
0,0
961,58
1.222,33
1.072,19
4.441,75
617.5
0,0
543,37
447,86
537,13
333,24
509.9
636,9
2.795,61
47,42
Palipi
662,86
1.167,63
1.186,18
7
Sianjur Mula-mula
3,.29,0
4.732,1
0,0
8
Harian
12.151,3
14.059,20
670,5
9
Sitiotio
1.896,46
3.406,0
0.,0
20.849,96
32.441,38
4.701,8
TOTAL
Sumber data: diolah Dalam pemanfaatan ruang berdasarkan aspasial, konsep pendekatan budaya merupakan salah satu parameter yang dijadikan sebagai filter untuk mengembangkan ruang secara fisik. Konsep tersebut didasarkan atas filosofi Batak mengenai ruang. Ruang tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu Banua Ginjang (Bagian Atas), Banua Tonga (Bagian Tengah), dan Banua Toru (Bagian Bawah). Atas dasar tersebut, maka pengembangan ruang untuk Kabupaten Samosir juga terbagi atas filosofi tersebut.
44
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Banua Ginjang diwujudkan dengan Pusuk Buhit yang merupakan tempat leluhur Orang Batak diturunkan oleh Mulajadi Na Bolon dan merupakan gunung tertinggi di Kabupaten Samosir. Posisinya yang berada pada 4.000 mdpl, dikonsepkan untuk menjadi sumber kebijakan spritual untuk pembangunan wilayah di Kabupaten Samosir. Kepercayaan mengenai kesakralan dari tempat tersebut merupakan salah satu alat untuk membatasi pembangunan di situ. Pusuk Buhit dan daerah sekitarnya sebaiknya dibangun secara terbatas dan diarahkan guna menunjang makna kesakralan yang sudah dimilikinya. Banua Tonga terletak pada bagian di bawah Pusuk Buhit. Bagian tengah ini menjadi penterjemah dari kebijakan yang telah ditetapkan oleh leluhur Suku Bangsa Batak. Banua Tonga diwakili oleh Kantor Bupati dan DPRD yang merupakan penyusun peraturan dan pelaksana pembangunan yang sifatnya lebih duniawi. Karena itu maka tempat yang mewakili ini adalah Pusat Pemerintah Kabupaten Samosir yang saat ini berada di Rianiate. Banua Toru terletak di bagian paling bawah dari ruang, yaitu pelaksana dari berbagai peraturan yang telah dibuat oleh pemegang kekuasaan di dunia. Mereka adalah seluruh penduduk serta masyarakat yang turut aktif dalam pembangunan di Kabupaten Samosir. Bagian terbesar ini menyebar secara merata ke seluruh Kabupaten Samosir, bahkan bisa ke luar Kabupaten.
Gambar 2.1 Pusuk Buhit sebagai Pusat Spritual dalam Pengambilan Keputusan
45
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
2.4.4
Konsep Pembentukan Struktur Wilayah Fungsional Konsep pembentukan struktur wilayah fungsional Kabupaten Samosir dibentuk berdasarkan fungsi lindung dan fungsi budidaya. 1. Fungsi Lindung Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya binaan sejarah dan budaya bangsa untuk kepentingan pembangunan yang berkelanjutan. Lahan fungsi lindung di Kabupaten Samosir berdasarkan analisis kesesuaian sebesar 648,828 km2. Adapun kesesuaian lahan untuk kawasan lindung sebagai berikut: Fungsi lindung yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya yaitu kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, kawasan konservasi dan resapan air; Kawasan perlindungan setempat yaitu sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, kawasan sekitar mata air dan kawasan terbuka hijau; Kawasan rawan bencana alam yaitu kawasan rawan letusan gunung api, kawasan rawan gempa dan kawasan tanah longsor. 2. Fungsi Budidaya Agglomeration Schedule merupakan kawasan yang cenderung memiliki sifat kekotaan seperti Desa Tomok dan Kelurahan Pasar Pangururan. Karakteristik tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya. Desa Tomok saat ini merupakan kawasan wisata dengan fasilitas pelabuhan dan perdagangan sedangkan Pasar Pangururan merupakan ibukota kecamatan pangururan yang termasuk ke dalam wilayah administrasi dengan fasilitas perdagangan dan jasa. Berikut adalah yang termasuk di dalam kawasan fungsi budidaya: a. Kawasan hutan produksi yang meliputi kawasan hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan yang dapat dikonservasi dan hutan rakyat; b. Kawasan pertanian yang meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan
pertanian
lahan
kering,
kawasan
tanaman
tahunan/perkebunan, kawasan peternakan dan kawasan perikanan;
46
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
c. Kawasan pertambangan yang meliputi golongan bahan galian strategis, golongan bahan galian vital dan golongan bahan galian yang tidak termasuk kedua golongan di atas; d. Kawasan peruntukan industry, kawasan pariwisata; e. Kawasan permukiman dan, f. Kawasan konservasi budaya dan sejarah. 2.4.5
Konsep Struktur Pusat-Pusat Kegiatan Ditingkat Kabupaten, pusat kegiatan dikategorikan dalam Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). PKW adalah kota sebagai pusat jasa,pusat pengolahan dan simpul transportasi yang melayani beberapa kabupaten, dengan kriteria penentuan: pusat jasa pelayanan keuangan/bank
yang
pengolahan/pengumpul
melayani barang
beberapa
yang
melayani
kabupaten,
pusat
kabupaten,
simpul
transportasi untuk beberapa kabupaten, pusat pelayanan jasa pemerintahan untuk beberapa kabupaten, pusat pelayanan jasa yang lain untuk beberapa kabupaten. Di Kabupaten Samosir, PKW terletak di Kecamatan Pangururan yang juga merupakan ibukota Kabupaten Samosir. Selain sebagai pusat administrasi /jasa pemerintahan, pelayanan lain yang tersedia dikecamatan ini adalah fungsi pusat perdagangan, pendidikan,
kesehatan,
pertanian,
transportasi
atau
perhubungan.
Sedangkan PKL kota sebagai pusat jasa, pusat pengolahan dan simpul transportasi yang mempunyai pelayanan satu kabupaten atau beberapa kecamatan, dengan kriteria penentuan: pusat jasa keuangan/bankyang melayani
satu
kabupaten
pengolahan/pengumpul
barang
atau
beberapa
untuk
beberapa
kecamatan, kecamatan,
pusat jasa
pemerintahan untuk beberapa kecamatan, bersifat khusus dalam arti mendorong perkembangan sektor strategis. Untuk PKL di Kabupaten Samosir, sesuai dengan RPJM dan visimisi yang akan mengembangkan potensi pariwisata dan agropolitan, maka pusat kegiatan diarahkan kepada pertanian, pariwisata dan pelabuhan. Pelabuhan termasuk salah satu penunjang sarana transportasi pertanian dan pariwisata yang memanfaatkan potensi yang dimiliki Danau Toba.
47
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
PKL kemudian dibagi menjadi tiga bagian yaitu primer, sekunder dan tersier. PKL primer ditetapkan, yakni: (1) Onan Runggu dengan daerah pelayanan
Kecamatan Nainggolan, Onan Runggu dan Kabupaten Toba Samosir yang berbatasan dengan Kabupaten Samosir, (2) Simanindo Sakkal dengan daerah pelayanan Kecamatan Simanindo, sebagian Kecamatan Ronggur Nihuta dan kecamatan di Kabupaten Karo dan Simalungun yang berbatasan dengan Kabupaten Samosir, (3) Tomok dengan daerah pelayanan kecamatan Simanindo, Ronggur Nihuta, Onan Runggu dan kecamatankecamatan lain di Kabupaten Simalungun yang berbatasan dengan Kabupaten Samosir. Untuk PKL sekunder ditetapkan di Parbaba, Rianiate, Nainggolan, Mogang dan Ambarita. Sedangkan PKL tersier ditetapkan di Ronggurnihuta, Sabulan, Harian Boho dan Sagala. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini.
48
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Pangururan
K.Simanindo/D.Sakal
K.Simanindo/D.Tomok
D. Parbaba
D. Ginolat
D. Trupuk Sihotang
PKW
PKL Primer
D. Sabulan
Mogang
D.Parbaba
Dolok
D. Ambarita
K. Onan Runggu/ D. Onan Runggu
D.Nainggolan
D. Ronggurnihuta
Gambar: Bagan PKW, PKL primer dan PKL sekunder Kabupaten Samosir
PKL Sekunder
D = Desa K = Kecamatan
49
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 2.10.b: Kondisi Eksisting & Rencana Pusat Pelayanan Di Kabupaten Samosir Pusat Pelayanan Periode
PKW
PKL Primer
PKL Sekunder
Saat Ini
Saat Ini
Saat Ini
PKW
PKL Primer
Arahan Rencana
PKL Sekunder Arahan
Arahan Rencana
Rencana Pangururan
Pangururan Sakal/Tomok/
Sakal/Tomok/
Onan Runggu
Onan Runggu Ginolat, Trupuk
Ginolat, Trupuk
Sihotang, Sabulan,
Nainggolan/ Parbaba/ Parbaba Dolok/ Ambarita
Mogang, Ronggurnihuta,
Wilayah
Parbaba, Parbaba Dolok,
Sihotang, Sabulan, Mogang, Ronggurnihuta
Ambarita, Desa Nainggolan.
Simbolon, Partungko Naginjang, Sibonar ompuratus
2.4.6
Kriteria Lingkungan Permukiman Dan Kawasan Pusat Kegiatan Konsep lingkungan permukiman bertujuan untuk menciptakan lingkungan tempat tinggal yang nyaman, aman dan indah, lengkap dengan fasilitas dan utilitas yang memadai bagi sebuah kawasan, sehingga orang yang tinggal dapat berinteraksi dengan baik ke ruang kegiatan yang lain. Berikut kriteria yang harus dipenuhi untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang mampu mendukung kegiatan-kegiatan penduduknya: 1. Tinggal
berdekatan
dengan
unit-unit
ketetanggaan
(orientasi
sosial/ketetanggaan); 2. Tinggal berdekatan dengan pusat kegiatan (orientasi ekonomi); 3. Tinggal berdekatan dengan fasilitas umum dan peribadatan; 4. Dilengkapi dengan jaringan jalan yang memadai. Pengembangan konsep unit ketetanggaan dibedakan menurut karakter fungsi pada tiap kegiatan di dalam unit lingkungan yaitu:
50
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
1. Unit lingkungan yang bersifat self sufficient atau swasembada yang artinya kegiatan-kegiatan yang terdapat di lingkungannya dapat memenuhi seluruh kebutuhan penduduk yang tinggal di lingkup unit lingkungan tersebut. Pada konsep ini di unit lingkungan tersebut dilengkapi pusat-pusat pelayanan yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan penduduk yang tinggal di dalamnya. 2. Unit lingkungan yang tidak bersifat self sufficient yang artinya terbentuk ketergantungan dengan unit lingkungan lain. Sementara itu, penentuan kawasan pusat kegiatan dilakukan berdasarkan kriteria bahwa kawasan tempat pusat kegiatan tersebut memiliki letak sentral terhadap wilayah-wilayah pelayanan dan memiliki aksesibilitas yang tinggi, sehingga mudah dijangkau oleh penduduk yang dilayaninya; terdapat aglomerasi pusat-pusat kegiatan seperti pertokoan, pendidikan, taman dan sebagainya, yang berskala terbatas. Pemusatan kegiatan tersebut bersifat sebagai pengikat dalam satu unit lingkungan. Walaupun demikian, pemusatan kegiatan tersebut sebaiknya diletakkan pada blok peruntukan khusus, agar keteraturan dan ketertiban lingkungan tetap terjaga.
2.4.7.
Pengelolaan Dampak Lingkungan Setiap
kegiatan
dalam
bangunan
atau
lingkungan
yang
mengganggu dan menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan harus disertai dokumen AMDAL sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kegiatan yang diperkirakan memiliki dampak penting terhadap perkotaan, yaitu kegiatan yang menyebabkan perubahan fisik dan atau hayati lingkungan, kegiatan yang menyebabkan perubahan pada komponen lingkungan, kegiatan yang menyebabkan spesies langka dan endemik terancam punah, kegiatan yang menimbulkan kawasan cagar alam, taman nasional, kegiatan yang merusak peninggalan benda bersejarah, menimbulkan konflik atau kontroversi dengan masyarakat/pemerintah. Bangunan atau lingkungan yang menimbulkan dampak tidak penting terhadap lingkungannya tidak perlu dilengkapi AMDAL, tetapi harus melakukan UKL (Unit Pengelolaan Lingkungan) dan UPL (Upaya
51
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Pemantauan Lingkungan). Pengelolaan lingkungan untuk daerah bencana, daerah banjir dan sejenisnya perlu ditetapkan larangan membangun atau menetapkan persyaratan khusus dalam membangun dengan memperhatikan keamanan, keselamatan dan kesehatan lingkungan. Sementara untuk lingkungan yang baru mengalami kebakaran dapat ditetapkan sebagai daerah tertutup dalam jangka waktu tertentu, dibatasi atau dilarang membangun. 2.4.8.
Kawasan Rawan Bencana Alam Kabupaten Samosir memiliki wilayah/kawasan yang rawan bencana longsor merata pada setiap kecamatan. Hal ini diakibatkan kondisi topografi tanah yang berbukit dan struktur tanah liat berpasir. Ada dua kecamatan yang terletak di sebelah barat yang berpotensi gempa sangat besar yaitu Kecamatan Harian dan Kecamatan Sitio-tio. Kecamatan Harian merupakan daerah yang sangat rawan terhadap longsor, gelincir, runtuhan dan gempa. Luasan wilayah kecamatan yang berpotensi mengalami bencana di Kabupaten Samosir adalah seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel.2.10.c: Kondisi Pergerakan Tanah dan Rawan Gempa di Kabupaten Samosir (Ha)
No
Kecamatan
Runtuhan (Ha) 3.865,060
Gelincir (Ha) 9.667,391
Longsor (Ha) 2.059,222
Gempa (Ha)
81,247
1.737,822
1.561,648
-
1,758
2.679,360
876,247
-
-
4.878,989
3.264,973
-
5.768,557
41.763,049
1.771,823
1.
Simanindo
2.
Pangururan
3.
Ronggurnihuta
4.
Palipi
5.
Harian
5.168,084
6.
Onanrunggu
1.262,724
-
3.712,59
-
7.
Nainggolan
-
2.845,013
2.684,654
-
8.
Sitio-tio
1.925,243
-
1.596,99
1.600,468
9.
Sianjur Mula-mula TOTAL
-
6.405,748
-
5.101,552
-
21.577,132
21.577,132
61.620,384
3.372,291
Sumber: Samosir Dalam Angka 2013
52
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 2.3: Rencana Struktur Ruang Kabupaten Samosir
Sumber : RTRW 2008-2028 Kabupaten Samosir
53
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 2.4: Rencana Pola Ruang Kabupaten Samosir
Sumber : RTRW 2008-2028 Kabupaten Samosir
54
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
2.5.
Sosial Budaya 2.5.1.
Kondisi Pendidikan Salah satu amanat yang diemban Pemerintah menurut UUD 1945
adalah upaya mencerdaskan bangsa. Sejauhmana amanat ini dilaksanakan tercermin antara lain dari profil pendidikannya. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan suatu daerah untuk menyediakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sarana pendidikan di Kabupaten Samosir sudah cukup memadai dari jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) 203 Unit dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau Sekolah Menengah Pertama (SLTP/SMP) sebanyak 34 Unit, untuk Sekolah Menengah Umum/MA 15 Unit dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 7 unit pada tahun 2014 baik sekolah negeri dan swasta dengan jumlah seluruhnya 25 unit. Lebih jelasnya jumlah dan penyebaran sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Samosir tahun 2014 baik sekolah negeri dan swasta dengan jumlah seluruhnya 259 dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.11: Fasilitas Pendidikan Yang Tersedia Di Kabupaten Samosir Jumlah Fasilitas Pendidikan Nama Kecamatan Sianjur Mula-mula Harian Sitio-tio Onanrunggu Nainggolan Palipi Ronggurnihuta Pangururan Simanindo
SD
SLTP
22 12 16 21 22 29 12 38 31 203
2 3 3 4 3 5 3 6 5 34
Umum SMA 1 0 1 1 1 3 1 5 1 14
SMK
MI
Agama MTs
MA
0 1 0 0 1 1 0 2 2 7
-
-
1 1
Sumber: Samosir Dalam Angka 2014
55
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
2.5.2.
Jumlah Penduduk Miskin Jumlah dan persentasi penduduk miskin di Kabupaten Samosir
sejak tahun 2004 hingga 2012 mengalami penurunan yaitu dari 26,20 (ribuan) jiwa atau sebesar 21,89 persen pada tahun 2004 menjadi 18,30 (ribuan) jiwa atau sebesar 15,16 persen pada tahun 2012 atau dengan ratarata penurunan sebesar 4,39 persen per tahun. Angka garis kemiskinan penduduk Kabupaten Samosir sejak tahun 2005 hingga 2012 mengalami peningkatan yaitu Rp.126.207,- pada tahun 2005 menjadi Rp.240.310,- perkapita perbulan pada tahun 2012 atau dengan ratarata kenaikan sebesar 9,64 persen per tahun. Berdasarkan data dari Kantor Keluarga Berencana Kabupaten Samosir jumlah Keluarga Pra Sejahtera/KS I di Kabupaten Samosir pada tahun 2012 adalah sebanyak 13.831 keluarga, mengalami peningkatan sebesar 21,35 persen bila dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 11.398 keluarga. Menurut kecamatan, keluarga pra sejahtera/KS I yang paling banyak pada tahun 2012 terdapat di Kecamatan Pangururan yaitu, 3.477 keluarga (25,14 persen) dan yang paling sedikit adalah di Kecamatan Harian yaitu 288 keluarga (2,08 persen). Tabel 2.12:Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Nama Kecamatan Sianjur Mula-mula Harian Sitio-tio Onanrunggu Nainggolan Palipi Ronggurnihuta Pangururan Simanindo Sumber: Samosir Dalam Angka 2013
Jumlah keluarga miskin (KK) 1,201 966 1,076 1,112 1,347 1,768 1,069 2,932 1,854
56
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 2.12.a: Jumlah Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan Kabupaten Samosir (2008-2012) No 1 2 3 4 5
Jumlah Penduduk Persentase Jumlah penduduk miskin (jiwa) miskin 2008 24,44 18,76 2009 22,85 17,31 2010 19,70 16,51 2011 18,90 15,67 2012 18,30 15,16 Sumber : Samosir Dalam Angka 2013
Tahun
Garis kemiskinan (rupiah/kapita/bulan) 156.352 181.619 201.595 220.103 240.310
Tabel 2.12.b: Banyaknya Keluarga Pra Sejahtera /KS I menurut Kecamatan di Kabupaten Samosir (2008-2012) No 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kecamatan Sianjur Mula-mula Harian Sitio-tio Onanrunggu Nainggolan Palipi Ronggurnihuta Pangururan Simanindo JUMLAH
2008 1161 441 536 1057 1470 1949 765 3358 1502 12231
2009 1133 421 516 1029 1442 1921 745 3330 1474 12011
Keluarga Pra Sejahtera / KS I 2010 2011 1113 1144 403 405 504 503 1009 1009 1432 1428 1911 1900 725 723 3294 3182 1439 1104 11830 11398
2012 1113 288 1070 2254 1130 1862 1336 3477 1301 13831
Sumber : Samosir Dalam Angka 2013 2.5.3.
Perumahan Rumah merupakan tempat berkumpul bagi semua anggota keluarga
dan menghabiskan sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan sangat berperan sebagai media penularan penyakit di antara anggota keluarga atau tetangga sekitarnya. Total rumah yang ada di Kabupaten Samosir adalah 29775 unit. Jumlah rumah paling banyak adapada ibukota Kabupaten Samosir yaitu Pangururan sebesar 6929 unit, disusul dengan Kecamatan Simanindo yaitu, 5031 unit dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Sitio-tio. Berdasarkan data hasil Susenas Tahun 2012, persentase rumah tangga di Kabupaten Samosir yang sudah menggunakan listrik PLN sebagai penerangan utama adalah 94,07 persen, listrik non PLN sebesar 3,99 persen, petromak 1,15 persen dan obor sebesar 0,79 persen.
57
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Menurut sumber air minum utama, persentase rumah tangga yang menggunakan
air
kemasan
bermerek/air
isi
ulang/leding
dengan
meteran/leding eceran adalah 10,32 sedangkan yang menggunakan sumur bor/pompa/sumur
terlindung/mata
air
tidak
terlindung/sumur
tidak
terindung/mata air terlindung/air sungai/danau/air hujan adalah 61,91 persen dan yang lainnya adalah 28,68 persen. Sementara itu persentase rumah tangga yang memiliki lantai rumah terbuat dari bukan tanah adalah 99,25 persen dan terbuat dari tanah adalah 0,75 persen. Jumlah rumah per kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.13: Jumlah Rumah Per Kecamatan di Kabupaten Samosir Tahun 2012 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kecamatan Sianjur Mula-mula Harian Sitio-tio Onanrunggu Nainggolan Palipi Ronggurnihuta Pangururan Simanindo Jumlah
Jumlah rumah 2386 1929 1801 2734 3042 3907 2016 6929 5031 29.775
Sumber : Samosir Dalam Angka 2013 Tabel 2.13.a: Persentase Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas di Kabupaten Samosir Tahun 2012 NO 1.
2. 3.
Jenis Lantai Terluas Bukan tanah - Marmer/Keramik/Granit/ - Tegel/Teraso - Semen - Kayu Tanah Lainnya Jumlah
Tahun 2012 99,25 4,81 2,65 43,17 48,62 0,75 0,00 100,00
Sumber : Samosir Dalam Angka 2013
58
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 2.13.b: Persentase umahtangga Menurut Sumber Air Minum di Kabupaten Samosir Tahun 2012 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Sumber Air Air kemasan bermerek Air isi ulang Leding dengan meteran Sumur Bor Sumur terlindung Sumur tidak terlindung Mata air terlindung Mata air tidak terlindung Air sungai/danau Air hujan Lainnya Jumlah
Tahun 2012 0,22 0,72 9,38 1,23 2,94 1,94 13,89 23,23 9,94 7,84 28,68 100,00
Sumber : Samosir Dalam Angka 2013 2.5.4. Kesehatan Menurut Mosley and Chan (1984) faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat adalah keadaan lingkungan, budaya/adat istiadat, konsumsi makanan bergizi dan pelayanan kesehatan termasuk pengobatan, teknologi dan aksesibilitas pelayanan kesehatan. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dilakukan dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam upaya kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal terutama golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Selain itu upaya pembangunan sarana kesehatan juga lebih ditingkatkan seperti puskesmas, posyandu dan sarana penunjang lainnya dalam upaya mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Tabel berikut akan menggambarkan banyaknya tenaga kesehatan pemerintah di Kabupaten Samosir Tahun 2012.
59
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 2.13.c: Banyaknya Tenaga Kesehatan Pemerintah Di Kabupaten Samosir Menurut Kecamatan Tahun 2012 Paramedis Juru Perawatan Kesehatan 1. Sianjur Mula-mula 3 27 0 2. Harian 2 30 0 3. Sitio-tio 1 23 0 4. Onanrunggu 3 27 0 5. Nainggolan 2 32 0 6. Palipi 2 41 0 7. Ronggurnihuta 2 21 0 8. Pangururan 10 74 0 9. Simanindo 6 91 0 Jumlah 31 369 0 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir 2013 No
Kecamatan
Dokter Pemerintah
Non Medis
Jumlah
8 3 1 0 3 1 1 21 7 45
38 35 28 30 37 44 24 105 104 445
Tabel 2.13.d: Banyaknya Fasilitas Kesehatan Pemerintah dan Swasta Di Kabupaten Samosir Menurut Jenisnya Tahun 2012 No Jenis Sarana Pemerintah 1. Rumah Sakit Umum 1 2. Pusat Kesehatan Masyarakat 12 3. Puskesmas Pembantu 33 4. Posyandu 205 5. Klinik Bersalin 0 6. Poskesdes 57 7. Polindes 21 8. Praktek Dokter 0 9. Balai Pengobatan Swasta 0 10. Apotik 1 11. Toko Obat 0 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir 2013
Swasta 1 0 0 0 3 0 0 4 5 5 19
Jumlah 2 12 33 205 3 57 21 4 5 6 19
2.6. Kelembagaan Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir dalam menjalankan tugas dan kewajibannya telah menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota. Berikut uraian Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Samosir:
60
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN SAMOSIR SEKRETARIAT : (PERDA KAB. SAMOSIR NO. 20 TAHUN 2007) 1. 2.
Sekretariat Daerah Kabupaten Samosir Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kab. Samosir
INSPEKTORAT, LTD, BADAN: (PERDA KAB. SAMOSIR NO. 21 TAHUN 2007) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Inspektorat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Otonomi Desa Badan Kepegawaian Daerah Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu Badan Ketahanan Pangan Dan Pelaksana Penyuluhan Badan Lingkungan Hidup, Penelitian Dan Pengembangan Kantor Kesatuan Bangsa, Politik Dan Perlindungan Masyarakat Kantor Keluarga Berencana Rsud Dr. Hadrianus Sinaga Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
DINAS: (PERDA KAB. SAMOSIR NO. 22 TAHUN 2007) 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Kesehatan 3. Dinas Pekerjaan Umum 4. Dinas Tata Ruang, Pemukiman, Kebersihan Dan Pertamanan 5. Dinas Pertanian, Perikanan Dan Peternakan 6. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan 7. Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil 8. Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan 9. Dinas Pariwisata, Seni Dan Budaya 10. Dinas Perhubungan, Komunikasi Dan Informatika 11. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, Pemuda Dan Olah Raga 12. Dinas Pendapatan, Keuangan Dan Aset Daerah. KECAMATAN : (PERDA KAB. SAMOSIR NO. 23 TAHUN 2007) 1. 2. 3.
Kecamatan Pangururan Kecamatan Simanindo Kecamatan Harian
61
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kecamatan Sianjur Mula-Mula Kecamatan Ronggur Ni Huta Kecamatan Palipi Kecamatan Nainggolan Kecamatan Onan Runggu Kecamatan Sitio.
SUSUNAN ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SAMOSIR: Sekretaris Daerah Staf Ahli Bupati Samosir: a.
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangan
b.
Staf Ahli Hukum dan Politik
c.
Staf Ahli Bidang kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia
d.
Staf Ahli Bidang Pemerintahan.
1.
Asisten Pemerintahan membawahi: a. Bagian Tata Pemerintahan b. Bagian Hukum c. Bagian Organisasi dan Tata Laksana.
2.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan dan Kesejahteraan Sosial membawahi: a. Bagian Ekonomi b. Bagian Pembangunan c. Bagian kesejahteraan Sosial.
3.
Asisten Administrasi Umum membawahi: a. Bagian Umum b. Bagian Perlengkapan c. Bagian Humas.
62
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Gambar 2.2 Struktur SKPD Yang Terkait Dalam Pembangunan Sanitasi Kabupaten Samosir BUPATI Wakil BUPATI
WAKIL BUPATI
DINAS PENDIDIKAN
DINAS KESEHATAN
BLHPP
BPMPOD
DINAS TARUKIM
BAPPEDA
63
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
2.7.
Komunikasi dan Media Tabel 2.14: Kegiatan Komunikasi Terkait Sanitasi
No
Kegiatan
1
Khalayak Sasaran
Tahun
Dinas Pelaksana
Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Pengkajian dan Penelitian Bidang Informasi dan Komunikasi Lomba Pagelaran KIM
2014
Dishubkominfo
Meningkatnya jumlah pelabuhan yang terpelihara dengan baik
Masyarakat Kab. Samosir
Peningkatan pemanfaatan pelabuhan
2014
Dishubkominfo
Masyarakat Kab. Samosir
2014
Dishubkominfo
Terbangunnya infrastruktur pusat jaringan Terlaksananya lomba pagelaran KIM (Kelompok Informasi Masyarakat)
4
Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan
2014
Dinas Kesehatan
Masyarakat Kab. Samosir
5
Pelaksanaan Study EHRA
2014
Dinas Kesehatan
6
Penanggulangan Penyakit Cacingan
2014
Dinas Kesehatan
Terlaksananya pengawasan kwalitas air minum yang dikonsumsi masyarakat Sebagai bahan untuk penyusunan BPS dan SSK Pelayanan penyakit cacingan
Meningkatnya Informasi terhadap masyarakat Untuk memudahkan penginformasian kepada masyarakat termasuk informasi sanitasi Sarana air minum masyarakat akan lebih higienis
7
Lomba Pengetahuan LIngkungan Hidup dan Jambore Kemah Hijau/Gerakan Menanam Pohon
2014
BLHPP
Terselenggaranya lomba pengetahuan lingkungan hidup di tingkat pelajar
Pelajar di Kabupaten Samosir
2 3
Tujuan Kegiatan
Masyarakat Kab. Samosir
Masyarakat Kab. Samosir 98 Sekolah Dasar
Pesan Kunci
Menjadi dokumen sanitasi di Kabupaten Samosir Anak yang cacingan akan semakin berkurang Semakin meningkatnya pengetahuan pelajar tentang lingkungan hidup.
Sumber: Penjabaran APBD Kabupaten Samosir 2014 Tabel 2.15 Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi No 1.
2.
Jenis Media a) Surat kabar/majal ah Media Elektronik
Khalayak b)
Pendanaan c)
Isu yang Diangkat d)
Pesan Kunci e)
Efektivitas f)
Masyarakat Kab. Samosir
APBD Kab. Samosir TA 2014
Masyarakat Kab. Samosir
APBD Kab. Samosir 2014
Tersedianya bahan berita pembangunan daerah termasuk yang berhubungan dengan sanitasi Dapat meliput secara langsung berbagai kegiatan pembangunan di Kabupaten Samosir termasuk yang terkait dengan sanitasi
Setiap pembangunan daerah di Kab. Samosir dapat dengan mudah dan cepat diketahui masyarakat Setiap pembangunan daerah di Kab. Samosir dapat dengan mudah dan cepat diketahui masyarakat
Sumber: Penjabaran APBD Kabupaten Samosir 2014
64
Efektif
Efektif
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
BAB 3 PROFIL SANITASI WILAYAH Pada bab ini akan dipaparkan mengenai kondisi riil pengelolaan sanitasi diKabupaten Samosir dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, pengelolaan air limbah, pengelolaan persampahan, pengelolaan drainase lingkungan, serta pengelolaan komponen terkait sanitasi lainnya. Pengelolaan sanitasi akan ditinjau dari berbagai aspek mulai dari kelembagaan, sistem dan cakupan pelayanan, peran serta masyarakat, komunikasi dan media, peran swasta, pendanaan dan pembiayaan, hingga permasalahan mendesak di sektor sanitasi. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia, dan keluarga miskin. Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, manajemen dan informasi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral. Penekanan yang diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif. Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan yaitu setiap kebijakan publik selalu memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan. Sehubungan dengan kegiatan penyusunan Buku Putih Sanitasi maka terdapat Penilaian Profil Sanitasi. Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan data dasar (baseline) yang memberikan gambaran lengkap dan menyeluruh (teknis/non teknis dan mencakup berbagai aspek) tentang sanitasi di Kabupaten Samosir. Data dasar ini diambil dari data primer dan sekunder, dan nantinya akan dipakai dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan proses monitoring selanjutnya. Proses penyusunan data dasar ini diawali dengan pemetaan sistem sanitasi yang ada saat ini (existing) dan dilanjutkan dengan menilai tingkat layanan dan cakupan sanitasi di Kabupaten Samosir. Pemetaan akan menggambarkan alur lengkap perjalanan limbah dari timbulnya/diproduksinya limbah hingga dibuang kembali. Ini mencakup tiga komponen: air limbah 65
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
domestik, persampahan, dan drainase lingkungan serta prohisan (promosi higienis dan sanitasi) dan limbah terkait. Selain pemetaan sanitasi, Pokja harus mengidentifikasi isu strategis dan permasalahan mendesak sanitasi yang ada. Informasi tentang kedua hal ini menjadi salah satu dasar utama dalam penyusunan SSK yang akan dilakukan kemudian. Telah banyak program dan kegiatan sanitasi yang telah berjalan dan yang telah direncanakan oleh Kabupaten Samosir. Penting bagi Pokja mengidentifikasi berbagai rencana tersebut guna member gambaran tentang sejauh mana Kabupaten Samosir telah melakukan usaha pengembangan sanitasi. Ini juga akan memberi dasar dan pertimbangan yang kuat pada saat Pokja menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK). 3.1.
Wilayah Kajian Sanitasi Wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Samosir adalah seluruh wilayah kabupaten yang terdiri dari 9 (sembilan) yaitu: (1) Kecamatan Sianjur Mula-mula, (2) Kecamatan Harian, (3) Kecamatan Sitio-tio, (4) Kecamatan Onan Runggu, (5) Kecamatan Nainggolan, (6) Kecamatan Palipi, (7) Kecamatan Ronggur Nihuta, (8) Kecamatan Pangururan, (9) Kecamatan Simanindo. Untuk lebih dapat dilihat pada Peta 3.1. Peta Wilayah Kajian Sanitasi Kabupaten Samosir.
66
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 3.1: Wilayah Kajian Sanitasi
Sumber: Bappeda Kab. Samosir 2014
54
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.2.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Program dan kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi yang selama ini dilakukan belum mampu merubah pola fikir masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat secara menyeluruh. Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari beberapa faktor yang ikut mempengaruhi seperti tingkat pendidikan masyarakat dan tingkat ekonomi masyarakat yang masih rendah turut memberi andil terhadap rendahnya derajat dan pengetahuan kesehatan. Pada dasarnya penyakit-penyakit yang terjadi pada masyarakat ini bisa dicegah bila masyarakat secara sadar dan mau menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga lingkungannya. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat diterjemahkan sebagai sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran dari hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan mampu berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Promosi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilaksanakan melalui keluarga, institusi lokal/desa, fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah dan melalui media massa baik cetak maupun elektronik. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan kondisi penyehatan lingkungan di suatu wilayah yang mana perlu penyadaran pada diri masing-masing individu untuk berprilaku sehat demi menjamin kondisi kesehatan masyarakat lingkungannya. Pada dasarnya PHBS berada di lima tatanan yakni: (1) tatanan rumah tangga, (2) tatanan sekolah, (3) tatanan tempat kerja, (4) tatanan tempat umum,dan (5) tatanan fasilitas kesehatan. Pembahasan PHBS dalam penyusunan profil Sanitasi Kabupaten Samosir lebih terfokus pada tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah. Kedua tatanan ini dipandang sebagai pilar utama yang memiliki kontribusi besar terhadap tatanan PHBS secara keseluruhan. Bila dalam tatanan rumah tangga baik, maka PHBS dalam semua
55
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
tatanan akan baik pula, baik dalam lingkungan sekitar maupun terhadap lingkungan yang lebih luas. Untuk menjamin kontinuitas dan peningkatan kualitas PHBS jangka panjang diperlukan dukungan dan atau pembinaan pada lingkungan sekolah. Sebagai sarana pembelajaran, sekolah memiliki peranan strategis untuk memperkenalkan PHBS kepada anak didik tentang bagaimana menciptakan suasana kehidupan bermasyarakat yang bersih dan sehat, yaitu yang dimulai dari individu, rumah tangga, kelompok dan lingkungan. 3.2.1.
Tatanan Rumah Tangga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia, baik di lingkungan rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja. Kondisi PHBS masyakarat di Kabupaten Samosir, dapat dilihat kondisi PHBS pada tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah. Dalam hal ini mengetahui secara kuantitas ketersediaan dari prasarana dan sarana sanitasi dan air bersih/air minum yang digunakan masyarakat baik di rumah tangga maupun di sekolah dalam kondisi tercukupi dan layak dari segi kesehatan. Di Kabupaten Samosir rumah merupakan kebutuhan utama bagi setiap manusia disamping sandang dan pangan, rumah dikatakan sehat apabila rumah tersebut memenuhi empat kriteria dasar sanitasi yang baik, yaitu memiliki jamban yang sehat, akses air bersih, sampah dan sarana pembuangan air limbah. Kondisi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga di Kabupaten Samosir, dapat dilihat dari ketersediaan jamban yang sehat, akses air bersih yang lancar dan tersedia setiap saat, ketersediaan sarana persampahan dan pembuangan air limbah. Disamping itu dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan pengobatan terhadap penyakit baik yang dilakukan melalui bidan desa, poskesdes, puskesmas dan dokter. Lingkungan mempunyai peranan yang sangat besar terhadap peningkatan derajat kesehatan, oleh karena itu upaya pemberantasan penyakit harus dimulai dari lingkungan yang sehat. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk. Salah satu faktor yang menunjukkan tinggi rendahnya angka kesakitan suatu daerah disebabkan oleh sanitasi dasar terutama air bersih, pengelolaan makanan yang tidak sehat serta tingkat kesadaran masyarakat yang rendah. Upaya promosi kesehatan dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dengan biaya yang murah dan terjangkau serta
56
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
memberikan fungsi yang sangat luas bagi masyarakat, upaya ini dilakukan melalui kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir. Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga BerPHBS. Rumah Tangga merupakan pondasi dari kesehatan masyarakat. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan rumah tangga di Kabupaten Samosir dapat dilihat dari 5 (lima) pilar STBM yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun, Perilaku BAB, Pengelolaan Air Minum, Pengelolaan Sampah dan Sarana Pembuangan Air Limbah. Tatanan Rumah Tangga terdiri dari 10 indikator, artinya Rumah Tangga yang dikatakan ber PHBS jika semua indikator yang dimaksud semuanya dikatakan “Ya”. 10 (sepuluh) indikator tersebut antara lain; (1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) Memberi bayi ASI Eksklusif, (3) Menimbang bayi dan balita, (4) Menggunakan air bersih, (5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, (6) Menggunakan jamban sehat, (7) Memberantas jentik di rumah, (8) Makan buah dan sayur setiap hari, (9) Melakukan aktifitas fisik setiap hari, (10) Tidak merokok didalam rumah. Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan hidup yang sehat, tubuh kita akan menjadi sehat. Melalui berbagai program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diharapkan agar masing-masing jajaran organisasi, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, dapat mewujudkan masyarakat yang sadar akan pentingnya perilaku hidup sehat bagi kesehatan dirinya, keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Salah satunya melalui dukungan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi dan Permukiman (PPSP). a)
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Manfaat mencuci tangan dengan sabun apabila dilakukan sesuai dengan
petunjuk yang benar akan membunuh kuman penyakit yang ada ditangan, mencegah penularan penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri (diare, kolera, disentri, tifus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernafasan Akut, flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS) serta tangan bersih dan bebas dari kuman. Waktu cuci tangan pakai sabun yang perlu dilakukan untuk mengurangi resiko balita terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare mencakup 5 (lima) waktu penting yakni: (1) sesudah buang air besar (BAB), (2) sesudah menceboki pantat anak, (3)
57
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
sebelum menyantap makanan, (4) sebelum menyuapi anak, dan terakhir adalah (5) sebelum menyiapkan makanan bagi keluarga. Persentase CTPS di lima waktu penting di Kabupaten Samosir hanya sebesar 0,5%, sedangkan 99,5% masih belum mererapkan CTPS di lima waktu. (Lihat Gambar 3.1 Grafik CTPS di lima waktu penting). Gambar 3.1: Grafik CTPS di 5 (lima) Waktu Penting
Dari hasil study EHRA yang dilakukan waktu melakukan CTPS di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah: sebelum ke toilet 0,7%; setelah menceboki bayi/anak12,9%; setelah dari buang air besar 34,3%; sebelum makan 17,6%; setelah makan 4,6%; sebelum memberi menyuapi anak 3,1%; sebelum menyiapkan masakan 5,2%; setelah memegang hewan 20,9%; Sebelum sholat 0,8%; dan Lainnya 33,6%. Pemakaian sabun paling banyak digunakan untuk mandi, yakni 99,6% kemudian banyak pula digunakan untuk mencuci peralatan dan mencuci pakaian. Sedangkan kebiasaan untuk mencuci tangan sendiri hanya 32,7% penduduk yang sering melakukannya dan 67,3% tidak pernah melakukannya. Berdasarkan data study EHRA, masyarakat Kabupaten Samosir paling sering mencuci tangan di kamar mandi (57,9%), mencuci tangan di dapur (44,5%), dan di tempat cuci piring adalah sebesar (7,1%). Mencuci tangan di jamban hanya sebesar 2,2% yang berarti bahwa masih banyak masyarakat yang tidak menyediakan sabun di dalam WC. Sebanyak 34,3% masyarakat Kabupaten Samosir mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar yang berarti masih lebih banyak yang tidak mencuci tangan pakai sabun (65,7%). Mencuci tangan pakai sabun setelah menceboki anak/bayi
58
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
sebesar 12,9%, sebelum makan (17,6%), dan setelah memegang hewan (20,9%). b)
Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Perilaku BAB dinyatakan baik adalah bila dalam rumah tangga tidak buang air
besar sembarangan dengan demikian sudah menjadi syarat mutlak kepemilikan jamban menjadi syarat utama dalam menilai baik buruknya perilaku BAB di masyarakat. Jamban umum juga bisa menjadi solusi dalam merubah perilaku BAB sembarangan tapi tidak semudah aksesnya bila dibandingkan dengan jamban pribadi. Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas bangunan atas yang terdiri dari atap penutup jamban, kemudian bangunan tengah yang terdiri dari tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi air untuk membersihkannya dan terakhir adalah bangunan bawah yang merupakan unit penampung kotoran yang bisa berbentuk cemplung atau septik tank. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air, sedangkan jamban leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan daerah padat penduduk. Jamban merupakan salah satu indikator yang menjadi syarat utama dalam perilaku hidup bersih dan sehat, suatu keluarga jika sudah memiliki jamban dapat menjadi cermin bahwa perilaku keluarga yang bersangkutan baik, namun permasalahannya tidak semua jamban keluarga dinyatakan baik dan sehat, baik secara struktur (bahan material, sambungan pipa, syarat septik tank) dan aspek non teknis seperti pemeliharaan dan pengelolaan/pembuangan akhir. Pembuangan tinja yang terjadi selama ini di Kabupaten Samosir belum terkelola dengan baik. Sebagian rumah tangga masih memiliki end point pembuangan berupa sungai, danau, kolam maupun sawah. Berdasarkan hasil study EHRA perilaku BABS masyarakat Kabupaten Samosir sebesar 37,3% dan yang tidak berperilaku BABS 62,7%. (Lihat Gambar 3.2. Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS). Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat Kabupaten Samosir untuk buang air di jamban sudah cukup tinggi dan sebagian besar masyarakat tidak mau lagi untuk BABS. Kepemilikan jamban bagi rumah tangga penduduk di kabupaten Samosir sudah cukup tinggi. Dari yang memiliki jamban pribadi, 69,6% berupa kloset jongkok leher angsa dan 30,4% berupa kloset duduk siram leher angsa. dan ada pula yang menggunakan MCK/WC Umum sebanyak 2,1%. Persentase masyarakat yang memiliki perilaku BABS (42,2%) kebanyakan disebabkan karena kebiasaan yang turun temurun yang susah dihilangkan. Kadang pengadaan jamban bersama atau MCK atau MCK++ yang dibantu oleh pemerintah pun tidak difungsikan optimal karena masyarakat merasa
59
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
lebih nyaman dan bebas BAB ke kebun, sungai dan danau. Untuk perilaku BABS ke sungai sebesar 3,3%, BABS ke kebun/pekarangan (24,8%), ke selokan/parit/got (1,9%), dan ke lubang galian (0,5%). Perilaku BAB yang buruk ini kebanyakan terjadi pada masyarakat perdesaan terutama masyarakat yang tinggal di pinggir sungai, dan tepian danau. Persentase pelaku BABS paling banyak dilakukan oleh laki-laki umur 5-12 tahun yakni sebesar 25,1% kemudian anak perempuan umur 5-12 tahun sebesar 24,1% kemudian perempuan dewasa sebesar 21,9%. Tingkat pemeliharaan jamban/WC masih kurang baik, hal ini dapat dilihat, antara lain dari lantai dan dinding jamban/WC menunjukkan 43,5% masih belum terbebas dari sisa-sisa tinja, 44,6% belum terbebas dari kecoa/lalat dan belum lagi dari kebersihan jamban/WC itu sendiri. Berdasarkan hasil pengamatan EHRA perihal BABS bahwa 63,8% jamban masyarakat tersedia air untuk penggelontor yang ditampung dalam bak air/ember, sementara 6,8% air untuk jamban berasal dari kran PDAM yang berfungsi, dan 30,3% jamban lainnya tidak ada air. Sementara ketersediaan sabun di dalam jamban 41,6% terlihat ada sabun dan 57,4% tidak terlihat adanya sabun. Sementara itu keberadaan jentik nyamuk di air tampungan hanya 10,3% yang terlihat dan 89,7% tidak terlihat adanya jentik nyamuk. Untuk kebiasaan penduduk membuang limbah tinja, menurut hasil kajian EHRA, 65,3% menyatakan memiliki lobang septik tank, pipa sewer sebesar 0,3%, ke cubluk/lobang tanah 1,8%, langsung ke drainase 0,3%, sungai sebesar 0,9% dan 30,7% menjawab tidak tahu. Perilaku hidup bersih dan sehat berpengaruh besar terhadap kesehatan individu, rumah tangga dan lingkungan. Makin baik perilakunya maka makin baik manfaat yang dirasakan utamanya dalam kesehatan. Hasil kajian di atas diperoleh gambaran jelas bahwa kondisi PHBS di Kabupaten Samosir dari keadaan sarana dan prasarananya sebenarnya sangat memadai, hanya saja perilaku masyarakat masih perlu diarahkan untuk menerapkan PHBS. Kondisi geografis Kabupaten Samosir yang memiliki sungai yang banyak, serta danau yang sangat luas menjadi potensi besar bagi masyarakat untuk BABS. Hal lain yang perlu di perhatikan dalam PHBS adalah dampak dari tindakan atau perilaku yang kurang perduli terhadap PHBS itu sendiri. Berdasarkan data mengenai kejadian penyakit diare yakni sebesar 5,2% yang terjadi dalam 6 bulan terakhir. Kejadian diare paling banyak di alami oleh anak-anak balita yakni sebesar
60
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
41,7%. Kemudian Perempuan dewasa sebesar 31,8%. Hal ini mengindikasikan bahwa perempuan dewasa yang kebanyakan menjadi ibu dari anak-anak masih kurang memperhatikan pola hidup bersih dan sehat sehingga lingkungan yang jorok dan sanitasinya buruk menyebabkan banyak balita yang terkena penyakit diare. Gambar 3.2: Grafik Persentase Penduduk yang melakukan BABS
c)
Pengelolaan Air Minum Mengenai pengelolaan air minum, yang dikaji dalam studi EHRA terdiri dari dua hal
utama, yaitu: Sumber Air dan Pengolahan serta penyimpanan dan penanganan air yang baik dan aman. Kedua aspek ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan tingkat resiko kesehatan bagi anggota di suatu rumah tangga. Dari sisi jenis sumber diketahui bahwa sumber-sumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri. Ada jenis-jenis sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber yang relatif aman, seperti air botol kemasan, air isi ulang, air ledeng/PDAM, air hidran umum, air kran umum, sumur pompa tangan, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan (yang ditangkap, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindungi). Di lain pihak, terdapat sumber-sumber yang memiliki resiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi patogen ke dalam tubuh manusia, di antaranya adalah sumur atau mata air yang tidak terlindungi dan air permukaan, seperti air kolam, sungai, waduk ataupun danau. Untuk sumber air terlindungi, 44,7% beresiko tercemar karena jaraknya terlalu dekat dengan pembuangan tinja ataupun limbah, sementara 55,3% lainnya terlindungi dengan aman. Sementara itu, untuk sumber air yang tidak terlindungi 68,1% masyarakat menyatakan tidak aman untuk dikonsumsi dan 31,9% aman untuk dikonsumsi terutama sumber-sumber air bersih yang diambil dari pegunungan dan dari
61
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
hutan. Berdasarkan data EHRA sebagian rumah tangga tidak pernah mengalami kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari yaitu 68,9%, namun ada pula yang pernah mengalami kelangkaan sekitar 31,1%. Sementara dari segi kepuasan mengenai kualitas air, 82,2% puas dengan kualitas air dan 17,8% tidak puas dengan kualitas air. Pengolahan air bersih terutama untuk air minum, 98,3% direbus, 1,2% ditambahkan kaporit dan 0,5% dengan cara lainnya. Penyimpanan air bersih paling banyak disimpan dalam panci atau wadah yang tertutup 5,1%, dalam panci terbuka 0,2%, dalam botol/ketel/ceret 85,8%, dalam gallon isi ulang 4,3% penyimpanan lainnya 0,3% dan tidak disimpan 0,7%. Cara Pengambilan air dari wadah penyimpanan air langsung dari dispenser 1,8%, dengan menggunakan gayung 77,7%, dengan menggunakan gelas 13,8% lainnya 6,4% dan tidak tahu 0,2%. Sementara berdasarkan cara pengambilan air dari wadah tersebut adalah 14,8% tangan menyentuh air, 83,2% tangan tidak menyentuh air dan tidak tahu 2%. (Lihat Gambar 3.3. Grafik Pengelolaan Air Minum (pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air) Gambar 3.3: Grafik Pengelolaan Air Minum (Pencemaran Pada Wadah Penyimpanan Dan Penanganan Air)
d)
Perilaku Pengolahan Sampah Perilaku pengolahan sampah setempat berdasarkan kajian EHRA, masih
menggambarkan suatu perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan dimana sebagian besar responden menyatakan tidak pernah mengolah sampah menjadi bernilai. Pengelolaan sampah rumah tangga sebagian besar langsung di bakar di sekitar area permukiman (77,2%), yang dikumpulkan oleh kolektor informal untuk daur ulang hanya
62
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
0,1%, yang dikumpulkan dan dibuang ke TPS 2,9%, dibuang ke lubang terbuka 0,3%, dibuang ke sungai/Danau/Laut 0,8%, dibiarkan saja sampai membusuk 1,5% dan dibuang ke hutan /lahan kosong 16,7%. Pengolahan yang biasa dilakukan adalah hanya dengan melakukan pemilahan sampah setempat sebesar 12,3%, dan sisanya 87,7% tidak diolah. Proses pengolahan sampah dengan pengomposan juga belum populer dimasyarakat, padahal pengolahan ini memerlukan modal yang sedikit dan bisa menghasilkan pendapatan bagi masyarakat. (Lihat Gambar 3.4. Grafik Pengolahan Sampah Setempat) Gambar 3.4: Grafik Pengolahan Sampah Setempat
e)
Perilaku Pengelolaan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Saluran yang dimaksud adalah saluran yang digunakan untuk membuang air bekas
penggunaan rumah tangga (grey water), seperti air dapur (bekas cuci piring/bahan makanan), air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Seperti kebanyakan terjadi di kotakota di lndonesia, saluran grey water dapat pula berfungsi menjadi saluran bagi pengaliran air hujan. Dari hasil kajian studi EHRA didapat bahwa angka pencemaran karena SPAL di Kabupaten Samosir sebesar 23%. Penyebab utama hal ini adalah karena SPAL yang berfungsi di Kabupaten Samosir hanya sekitar 51,0% selebihnya 49% tidak memiliki SPAL. (Lihat Gambar 3.5. Grafik Pencemaran Karena SPAL).
63
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Gambar 3.5: Grafik Pencemaran Karena SPAL
3.2.2.
Tatanan Sekolah Sebagai suatu institusi pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi kesehatan. Sekolah mendukung pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan termasuk kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar, sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan institusi pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan masyarakat institusi pendidikan (pengajar, anak didik dll) dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Institusi pendidikan dalam hal ini adalah dari tingkat,SD/MI,SLTP/MTs sampai dengan SLTA/ MA. Sekolah harus memberikan pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara jamban sekolah dan sarana cuci tangan. Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid sangat berbeda jauh dengan jamban guru, dimana jamban murid sangat jauh dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak. Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air kecil maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebiasaan ini membuat sekolah menjadi bau dan sangat rentan untuk menjadi sarang penyakit. Selain itu, seringkali jamban di sekolah tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari
64
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
dengan cara membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun sinar matahari beserta ventilasi yang memadai. PHBS tatanan institusi pendidikan adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan institusi pendidikan. Persoalan sanitasi yang dihadapi pada tatanan sekolah adalah ketersediaan infrastruktur sanitasi di sekolah, terutama untuk sarana berupa toilet siswa. Persoalan lain mengenai kondisi sanitasi dalam tatanan sekolah yaitu mengenai periode pengosongan tanki septik. Sebagian besar sekolah yang disurvei tidak melakukan pengosongan tanki septik secara berkala. Meninjau permasalahan-permasalahan tersebut, tampak bahwa persoalan utama sektor sanitasi ada tatanan sekolah yaitu masih kurangnya infrastruktur sanitasi. Dari segi bentuk sosialisasi, sebagian besar sekolah sebetulnya sudah melakukan pembinaan kepada siswa untuk melakukan perilaku hidup bersih, baik melalui sosialisasi yang dilakukan secara khusus maupun melalui pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Berikut ini adalah tabel rekapitulasi jumlah sarana air bersih dan sanitasi tingkat Sekolah Dasar/MI.
65
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.1: Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih Dan Sanitasi Tingkat Sekolah Dasar/MI
Status Sekolah Dasar
Jumlah Sekolah
1
Sekolah Dasar Negeri
2
Sekolah Dasar Swasta
3
No
Jumlah Siswa
Jumlah Guru
Sumber Air Bersih *)
Toilet Guru**)
Fasilitas Cuci tangan
Toilet Siswa***)
Fasilitas Pengolahan sampah
Saluran Drainase
L
P
L
P
PDAM
SPT/PL
SGL
T
L/P
L dan P
T
L/P
L dan P
T
Y
T
Y
T
Y
T
196
9.547
8.822
448
1.363
11
-
-
185
119
67
-
114
82
-
-
-
-
-
175
21
7
616
573
21
32
1
-
-
6
3
4
-
3
4
-
-
-
-
-
5
2
MI
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Total
10.163
9.395
469
1.395
12
0
0
191
122
71
0
117
86
0
0
0
0
0
180
23
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir Tahun 2014
66
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Melakukan kajian sanitasi sekolah tingkat sekolah dasar dilakukan dengan meninjau kondisi sarana sanitasi diantaranya kondisi toilet, tempat cuci tangan, air bersih, pengelolaan sampah, saluran drainase dan pengetahuan tentang kesehatan di sekolah. Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah terus digalakkan, salah satunya dengan kegiatan penyuluhan disekolah terutama penyuluhan tentang pentingnya cuci tangan dengan menggunakan sabun. Prosentase siswa siswi sekolah dasar yang belum menerapkan Cuci Tangan Pakai Sabun, berdasarkan hasil kajian menunjukkan angka sebesar 48% CTPS tidak dilakukan dengan baik. Hal ini memperlihatkan bahwa sanitasi di sekolah dasar masih perlu penanganan, khususnya penyuluhan dibidang sanitasi sekolah. Tabel 3.2: Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah (Tingkat Sekolah/Setara: SD/MI) No
Kondisi Sarana Sanitasi
1 2 3
Toilet Guru Toilet Siswa Fasilitas Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Sarana Air Bersih Pengelolaan Sampah Saluran Drainase Ketersediaan dana untuk kegiatan Higiene dan sanitasi Pendidikan Higiene dan Sanitasi
4 5 6 7 8
% Sangat Baik 3.3 3.3
% Baik 0.0 0.0
0.0 70.0 16.7 0.0
3.3 0.0 0.0 0.0
96.7 30.0 0.0 0.0
10.0 20.0
0.0 63.3
90.0 16.7
% Kurang Baik 0.0 0.0
Sumber : Kajian Sanitasi sekolah Kabupaten Samosir Tahun 2014 Tabel 3.3: PHBS Terkait Sanitasi Pada Sekolah Dasar /MI
No 1 2 3
Kondisi Sarana Sanitasi Cuci Tangan Pakai Sabun Penggunaan Toilet Perilaku Buang Sampah
% Sangat Baik 0 27 30
% Baik 0 90 100
% Kurang Baik 3 3 0
% Sangat Kurang Baik 10 10 0
Sumber : Kajian Sanitasi sekolah Kabupaten Samosir Tahun 2014 3.3.
Pengelolaan Air Limbah Domestik
3.3.1.
Kelembagaan Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, maka koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, baik daerah provinsi maupun kabupaten/kota
67
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
menurut indikator kinerja target 2010-2014 Kementerian Pekerjaan Umum, disebutkan indikator layanan dasar penyehatan lingkungan permukiman untuk air limbah permukiman (air limbah domestik) adalah penyediaan sistem air limbah setempat yang memadai sebesar 60% dan sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota sebesar 5%, oleh dinas yang membidangi pekerjaan umum/Dinas Tata Ruang dan Permukiman. Pengelolaan air limbah domestik Kabupaten Samosir menjadi tupoksi lintas SKPD yang mana secara teknis menjadi kewenangan Dinas Permukiman dan Tata Ruang. Pengelolaan air limbah domestik juga berkaitan erat dengan tupoksi SKPD Badan Lingkungan Hidup Daerah dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah terutama dalam hal perumusan kebijakan, pengawasan maupun pembinaan. Institusi pemerintahan tersebut memiliki korelasi yang kuat, dimana
Dinas
Permukiman dan Tata Ruang berperan sebagai operator karena lebih bersifat teknis, dan Badan Pengendalian dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah lebih memainkan peran sebagai regulator. Upaya-upaya preventif dan promotif menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari rangkaian kegiatan pengelolaan air limbah domestik sehingga peran dari Dinas Kesehatan juga bersifat penting. Pengelolaanair limbah rumah tangga (grey water) masih disalurkan secara langsung pada saluran drainase lingkungan dan kota tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Sebagaimana halnya kota-kota yang sedang berkembang lainnya, belum ada pemisahan saluran yang jelas antara peruntukan drainase air limpasan hujan dan air limbah. Kondisi ini kemudian menunjukkan situasi rendahnya kualitas infrastruktur yang ada untuk penanganan air limbah domestik di Kabupaten Samosir. Menumbuhkan tingkat kesadaran masyarakat yang masih sangat rendah dalam pengelolaan air limbah domestik merupakan tantangan tersendiri di Kabupaten Samosir disamping faktor rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena masih minimnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap perilaku hidup dan lingkungan yang sehat terutama
pada
kawasan-kawasan
tertentu
yang
padat
dan
kumuh.
68
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.4: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Air Limbah Domestik PEMANGKU KEPENTINGAN FUNGSI PERENCANAAN Penyusunana dokumen IPAL Terpusat Onan Baru PENGADAAN SARANA Belum ada PENGELOLAAN Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestic Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik
Pemerintah Kabupaten/Kota
Swasta
Masyarakat
BLHPP Tarukim K&P dan BLHPP Tarukim K&P dan BLHPP
Tarukim K&P, BLHPP dan Dinkes Tarukim K&P, BLHPP dan Dinkes BLHPP dan Dinkes Tarukim K&P, BLHPP dan Dinkes BLHPP dan Dinkes BLHPP dan Dinkes
Sumber: Data diolah
69
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.5: Daftar Peraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Samosir Ketersediaan Substansi
Ada (Sebutkan)
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
AIR LIMBAH DOMESTIK
Daftar Peraturan belum ada Sumber: Data Pokja
70
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.3.2.
Sistem dan Cakupan Pelayanan Limbah domestik atau sering juga disebut limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian dan kotoran manusia. Seperti limbah pada umumnya limbah rumah tangga merupakan buangan yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera, dan sebagainya. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan peresapan dengan memperhatikan beberapa hal diantaranya tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya, tidak mengotori permukaan tanah sehingga bisa mengakibatkan tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah, mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lainnya dan tidak menimbulkan bau yang mengganggu. Pada saat ini pengelolaan black water (air limbah yang berasal dari jamban atau WC) di Kabupaten Samosir masih dikelola secara on-site system (setempat). Sistem ini meliputi tangki septik sebesar 65,3%, cubluk 1,8%, sungai/danau/pantai 0,9%, kebun/tanah lapang 0,5%, drainase 0,3%, pipa sewer 0,3% dan kolam/sawah 0,1%. (dapat dilihat pada gambar 3.6). Tangki septik yang dibangun 32,8% diantaranya sudah dibangun antara 1-5 tahun, 23,9% sudah dibangun antara 5-10 tahun yang lalu, 5,7% baru dibangun dalam satu tahun terakhir ini dan 32,2% telah dibangun lebih dari 10 tahun yang lalu. Sedangkan unit pengangkutan seperti truk tinja dan unit pengolahan sperti IPLT belum tersedia sehingga sampai saat ini hampir 94,8% tangki septik yang ada tidak pernah di sedot sama sekali. Bagi masyarakat yang menyedot septik tanknya biasanya dengan membayar tukang atau menyedot sendiri dengan peralatan yang sederhana. Berkaitan dengan tangki septik, hasil kajian EHRA 60,9% menunjukkan tangki septik masuk dalam kategori suspek aman. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa cakupan layanan air limbah di Kabupaten Samosir masih belum optimal. Jumlah rumah tangga yang melakukan BABS menurut data sekunder sekitar 8.461 KK atau sekitar 37,3%. Hal tersebut juga dipengaruhi karena sarana Limbah yang layak hanya sekitar 53,72% dan masih ada 46,28% rumah tangga belum terakses ke sarana sanitasi yang layak. Jumlah IPAL yang ada sebanyak 5 unit namun 3 diantaranya berfungsi namun belum optimal.
71
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Gambar 3.6: Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Gambar 3.7: Grafik Presentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
72
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 3.2: Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Termasuk IPAL Terpusat
Sumber: Pokja Kabupaten Samosir
73
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Gambar 3.8: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Diagram Sistem Saintasi Pengelolaan Air Limbah Produk Input
(A) User Interface
(B) Pengumpulan dan Penampungan/ Pengolahan Awal
(C) Pengangkutan / Pengaliran (C) Pengangkutan / Pengaliran
(D) (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
(E) Daur Ulang dan/atau Pembuangan Akhir
Tanah Cubluk AIR LIMBAH DOMESTIK Tangki Septic Komunal
Danau
Black & Grey Water
Sungai / Danau
Kamar Mandi
Kebun/ Pekarangan
74
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.6: Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Yang Ada Di Kabupaten Samosir
No
Nama Kecamatan/ Kelurahan
BABS (KK) (iii)
Sarana tidak layak Onsite System Individual Berbasis Komunal Jamban keluarga dgn MCK umum Cubluk, Tangki septik tidak tangki septik aman /Jamban Bersama aman** (KK) (KK) (KK) (iv) (v) (vi)
Sarana Layak Offsite System Kawasan / terpusat MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
(vii)
(viii)
(ix)
(x)
(i) A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(ii) Kecamatan Sianjur Mula-Mula Boho Aek Sipitudai Singkam Sari Marihit Sianjur Mula-Mula Ginolat Huta Ginjang Siboro Huta Gurgur Bonan Dolok Hasinggaan Habeahan Naburahan
70 28 52 95 46 69 61 153 72 27 182 116
0 0 0 0 3 0 0 2 0 0 4 1
147 190 98 163 72 148 83 55 78 104 74 33
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 5 3 5 3 4 3 5 4 3 5 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kecamatan Harian Partungko Naginjang Siparmahan Dolok Raja Sampur Toba Hariara Pohan Janji Martahan Turpuk Sihotang Sosor Dolok Turpuk Sagala Turpuk Malau Turpuk Limbong Hutagalung Hariarapintu
51 86 30 174 81 35 30 30 1 23 35 25 84
0 0 0 0 0 0 0 0 35 62 40 0 0
185 138 25 152 69 60 60 80 27 20 35 95 150
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 5 3 4 3 2 2 3 2 1 2 4 7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
C 1
Kecamatan Sitio-Tio Tamba Dolok
53
70
116
0
5
0
0
75
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Nama Kecamatan/ Kelurahan
No
(ii)
BABS (KK)
Sarana tidak layak Onsite System Individual Berbasis Komunal Jamban keluarga dgn MCK umum Cubluk, Tangki septik tidak tangki septik aman /Jamban Bersama aman** (KK) (KK) (KK) (iv) (v) (vi) 1 180 0 16 161 0 0 290 0 32 174 0 0 223 0 31 75 0 25 127 0
Sarana Layak Offsite System Kawasan / terpusat MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
(vii) 5 4 6 5 6 3 5
(viii) 0 0 0 0 0 0 0
(ix) 0 0 0 0 0 0 0
(i) 2 3 4 5 6 7 8
Cinta Maju Buntu Mauli Sabulan Holbung Janji Raja Janji Maria Parsaoran
(iii) 72 18 59 17 52 44 63
D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kecamatan Onan Runggu Harian Sitinjak Pakpahan Onan Runggu Tambun Sungkean Sitamiang Pardomuan Huta Hotang Rina Bolak Sipira Janji Matogu Silima Lombu
63 104 36 88 121 51 85 141 75 215 25 13
1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 5
156 136 214 249 100 132 127 97 75 123 97 40
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 6 5 7 4 3 5 4 3 7 2 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kecamatan Nainggolan Pasaran Parsaoran Pasaran I Sibonor Ompuratus Sinaga Uruk Pandiangan Nainggolan Siruma Hombar Sipinggan Lumban Siantar Pangaloan Toguan Galung Huta Rihit Parhusip III
70 27 39 123 8 28 27 47 93 84 17
0 4 0 0 3 0 5 7 0 0 0
162 162 353 184 213 242 140 170 154 181 113
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 4 3 5 5 7 4 4 5 5 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sambungan Rumah (KK) (x)
76
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No
Nama Kecamatan/ Kelurahan (ii)
BABS (KK)
Sarana tidak layak Onsite System Individual Berbasis Komunal Jamban keluarga dgn MCK umum Cubluk, Tangki septik tidak tangki septik aman /Jamban Bersama aman** (KK) (KK) (KK) (iv) (v) (vi) 0 107 0 0 122 0 0 71 0 0 77 0
Sarana Layak Offsite System Kawasan / terpusat MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
(vii) 3 3 3 5
(viii) 0 0 0 0
(ix) 0 0 0 0
(i) 12 13 14 15
Pananggangan Janji Marapot Sipinggan Pananggangan II
(iii) 74 55 31 97
F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kecamatan Palipi Urat Timur Suhut Nihuta Pardomuan Parsaoran Urat Urat II Gorat Pallombuan Palipi Pardomuan Nauli Hatoguan Saor Nauli Hatoguan Simbolon Purba Huta Ginjang Sigaol Marbun Sigaol Simbolon Pamutaran Sideak Pallombuan Hutadame
39 29 38 92 72 97 61 94 163 198 58 111 115 29 77 9 3
30 0 19 23 25 48 12 25 48 0 21 0 0 29 10 10 10
93 130 94 191 57 199 187 139 123 303 71 213 213 92 57 161 71
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 3 3 6 3 8 5 6 7 12 3 9 6 4 3 4 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
G 1 2 3 4 5 6 7 8
Kecamatan Ronggor Nihuta Paraduan Lintongnihuta Ronggor Nihuta Sijambur Sabungan Nihuta Saloan Toba Saloan Tonga-Tonga Salaon Dolok
119 110 23 129 106 22 120 134
13 1 69 2 2 34 3 57
131 166 228 195 99 134 47 12
0 0 0 0 0 0 0 0
6 7 7 8 5 4 4 5
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
Sambungan Rumah (KK) (x)
77
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No
Nama Kecamatan/ Kelurahan
BABS (KK) (iii)
Sarana tidak layak Onsite System Individual Berbasis Komunal Jamban keluarga dgn MCK umum Cubluk, Tangki septik tidak tangki septik aman /Jamban Bersama aman** (KK) (KK) (KK) (iv) (v) (vi)
Sarana Layak Offsite System Kawasan / terpusat MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
Sambungan Rumah (KK)
(vii)
(viii)
(ix)
(x)
(i) H 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
(ii) Kecamatan Pangururan Rianiate Parmonangan Huta Namora Pintu Sona Huta Tinggi Pardomuan I Pasar Pangururan Tanjung Bunga Siogung Ogung Parsaoran I Saitnihuta Lumban Pinggol Sianting Anting Parlondut Aek Nauli Pardugul Panampangan Sitoluhuta Sinabulan Siopat Sosor Huta Bolon Situngkir Sialanguan Parhorasan Pardomuan Nauli Lumban Suhi Suhi Dolok Lumban Suhi Suhi Toruan Parbaba Dolok
85 101 280 55 136 72 0 104 52 226 40 33 89 47 62 54 102 45 56 39 53 65 48 80 70 122 180 146
0 3 163 0 0 31 244 60 10 0 0 0 18 0 0 2 0 26 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2
286 104 102 380 91 775 330 201 228 75 117 87 47 108 20 87 39 117 37 107 52 32 42 65 31 77 213 37
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 4 11 9 4 25 14 8 7 6 4 2 3 4 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 5 8 4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
I 1 2 3
Kecamatan Simanindo Tanjungan Parbalohan Pardomuan
53 35 43
8 8 5
90 77 93
0 0 0
3 2 2
0 0 0
0 0 0
78
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No
(i) 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Kecamatan/ Kelurahan (ii) Parmonangan Huta Ginjang Tomok Garoga Tuktuk Siadong Ambarita Martoba Sihusapi Maduma Simanindo Sangkal Cinta Dame Simarmata Dosroha Tomok Parsaoran Unjur Siallagan Pindaraya Marlumba Simanindo
BABS (KK) (iii) 93 170 43 21 0 3 30 92 157 25 161 119 181 134 21 11 79 21
Sarana tidak layak Onsite System Individual Berbasis Komunal Jamban keluarga dgn MCK umum Cubluk, Tangki septik tidak tangki septik aman /Jamban Bersama aman** (KK) (KK) (KK) (iv) (v) (vi) 5 80 0 14 121 0 0 199 50 0 306 0 11 543 0 0 249 0 0 206 0 1 45 0 0 24 0 0 191 0 3 208 0 1 152 0 2 100 0 33 345 0 0 163 0 0 150 0 0 106 0 0 186 0
Sarana Layak Offsite System Kawasan / terpusat MCK++ (KK)
Tangki Septik Komunal (KK)
IPAL Komunal (KK)
(vii) 4 7 11 6 12 5 5 2 4 4 7 5 5 6 3 3 3 4
(viii) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
(ix) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sambungan Rumah (KK) (x)
79
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.7: Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik No (i) 1
4
Tdk berfungsi (vi)
0
-
-
23
14
9
Unit Unit Unit
0 0 0
-
-
9 (sembilan) unit masih dalam proses pembangunan -
Unit
0
-
-
-
(ii)
(iii)
- MCK ++ 2. 3
Berfungsi (v)
Satuan
Sistem Onsite Berbasis komunal - IPAL Komunal - Tangki septik komunal Truk Tinja IPLT : kapasitas Sistem Offsite IPAL Kawasan/Terpusat - Kapasitas - Sistem Sumber: Dinas Tarukim K&P Kabupaten Samosir IPLT: Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah
Kondisi
Jumlah/ Kapasitas (iv)
Jenis
Unit Unit
Keterangan (vii)
80
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.3.3.
Peran Serta Masyarakat Pemenuhan sarana dan prasarana tentu saja sangat penting dalam pembangunan sektor sanitasi dan capaian tujuan yang secara menyeluruh selalu bermuara pada sejauh mana penyediaan sarana dan prasarana tersebut dapat memberikan manfaat bagi perbaikan kualitas hidup masyarakat. Karena pada kenyataannya, ketersediaan sarana dan prasarana hanya dapat berdampak positif jika masyarakat dapat memanfaatkan secara baik yang berarti pengetahuan, wawasan dan tingkat kesadaran masyarakat merupakan bagian yang memiliki intervensi sangat signifikan dalam pembangunan sektor sanitasi terlebih mengenai pengelolaan air limbah. Pembangunan sanitasi juga seringkali mengabaikan aspek kesetaraan jender. Kita kerap kali tidak memasukkan aspek ini dalam proses pengambilan keputusan, mengabaikan aspek jender dalam perencanaan, implementasi, dan pengawasan/pemantauan. Pembangunan fasilitas sanitasi seringkali menimbulkan ketimpangan penyediaan layanan bagi kelompok perempuan. Dengan Pemberdayaan, masyarakat menjadi lebih bertanggung jawab untuk mengidentifikasi permasalahan mereka, menentukan
prioritas,
memobilisasi
sumber
daya,
bernegosiasi,
menyusun
perencanaan, pelaksanaan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan. Peran serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Samosir dalam pengolahan air limbah dapat di kategorikan sebagai berikut: a.
Bagi masyarakat yang sudah sadar dan mampu secara finansial untuk penanganan limbah cair tidak mengalami kesulitan, artinya secara teknis dan kebutuhan sarana prasarana dapat secara langsung disediakan oleh si pemrakarsa;
b.
Bagi masyarakat yang belum sadar dan mayoritas tidak mampu (secara finansial) sangat sulit untuk penanganan limbah cair di lingkungannya hal ini keterbatasan akan kesadaran dan biaya yang harus dikeluarkan.
Secara keseluruhan Peran serta serta masyarakat dan gender dalam penanganan limbah cair di Kabupaten Samosir dalam pengolahan air limbah belum maksimal dan masih mengandalkan kegiatan atau proyek dari pemerintah, baik penyediaan sarana prasarana maupun perawatannya. Berikut adalah tabel Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat.
81
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.8: Daftar Program/Kegiatan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat*)
No MCK ++ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Program/ Kegiatan
Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Parsaoran Kec. Sitio-tio Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Tamba Dolok Kec. Sitio-tio Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Sarimarihit Kec. Sianjur Mula-mula Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Huta Ginjang Kec. Sianjur Mula-mula Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Turpuk Malau Kec. Harian Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Janji Martahan Kec. Harian Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Huta Dame Kec. Palipi Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Huta Ambula-Pintubosi-Sosor Matio Desa Pardomuan Kec. Onan Runggu Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Sampur Toba Kec. Harian Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Cinta Dame Kec. Simanindo Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Dolok Raja Kec. Harian Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Dolok martahan Desa Buntu mauli Kec. Sitio-tio Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Garoga Kec. Simanindo
Lokasi
Tahun Program/ kegiatan
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Sitio-tio
2012
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Sitio-tio
2012
Pelaksana /PJ
Dinas TARUKIM K&P Dinas TARUKIM K&P
Kec. Sianjur Mula-mula Kec. Sianjur Mula-mula
2012 2012
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Harian
2012
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Harian
2012
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Palipi
2013
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Onan Runggu
2013
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Harian
2013
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Simanindo
2013
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Harian
2014
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Sitio-tio
2014
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Simanindo
2014
Penerima manfaat (orang) L P
Jumlah Sarana
Kondisi Sarana Saat Ini Tidak Berfungsi Berfungsi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
82
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No 14 15 16 17 18 19 20
Nama Program/ Kegiatan Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Siparmahan Kec. Harian Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Sitolu Huta Kec. Pangururan Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Siupar, Batu Jagar, Simata Niari Desa Pardomuan Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Sampur Toba Kec. Harian Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Hutagurgur Kec. Sianjur Mulamula Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Parsaoran Kec. Sitio-tio Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Huta Dame Kec. Palipi
PNPM-Mandiri Perdesaan/Pembanguna 1 Unit MCK desa IPAL KOMUNAL
Pelaksana /PJ
Lokasi
Tahun Program/ kegiatan
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Harian
2014
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Pangururan
2014
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Palipi
2014
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Harian
2014
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Sianjur Mulamula
2014
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Sitio-tio
2014
Dinas TARUKIM K&P
Kec. Palipi
2014
Penerima manfaat (orang) L P
Jumlah Sarana
Kondisi Sarana Saat Ini Tidak Berfungsi Berfungsi √ √ √ √ √ √ √
BPMPOD
Total
Sumber Data : Data Sekunder Pokja dan wawancara dengan SKPD
83
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Pengelolaan air limbah masih membutuhkan perhatian serius dan perlu melibatkan berbagai pihak, tidak saja pemerintah tetapi yang paling utama adalah masyarakat itu sendiri karena selain sebagai obyek, saat ini masyarakat diharapkan lebih banyak memainkan peran dalam berbagai aspek pembangunan termasuk sektor sanitasi. Kabupaten Samosir dimana masih terdapat angka buta huruf, tingkat pendidikan relatif masih minim, kondisi perekonomian yang masih membutuhkan perhatian jauh lebih besar terutama masyarakat berpenghasilan rendah, serta aksesibilitas yang relative masih sulit, tentu saja mempengaruhi pola pikir dan perilaku hidup yang masih sangat bergantung pada kebijakan. Dalam konteks rumah tangga, kaum perempuan cukup terlibat namun dalam pengambilan keputusan masih didominasi oleh laki-laki, padahal dalam pengelolaan sanitasi posisi perempuan sebenarnya sangat strategis dan memiliki pengaruh sangat besar. Sehubungan dengan hal tersebut maka upaya-upaya pemberdayaan masyarakat, pengarusutamaan jender serta pelibatan masyarakat berpenghasilan rendah dalam pengelolaan air limbah maupun sektor sanitasi secara umum, seharusnya dapat menjadi salah satu prioritas dan target capaian pembangunan. (Lihat Tabel 3.9. Pengelolaan Sarana Air Limbah Domestik Oleh Masyarakat).
84
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.9: Pengelolaan Sarana Air Limbah Domestik Oleh Masyarakat No
Jenis Sarana
Tahun Sarana Dibangun
Lokasi
Kondisi
Biaya operasi dan pemeliharaan
2012
Kec. Sitio-tio
Berfungsi
Masyarakat
2012
Kec. Sitio-tio
Berfungsi
2012
Kec. Sianjur Mula-mula
2012
Pengosongan tangki septik/IPAL Waktu Layanan
MCK ++ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Parsaoran Kec. Sitio-tio Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Tamba Dolok Kec. Sitio-tio Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Sarimarihit Kec. Sianjur Mula-mula Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Huta Ginjang Kec. Sianjur Mula-mula Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Turpuk Malau Kec. Harian Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Desa Janji Martahan Kec. Harian Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Huta Dame Kec. Palipi Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat Huta Ambula-Pintubosi-Sosor Matio Desa Pardomuan Kec. Onan Runggu Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Sampur Toba Kec. Harian Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Cinta Dame Kec. Simanindo Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Dolok Raja Kec. Harian Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Dolok martahan Desa Buntu mauli Kec. Sitio-tio Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Garoga Kec. Simanindo Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Siparmahan Kec. Harian Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Sitolu Huta Kec. Pangururan
-
-
Masyarakat
-
-
Berfungsi
Masyarakat
-
-
Kec. Sianjur Mula-mula
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2012
Kec. Harian
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2012
Kec. Harian
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2013
Kec. Palipi
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2013
Kec. Onan Runggu
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2013
Kec. Harian
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2013
Kec. Simanindo
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2014
Kec. Harian
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2014
Kec. Sitio-tio
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2014
Kec. Simanindo
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2014
Kec. Harian
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2014
Kec. Pangururan
Berfungsi
Masyarakat
-
-
85
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 No
Jenis Sarana
Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat Desa Siupar, Batu Jagar, Simata Niari Desa Pardomuan Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat 17 Desa Sampur Toba Kec. Harian Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat 18 Desa Hutagurgur Kec. Sianjur Mulamula Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat 19 Desa Parsaoran Kec. Sitio-tio Pembangunan Sanitasi Berbasis Masyarakat 20 Desa Huta Dame Kec. Palipi IPAL Komunal 1 16
Pengosongan tangki septik/IPAL Waktu Layanan
Tahun Sarana Dibangun
Lokasi
Kondisi
Biaya operasi dan pemeliharaan
2014
Kec. Palipi
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2014
Kec. Harian
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2014
Kec. Sianjur Mulamula
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2014
Kec. Sitio-tio
Berfungsi
Masyarakat
-
-
2014
Kec. Palipi
Berfungsi
Masyarakat
-
-
-
-
-
-
-
-
Sumber Data : Data Sekunder Tarukim Tahun 2014
86
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.3.4.
Komunikasi dan Media Pemerintah Kabupaten Samosir saat ini memiliki beberapa saluran (media) komunikasi dan informasi yang bisa diakses oleh masyarakat luas. Keberadaan media ini bersifat esensial dalam hal mempromosikan program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Samosir. Selain itu juga sebagai bagian dari usaha Pemerintah Kabupaten Samosir agar masyarakat sebagai salah satu stakeholder pembangunan bisa ikut memantau gerak laju pembangunan Kabupaten Samosir. Berikut adalah media-media Komunikasi yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Samosir: 1.
Website Pemerintah kabupaten Samosir di www.kab samosir.go.id;
2.
Media lainnya (spanduk, baligo juga booklet). Usaha Pemerintah Kabupaten Samosir untuk melebarkan akses informasi bagi
masyarakat dilakukan melalui mengikat kerjasama dengan beberapa perusahaan media. Media-media, dalam hal ini media cetak yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Samosir menampilkan berita-berita seputar kegiatan Pemerintah Kabupaten Samosir. Media-media ini ada yang berskala nasional maupun juga lokal. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bagian Umum, Humas dan Protokol Setda Kabupaten Samosir yang mengelola kerjasama dengan media cetak (Koran,majalah,bulletin) bahwa jumlah media yang bekerjasama Pemerintah Kabupaten Samosir sebanyak 12 buah media cetak. Berdasarkan hasil kajian Komunikasi yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir, belum ada media Komunikasi baik itu media cetak atau elektronik yang mengangkat masalah air limbah secara khusus tetapi secara umum tentang kesehatan lingkungan. SKPD yang paling sering melakukan pembinaan ataupun sosialisasi mengenai kesehatan lingkungan adalah Dinas Kesehatan, dengan komitmen bahwa setiap tahun penyediaan anggaran untuk kegiatan ini selalu tersedia hingga ke tingkat-tingkat puskesmas yang dilaksanakan oleh sanitarian-sanitarian dan kader desa. (Lihat Gambar 3.9. Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang Pernah Diikuti Di Kabupaten Samosir)
87
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Gambar 3.9: Kegiatan Penyuluhan Atau Sosialisasi Yang Pernah Diikuti Di Kabupaten Samosir
3.3.5.
Peran Swasta Belum ada kontribusi pihak swasta dalam hal penanganan limbah di Kabupaten
Samosir. Ada beberapa perusahaan industri di Kabupaten Samosir seperti pabrik pembuatan tahu, pabrik roti, dan industri pembuatan kerupuk. Industri-industri ini masih tergolong dalam industri berskala kecil atau industri rumah tangga. Secara siknifikan peranan industri-industri tersebut dalam hal pengolahan limbah belum ada. Seperti pabrik tahu masih membuang limbah hasil produksinya ke Danau Toba karena letak pabrik ini berada di dekat Danau Toba. Dalam hal ini peranan Pemerintah Kabupaten Samosir sangat diperlukan untuk memberi tindakan bagi setiap industri yang tidak memperhatikan dampak lingkungan. Berikut tabel peranan pihak swasta dalam layanan air limbah di Kabupaten Samosir. Tabel 3.10 Penyedia layanan air limbah domestik yang ada di Kabupaten/Kota No
Nama Provider/Mitra Potensial
Tahun mulai operasi/ Berkontribusi
Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi
Volume
Potensi Kerjasama
Belum ada peranan pihak swasta
88
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.3.6.
Pendanaan dan Pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja, baik belanja investasi maupun operasional dan pemeliharaan yang dilakukan Pemerintah Daerah melalui SKPD terkait yang berwenang dalam operasi pengelolaan air limbah domestik pada Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.3.290.919.300,-. Data dalam 5 (lima) tahun terakhir memperlihatkan alokasi anggaran untuk pembangunan pembangunan sub sektor air limbah dengan rata-rata pertumbuhan 49,40%. Anggaran tersebut mayoritas membiayai kegiatan investasi berupa pembangunan sarana MCK sekolah, optimalisasi IPAL dan MCK Komunal. Sedangkan untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan sejak tahun 2010 sampai tahun 2013 dilaksanakan masyarakat setempat. (Lihat Tabel 3.11. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Air Limbah Domestik dan Tabel 3.12 Realisasi dan Potensi Retribusi).
89
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.11: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Air Limbah Domestik Kabupaten Samosir No 1 1.a 1.b 1.c
Komponen
2009
Air Limbah (1a+1b) MCK sekolah MCK Komunal IPAL
Belanja (Rp) 2011
2010
400.000.000 0
450.000.000
2012
450.000.000
500.000.000
2013 650.000.000 817.135.000
Rata-rata
2014 400.000.000
Pertumbuhan (%)
475,000,000
13
Tabel 3.12: Realisasi dan Potensi Retribusi Air Limbah
No 1 1.a 1.b
SKPD Retribusi Air Limbah Realisasi retribusi Potensi retribusi
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) n-4
n-3
n-2
n-1
n
Pertumbuhan (%)
Tidak Ada Retribusi Air Limbah
90
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.3.7.
Permasalahan Mendesak Dengan melihat kondisi sanitasi pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Samosir, derajat permasalahan yang ada tergolong tinggi. Sebagian besar pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Samosir menggunakan on-site system, limbah buangan langsung dialirkan ke sungai tanpa pengelolaan terlebih dahulu sehingga mencemari air tanah dan sungai. Sistem kelembagaan sanitasi masih lemah, kondisi ini menuntut peningkatan kapasitas cakupan layanan pengelolaan air limbah, terutama dalam meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, sehingga tatanan pengelolaan air limbah domestik dapat memenuhi harapan. Permasalahan mendesak yang menjadi prioritas di Kabupaten Samosir pada sektor air limbah domestik dapat di lihat pada tabel 3.13. Tabel 3.13: Permasalahan Mendesak
No 1
2 3 4 5 6 7
8 9
Permasalahan Mendesak Sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Samosir sebagian besar masih menggunakan onsite sistem (setempat) dimana limbah buangan langsung dialirkan ke septik tank, ataupun langsung ke sungai, danau, atau ke saluran irigasi tanpa pengelolaan terlebih dahulu sehingga berpotensi mencemari air tanah, sungai dan danau. Perlunya pembangunan IPAL Kumunal dan Terpusat. Permasalahan sanitasi selama ini belum menjadi program prioritas SKPD terkait yang ada di Kabupaten Samosir. Mobil tinja belum ada di Kabupaten Samosir sehingga menjadi kendala dalam hal penanganan penyedotan tinja. Dari hasil studi EHRA Tahun 2014 menunjukkan bahwa dari 65,3% masyarakat yang memiliki septik tank, terdapat sebesar 33,6% yang belum memenuhi standard teknis. Belum ada Peraturan Daerah secara khusus tentang pengelolaan air limbah domestik. Belum optimalnya kesadaran masyarakat terhadap penanggulangan dan pengelolaan air limbah domestik. Berdasarkan hasil studi EHRA Tahun 2014, bahwa 23,8% yang memiliki saluran pembuangan air limbah selain tinja. Seluruh Kapal Motor (KM) belum memiliki sarana pengelolaan air limbah cair dan padat. Belum tersedia informasi tentang penetapan status lingkungan berdasarkan standart baku lingkungan disuatu kawasan.
91
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.4.
Pengelolaan Persampahan Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah mewajibkan pemerintah propinsi dan tingkat II harus menyediakan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Walaupun demikian, peningkatan laju timbunan sampah di Kabupaten Samosir tidak diikuti dengan ketersediaan sistem pengelolaan sampah yang memadai. Akses pelayanan pengangkutan dan lokasi Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) yang tidak cukup dan tidak menyebar merata menyebabkan sampah dibuang di sembarang tempat dan melakukan pembakaran sampah secara terbuka. Adapun pengangkutan sampah yang dilakukan oleh SKPD terkait yakni Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Samosir masih sebatas di pusat kota saja atau di ibu kota Kecamatan dan sepanjang jalan protokol. Pengangkutan sampah belum sampai menjangkau sampai ke pelosok desa. Pengolahan sampah rumah tangga saat ini ada 71,2% diolah dengan pola lama yaitu dikumpulkan dan di bakar di sekitar halaman rumah, siasanya ada yang dikumpulkan di TPS, ada yang di buang ke lubang tertutup maupun terbuka, dan ada yang dibiarkan saja membusuk di sekitar halaman rumah atau di lahan kosong atau hutan. Rata-rata produksi sampah Kabupaten Samosir dapat mencapai 8,57 ton per hari, sebanyak 26,8 persen merupakan sampah plastik dan sisanya sebanyak 65 persen sampah organik serta 8,2 persen merupakan kertas. Perilaku masyarakat yang mengolah sampahnya dengan cara membakar merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan penanganan berupa pemicuan kesadaran, sebab pembakaran sampah selain mencemari udara juga berbahaya bagi kesehatan masyarakat sendiri.
3.4.1.
Kelembagaan Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, serta ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Permendagri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Peraturan Organisasi Perangkat Daerah. Dengan terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, maka pada berdasarkan Perda 21 Tahun 2007 Tentang
92
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah, Dinas Tata Ruang dan Permukiman bertanggung jawab terhadap pengelolaan persampahan di Kabupaten Samosir melalui Bidang Kebersihan yang mengelola Pertamanan dan Persampahan. Daftar pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan persampahan tercantum pada tabel 3.14 dan daftar peraturan yang terkait dengan persampahan tercantum pada tabel 3.15.
93
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.14: Daftar Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan Fungsi PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA Menyediakan sarana composting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan
Pemerintah Kabupaten/Kota
Pemangku Kepentingan Swasta
Masyarakat
Tarukim K&P Tarukim K&P Tarukim K&P Tarukim K&P Tarukim K&P Tarukim K&P Tarukim K&P BLHPP BLHPP Tarukim K&P BLHPP Tarukim K&P BLHPP BLHPP Tarukim K&P Tarukim K&P BLHPP BLHPP BLHPP
94
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Fungsi
Pemerintah Kabupaten/Kota
sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan
Pemangku Kepentingan Swasta
Masyarakat
BLHPP BLHPP
Tabel 3.15: Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Samosir Ketersediaan Substansi PERSAMPAHAN Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social/fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah
Ada (Sebutkan)
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
Ket
Tidak Efektif Dilaksanakan
√ √ √
√
√
√
95
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 Ketersediaan Substansi
Retribusi sampah atau kebersihan
Ada (Sebutkan) Peraturan Daerah Kabupaten Samosir Nomor 11 Tahun 2005 tanggal 23 Desember 2005
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan
Ket
Tidak Efektif Dilaksanakan
√
96
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.4.2.
Sistem Dan Cakupan Pelayanan Pengelolaan sampah didefenisikan sebagai suatu kegiatan yang bersangkutan dengan pengendalian timbulnya sampah, pengumpulan, transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir/pembuangan sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi, teknologi, konservasi, estetika dan factor-faktor lingkungan lainnya yang erat kaitannya dengan respon masyarakat. Menurut undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah didefenisikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Kegiatan pengurangan meliputi : a. Pembatasan timbulan sampah; b. Pendaur ulangan sampah, dan/atau; c. Pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan kegiatan penanganan meliputi: a. Pemilihan; b. Pengumpulan; c. Pengangkutan; d. Pengolahan; e. Pemrosesan akhir sampah. Kriteria dan dasar pelayanan persampahan berdasarkan target Pembangunan Nasional adalah 70% sampah domestik dan 100% sampah non domestik harus mendapatkan penanganan melalui sistem pelayanan umum. Pemerintah Kabupaten Samosir belum mampu melayani persampahan secara menyeluruh, terutama untuk daerah perdesaan yang jauh dari ibukota kabupaten.. Hal tersebut dikarenakan kondisi topografi yang sebagian besar pergunungan. Kegiatan pengurangan sampah yang banyak dilakukan oleh Rumah Tangga di Kabupaten Samosir adalah dengan cara di bakar (77,2%), di kumpul di TPS sebanyak 2,9%, dibuang ke lubang tertutup 0,2%, ke lubang terbuka 0,3%, dibiarkan saja hingga membusuk 1,5%, di buang ke lahan kosong/hutan/dsb 16,7% dan sisanya di kumpulkan oleh kolektor formal sebanyak 0,1%. (Lihat Gambar 3.10 Grafik Pengelolaan Sampah). Sementara untuk kegiatan penanganan sampah khususnya pemilihan sampah, yakni memisahkan sampah organik dan anorganik atau sampah kering dan sampah basah, menurut study EHRA yang dilakukan diinformasikan hanya sekitar 12,3% dan 87,7%
97
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
sisanya tidak pernah melakukan pemilihan sampah (Lihat Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah). Armada pengangkutan yang ada saat ini sudah sangat memadai memadai untuk pengangkutan yang optimal. Dump Truck sebanyak 4 unit, dan penambahan 3 unit di tahun 2014, sudah melayani beberapa wilayah kecamatan. Pengolahan sampah terutama di Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) belum menggunakan system sanitary Landfill dan masih bersifat open dumping. TPA Ronggurnihuta yang merupakan salah satu TPA di Samosir merupakan TPA yang melingkupi wilayah pelayanan Ibukota Kabupaten yakni kota Pangururan dan sekitarnya serta mengakomodasi sampah produksi RSUD dr. Hadrianus Sinaga. Gambar 3.10: Grafik Pengelolaan Sampah
Grafik diatas memperlihatkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga berdasarkan hasil study EHRA hanya 3,2 % saja yang dinilai cukup baik antara lain: 1. Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 2,9 % 2. Dikumpulkan oleh pendaur ulang sebesar 0,1 % 3. Dibuang ke lubang dan ditutup tanah sebesar 0,2 % Berdasarkan hasil study EHRA masih lebih besar persentase pengelolaan sampah yang tidak memadai yaitu 97,1 % dan yang memadai 2,9 %. Frekuensi pengangkutan sampah yang tidak memadai 100% demikian juga dengan ketepatan waktu pengangkutan sampah yang tidak tepat waktu 100%. Pengolahan sampah setempat yang tidak diolah sebesar 84,4 dan yang diolah 15,6 %.
98
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Gambar 3.11 Grafik Pengangkutan Sampah
99
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 3.3: Peta Cakupan Pelayanan Persampahan
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir
100
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Gambar 3.12: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Diagram Sistem Saintasi Pengelolaan Persampahan Produk Input
(A) User Interface
(B) Pengumpulan Setempat
(C) Penampungan Sementara (TPS)
(D) Pengangkutan
(E) (semi) Pengolahan Akhir Terpusat
(F) Daur Ulang / Pembuangan Akhir
Sungai / Danau
Sampah Rumah Tangga Sampah Organik & Anorga nik
Kebun/Hutan
Container Sampah Taman
Sampah Jalan
Arm Roll Truck Dibakar
TPA
101
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.16: Sistem pengelolaan persampahan yang ada di Kabupaten Samosir
No A
B
Nama Kecamatan/ Kelurahan
(orang)
(%)
Kel. Pintu Sona
1.669
8,24
0
0
0
Kel. Pasar Pangururan
2.601
20,61
0
0
Kel. Siogung-ogung
1.428
6,18
0
Desa Pardomuan I
4.857
8,24
Desa Panampangan
600
Desa Siopat Sosor
D
Tidak Terlayani
TPA (%)
(M3)
(%)
(M3)
0
0
0
80,66
34,37
0
0
0
0
72,22
53,58
0
0
0
0
0
82,64
29,43
0
0
0
0
0
0
92,39
100,06
2,56
0
0
0
0
0
0
82,87
12,36
545
4,12
0
0
0
0
0
0
73,12
11,21
720
5,52
0
0
0
0
0
0
72,87
14,84
Kel. Tuk-tuk Siadong
2.218
3,30
0
0
0
0
30
0,99
93,28
45,75
Desa Tomok
2.094
2,14
0
0
0
0
30
0,74
95,27
43,19
Desa Ambarita
1.008
2,47
0
0
0
0
30
0,64
89,36
20,77
Desa Nainggolan
955
5,28
0
0
0
0
0
0
78,88
19,70
Kel. Siruma Hombar
1.375
3,38
0
0
0
0
0
0
89,35
28,35
809
1,07
0
0
0
0
0
0
7,14
0,08
Desa Harian
1.221
0,58
0
0
0
0
0
0
97,76
25,14
Desa Sitinjak
1.115
0,41
0
0
0
0
0
0
98,24
23,00
Desa Pakpahan
950
0,41
0
0
0
0
0
0
97,94
19,62
Desa Onan Runggu
1.370
1,24
0
0
0
0
0
0
95,81
28,27
Kec. Palipi
Kec. Simanindo
Kec. Nainggolan
Desa Sipinggan Lumban Siantar
E
Jumlah Penduduk
Kec. Pangururan
Desa Pallombuan
C
Volume Terlayani Institusi Pengelola 3R Pemerintah / swasta (M3) (%) (M3)
Timbunan Sampah (M3)
Kec. Onan Runggu
Sumber: Data Tarukim K&P Tahun 2014
102
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.17: Kondisi Prasarana Dan Sarana Persampahan Yang Ada Di Kabupaten
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Jumlah/ Kapasitas
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
0 unit 0 unit
-
30 unit 7 unit 0 unit
1 2
3.
Pengumpulan Setempat - Gerobak - Becak/Becak Motor Penampungan Sementara - Bak Biasa - Container - Transfer Depo Pengangkutan - Dump Truck - Arm Roll Truck
4
5
6
7
- Compaction Truck Semi Pengolahan Akhir Terpusat - TPS 3R - SPA (stasiun peralihan antara) TPA/TPA Regional - Sanitary landfill - Controlled landfill - Open dumping Alat Berat Bulldoze Whell/truck loader Excavator / backhoe IPL - Sistem
Ritasi /hari
Kondisi
Keterangan
(v)
Tdk berfungsi (vi)
-
-
-
2,45/M³ 6,0/M³ -
0,3/hari 0,5/hari -
30 7 -
0 0 -
0 unit
-
-
-
-
7 unit
6,0/M³
1/hari
4
3
unit
-
-
-
-
0 unit 0 unit
-
-
-
-
0 Unit 0 Ha 0 Ha
-
-
-
-
0 Unit 0 unit 0 unit
-
-
-
-
Berfungsi
(vii)
3 Proses pengadaan
Sumber: Data Tarukim K&P Tahun 2014 IPL: Instalasi Pengolahan Limbah
3.4.3.
Peran Serta Masyarakat Masyarakat sebagai obyek utama dari kegiatan pelayanan persampahan, juga memiliki peran penting sebagai subjek dalam memaksimalkan pelayanan yang diwujudkan dalam bentuk kesadaran yang baik dalam kegiatan pengelolaan persampahan.Beberapa peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah saat ini antara lain: 1.
Bertanggung jawab terhadap kebersihan di lingkungan masing-masing dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat;
2.
Menyediakan pengangkutan sampah yang ditimbulkan (dari rumah) ke TPS, transfer depot/kontainer, bak sampah yang telah disediakan;
103
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.
Pengadaan sarana kebersihan secara swadaya berupa alat kebersihan untuk lingkungan masing-masing.
Ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah relatif masih tinggi sehingga dalam proses perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pengaturan serta monitoring dan evaluasi terhadap pengelolaan persampahan diserahkan kepada kebijakan yang ada. Dalam konteks yang lebih mikro, keluarga sebagai unit terkecil yang diharapakan menjadi wahana promosi dan pembinaan pengelolaan persampahan belum dapat diberdayakan secara optimal. Kesetaraan peran laki-laki dan perempuan cukup proporsional tetapi pada tahap tertentu misalnya pengambilan keputusan, penentuan lokasi, ukuran dan sistem masih didominasi oleh laki-laki, padahal kedudukan perempuan dalam keluarga sangat strategis terutama dalam penerapan pola hidup bersih dan sehat. Pembangunan prasarana melalui program dan kegiatan yang lebih melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama menjadi program yang berskala nasional dalam 5 tahun terakhir. Akan tetapi, di sektor sanitasi khususnya pengelolaan persampahan masih sangat kurang dibandingkan prasarana dasar lainnya. (Lihat Tabel 3.18. Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat). Tabel 3.18: Daftar Program/Kegiatan Persampahan Berbasis Masyarakat No
Nama Program/kegiatan
1
Penyelenggaraan dan Pembinaan Perlombaan Desa Pencanangan dan Pembekalan Bulan Bahkti Gotong royong
2
Sumber
Pelaksana BPMPOD BPMPOD
Lokasi Kab. Samosir Kab. Samosir
Tahun Program/K egiatan 2014 2014
Penerima manfaat Keterangan 128 desa/kelurahan 134 desa/kelurahan
6 juara perlombaan desa Partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan termasuk pengelolaan persampahan
: Penjabaran APBD Kab. Samosir Tahun 2014 Sejalan dengan uraian diatas, bahwa masih kurangnya partisipasi dan inisiatif
masyarakat dalam pengelolaan persampahan tidak hanya disebabkan oleh belum terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana persampahan, tetapi juga kondisi ekonomi, pengetahuan dan wawasan yang akhirnya berpengaruh nyata terhadap tingkat kesadaran masyarakat menjadi indikasi masih rendahnya pengelolaan sanitasi termasuk sub sektor persampahan. Demikian pula dengan masyarakat miskin yang masih mengalami kesulitan terhadap akses, terutama informasi maupun transportasi. Padahal jika konsep pemilahan sampah
104
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
diterapkan maka masyarakat khususnya masyarakat miskin akan merasakan dampak positif dari penerapan konsep 3R. Sementara melihat hasil studi EHRA Tahun 2014, bahwa 77,2% sampah kebanyakan di bakar; 2,9% sampah dikumpulkan dan dibuang ke TPS; 16,7% sampah dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk. Sedangkan dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang hanya 0,8% Melihat kondisi ini, bahwa keterlibatan Masyarakat dalam pengelolaan persamapahan masih belum ada yang memotorinya. Untuk dapat dilihat pada Tabel 3.19 di bawah ini. Tabel 3.19: Pengelolaan Sarana Persampahan Oleh Masyarakat Pengelola No
Jenis Kegiatan
1
Pemilahan Sampah di Rumah tangga Pengangkutan sampah ke TPS
2
3
3.4.4.
Pengolahan sampah: a) Pengolahan sampah organik b) Pengolahan sampah non organik c) Pengelolaan sampah terpadu
Lokasi
Lembaga
Kerjasama dengan pihak lain
Kondisi
Ket. Data tidak ada
Desa Harian, Desa Sitinjak, Desa Pakpahan dan Desa Onan Runggu, Desa Nainggolan, Desa Siruma Hombar, Desa Sipinggan Lumban Siantar, Desa Pintu Sona, Desa Pardomuan I, Desa Pasar Pangururan, Desa Siogung Ogung, Desa Panampangan, Desa Siopat Sosor, Desa Lumban Suhi Suhi Toruan, Desa Tomok, Desa Tuktuk Siadong, Desa Ambarita
TPA
Dinas Tarukim K&P
Aktif
-
-
-
-
Dinas Tarukim K&P
Aktif
-
Data tidak ada
Komunikasi Dan Media Sanitasi dan kepedulian masyarakat tidak dapat lepas dari komunikasi dimana dalam komunikasi terdapat pengirim pesan, media komunikasi, pesan yang ingin disampaikan, alat komunikasi yang digunakan serta sasaran komunikasi. Media memiliki peran penting dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat serta higienis. Informasi mengenai pengelolaan persampahan melalui media secara umum jarang dilakukan, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Sejauh ini sejumlah media yang ada belum
105
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
dimanfaatkan secara optimal dalam sosialisasi mengenai kebijakan yang berkaitan dengan pengelolaan persampahan. Informasi selama ini masih dilakukan secara insidentil berdasarkan program SKPD terkait, antara lain melalui spanduk atau papan himbauan. Sebagai bagian dari proses pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat, maka untuk menunjang maksimalnya kegiatan pengelolaan persampahan maka Pemerintah Kabupaten Samosir telah melakukan kerjasama dengan beberapa media informasi yaitu media cetak. Kerjasama ini baru dilakukan sebatas kebutuhan program/proyek, yaitu sosialisasi dalam bentuk kegiatan dan pelayanan yang diberikan oleh para petugas kebersihan serta berita-berita terkait lainnya. Kegiatan penyuluhan atau sosialisasi masalah sampah dan kebersihan lingkungan yang pernah diikuti oleh masyarakat di Kabupaten Samosir sebesar 62%. (Lihat Gambar 3.13. Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Gambar 3.13: Kegiatan Penyuluhan Atau Sosialisasi Yang Pernah Diikuti Di Kabupaten
3.4.5.
Peran Swasta Partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan sanitasi sub sektor persampahan masih minim, baik kuantitas maupun variannya. Hampir semua kegiatan pengelolaan persampahan ditangani langsung pemerintah dan masih dianggap menjadi tanggung jawab pemerintah. Padahal seyogyanya dunia usaha dapat lebih memberikan kontribusi upaya-upaya perbaikan kualitas hidup dan penyelamatan lingkungan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan lingkungan, dimana usaha tersebut
106
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
melakukan kegiatannya. (Lihat Tabel 3.20. Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Persampahan di Kabupaten Samosir). Tabel 3.20: Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan Persampahan di Kabupaten Samosir
No
Nama Provider/Mitra Potensial
Tahun mulai operasi/ Berkontribusi
Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi
Volume
Potensi Kerjasama
1
Bank Sumut
2011
Drum/ Bak Sampah
30 unit
2
PT. Aquafarm Nusantara
2012
Tong sampah
60 unit
Melakukan sosialisasi akan kegunaan Bank Sampah sebagai sarana yang utama untuk mencegah sampah yang berhamburan di area permukiman Melakukan kampanye atau himbauan agar menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan memanfaatkan fasilitas bak sampah Langsung turun ke lapangan untuk mengetahui kondisi di permukiman masyarakat didampingi pihak pemerintah setempat dan langsung mendistribusikannya Melakukan sosialisasi akan kegunaan Bank Sampah sebagai sarana yang utama untuk mencegah sampah yang berhamburan di area permukiman Melakukan kampanye atau himbauan agar menjaga pola hidup bersih dan sehat dengan memanfaatkan fasilitas bak sampah Langsung turun ke lapangan untuk mengetahui kondisi di permukiman masyarakat didampingi pihak pemerintah setempat dan langsung mendistribusikannya
Sumber: BLHPP Tahun 2014 3.4.6.
Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan sub sektor persampahan dialokasikan pada SKPD Dinas Permukiman dan Tata Ruang dan Badan Lingkungan Hidup Daerah. Pengelolaan persampahan pada Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp.1.496.965.000,- dan untuk kegiatan operasional dan pemeliharaan Rp.295.923.500,-. Pendapatan yang dihasilkan dari retribusi persampahan masih belum sepenuhnya jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di wilayah cakupan pelayanan, karena pengelolaannya memang belum dilakukan secara optimal dan regulasi yang mengatur tentang hal tersebut juga belum tersosialisasi dengan baik. (Lihat Tabel 3.21. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Persampahan dan Tabel 3.22. Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah).
107
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.21: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Persampahan
No 1 2 2.a 2.b 2.c 3 4
Subsektor Air Limbah (1a+1b) Sampah (2a+2b+2c) Pendanaan Investasi air limbah Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Drainase (3a+3b) Aspek Promosi Higiene dan Sanitasi
2009
Belanja (Rp) 2011
2010
2012
0 837.443.900 0
0 583.000.000 0
0 1.958.766.500 0
0 1.904.020.000 0
2013 350.000.000 1.724.000.000 0
837.443.900
583.000.000
1.958.766.500
1.904.020.000
1.724.000.000
0
0
0
0
0
1.985.655.000
1.452.575.000
1.301.298.000
2.625.086.517
-
-
-
-
Pertumbuhan (%)
Rata-rata 1,401,446,080
48,34
8.111.075.593
3,095,138,022
68,36
-
-
-
Sumber: Dinas Tarukim K&P Tahun 2014
108
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.22: Realisasi dan Potensi Retribusi Sampah No
SKPD
2010
1
Retribusi Limbah
2 2.a 2.b
Retribusi Sampah Realisasi retribusi Potensi retribusi
3
Retribusi Drainase
2011
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) 2012
2013
2014
Pertumbuhan (%)
Air
108,000,000 120,000,000
Sumber: Dinas Tarukim K&P Tahun 2014
109
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.4.7.
Permasalahan Mendesak Kabupaten Samosir mempunyai permasalahan persampahan yang cukup berat selain sistem Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang masih belum dikelola dengan maksimal ditunjang buruknya perilaku masyarakat dalam mengolah sampah, seperti dengan masih membuang sampah di saluran bahkan di sungai. Pemilihan sampah mulai dari sumbernya dapat meminimalisir jumlah timbunan sampah, Keterbatasan dan masih kurang optimalnya sarana bangunan 3R menjadi salah satu permasalahan cukup penting selain dariperilaku masyarakat. (Lihat Tabel 3.23. Permasalahan Mendesak) Tabel 3.23: Permasalahan Mendesak
No
1. 2.
Permasalahan Mendesak
Tingkat kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempat yang lebih layak masih sangat rendah sehingga penyuluhan di sektor persampahan masih perlu digiatkan. Belum adanya aturan daerah yang mengatur mengenai pengelolaan persampahan yang bersifat mengikat dan mengatur perilaku pengolahan sampah masyarakat, industri dan fasilitas medis.
3.
Penambahan Jumlah penduduk dan komsumsi masyarakat secara umum berdampak pula pada peningkatan produksi sampah.
4.
Belum adanya dokumen perencanaan seprti master plan persampahan, business plan persampahan, yang dibutuhkan untuk merencanakan program peningkatan pengelolaan persampahan sesuai dengan visi dan misi daerah serta arah pengembangan pembangunan Kabupaten Samosir.
5
Kurangnya jumlah sarana & prasarana persampahan sehingga terjadi penumpukan sampah (truk sampah, TPS dan alat berat).
6
Belum adanya lokasi TPA yang bersifat permanen.
110
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.5.
Pengelolaan Drainase Perkotaan
3.5.1.
Kelembagaan Kondisi pengelolaan drainase perkotaan di Kabupaten Samosir saat ini dapat dilihat dari segi kualitas maupun kuantitas infrastruktur maupun aspek non infrastruktur. Dari segi kualitas maupun kuantitas infrastruktur, masih belum menyentuh semua daerah permukiman di kabupaten Samosir. Kegiatan pembangunan dan pemeliharaan di Kabupaten Samosir merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Kabupaten Samosir yang dikelola oleh Dinas Permukiman dan Tata Ruang Kabupaten Samosir. Dilihat dari tupoksi, Dinas Permukiman dan Tata Ruang Kabupaten Samosir menangani drainase perkotaan dalam hal pembangunan dan pemeliharaan yaitu berada dalam Bidang Prasarana, Perkotaan dan Perdesaan. Selain dari itu sistem pengelolaan drainase juga melibatkan Badan Lingkungan Hidup Penelitian dan Pengembangan terutama Bidang Pengawasan Lingkungan, dimana pencegahan pencemaran air merupakan salah satu prioritas pada jenis pelayanan dasar bidang lingkungan hidup. Sebagai salah satu utilitas suatu daerah/wilayah drainase tentu saja harus direncanakan dan dibangun sesuai dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki serta berkesesuaian dengan utilitas lain maupun fungsi lahan yang ada. Berdasarkan hal tersebut, maka eksistensi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), memiliki intervensi terutama karena sistem pengelolaan drainase harus dipandang sebagai bagian dari sistem suatu wilayah, baik sarana prasarana fisik maupun aspek non fisik lainnya. Di Kabupaten Samosir upaya masyarakat lebih kepada usaha tiap individu untuk membuat drainase sederhana berupa galian tanah depan rumah masing-masing dan biasanya tidak berfungsi karena tidak semua rumah dalam jalur tersebut membuat drainase sederhana yang serupa. Asumsi yang terbentuk bahwa masalah drainase adalah kewajiban pemerintah membuat sebagian masyarakat tidak peduli dengan sistem drainase perkotaan karena belum ada regulasi khusus yang mengatur tentang pengelolaan drainase. (Lihat Tabel 3.25. Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Samosir).
111
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.24: Daftar Pemangku Kepentingan Dalam Pembangunan Dan Pengelolaan Drainase Perkotaan FUNGSI
Pemerintah Kabupaten/Kota
PEMANGKU KEPENTINGAN Swasta
Masyarakat
Tarukim K&P Tarukim K&P Tarukim K&P
-
-
Tarukim K&P
-
-
Tarukim K&P Tarukim K&P Tarukim K&P
-
√ -
Tarukim K&P
-
-
Tarukim K&P
-
-
Tarukim K&P
-
-
PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota Menyusun rencana program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase perkotaan/desa PENGELOLAAN Membersihkan saluran drainase perkotaan Memperbaiki saluran drainase perkotaan yang rusak Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase perkotaan di wilayah yang akan dibangun Memastikan integrasi sistem drainase perkotaan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota
Tabel 3.25: Daftar Peraturan Drainase Perkotaan Kabupaten Samosir Ketersediaan Substansi DRAINASE PERKOTAAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase perkotaan di Kab/Kota ini
Ada (Sebutkan)
Tidak Ada
Efektif Dilaksanakan
RPJMD, Renstra, Renja dan RKPD
-
√
Pelaksanaan Belum Efektif Dilaksanakan -
Tidak Efektif Dilaksanakan
Keterangan
-
112
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.5.2.
Sistem Dan Cakupan Pelayanan Sistem drainase perkotaan terdiri dari berbagai elemen yang seringkali dioperasikan dan dikelola oleh berbagai institusi, baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten/kota. Masing-masing institusi seringkali menggunakan berbagai defenisi dan terminologi yang berbeda untuk berbagai elemen dari sistem sungai dan drainase. Dalam bidang ke-PU an sendiri, seringkali terminologi ini hanya menyebutkan drainase utama dan minor. Sementara dari Pengelola Sumber Daya Air, hampir semua drainase perkotaan diperlakukan sebagai drainase mikro. Terlepas dari berbagai defenisi tersebut, pada dasarnya drainase merupakan prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau kebangunan resapan buatan, baik yang sifatnya primer, sekunder maupun tersier. Kajian studi EHRA menunjukkan bahwa 86,9% rumah tangga di Kabupaten Samosir tidak pernah mengalami banjir rutin. (Lihat Gambar 3.14. Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami banjir Rutin) Gambar 3.14: Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin
Secara umum kondisi jaringan drainase perkotaan khususnya di ibukota kabupaten tersedia dengan layak, baik pada ruas jalan utama maupun di unit lingkungan permukiman. Adapun saluran drainase yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya disebabkan oleh adanya ketidak pedulian masyarakat akan fungsi drainase dan belum adanya master plan drainase yang bisa mengontrol perencanaan drainase di kawasan Kota Pangururan dan sekitarnya. (Lihat Peta 3.4. Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten). Secara struktur drainase di kota Kawasan Pangururan dan sekitarnya pada umumnya adalah pasangan batu, namun pemeliharaan yang kurang
113
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
baik sehingga pendangkalan terjadi dan banyaknya sampah yang menumpuk disaluran mengakibatkan kurang lancarnya sistim pengaliran di dalam saluran tersebut. Berdasarkan hasil studi EHRA Tahun 2014, bahwa 99,1% tidak pernah mengalami banjir (Lihat Gambar 3.15. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan, Tabel 3.26. Luas Wilayah Genangan dan Tabel 3.27. Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada di Kabupaten Samosir). Tabel 3.26: Luas Wilayah Genangan No
Nama Kecamatan/ Kelurahan
Luas (Ha)
Ketinggian (M)
Wilayah Genangan Lama Frekuensi (jam/hari) (kali/tahun)
Penyebab
Tidak ada genangan
Tabel 3.27: Kondisi sarana dan prasarana drainase yang ada di Kabupaten/Kota Kondisi
No
Jenis Prasarana / Sarana
Satuan
Jumlah/ Kapasitas
Berfungsi
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
(v)
1 2
3.
Saluran Primer - S. Primer A - S. Primer B Saluran Sekunder - Saluran Sekunder A1 - Saluran Sekunder A2 - Saluran Sekunder B1 Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air
m m
Tdk berfungsi (vi)
Frekuensi Pemeliharaan (kali/tahun) (vii)
Data belum ada
m m m unit unit
114
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 3.4: Peta Jaringan Drainase Dan Wilayah Genangan Kabupaten
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir
115
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Berdasarkan hasil study EHRA adapun lokasi genangan di sekitar rumah paling besar di sekitar kamar mandi yaitu 52,5%, di dekat dapur 51,2%, di halaman rumah 45, %, di dekat bak penampungan 7,9%, dan lainnya 6,6%. Adapun sumber air genangan psling banyak berasal dari kamar mandi yakni 60,3%, air limbah dapur 54,5%, hujan 18,2%, dan limbah lainnya 7,4%. Grafik 3.14.a: Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah Berdasarkan Study EHRA
Lama air menggenang jika terjadi banjir di Kabupaten Samosir pada umumnya antara 1-3 jam 66,7%, kurang dari satu jam 11,1% dan setengah hari 11,1%. Grafik 3.14.b: Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Berdasarkan Study EHRA
116
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Gambar 3.15: Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan Diagram Sistem Saintasi Pengelolaan Drainase Perkotaan Produk Input
(A) User Interface
(B) Pengumpulan dan Penampungan / Pengolahan Awal
(C) Pengangkutan / Pengaliran
(D) (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
(E) Daur Ulang dan/atau Pembuangan Akhir
Danau Talang Rumah
Air Hujan
Jalan Sungai
Grey Water
Tempat Cuci
Pencucian Mobil
Drainase
Jalan
117
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.5.3.
Peran Serta Masyarakat Keterlibatan masyarakat sudah ada terutama di daerah perdesaan yang belum tersentuh pembangunan seperti masyarakat membuat saluran drainase sederhana yang terdiri dari galian tanah di depan rumah masing- masing, wilayah perkotaan keterlibatan masyarakat sebatas membantu dalam pembangunan drainase melalui program PNPM Mandiri dan PPIP tetapi dalam hal pemeliharaan masih sangat kurang. (Lihat Tabel 3.28. Daftar Program/Kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat).
Tabel 3.28: Daftar Program/Kegiatan Drainase Perkotaan Berbasis Masyarakat*)
No
1
2
Nama Program /Kegiatan
Pelaksana /PJ
Lokasi
PNPMPerdesaan/pembuat an Saluran Drainase PNPMPerdesaan/pembuat an Saluran Drainase Total
Tahun Program/ kegiatan
Penerima manfaat L
Kondisi Sarana Saat Ini Jumlah Sarana
Berfungsi
P
DATA BELUM TERSEDIA
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir
Sistem pengelolaan drainase saja tidak cukup dilakukan dengan hanya berorientasi pada upaya penyediaan sarana dan prasarana fisik semata, tetapi lebih dari itu peran masyarakat sangat menentukan bukan saja dalam penyediaannya tetapi yang terpenting adalah upaya pemeliharaan drainase sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Secara umum, kepedulian masyarakat baik laki-laki maupun perempuan tentang pentingnya drainase bagi penyehatan lingkungan permukiman di Kabupaten Samosir belum terlalu Nampak, hal ini tercermin dari kondisi riil dilapangan yang masih banyak drainase yang dibiarkan tersumbat oleh tumpukan sampah dan dibeberapa titik terdapat timbunan material bangunan yang menutup saluran drainase. (Lihat Tabel 3.29. Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan oleh Masyarakat).
118
Tidak Berfungsi
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.29: Pengelolaan Sarana Drainase Perkotaan Oleh Masyarakat No
Jenis Sarana
Lokasi
1 2
-
-
Pengelolaan Lembaga Kondisi -
Iuran
Keterangan
-
Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan
3.5.4.
Komunikasi dan Media Peran media dalam pengelolaan drainase perkotaan sama halnya dengan pengelolaan sanitasi pada sub sektor air limbah maupun persampahan. Eksistensi media dalam bentuk apapun itu, baik visual maupun audio masing-masing memiliki intrest yang berbeda namun tujuan dan sasarannya sama. Masyarakat diharapkan dapat lebih berperan dalam pengelolaan drainase terutama pada tahap pemeliharaan. Kebiasaan membuang sampah ke dalam drainase atau membiarkan saluran dalam kondisi tergenang dan ditumbuhi rumput, dapat menyebabkan kualitas lingkungan menurun, yang akhirnya berpengaruh nyata terhadap tingkat kesehatan, kenyamanan serta estetika lingkungan yang ada. Kabupaten Samosir belum secara maksimal memanfaatkan peran Media dalam promosi pengelolaan sektor drainase. Dimana, hasil kajian hanya 22% kegiatan penyuluhan atau sosialisasi yang pernah diikuti yang berkaitan dengan drainase. (Lihat Gambar 3.16. Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Samosir). Gambar 3.16: Kegiatan Penyuluhan Atau Sosialisasi Yang Pernah Diikuti Di Kabupaten Samosir
119
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.5.5.
Peran Swasta
Peran swasta dalam pengelolaan drainase perkotaan di Kabupaten Samosir sampai saat ini belum ada. Dukungan kelembagaan yang belum kuat dan tidak ada masterplan perencanaan pengelolaan drainase merupakan penyebab utama tidak adanya dukungan usaha dalam pengelolaan drainase. (Lihat Tabel 3.30. Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Ada Di Kabupaten Samosir). Tabel 3.30: Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Ada Di Kabupaten Samosir
No
Tahun mulai Jenis kegiatan/ operasi/ Kontribusi Terhadap Volume Potensi Kerjasama Berkontribusi Sanitasi Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan
Provider/Mitra Potensial
3.5.6.
Pendanaan dan Pembiayaan Pendanaan dan pembiayaan terkait dengan pengelolaan drainase perkotaan dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Samosir melalui beberapa SKPD terkait. Data dalam 4 tahun terakhir memperlihatkan alokasi anggaran untuk pembangunan sektor drainase rata-rata sebesar Rp.x Sedangkan untuk biaya operasional dan pemeliharaan dan pendapatan retribusi dalam pengelolaan drainase lingkungan belum ada. (Lihat Tabel 3.31. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Drainase Perkotaan dan Tabel 3.32. Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan).
120
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.31: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Drainase Perkotaan No 1 1.a
Subsektor Drainase (1a+1c) Pendanaan Drainase
2009 1.985.655.000
2010 1.452.575.000
Belanja (Rp) 2011 1.301.298.000
2012 2.625.086.517
2013 8.111.075.593
Rata-rata 3,095,138,022
Pertumbuhan (%) 68,36
Sumber: Dinas Tarukim K&P
121
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.32: Realisasi dan Potensi Retribusi Drainase Perkotaan No 1
SKPD Retribusi Drainase
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) n-4
n-3 -
n-2 -
n-1 -
Pertumbuhan (%)
n -
-
-
Belum ada Retribusi Drainase di Kabupaten Samosir
Sumber: Dinas Tarukim K&P
122
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.5.7
Permasalahan Mendesak Lingkungan permukiman yang memiliki drainase yang baik tidak menjamin bagi terwujudnya lingkungan bersih dan sehat tapi juga diperlukan perilaku yang baik di masyarakat. Peran serta seluruh lapisan masyarakat sangat diharapkan untuk mendukung bagi terpenuhinya prasarana drainase yang sesuai dengan harapan. Selain itu kabupaten Samosir juga belum memiliki peraturan-peraturan yang mengatur tentang sanitasi khususnya mengenai pengelolaan drainase. (LihatTabel 3.33. Permasalahan Mendesak).
Tabel 3.33: Permasalahan Mendesak
No
Permasalahan Mendesak 1 2 3 4 5
Belum ada Peraturan Daerah mengatur tentang pengelolaan drainase Pengelolaan drainase lingkungan yang dilakukan selama ini oleh instansi terkait terfokus pada perencanaan dan pembanagunan, sedangkan pada tataran pemeliharaan tidak lagi dilaksanakan. Belum adanya master plan jaringan drainase secara terpadu. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan drainase Belum adanya data base drainase Kabupaten
125
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.6
Pengelolaan Komponen Terkait Sanitasi
3.6.1.
Pengelolaan Air Bersih Pada dasarnya kebutuhan air minum penduduk Kabupaten Samosir sudah terpenuhi dalam segi akses untuk mendapatkan air. Akan tetapi dalam pemahaman terhadap akses air minum yang layak ternyata belum sepenuhnya dirasakan oleh penduduk Kabupaten Samosir. Rumah tangga yang menggunakan sumber air minum jaringan perpipaan PDAM hanya sebesar 94,7%, jaringan perpipaan non PDAM sebesar 5,3% %, air sumur gali terlindungi 2%, air sumur pompa tangan 4,1%, air hujan 22,8%, dan mata air terlindungi 17,0%, air dari sungai 5,3%, dan air dari danau/waduk 28,3%. Grafik 3.17: Sumber Air Minum Berdasarkan Study EHRA
Berdasarkan kajian studi EHRA masyarakat yang tidak menggunakan layanan PDAM dimana hanya menggunakan sumber-sumber air dari alam, mempunyai resiko sumber air tesebut tercemar sebanyak 44,7% dan hanya 55,3% masyarakat menggunakan sumber air terlindungi. Untuk akses terhadap air bersih yang digunakan sebagai air minum ,menggunakan sumber air yang tidak terlindungi masih cukup besar yaitu sumur gali tidak terlindungi sebesar 0,8% dan mata air tidak terlindungi 21,5%. (Lihat Gambar 3.17. Grafik Akses terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum dan Memasak).
126
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Gambar 3.17.a: Grafik Akses Terhadap Air Bersih/Sumber Air Minum Dan Memasak
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) jaringan perpipaan yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Samosir, kapasitas terpasang 28,60 Lt/detik dan beroperasi 22,88 Lt/detik, tingkat kebocoran air 20%. Pelayanan air minum PDAM Kabupaten Samosir pada tahun 2013 untuk di 9 (sembilan) Kecamatan yaitu sebesar 3.090 pelanggan atau 10,38% yang terlayani dari jumlah penduduk kabupaten Samosir. Terdapat 8 (delapan) kecamatan yang belum sama sekali terlayani oleh PDAM. Unit produksi yang dibangun dan dioperasikan oleh PDAM Kabupaten Samosir dalam pemenuhan distribusi air minum ke pelanggan masing-masing dicukupi oleh mata air yang tidak berinterkoneksi dalam satu pengolahan, tetapi didistribusikan ke daerah pelayanan dengan jenis campuran yaitu antara Instalasi Pengolahan Lengkap dan Bangunan Penangkap (Broncaptering) dengan desinfektan. (Lihat Tabel 3.34. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Samosir).
127
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 3.34: Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Kabupaten/Kota No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Uraian
Satuan
Pengelola Tingkat Pelayanan Kapasitas Produksi Kapasitas Terpasang Jumlah Sambungan Rumah (Total) Jumlah Kran Air Kehilangan Air (UFW) Retribusi/Tarif (rumah tangga) Jumlah pelanggan per kecamatan 4.1 Kecamatan Pangururan
% Lt/detik Lt/detik Unit Unit % M3 Pelanggan
Sistem Perpipaan
Keterangan
PDAM/ BPAM 10,38 28,60 22,88 3.090 9.270 20 3.001 3.090
Sumber: PDAM Kabupaten Samosir Tahun 2013
3.6.2.
Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Sistim Pengelolaan Industri rumah tangga di Kabupaten Samosir tidak memiliki sistem
pengolahan khusus. Seperti limbah domestik lainnya pengalirannya tidak melalui penampungan atau peresapan terlebih dahulu melainkan langsung ke saluran terbuka. Jenis industri rumah tangga di Kabupaten Samosir bervariasi antara lain beberapa industri tahu/tempe dibeberapa lokasi dalam kota dan limbah cair bengkel mobil atau motor. Industri tersebut pada umumnya tidak melakukan pengelolaan air limbah buangan hasil industri, melainkan langsung dibuang ke drainase atau jika lokasi industri dekat sungai langsung dibuang ke sungai. (Lihat Tabel 3.35. Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Samosir). Tabel 3.35: Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten/Kota Jenis Industri Rumah Tangga Industri tahu Kacang Rondam Kopi
Lokasi
Jumlah industri RT
Jenis Pengolahan
Kapasitas (m3/hari)
Pangururan Pangururan Pangururan, Palipi, Ronggur Ni Huta
2 RT 2 RT 4 RT
Manual Manual Manual
Asumsi 0,5 Asumsi 0,5 Asumsi 2
Sumber: Data diolah
128
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
3.6.3.
Pengelolaan Limbah Medis Pengelolaan Limbah medis di Kabupaten Samosir pada umumnya dilakukan dengan menggunakan Incenerator. Namun masih terdapat 2 (dua) fasilitas kesehatan yang belum mempunyai alat-alat pengolahan limbah media yaitu Puskesmas Simarmata dan Puskesmas Limbong. Untuk sementara limbah media dari kedua fasilitas kesehatan tersebut diolah pada puskesmas terdekat. (Lihat Tabel 3.36. Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan). Tabel 3.36: Pengelolaan Limbah Medis Di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan
Nama Fasilitas Kesehatan Sinaga Pangururan RS.HKBP Nainggolan Puskesmas Lontung Puskesmas Tuktuk Siadong Puskesmas Ambarita Puskesmas Simarmata Puskesmas Buhit Puskesmas Ronggur Nihuta Puskesmas Mogang Puskesmas Sirait Puskesmas Onan Runggu Puskesmas Limbong Puskesmas Harian Puskesmas Sitio-tio
Lokasi Jl. Dr Hadrianus Sinaga Pangururan Kelurahan Sirumahombar Kecamatan Nainggolan Desa Parmonangan Kecamatan Simanindo Kelurahan Tuktuk Siadong Kecamatan Simanindo Desa Ambarita Kecamatan Simanindo Desa Simarmata Kecamatan Simanindo Jl. Simanindo Km. 2 Pangururan Desa Ronggur Nihuta Kecamatan Ronggur Nihuta Desa Pallombuan Kecamatan Palipi Jalan Onan Sirait Desa Pasaran I Kecamatan Nainggolan Desa Onan Runggu Kecamatan Onan Runggu Desa Aek Sipitudai Kecamatan Sianjur Mula-mula Desa Turpuk Limbong Kecamatan Harian Desa Sabulan Kecamatan Sitio-tio
Jenis Pengolahan Limbah Medis Incenerator Merek Greenhill
Kapasitas (m3/hari) 430 kg/hari
Incenerator
1,15 m³/hari
Incenerator Merek Burnion
0,825 m³/hari
Incenerator Merek Burnion
0,09 m³/hari
Incenerator Merek Burnion Incenerator Merek Burnion
0,12 m³/hari 0,075 m³/hari 0,3825 m³/hari
Incenerator Merek Burnion
0,135 m³/hari
Incenerator Merek Burnion
0,225 m³/hari
Incenerator Merek Burnion
0,165 m³/hari
Incenerator Merek Burnion
0,975 m³/hari
-
0,2475 m³/hari
Incenerator Merek Burnion Incenerator Merek Burnion
0,18 m³/hari 0,12 m³/hari
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir
129
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
BAB 4 PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN Secara umum kesadaran masyarakat Kabupaten Samosir masih kurang. Hal ini terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang buang sampah sembarang, buang air besar (BAB) di sungai, pengelolaan air limbah yang tidak septik dll. Untuk mengatasi permasalahan ini pemerintah Kabupaten Samosir berusaha untuk lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan sosialisasi dan kampanye untuk mengajak masyarakat agar menjadi masyarakat yang hidup bersih dan sehat. Upaya peningkatan kualitas sanitasi di Kabupaten Samosir tidak terlepas dari berbagai program dan kegiatan terkait sanitasi, baik itu yang bersifat rencana maupun yang saat ini kegiatannya sedang berjalan. Dengan mengevaluasi program- program dan kegiatan yang ada, akan dapat diketahui sejauh mana program dan kegiatan yang ada mampu untuk mengakomodir permasalahan sanitasi yang ada saat ini. Didasari oleh dasar pemikiran tersebut, maka pada Bab IV Buku Putih Sanitasi ini, akan dipaparkan program dan kegiatan pengembangan sanitasi di Kabupaten Samosir yang saat ini tengah berlangsung serta rencana program dan kegiatan pengembangan sanitasi untuk tahun 2015. 4.1
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dan Promosi Higiene 4.1.1
Pengertian PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat. Dalam hal ini ada 5 program prioritas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, dan dana sehat/asuransi kesehatan. Penyuluhan PHBS sangat diperlukan sebagai upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan
130
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Rumah Tangga Ber-PHBS berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan. Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah/kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat dijalankan secara efektif demi terwujudnya itu sendiri. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga. artinya harus ada komunikasi antara kader dengan kaluarga/ masyarakat atau memberikan informasi dan melakukan pendidikan kesehatan. 4.1.2
Indikator Nasional PHBS 1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan; 2. Memberi bayi ASI Eksklusif; 3. Menimbang balita setiap bulan; 4. Menggunakan Air Bersih; 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun; 6. Menggunakan jamban sehat; 7. Memberantas jentik di rumah; 8. Makan sayur dan buah setiap hari; 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari; 10. Tidak merokok di dalam rumah.
4.1.3
Manfaat PHBS Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi rumah tangga: 1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit;
131
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas 3. Prokduktifitas kerja anggota keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga. Biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesekahatan dapat diahlikan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga. Manfaat Perilaku Hidup dan Sehat bagi masyarakat: 1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat; 2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan; 3. Masyarakat
mampu
mengembangkan
Upaya
Kesehatan
Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dll.
132
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 4.1: Rencana Program dan Kegiatan Promosi Higiene dan Sanitasi Tahun 2015 No
Nama Program/Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
Sumber Pendanaan
SKPD Penanggung Jawab
Sumber Dokumen Perencanaan
1.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat/Kegiatan Pengembangan media informasi dan informasi sadar hidup sehat
1 paket
90.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
RKPD Kabupaten Samosir 2015
50 org
80.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
20 desa
100.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
1 paket
60.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
50 SD
150.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
1 tahun
150.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
41 fokus
210.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
200 kur
145.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
203 SD
160.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
2 jenis
143.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
9 kecamatan
90.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
137 desa/kel
310.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
21 penyakit
50.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
50 orang
35.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
203 SD
40.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
9 kecamatan
25.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat/Kegiatan Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat/Kegiatan Penguatan kelembagaan desa siaga Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat/Kegiatan Pemberdayaan kader posyandu Program Upaya Kesehatan Masyarakat/Kegiatan Peningkatan kesehatan anak Sekolah Dasar (SD) Program Upaya Kesehatan Masyarakat/Kegiatan Penyelenggaraan penyehatan lingkungan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/Kegiatan Penyemprotan/fogging sarang nyamuk Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/Kegiatan Pengadaan vaksin penyakit menular Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/Kegiatan Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/Kegiatan Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/Kegiatan Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemic Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/Kegiatan Peningkatan imunisasi Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/Kegiatan Peningkatan surveilance epidemiologi dan penanggulangan wabah Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/Kegiatan Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin/Kegiatan Penanggulangan penyakit cacingan Program Pengawasan dan Pengendalian Kesehatan Makanan/Kegiatan
RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD
133
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No
16. 17.
Nama Program/Kegiatan Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan Program Pengembangan Lingkungan Sehat/Kegiatan Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat Program peningkatan kesehatan ibu melahirkan dan anak/Kegiatan Perawatan secara berkala bagi ibu hamil bagi keluarga kurang mampu
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
Sumber Pendanaan
SKPD Penanggung Jawab
1 kali
120.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
110 org
140.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Kesehatan
Sumber Dokumen Perencanaan Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015
Sumber : Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Samosir 2015
134
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
4.1.4. Kegiatan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dan Promosi Higiene Yang Sedang Berjalan Pendanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higiene diKabupaten Samosir tahun 2014, masih mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Samosir, dan masih sedikit sekali peran dari APBD Provinsi maupun dari APBN, apalagi pendanaan yang berasal dari pihak luar. Kegiatan yang sedang berjalan saat ini adalah : 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat: a.
Kegiatan Peningkatan Kesehatan Masyarakat;
b.
Kegiatan Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan;
c.
Pelaksanaan Study EHRA.
2. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat a.
Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat;
b.
Kegiatan Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan.
3. Program Perbaikan Gizi Masyarakat a.
Kegiatan Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin;
4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular a.
Penyemprotan/fogging sarang nyamuk;
b.
Pengadaan Vaksin Penyakit Menular;
c.
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
d.
Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular;
e.
Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik;
f.
Peningkatan Imunisasi.
5. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin a.
Penanggulangan Penyakit Cacingan.
6. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak a.
Perawatan Secara Berkala Bagi Ibu Hamil Bagi Keluarga Kurang Mampu.
135
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 4.2: Kegiatan Promosi Higiene Dan Sanitasi Tahun 2014 (Sedang Berjalan)
No
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Biaya (Rp)
400 orang
37.680.000
Sarana air minum
366.313.250
20 exp.
185.434.450
100%
21.084.000
1.
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
2.
Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan
3.
Pelaksanaan Study EHRA
4.
Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat
5.
Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan
50 orang
72.553.900
6.
Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
179 orang
199.205.000
7.
Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
41 fokus
202.720.000
8.
Pengadaan Vaksin Penyakit Menular
200 kuur
142.560.000
9.
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
203 SD
28.301.625
10.
Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
5 jenis penyakit
152.980.000
11.
Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
9 kecamatan
149.906.500
12.
Peningkatan Imunisasi
2.691 bayi/27.326 WUS
308.716.512
13.
Penanggulangan Penyakit Cacingan
98 SD
36.446.000
14.
Perawatan Secara Berkala Bagi Ibu Hamil Bagi Keluarga Kurang Mampu
105 orang
137.645.000
Sumber Dana APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
Lokasi Kegiatan
Pelaksana Kegiatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Sumber: APBD Kabupaten Samosir 2014
136
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
4.2
Peningkatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Penyediaan sarana sanitasi komunal sangat dibutuhkan terutama bagi masyarakat penduduk miskin yang diharapkan akan meningkatkan kualitas hidup penduduk berpenghasilan rendah tersebut. Selain itu pengolahan air limbah rumah sakit, pembangunan MCK sekolah dan pengadaan mobil tinja juga sangat dibutuhkan. Upaya peningkatan dalam pengelolaan air limbah domestik merupakan salah satu usaha dalam mewujudkan visi misi yang tercantum dalam RPJM Kabupaten Samosir. Penanganan limbah dan penyediaan sanitasi lingkungan yang layak menjadi salah satu isu penting guna mewujudkan visi tersebut. Pencemaran air cukup rawan terjadi, terutama di kawasan padat permukiman. Pengelolaan air limbah domestik sangat penting untuk dilakukan disamping untuk menjaga kualitas lingkungan juga untuk menunjang program pemerintah salah satunya adalah stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Di Kabupaten Samosir, Instansi yang menyelenggarakan kegiatan pengelolaan Air Limbah Domestik adalah Dinas Pendidikan, Rumah Sakit Umum dr. Hadrianus Sinaga, , Dinas Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, dan
Badan Lingkungan Hidup
Penelitian dan Pengembangan. Kantor Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas. Target pengelolaan air limbah diarahkan melalui upaya-upaya insentif baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun melalui peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kondisi sanitasi lingkungan yang baik, dalam hal ini perlu dilanjutkan terus dengan memperhatikan kegiatan penyuluhan secara insentif serta menggunakan cara yang sesuai dengan kondisi setempat.
137
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 4.3: Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2015 No.
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Idikatif (Rp)
5 sekolah
250.000.000
1.
Pembangunan kamar mandi/WC sekolah dasar
2.
Pembangunan MCK SMA dan SMA se-Kab. Samosir (SMAN 1 Sianjur Mulamula, SMKN 1 Harian)
11 unit
330.000.000
3.
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
1 tahun
150.000.000
4.
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat
1 kali
120.000.000
5.
Pemantauan kualitas lingkungan sehat rumah sakit
1 paket
35.000.000
6.
Pemeliharaan rutin/ berkala instalasi pengolahan air limbah rumah sakit
1 paket
40.000.000
1 paket
100.000.000
1 paket
350.000.000
1 paket
100.000.000
2 unit
100.000.000
7. 8.
Pembangunan bak air bersih/MCK Desa Parhorasan Dusun I Kec. Pangururan DDUB kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Pangururan
9.
Pembangunan pipanisasi di Desa Parlondut
10.
Pembangunan bak air bersih/MCK Sitolu Huta Dusun I
11.
Rehab MCK Passur dan saluran Tapian Nauli Dusun II Desa Parmonangan
1 paket
90.000.000
12.
Pembangunan MCK Komunal Desa Sihusapi
1 paket
200.000.000
13.
Pembangunan pipanisasi ke SDN 22 Martoba Desa Martoba
1 paket
80.000.000
14.
Pembangunan pipanisasi Pancur Napitu - Siarsam Desa Martoba
1 paket
80.000.000
1 paket
80.000.000
1 paket
90.000.000
1 paket
95.000.000
15. 16. 17.
Pembangunan pipanisasi air minum Jaga Balungun-Sipitu Bahal Ds. Pardomuan Pembangunan bak air Minum Dusun I Desa Tanjungan Pembangunan bak air bersih/KM/WC Umum di Golat Samosir Ds.
Sumber Pendanaan APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD
SKPD Penanggung Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan Dinas Kesehatan Dinas kesehatan RSUD Hadrianus Sinaga RSUD Hadrianus Sinaga Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim
Sumber dokumen perencanaan RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD
138
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No.
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Idikatif (Rp)
Pardomuan 18.
Rehabilitasi pipanisasi air bersih Sitatar Desa Pardomuan Nauli
1 paket
80.000.000
19.
Rehabilitasi pipanisasi air bersih Pangaribuan Desa Hatoguan
1 paket
90.000.000
20.
Pembangunan MCK komunal Desa Parsaoran Urat
1 paket
90.000.000
21.
Rehabilitasi pipanisasi Desa Palipi
1 paket
60.000.000
22.
Pembangunan air minum Sideak Godang - Paraduan Desa Sideak
1 paket
100.000.000
23.
Pembangunan pipa air minum Pallombuan Dusun II dan III Desa Pallombuan
1 paket
80.000.000
24.
Pembangunan MCK komunal Desa Hutadame Dusun I
1 paket
100.000.000
25.
Pembangunan MCK komunal Lumban Haro Dusun I Desa Sibonor Ompuratus
1 paket
90.000.000
26.
Pembangunan MCK komunal Desa Sipinggan Lumban Siantar
1 paket
90.000.000
1 paket
90.000.000
1` paket
80.000.000
1 paket
50.000.000
1 paket
50.000.000
1 paket
120.000.000
1 paket
120.000.000
27. 28. 29. 30.
Penambahan bak air Sitonggor dan Siliat-liat Kel. Parhusip III Kec. Nainggolan Pembangunan jaringan air minum Pananganan-Janji Marapot Desa Janji Marapot Peningkatan air minum (pipanisasi) Bonan Dolok Desa Pasaran Parsaoran Pembangunan bak air penampung air Dusun I Simaranduhuran Desa Hutarihit
31.
Penataan bak air bersih Desa Sitinjak Dusun II
32.
Pembangunan sarana air bersih Desa Onan Runggu
33.
Pembangunan jaringan air minum Silimalombu Dusun I
1 paket
150.000.000
34.
Pembangunan prasarana air bersih Pangumpatan Desa Salaon Dolok
1 paket
90.000.000
Dusun I
Sumber Pendanaan Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir
SKPD Penanggung Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim
Sumber dokumen perencanaan Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015
139
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No. 35. 36.
Kegiatan Penataan bak air bersih Mual Pea Langge, Aek Lenggang & Sisakkil Ds Salaon Toba Rehabilitasi pipanisasi air minum Pandan – Sarimarrihit
Volume/ Target Kinerja
Pagu Idikatif (Rp)
2 paket
100.000.000
1 paket
70.000.000
37.
Rehabilitasi pipanisasi dan bak penampungan air minum Hasinggahan
1 paket
150.000.000
38.
Pembangunan prasarana Ds. Sianjur Mulamula
1 paket
100.000.000
39.
Rehabilitasi pipanisasi air bersih Bumbung Desa Boho
1 paket
100.000.000
40.
Pembangunan prasarana dan pipanisasi air bersih Aek Sipitudai
1 paket
100.000.000
41.
Pembangunan pipanisasi air minum Bagas Limbong
1 paket
100.000.000
42.
Rehabilitasi pipanisasi air bersih Bumbung Desa Boho
1 paket
100.000.000
43.
Pembangunan prasarana dan pipanisasi air bersih Aek Sipitudai
1 paket
100.000.000
44.
Pembangunan pipanisasi air minum bagas Limbong Desa Sianjur Mulamula
1 paket
100.000.000
45.
Rehabilitasi prasarana air minum bongobng Desa Sarimarihit
1 paket
150.000.000
46.
Pembangunan air bersih Desa Turpuk Limbong Kec. Harian
1 paket
100.000.000
47.
Pengadaan sumur bor Desa Hariara pintu
1 paket
100.000.000
1 paket
100.000.000
1 paket
100.000.000
48. 49.
air
bersih
bagas
Limbong
Kec. Harian
Pembangunan sarana air minum Dusun II Desa Siparmahan Kec. Harian Pembangunan air bersih Desa Turpuk Malau Dusun I dan II Kec. Harian
50.
Pengadaan pipanisasi Binangari ke Huta Bolon Dusun II Desa Holbung
1 paket
300.000.000
51.
Pembangunan air minum Dusun I Desa Janji Raja
1 paket
120.000.000
52.
Rehabilitasi air bersih Dusun I dan II Desa Buntu Mauli
1 paket
120.000.000
Sumber Pendanaan APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD
SKPD Penanggung Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim
Sumber dokumen perencanaan RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD
140
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No.
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Idikatif (Rp)
3 unit
150.000.000
53.
Pembangunan MCK komunal Lumban Holbung Desa Tamba Dolok
54.
Perencanaan pembangunan jaringan air bersih/air minum
33 dokumen
135.000.000
55.
Pengawasan pembangunan jaringan air bersih/air minum
33 paket
90.000.000
56.
Pembangunan MCK komunal Desa Huta dame
1 paket
80.000.000
57.
Pembangunan MCK Umum Dusun I Desa Hatoguan
1 paket
50.000.000
58.
Pembangunan MCK Mual Malau Desa Sigaol Marbun
1 paket
80.000.000
59.
Pembangunan MCK Parhorasan Kel. Parhusip III
1 paket
70.000.000
60.
Pembangunan MCK umum Desa Marlumba Dusun I Kec. Simanindo
1 paket
70.000.000
61.
Pembangunan MCK Dusun I Desa Sikkam
1 paket
70.000.000
62.
Rehabilitasi kamar mandi lokasi wisata Siallagan Pindaraya Kec. Simanindo
1 paket
70.000.000
63.
Pembangunan MCK Lumban Tonga-tonga Desa Ginolat
1 paket
70.000.000
64.
Pengadaan mobil tinja
1 unit
400.000.000
65.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengendalian Lingkungan Hidup
30 Ha
80.000.000
66.
Pemantauan kualitas lingkungan
4 kali
50.000.000
Sumber Pendanaan Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir APBD Kab.Samosir
SKPD Penanggung Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim BLHPP BLHPP BLHPP
Sumber dokumen perencanaan Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015
Sumber: RKPD Kabupaten Samosir Tahun 2015
141
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
4.3
Peningkatan Pengelolaan Persampahan Meningkatnya konsumsi penduduk kawasan perkotaan menyebabkan produksi sampah yang terus bertambah. Kebersihan lingkungan dari sampah merupakan salah satu penunjang utama untuk mewujudkan kenyamanan dan kelestarian lingkungan Kabupaten Samosir. Kebersihan kota dapat berperan dalam menambahkan keunggulan Kabupaten Samosir sebagai daerah tujuan wisata. Produksi sampah yang terus menerus mengakibatkan terjadinya tumpukan sampah. Tumpukan sampah tersebut merupakan sumber polusi dan penyakit yang dapat menggangu kesehatan dan kenyamanan warga. Guna menghindari hal tersebut, tahun 2015 yang akan datang telah disusun rencana pengelolaan persampahan Kabupaten Samosir. Program pembersihan sampah tetap dilakukan guna menunjang kebersihan Kabupaten Samosir . Penyapuan jalan, RTH, kawasan wisata dan penambahan tempat sampah di beberapa titik penting perlu dilakukan. Kegiatan persampahan dikelola oleh Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan. Adapun beberapa rencana program dan kegiatan persampahan untuk tahun yang akan datang (tahun 2015) adalah Pembuatan TPS di sekitar lokasi Wisata Siallagan Pindaraya, Pengadaan truk sampah, Lanjutan pembangunan Lokasi TPA Kabupaten Samosir dan Pengadaan tong sampah Kabupaten Samosir. Secara lebih rinci rencana program dan kegiatan persampahan Kabupaten Samosir untuk tahun depan dan kegiatan persampahan yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:
142
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 4.5: Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2015 No
Kegiatan
Volume/ target kinerja
Sumber pendanaan
SKPD penanggung jawab
1.
Pembuatan TPS di sekitar lokasi Wisata Siallagan Pindaraya
1 paket
30.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Tarukim
2.
Pengadaan truk sampah
1 unit
450.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Tarukim
3.
Lanjutan pembangunan Lokasi TPA Kabupaten Samosir
1 paket
500.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Tarukim
4.
Pengadaan tong sampah Kab. Samosir
1 paket
80.000.000
APBD Kab. Samosir
Dinas Tarukim
Pagu Indikatif
Sumber dokumen perencanaan RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir
Tabel 4.6: Kegiatan pengelolaan persampahan yang sedang berjalan tahun 2014 No 1. 2.
Kegiatan Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan Penyusunan kebijakan kerjasama pengelolaan sampah
Volume/ target kinerja
Biaya (Rp)
90 %
1.396.965.000
90 %
100.000.000
Sumber dana APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
Lokasi kegiatan
Pelaksana kegiatan
Lokasi kegiatan
Dinas Tarukim
Lokasi kegiatan
Dinas Tarukim
143
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
4.4
Peningkatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Investasi sub bidang drainase dilakukan untuk mengatasi terjadinya kebanjiran yang terus menerus terjadi pada daerah cekungan, hal ini berakibat terjadinya genangan-genangan pada wilayah tersebut, oleh sebab itu diperlukan sistem drainase yang baik yang dapat menyalurkan air hujan maupun limbah ke aliran sungai. Peningkatan pengelolaan drainase di kelola oleh Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan Dalam rangka meningkatkan drainase Kabupaten Samosir, rencana program pengelolaan drainase tahun 2015 meliputi beberapa kegiatan antara lain seperti yang digambarkan pada tabel berikut ini:
144
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 4.7: Rencana Program Dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun 2015 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
- Pembangunan Dyk huta Sipangkar Dusun II Desa Huta Bolon
1 paket
120.000.000
- Pembangunan saluran air di lingkungan I Simangonding Kel. Siogung-ogung
1 paket
150.000.000
- Pembangunan saluran air dari SD Negeri Sait nihuta
1 paket
100.000.000
- Pembuatan dyk jalan di Lumban Pasir Dusun II Desa Sitolu Huta
1 paket
100.000.000
- Lanjutan pembangunan dyk jalan provinsi Desa Tanjung Bunga
1 paket
120.000.000
- Pembangunan saluran air Lumban Pea Kel. Pasar Pangururan
1 paket
90.000.000
- Pembangunan saluran air dari lombang Pangolo - Dugul Nangka Desa Lumban Suhi-Suhi Dolok
1 paket
90.000.000
- Pembangunan saluran air Sp. Kode Aek Tumpak Desa Sinabulan
1 paket
100.000.000
- Pembangunan saluran dan gorong-gorong Lbn. Rihit Desa Panampangan
1 paket
100.000.000
- Pembangunan saluran drainase Hutaraja Desa Lbn. Suhi-Suhi Toruan
1 paket
100.000.000
- Pembangunan dyk Huta Sipinggan Desa Pardomuan I
1 paket
70.000.000
- Pembangunan saluran drainase Desa Sialanguan
1 paket
90.000.000
- Pembangunan saluran di Simangonding Kel. Siogung-ogung
1 paket
60.000.000
- Pembangunan saluran (selokan) Lumban Pea Kel. Pasar Pangururan
1 paket
90.000.000
- Pembangunan saluran air Lumbangun Desa Lumban Pinggol
1 paket
100.000.000
- Pembangunan gorong-gorong Sinabulan dusun I Desa Sinabulan
1 paket
100.000.000
Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggung jawab Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir
145
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
- Pembangunan Gorong-gorong dan saluran air Sitangkaraen Kel. Pasar Pangururan
1 paket
90.000.000
- Pembangunan TPT dan saluran di jalan Golat Malau Desa Rianiate
1 paket
100.000.000
- Pembangunan saluran dari jalan protokol - pantai Hutagalung II Desa Dosroha
1 paket
200.000.000
- Pembangunan gorong-gorong Dusun II Desa Cinta Dame
6 unit
120.000.000
- Pembangunan drainase ke SD 2 Martoba Dusun II Desa Martoba
150 m
100.000.000
- Pembangunan drainase jalan Lumban Bao - Pangkirapan Desa Simanindo Sangkal
220 m
90.000.000
- Pembangunan dyk sekolah SD No. 26 Sangkal Kec. Desa Simanindo Sangkal
100 m
60.000.000
- Pembangunan saluran dari MCK Lumban Pasir Dusun III Desa Simarmata
300 m
110.000.000
- Rehabilitasi gorong-gorong di Pustu Desa Pardomuan Dusun I
1 paket
90.000.000
- Pembangunan saluran air Lbn. Galung - Lbn. Sijabat Desa Tomok
1 paket
100.000.000
- Pembuatan gorong-gorong jalan Desa Unjur
4 unit
80.000.000
- Pembangunan saluran air dusun III Desa Marlumba
300 m
90.000.000
- Pembangunan drainase pekan/Terminal Mogang Desa Gorat Pallombuan
1 paket
200.000.000
- Pembangunan TPT Lumban Sihombing Desa Urat Timur
1 paket
100.000.000
- Pembangunan drainase jalan protokol-pantai D. Toba Desa Gorat Pallombuan
1 paket
100.000.000
- Pembangunan dyk saluran jl. Sisakkil (Hutagodang-dugul) Ds. Sigaol Simbolon
1 paket
100.000.000
- Pembangunan dyk gorong-gorong dan saluran Paraduan Desa Sideak
1 paket
100.000.000
Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggung jawab Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir
146
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50.
Kegiatan - Pembangunan dyk saluran Pangambatan Desa Sideak
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
1 paket
90.000.000
- Pembangunan saluran pembuang bondar Desa Sinaga Uruk Pandiangan
150 meter
150.000.000
- Pembangunan saluran air Hutaraja - Sidagal Kel. Parhusip III
150 meter
150.000.000
- Pembangunan rabat beton Sp. GKPI ke tanah lapang Kel. Sirumahombar
1 paket
80.000.000
- Pembangunan saluran air Parmonangan Desa Sibonor Ompu Ratus
1 paket
90.000.000
- Pembangunan saluran air Sp. Gereja Pentakosta-Silobane Kel. Sirumahombar
1 paket
90.000.000
150 meter
90.000.000
- Pembangunan drainase Huta Sibatuara Toruan Dusun II Desa Nainggolan
1 paket
100.000.000
- Pembangunan TPT Sibutar Desa Tambun Sukkean Dusun II
1 paket
80.000.000
- Pembangunan drainase Sp. jalan provinsi-jalan Siraja Sonang Desa Pardomuan
1 paket
200.000.000
- Pembangunan TPT lokasi SD 7 Sitamiang Desa Sitamiang Kec. Onan Runggu
1 paket
100.000.000
- Pembangunan TPT SD 10 Hutahotang Desa Hutahotang Kec. Onan Runggu
1 paket
100.000.000
- Pembangunan drainase Onan Baru Desa Sitinjak Kec. Onan Runggu
1 paket
100.000.000
- Pembangunan TPT Aek Donda Desa Huta Hotang Kec. Onan Runggu
1 paket
90.000.000
- Pembangunan drainase/saluran Jalan Dusun III Desa Sabungan Nihuta
1 paket
120.000.000
- Pembangunan TPT Siambula - dugul Siantar Desa Salaon Toba
1 paket
120.000.000
- Pembangunan dyk menuju kantor Camat Ronggur Nihuta Desa Ronggurnihuta
1 paket
200.000.000
- Pembangunan rabat beton Peabarat Desa Pangaloan
Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggung jawab Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosi RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir
147
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67.
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
- Pembangunan TPT dan saluran Lumban Sihole - Sosor Galung Desa Sipitu Dai
1 paket
150.000.000
- Pembangunan TPT SD 1 Boho
1 paket
150.000.000
- Pembangunan TPT dan rabat beton jalan Sihaporas - Durian Desa Ginolat
1 paket
150.000.000
- Pembangunan TPT kompleks SD Bonan Dolok Desa Bonan Dolok
1 paket
150.000.000
- Pembangunan TPT dan drainase Lingkungan Desa Aek Sipitudai
1 paket
90.000.000
85%
280.000.000
- Pembangunan drainase/saluran air Kantor Camat Harian
1 paket
150.000.000
- Pembangunan saluran air dan dyk depan Katolik Desa Sosor Dolok
1 paket
130.000.000
- Pembangunan dyk SDN 2 Sitiotio Desa Sabulan
1 paket
80.000.000
- Pembangunan dyk Dusun III Desa Buntu Mauli
1 paket
100.000.000
- Pembangunan dyk SMAN 1 Sitiotito Desa Sabulan
1 paket
80.000.000
- Pembangunan dyk SDN 05 Cinta Dame Desa Cinta Maju
1 paket
80.000.000
- Pembangunan dyk dan saluran SMPN 1 Sitiotio Desa Cinta Maju
1 paket
120.000.000
- Pembangunan dyk SDN 13 Parsaoran Desa Parsaoran
1 paket
90.000.000
- Pembangunan dyk Jalan menuju Tamba Nagodang Desa Cinta Maju
1 paket
100.000.000
- Pembangunan dyk Jalan Holbung Bulu - Pangumbilan Desa Parsaoran
1 paket
150.000.000
- Pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) SDN 4 Janji Raja Desa Janji Raja
1 paket
130.000.000
Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-Gorong Kecamatan Harian
Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggung jawab Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir
148
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84.
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
- Pembangunan dyk Angganan - Sibuntuon Desa Tamba Dolok
1 paket
100.000.000
Pembangunan gorong-gorong di ruas jalan Agropolitan Tele Dusun II Desa Partungko Naginjang
1 paket
100.000.000
Pembangunan drainase dari Situmpol - barisan Gereja Dusun I Kec. Palipi
1 paket
100.000.000
Pembangunan gorong-gorong Lbn. Manik - Lbn. Saragi - Alngit Desa Lumban Suhi-suhi Toruan Dusun III Kec. Pangururan
1 paket
120.000.000
Pembangunan saluran jalan Desa Parsaoran/Sibala Kec. Nainggolan
1 paket
100.000.000
Pembangunan Gorong-gorong Lbn. Siantar-Lbn Manik-Sigaruan Desa Lumban Suhi-Suhi Dolok Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan drainase dan gorong-gorong jalan Aspol Desa Ambarita
1 paket
110.000.000
Pembangunan saluran jalan kabupaten di Desa Sitamiang Kec. Onan Runggu
1 paket
200.000.000
Pembangunan saluran drainase Dusun II Desa Lintong Nihuta
1 paket
150.000.000
Pembangunan drainase Sosormatio-Siantarmatio Ds. Sitinjak Kec. Onan Runggu
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran menuju Lumban Ganda Ds. Huta Tinggi Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran irigasi Sipakko-Pakko Desa Sitinjak Kec. Onan Runggu
1 paket
120.000.000
Pembangunan gorong-gorong Desa Siopat sosor Dusun III Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran di Lmb. Sorit-Ruma Pintu Ds. Ginolat Kec. Sianjur Mulamula
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran Siturituri Desa Hutarihit Kec. Nainggolan
1 paket
100.000.000
Pembangunan gorong-gorong di Desa Hariarapintu Kec. Harian
2 unit
120.000.000
1 paket%
90.000.000
Pembangunan saluran air lumban Sp. sosor Desa Sinabulan Kec. Pangururan
Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggung jawab Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir
149
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101.
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
Pembangunan Gorong-gorong Saitnihuta-Silimapuluh Desa Cinta Maju Kec. Sitiotio
1 paket
100.000.000
Perencanaan saluran drainase/gorong-gorong di setiap kecamatan
1 tahun
85.000.000
Pengawasan saluran drainase/gorong-gorong di setiap kecamatan
1 tahun
72.000.000
Pembangunan drainase dari Situmpol - barisan Gereja Dusun I Kec. Palipi
1 paket
100.000.000
Pembangunan gorong-gorong Lbn. Manik - Lbn. Saragi - Alngit Desa Lumban Suhi-suhi Toruan Dusun III Kec. Pangururan
1 paket
120.000.000
Pembangunan saluran jalan Desa Parsaoran/Sibala Kec. Nainggolan
1 paket
100.000.000
Pembangunan Gorong-gorong Lbn. Siantar-Lbn Manik-Sigaruan Desa Lumban Suhi-Suhi Dolok Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan drainase dan gorong-gorong jalan Aspol Desa Ambarita
1 paket
110.000.000
Pembangunan saluran jalan kabupaten di Desa Sitamiang Kec. Onan Runggu
1 paket
200.000.000
Pembangunan saluran drainase Dusun II Desa Lintong Nihuta
1 paket
150.000.000
Pembangunan drainase Sosormatio-Siantarmatio Ds. Sitinjak Kec. Onan Runggu
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran menuju Lumban Ganda Ds. Huta Tinggi Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran irigasi Sipakko-Pakko Desa Sitinjak Kec. Onan Runggu
1 paket
120.000.000
Pembangunan gorong-gorong Desa Siopat sosor Dusun III Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran di Lmb. Sorit-Ruma Pintu Ds. Ginolat Kec. Sianjur Mulamula
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran Siturituri Desa Hutarihit Kec. Nainggolan
1 paket
100.000.000
Pembangunan gorong-gorong di Desa Hariarapintu Kec. Harian
2 unit
120.000.000
Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggung jawab Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir
150
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118.
Kegiatan Pembangunan saluran air lumban Sp. sosor Desa Sinabulan Kec. Pangururan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
1 paket%
90.000.000
Pembangunan Gorong-gorong Saitnihuta-Silimapuluh Desa Cinta Maju Kec. Sitiotio
1 paket
100.000.000
Perencanaan saluran drainase/gorong-gorong di setiap kecamatan
1 tahun
85.000.000
Pengawasan saluran drainase/gorong-gorong di setiap kecamatan
1 tahun
72.000.000
Pembangunan drainase dari Situmpol - barisan Gereja Dusun I Kec. Palipi
1 paket
100.000.000
Pembangunan gorong-gorong Lbn. Manik - Lbn. Saragi - Alngit Desa Lumban Suhi-suhi Toruan Dusun III Kec. Pangururan
1 paket
120.000.000
Pembangunan saluran jalan Desa Parsaoran/Sibala Kec. Nainggolan
1 paket
100.000.000
Pembangunan Gorong-gorong Lbn. Siantar-Lbn Manik-Sigaruan Desa Lumban Suhi-Suhi Dolok Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan drainase dan gorong-gorong jalan Aspol Desa Ambarita
1 paket
110.000.000
Pembangunan saluran jalan kabupaten di Desa Sitamiang Kec. Onan Runggu
1 paket
200.000.000
Pembangunan saluran drainase Dusun II Desa Lintong Nihuta
1 paket
150.000.000
Pembangunan drainase Sosormatio-Siantarmatio Ds. Sitinjak Kec. Onan Runggu
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran menuju Lumban Ganda Ds. Huta Tinggi Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran irigasi Sipakko-Pakko Desa Sitinjak Kec. Onan Runggu
1 paket
120.000.000
Pembangunan gorong-gorong Desa Siopat sosor Dusun III Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran di Lmb. Sorit-Ruma Pintu Ds. Ginolat Kec. Sianjur Mulamula
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran Siturituri Desa Hutarihit Kec. Nainggolan
1 paket
100.000.000
Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggung jawab Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir
151
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135.
Kegiatan Pembangunan gorong-gorong di Desa Hariarapintu Kec. Harian
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
2 unit
120.000.000
1 paket%
90.000.000
Pembangunan Gorong-gorong Saitnihuta-Silimapuluh Desa Cinta Maju Kec. Sitiotio
1 paket
100.000.000
Perencanaan saluran drainase/gorong-gorong di setiap kecamatan
1 tahun
85.000.000
Pengawasan saluran drainase/gorong-gorong di setiap kecamatan
1 tahun
72.000.000
Pembangunan drainase dari Situmpol - barisan Gereja Dusun I Kec. Palipi
1 paket
100.000.000
Pembangunan gorong-gorong Lbn. Manik - Lbn. Saragi - Alngit Desa Lumban Suhi-suhi Toruan Dusun III Kec. Pangururan
1 paket
120.000.000
Pembangunan saluran jalan Desa Parsaoran/Sibala Kec. Nainggolan
1 paket
100.000.000
Pembangunan Gorong-gorong Lbn. Siantar-Lbn Manik-Sigaruan Desa Lumban Suhi-Suhi Dolok Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan drainase dan gorong-gorong jalan Aspol Desa Ambarita
1 paket
110.000.000
Pembangunan saluran jalan kabupaten di Desa Sitamiang Kec. Onan Runggu
1 paket
200.000.000
Pembangunan saluran drainase Dusun II Desa Lintong Nihuta
1 paket
150.000.000
Pembangunan drainase Sosormatio-Siantarmatio Ds. Sitinjak Kec. Onan Runggu
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran menuju Lumban Ganda Ds. Huta Tinggi Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran irigasi Sipakko-Pakko Desa Sitinjak Kec. Onan Runggu
1 paket
120.000.000
Pembangunan gorong-gorong Desa Siopat sosor Dusun III Kec. Pangururan
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran di Lmb. Sorit-Ruma Pintu Ds. Ginolat Kec. Sianjur Mulamula
1 paket
100.000.000
Pembangunan saluran air lumban Sp. sosor Desa Sinabulan Kec. Pangururan
Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggung jawab Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir
152
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No. 136. 137. 138. 139. 140. 141.
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
Pembangunan saluran Siturituri Desa Hutarihit Kec. Nainggolan
1 paket
100.000.000
Pembangunan gorong-gorong di Desa Hariarapintu Kec. Harian
2 unit
120.000.000
1 paket%
90.000.000
Pembangunan Gorong-gorong Saitnihuta-Silimapuluh Desa Cinta Maju Kec. Sitiotio
1 paket
100.000.000
Perencanaan saluran drainase/gorong-gorong di setiap kecamatan
1 tahun
85.000.000
Pengawasan saluran drainase/gorong-gorong di setiap kecamatan
1 tahun
72.000.000
Pembangunan saluran air lumban Sp. sosor Desa Sinabulan Kec. Pangururan
Sumber Pendanaan APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggung jawab Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU Dinas PU
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir RKPD Kabupaten Samosir
153
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 4.8 Kegiatan Pengelolaan Drainase Lingkungan Tahun 2014 (sedang berjalan) No 1.
Kegiatan Pembangunan gorong-gorong
saluran
drainase/
Volume/ Target Kinerja 5 paket
Pagu Indikatif (Rp) 9.514.707.500
Sumber Dana APBD Kabupaten Samosir
Lokasi Kabupaten Samosir
Pelaksana Kegiatan Dinas Tarukim
154
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
4.5
Peningkatan Komponen Terkait Sanitasi Subsektor dan urusan yang tidak kalah penting kontribusinya bagi peningkatan pengelolaan sanitasi adalah sub sektor air minum, urusan perencanaan , lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat. Jumah penduduk yang semakin meningkat menuntut sarana dan prasarana sanitasi yang cukup memadai. Peranan dari segi perencanaan, lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat juga sangat diperlukan
demi
terwujudnya sanitasi yang baik di Kabupaten Samosir. SKPD yang terkait dengan penanganan komponen terkait sanitasi adalah Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Tata Ruang, Permukiman, Kebersihan dan Pertamanan (Tarukim), Badan Lingkungan Hidup, Penelitian dan Pengembangan (BLHPP), Badan Pemberadayaan Masyarakat, Perempuan dan Otonomi Desa (BPMPOD), dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Samosir. Adapun rencana program dan kegiatan yang terkait sanitasi untuk tahun 2015 dan yang sedang berjalan (tahun 2014) dapat diuraikan pada tabel di bawah ini :
155
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 4.9: Rencana Program dan Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2015 No 1. 2.
Kegiatan - Pembangunan bak air bersih/MCK Desa Parhorasan Dusun I Kec. Pangururan - DDUB kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Pangururan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
1 paket
100.000.000
1 paket
350.000.000
3.
- Pembangunan air bersih Sitaotao Desa Tanjung Bunga
1 paket
200.000.000
4.
- Pembangunan jaringan listrik SPAM Kota Pangururan Kec. Pangururan (DDUB SPAM kota Pangururan)
1 paket
600.000.000
5.
- Pembangunan pipanisasi di Desa Parlondut
1 paket
100.000.000
6.
- Pembangunan bak air bersih/MCK Sitolu Huta Dusun I
2 unit
100.000.000
7.
- Rehab MCK Passur dan saluran Tapian Nauli Dusun II Desa Parmonangan
1 paket
90.000.000
8.
- Pembangunan MCK Komunal Desa Sihusapi
1 paket
200.000.000
9.
- Pembangunan pipanisasi ke SDN 22 Martoba Desa Martoba
1 paket
80.000.000
10.
- Pembangunan pipanisasi Pancur Napitu - Siarsam Desa Martoba
1 paket
80.000.000
11.
- Pembangunan pipanisasi air minum Jaga Balungun-Sipitu Bahal Ds. Pardomuan
1 paket
80.000.000
- Pembangunan bak air Minum Dusun I Desa Tanjungan
1 paket
90.000.000
12.
- Pembangunan bak air bersih/KM/WC Umum di Golat Samosir Ds. Pardomuan
1 paket
95.000.000
13.
- Rehabilitasi pipanisasi air bersih Sitatar Desa Pardomuan Nauli
1 paket
80.000.000
14.
- Rehabilitasi pipanisasi air bersih Pangaribuan Desa Hatoguan
1 paket
90.000.000
15.
- Pembangunan MCK komunal Desa Parsaoran Urat
1 paket
90.000.000
16.
- Rehabilitasi pipanisasi Desa Palipi
1 paket
60.000.000
Sumber Pendanaan
SKPD Penanggungjawab
APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD
Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD
156
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 No
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
17.
- Pembangunan air minum Sideak Godang - Paraduan Desa Sideak
1 paket
100.000.000
18.
- Pembangunan pipa air minum Pallombuan Dusun II dan III Desa Pallombuan
1 paket
80.000.000
19.
- Pembangunan MCK komunal Desa Hutadame Dusun I
1 paket
100.000.000
20.
- Pembangunan MCK komunal Lumban Haro Dusun I Desa Sibonor Ompuratus
1 paket
90.000.000
21.
- Pembangunan MCK komunal Desa Sipinggan Lumban Siantar
1 paket
90.000.000
1 paket
90.000.000
1 paket
80.000.000
1 paket
50.000.000
1 paket
50.000.000
22. 23. 24. 25.
- Penambahan bak air Sitonggor dan Siliat-liat Kel. Parhusip III Kec. Nainggolan - Pembangunan jaringan air minum Pananganan-Janji Marapot Ds. Janji Marapot - Peningkatan air minum (pipanisasi) Bonan Dolok Desa Pasaran Parsaoran - Pembangunan bak air penampung air Dusun I Simaranduhuran Desa Hutarihit
26.
- Penataan bak air bersih Desa Sitinjak Dusun II
1 paket
120.000.000
27.
- Pembangunan sarana air bersih Desa Onan Runggu Dusun I
1 paket
120.000.000
28.
- Pembangunan jaringan air minum Silimalombu Dusun I
1 paket
150.000.000
1 paket
90.000.000
2 paket
100.000.000
1 paket
70.000.000
1 paket
150.000.000
1 paket
100.000.000
29. 30. 31. 32. 33.
- Pembangunan prasarana air bersih Pangumpatan Desa Salaon Dolok - Penataan bak air bersih Mual Pea Langge, Aek Lenggang & Sisakkil Ds Salaon Toba - Rehabilitasi pipanisasi air minum Pandan - Sarimarrihit - Rehabilitasi pipanisasi dan bak penampungan air minum Hasinggahan - Pembangunan prasarana air bersih bagas Limbong Ds. Sianjur Mulamula
Sumber Pendanaan Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggungjawab Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim
Sumber Dokumen Perencanaan Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015
157
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 No
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
34.
- Rehabilitasi pipanisasi air bersih Bumbung Desa Boho
1 paket
100.000.000
35.
- Pembangunan prasarana dan pipanisasi air bersih Aek Sipitudai
1 paket
100.000.000
36.
- Pembangunan pipanisasi air minum bagas Limbong Desa Sianjur Mulamula
1 paket
100.000.000
37.
- Rehabilitasi prasarana air minum bongobng Desa Sarimarihit
1 paket
150.000.000
38.
- Pembangunan air bersih Desa Turpuk Limbong Kec. Harian
1 paket
100.000.000
39.
- Pengadaan sumur bor Desa Hariarapintu Kec. Harian
1 paket
100.000.000
1 paket
100.000.000
1 paket
100.000.000
40. 41.
- Pembangunan sarana air minum Dusun II Desa Siparmahan Kec. Harian - Pembangunan air bersih Desa Turpuk Malau Dusun I dan II Kec. Harian
42.
Pembangunan jaringan air bersih/air minum Kecamatan Sitiotio
43.
- Pengadaan pipanisasi Binangari ke Huta Bolon Dusun II Desa Holbung
1 paket
300.000.000
44.
- Pembangunan air minum Dusun I Desa Janji Raja
1 paket
120.000.000
45.
- Rehabilitasi air bersih Dusun I dan II Desa Buntu Mauli
1 paket
120.000.000
46.
- Pembangunan MCK komunal Lumban Holbung Desa Tamba Dolok
3 unit
150.000.000
47.
Perencanaan pembangunan jaringan air bersih/air minum
33 dokumen
135.000.000
48.
Pengawasan pembangunan jaringan air bersih/air minum
33 paket
90.000.000
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan
1 tahun
150.000.000
Pengembangan media informasi dan informasi sadar hidup sehat
1 paket
90.000.000
Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
50 orang
80.000.000
49. 50. 51.
690.000.000
Sumber Pendanaan
SKPD Penanggungjawab
APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD
Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Tarukim Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
Sumber Dokumen Perencanaan RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD
158
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 No 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62.
Kegiatan Pengawasan dan pengendalian keamanan dan kesehatan makanan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
9 kecmatan
25.000.000
1 kali
120.000.000
1 dokumen
300.000.000
Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakaan sumbersumber air
1 paket
150.000.000
Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumber-sumber air
25 sumur
100.000.000
4 kali
50.000.000
30 sekolah
50.000.000
Lomba pengetahuan lingkungan hidup dan jambore kemah hijau
1 kali
220.000.000
Pembangunan tempat pembuangan benda padat/cair (rumah kompos)
2 unit
80.000.000
Pembangunan biodigester kotoran ternak
5 unit
200.000.000
134 desa/kel.
108.000.000
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat Penyusunan MPS (Memorandum Program Sanitasi)
Pemantauan kualitas lingkungan Pembinaan sekolah Adiwiyata (Sekolah berbasis budaya lingkungan)
Pencanangan dan pembekalan bulan bhakti gotong royong
Sumber Pendanaan Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
SKPD Penanggungjawab Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Bappeda BLHPP BLHPP BLHPP BLHPP BLHPP BLHPP BLHPP BPMPOD
Sumber Dokumen Perencanaan Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015 RKPD Kabupaten Samosir 2015
159
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Tabel 4.10: Program dan Kegiatan Terkait Sanitasi Tahun 2014 (sedang berjalan) No
Kegiatan
1.
Pelaksanaan study EHRA
2.
Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
3.
Fasilitasi penetapan perda RTRW kabupaten Samosir
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Habeahan Naburahan Kec. Sianjur Mula-mula Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Dolok Raja Kec. Harian Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Dolok Martahan Buntu Mauli Kec. Sitio-tio Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Garoga Kec. Simanindo Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Siparmahan Kec. Harian Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Sitolu Huta Kec. Pangururan Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Siupar Batu Jagar Simataniari Desa Pardomuan Kec. Pangururan Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Sampur Toba Kec. Harian Pembangunan sanitasi berbasis masyarakat desa Hutagurgur Kec. Sianjur Mula-mula Penyusunan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D)/RP3KP) Lanjutan penyusunan draf ranperda Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Samosir
15.
Pembangunan jaringan air bersih/air minum
16.
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
20 eks
185.434.450
90 %
98.750.000
1 paket
132.000.000
1 paket
132.000.000
1 paket
132.000.000
1 paket
127.677.000
1 paket
132.000.000
1 paket
121.000.000
1 paket
132.000.000
1 paket
132.000.000
1 paket
132.000.000
1 ls
140.000.000
1 ls
155.760.000
22 unit
3.812.750.700
95%
68.240.000
Sumber Dana APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
Lokasi
Pelaksana Kegiatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Kesehatan
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
Kabupaten Samosir
Dinas Tarukim
160
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014 No
Kegiatan
Volume/ Target Kinerja
Pagu Indikatif (Rp)
17.
Penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten
50 eks
267.924.000
18.
Pelatihan SDM laboratorium lingkungan
1 ls
56.525.000
19.
Penyusunan Draft Ranperbup tentang izin lingkungan
1 ls
38.350.000
20.
Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
21. 22. 23. 24. 25.
Lomba Pengetahuan Lingkungan Hidup dan jamboree kemah hijau/gerakan menanam pohon Penyusunan Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Banchmaking penyusunan ranperda perlindungan pengelolaan lingkungan hidup (PPLHD) Konservasi sumber daya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air Pencanangan dan pembekalan bulan bhakti gotong royong
2 buku
49.410.000
1 kali
236.050.000
1 dokumen
800.000.000
1 dokumen
70.000.000
1 paket
400.000.000
134 desa/ kelurahan
107.866.500
Sumber Dana APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir APBD Kabupaten Samosir
Lokasi
Pelaksana Kegiatan
Kabupaten Samosir
Bappeda
Kabupaten Samosir
BLHPP
Kabupaten Samosir
BLHPP
Kabupaten Samosir
BLHPP
Kabupaten Samosir
BLHPP
Kabupaten Samosir
BLHPP
Kabupaten Samosir
BLHPP
Kabupaten Samosir
BLHPP
Kabupaten Samosir
BPMPOD
Sumber: APBD Kabupaten Samosir Tahun 2014
161
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
BAB 5 AREA BERISIKO SANITASI Risiko Sanitasi adalah terjadinya penurunan kualitas hidup kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Pada penyusunan Buku Putih Sanitasi pembahasan dalam bab ini sangat penting bagi kabupaten/pokja dalam menetapkan prioritas wilayah pengembangan sanitasi dan prioritas pengembangan komponen sanitasi yakni pengelolaan air limbah, persampahan, drainase serta komponen sanitasi lainnya terutama akses air bersih dan perilaku hidup bersih sehat. Urgensi pembahasan terletak pada intervensinya terhadap penentuan prioritas arah pengembangan pembangunan sanitasi pada masa mendatang. Dalam penentuan area beresiko sanitasi ditetapkan berdasarkan: 1.
Data Sekunder Penentuan area beresiko sanitasi berdasarkan data sekunder adalah kegiatan menilai dan memetakan tingkat resiko sebuah area (kelurahan/desa) berdasarkan data yang telah tersedia di SKPD dan tersedia di sumber data lainnya. Skoring bobot untuk data sekunder 5%. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia di SKPD terkait di Kabupaten Samosir sebagai indikator untuk menentukan kondisi area risiko sanitasi, antara lain: a. Kepadatan penduduk: membandingkan antara jumlah penduduk tiap desa/kelurahan wilayah kajian dengan luas wilayah efektif desa/kelurahan; b. Keluarga Miskin: merupakan prosentasi antara jumlah penduduk miskin dengan jumlah penduduk seluruh di masing-masing desa/kelurahan wilayah studi; c. Tingkat pelayanan air minum PDAM: merupakan cakupan pelayanan PDAM berupa sambungan rumah dan hidran umum dibandingkan dengan total populasi di masingmasing desa/kelurahan wilayah studi; d. Akses terhadap kepemilikan jamban pribadi: merupakan perbandingan antara jumlah jamban pribadi dengan jumlah rumah di masing-masing desa/kelurahan wilayah studi.
2.
Penilaian SKPD Penentuan area beresiko berdasarkan penilaian SKPD diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kabupaten yang mewakili SKPD terkait sanitasi dari Bappeda, Dinas Tata Ruang Permukiman Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kesehatan, Badan Lingkungan Hidup,
162
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Penelitian dan Pengembangan, Dinas Pendidikan dan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Otonomi Desa. Skoring bobot yang diberikan pokja untuk data sekunder 5%, dan skoring bobot dari Persepsi SKPD sebesar 15% Adapun bobot penilaian risiko sanitasi adalah sebagai berikut: a. Angka 1 : Resiko Sanitasi Rendah; b. Angka 2 : Resiko Sanitasi Menengah; c. Angka 3 : Resiko Sanitasi Sedang; d. Angka 4 : Resiko Sanitasi Tinggi. Kriteria dalam penilaian didasarkan pada hal-hal berikut: Kondisi wilayah: meliputi kepadatan penduduk, kondisi genangan air dan daerah terlewati sungai; Kondisi sosial: meliputi tingkat kemiskinan, tingkat partisipasi dan kelembagaan; Kondisi layanan sanitasi: meliputi layanan air limbah domestik, persampahan dan drainase. 3.
Studi EHRA Penentuan area beresiko berdasarkan hasil studi EHRA adalah kegiatan penilaian dan pemetaan tingkat resiko berdasarkan kondisi sumber air, pencemaran karena air limbah domestik, pengelolaan persampahan di tingkat rumah tangga, kondisi drainase, perilaku cuci tangan sabun, hygiene jamban, penangan air minum dan buang air besar sembarangan. Skoring bobot untuk Indeks Risiko Sanitasi / EHRA sebesar 80%. Pada bab ini membahas tentang penetapan area berisiko berdasarkan penggabungan data Sekunder, Persepsi SKPD dan data kajian EHRA untuk wilayah kajian sanitasi di 9 (sembilan) Kecamatan dengan 128 desa dan 6 kelurahan diperoleh gambaran area beresiko sanitasi Kabupaten Samosir untuk pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan drainase perkotaan.
163
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 5.1: Peta Ilustrasi Area Berisiko Sanitasi Air Limbah
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir 164
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 5.2: Peta Ilustrasi Area Berisiko Persampahan
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir 165
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Peta 5.3: Peta Ilustrasi Area Berisiko Drainase Perkotaan
Sumber: Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir 166
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
a)
Pada peta ilustrasi area beresiko sanitasi air limbah domestik terlihat 14 (empat belas) desa merupakan area beresiko sangat tinggi dan 57 (lima puluh tujuh) desa beresiko tinggi. Untuk desa yang termasuk beresiko sangat tinggi yaitu desa Hasinggaan Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Desa Sosor Dolok Kecamatan Harian, Desa Tamba Dolok Kecamatan Sito-Tio, Desa Janji Maria Kecamatan Sito-Tio, Desa Rina Bolak Kecamatan Onan Runggu, Desa Toguan Galung Kecamatan Nainggolan, Desa Parhusip III Kecamatan Nainggolan, Desa Pardomuan Nauli Kecamatan Palipi, Desa Saloan Tonga-Tonga Kecamatan Ronggor Nihuta, Desa Pangururan Kecamatan Pangururan, Desa Aek Nauli Kecamatan Simanindo, Desa Huta Tinggi Kecamatan Simanindo, Desa Maduma Kecamatan Simanindo merupakan desa beresiko sangat tinggi. Sedangkan desa/kelurahan lainnya merupakan area beresiko tinggi, rendah dan sangat rendah. Hal ini disebabkan prasarana air limbah domestik belum memadai. (Lihat Tabel 5.1. Area Beresiko Sanitasi Air Limbah). Tabel 5.1: Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Area Berisiko
Wilayah Prioritas Air Limbah
4
Hasinggaan Sosor Dolok Tamba Dolok Janji Maria Rina Bolak Toguan Galung Parhusip III Pardomuan Nauli Saloan Tonga-Tonga Parmonangan Huta Tinggi Aek Nauli Huta Ginjang Maduma
3
Boho Singkam Sari Marihit Huta Ginjang Siboro Huta Gurgur Bonan Dolok Siparmahan Dolok Raja Hariara Pohan
167
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57
Area Berisiko
3
Wilayah Prioritas Air Limbah Janji Martahan Turpuk Sagala Turpuk Malau Cinta Maju Buntu Mauli Sabulan Holbung Parsaoran Harian Sitinjak Pardomuan Huta Hotang Janji Matogu Pasaran Parsaoran Pasaran I Sinaga Uruk Pandiangan Pangaloan Huta Rihit Urat Timur Parsaoran Urat Huta Ginjang Sigaol Marbun Sigaol Simbolon Paraduan Sijambur Sabungan Nihuta Salaon Dolok Rianiate Huta Namora Pasar Pangururan Saitnihuta Sitoluhuta Sinabulan Siopat Sosor Huta Bolon Situngkir Sialanguan Parhorasan Pardomuan Nauli Lumban Suhi Suhi Dolok Lumban Suhi Suhi Toruan Parbaba Dolok Parbalohan Pardomuan Sihusapi Cinta Dame Simarmata
168
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
b)
Untuk sub sektor pengelolaan persampahan, jumlah daerah yang termasuk wilayah area beresiko sangat tinggi 13 (tiga belas) Desa merupakan area beresiko sangat tinggi. Sedangkan 54 (lima puluh empat) desa beresiko tinggi. Untuk desa yang termasuk beresiko sangat tinggi yaitu Desa Hasinggaan Kecamatan Sianjur MulaMula, Desa Tamba Dolok Kecamatan Sito-Tio, Desa Janji Maria Kecamatan Sito-Tio, Desa Toguan Galung Kecamatan Nainggolan, Desa Parhusip III Kecamatan Nainggolan, Desa Pardomuan Nauli Kecamatan Palipi, Desa Saloan Tonga-Tonga Kecamatan Ronggor Nihuta, Desa Parmonangan Kecamatan Pangururan, Desa Aek Nauli Kecamatan Simanindo, Desa Sialanguan Kecamatan Pangururan, Desa Parhorasan Kecamatan Pangururan, Desa Huta Ginjang Kecamatan Simanindo dan Desa Maduma Kecamatan Simanindo merupakan Desa beresiko sangat tinggi. Permasalahan yang ditemukan yakni belum teraturnya pengelolaan sampah rumah tangga dan masih ada masyarakat membuang sampah rumah tangga di lahan kosong, sungai, dibakar dan dibuang ke drainase serta ke danau. (Lihat Tabel 5.2. Area Beresiko Sanitasi Persampahan). Tabel 5.2: Area Berisiko Sanitasi Persampahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8
Area Berisiko
4
3
Wilayah Prioritas Persampahan Hasinggaan Tamba Dolok Janji Maria Toguan Galung Parhusip III Pardomuan Nauli Saloan Tonga-Tonga Parmonangan Aek Nauli Sialanguan Parhorasan Huta Ginjang Maduma Boho Singkam Siboro Huta Gurgur Bonan Dolok Siparmahan Dolok Raja Hariara Pohan
169
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
Area Berisiko
3
Wilayah Prioritas Persampahan Janji Martahan Sosor Dolok Turpuk Sagala Turpuk Malau Cinta Maju Buntu Mauli Sabulan Holbung Parsaoran Harian Sitinjak Pardomuan Huta Hotang Rina Bolak Janji Matogu Pasaran Parsaoran Pasaran I Sinaga Uruk Pandiangan Pangaloan Huta Rihit Urat Timur Parsaoran Urat Huta Ginjang Sigaol Marbun Sigaol Simbolon Paraduan Sijambur Sabungan Nihuta Salaon Dolok Rianiate Huta Namora Huta Tinggi Pasar Pangururan Saitnihuta Sitoluhuta Sinabulan Huta Bolon Situngkir Pardomuan Nauli Lumban Suhi Suhi Toruan Parbaba Dolok Parbalohan Pardomuan Cinta Dame Simarmata Dosroha
170
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
c)
Untuk sub sektor drainase yang termasuk wilayah area beresiko sangat tinggi 15 (lima belas) Desa merupakan area beresiko sangat tinggi. Sedangkan 63 (enam puluh tiga) desa beresiko tinggi. Untuk desa yang termasuk beresiko sangat tinggi yaitu Huta Ginjang Kecamatan Sianjur Mula-Mula, Desa Hasinggaan Kecamatan Sianjur MulaMula, Desa Sosor Dolok Kecamatan Harian, Desa Tamba Dolok Kecamatan Sito-Tio, Desa Janji Maria Kecamatan Sito-Tio, Desa Rina Bolak Kecamatan Onan Runggu, Desa Toguan Galung Kecamatan Nainggolan, Desa Parhusip III Kecamatan Nainggolan, Desa Pardomuan Nauli Kecamatan Palipi, Desa Saloan Tonga-Tonga Kecamatan Ronggor Nihuta, Desa Parmonangan Kecamatan Pangururan, Desa Aek Nauli Kecamatan Simanindo, Desa Sialanguan Kecamatan Pangururan, Desa Parhorasan Kecamatan Pangururan, Desa Huta Ginjang Kecamatan Simanindo dan Desa Maduma Kecamatan Simanindo merupakan Desa beresiko sangat tinggi. Permasalahannya nampak dilihat adalah belum adanya data base untuk jaringan drainase di Kabupaten dan juga minimnya anggaran dalam pembangunan drainase sekunder dan tersier (lingkungan), dan juga masih minimnya biaya pemeliharaan drainase. Dari sisi keterlibatan Pihak swasta masih belum ada. (Lihat Tabel 5.3. Area Beresiko Sanitasi Drainase Perkotaan). Tabel 5.3: Area Berisiko Sanitasi Drainase Perkotaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 2 3 4
Area Berisiko
Wilayah Prioritas Drainase
4
Huta Ginjang Hasinggaan Tamba Dolok Janji Maria Toguan Galung Parhusip III Pardomuan Nauli Saloan Tonga-Tonga Parmonangan Aek Nauli Sialanguan Parhorasan Huta Ginjang Sihusapi Maduma
3
Boho Singkam Siboro Huta Gurgur
171
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
Area Berisiko
3
Wilayah Prioritas Drainase Bonan Dolok Siparmahan Dolok Raja Hariara Pohan Janji Martahan Sosor Dolok Turpuk Sagala Turpuk Malau Cinta Maju Buntu Mauli Sabulan Holbung Parsaoran Harian Sitinjak Pardomuan Huta Hotang Rina Bolak Janji Matogu Pasaran Parsaoran Pasaran I Sibonor Ompuratus Sinaga Uruk Pandiangan Pangaloan Huta Rihit Urat Timur Parsaoran Urat Huta Ginjang Sigaol Marbun Sigaol Simbolon Pamutaran Paraduan Lintongnihuta Sijambur Sabungan Nihuta Salaon Dolok Rianiate Huta Namora Pintu Sona Huta Tinggi Pasar Pangururan Tanjung Bunga Siogung Ogung Saitnihuta Sianting Anting Sitoluhuta Sinabulan Huta Bolon Situngkir
172
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
No 54 55 56 57 58 59 60 61
Area Berisiko
Wilayah Prioritas Drainase Pardomuan Nauli Lumban Suhi Suhi Toruan Parbaba Dolok Parbalohan Pardomuan Cinta Dame Simarmata Dosroha
173
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
L A M P I R A N
174
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Lampiran Komunikasi Dan Media: Lampiran 3.1 Diagram Sumber Informasi Atau Berita
Lampiran 3.2 Diagram Surat Kabar Yang Paling Sering Dibaca
175
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Lampiran 3.3 Diagram Stasiun Radio Yang Paling Sering Didengar
Lampiran 3.4 Diagram Stasiun Televisi Yang Paling Sering Ditonton
176
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Lampiran 3.5 Diagram Jenis Acara TV Yang Paling Sering Ditonton
Lampiran 3.6 Diagram Sumber Informasi Tentang Sanitasi Selain Dari Media Massa
177
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Lampiran 3.7 Diagram Jenis Acara TV Yang Paling Sering Ditonton
Lampiran 3.8 Diagram Sumber Informasi Tentang Sanitasi Selain Dari Media Massa
178
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Lampiran 3.9 Diagram Sumber Informasi Yang Dipercaya Tentang Sanitasi
Lampiran 3.10 Diagram Jenis Pertemuan Yang Pernah Diikuti
179
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Lampiran 3.11 Diagram Penyuluhan Atau Sosialisasi Yang Pernah Diikuti
Lampiran 3.12 Diagram Kesenian Tradisional Yang Biasa Ditonton
180
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Lampiran 3.12 Diagramkegiatan Lingkungan Yang Pernah Dihadiri
181
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Lampiran Area Berisiko Sanitasi: Tabel Hasil Penentuan Area Berisiko Sanitasi
Drainase
Persampahan
Air Limbah
SKOR IMPACT
Fungsi Urban (urban atau rural)
Angka Kemiskinan
Kepadatan Penduduk
Populasi
Drainase
Persampahan
Air Limbah
Kelurahan/Desa
Skor Risiko Sanitasi (Penyesuaian)
Drainase
Skor Risiko Sanitasi
Persampahan
IMPACT
Air Limbah
EXPOSURE Kecamatan
Kecamatan Sianjur Mula-Mula Boho Aek Sipitudai Singkam Sari Marihit Sianjur Mula-Mula Ginolat Huta Ginjang Siboro Huta Gurgur Bonan Dolok Hasinggaan Habeahan Naburahan
4.0 3.0 4.0 4.0 3.0 3.0 3.0 4.0 4.0 4.0 4.0 3.0
4.0 1.0 4.0 4.0 1.0 1.0 1.0 4.0 4.0 4.0 4.0 1.0
4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 4.0 3.0 3.0 3.0 4.0 2.0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.00 2.00 3.00 2.00 2.00 2.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 2.00
3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 4.0 2.0
3.0 1.0 3.0 2.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 3.0 4.0 1.0
3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 4.0 3.0 3.0 3.0 4.0 2.0
3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 3.0 4.0 2.0
3.0 1.0 3.0 2.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 3.0 4.0 1.0
3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0 4.0 3.0 3.0 3.0 4.0 2.0
Kecamatan Harian Partungko Naginjang Siparmahan Dolok Raja Sampur Toba Hariara Pohan Janji Martahan Turpuk Sihotang Sosor Dolok Turpuk Sagala Turpuk Malau Turpuk Limbong Hutagalung Hariarapintu
4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 4.0 3.0 3.0 3.0
4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 1.0 4.0 4.0 4.0 1.0 1.0 1.0
4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00 2.00 2.00
2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0
2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 1.0 3.0 3.0 3.0 1.0 1.0 1.0
2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0
2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0
2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 1.0 3.0 3.0 3.0 1.0 1.0 1.0
2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 2.0 2.0
Kecamatan Sitio-Tio Tamba Dolok Cinta Maju Buntu Mauli Sabulan Holbung Janji Raja Janji Maria Parsaoran
4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0
4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 1.0 4.0 4.0
4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0
1 1 1 1 1 1 1 1
4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 4.0 3.0
1 1 1 1 1 1 1 1
4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 4.00 3.00
4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 4.0 3.0
4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 1.0 4.0 3.0
4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 4.0 3.0
4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 4.0 3.0
4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 1.0 4.0 3.0
4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 2.0 4.0 3.0
Kecamatan Onan Runggu Harian Sitinjak Pakpahan Onan Runggu Tambun Sungkean Sitamiang Pardomuan Huta Hotang Rina Bolak Sipira Janji Matogu Silima Lombu
4.0 4.0 3.0 3.0 3.0 3.0 4.0 4.0 4.0 3.0 4.0 3.0
4.0 4.0 1.0 1.0 1.0 1.0 4.0 4.0 4.0 1.0 4.0 1.0
4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 1.0 1.0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.0 3.0 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3.00 3.00 1.00 1.00 2.00 2.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 2.00
3.0 3.0 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0
3.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 3.0 1.0 3.0 1.0
3.0 3.0 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0
3.0 3.0 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0
3.0 3.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3.0 3.0 3.0 1.0 3.0 1.0
3.0 3.0 1.0 1.0 2.0 2.0 3.0 3.0 3.0 2.0 3.0 2.0
182
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
183
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Lampiran Visualisasi Kegiatan PPSP Kabupaten Samosir: Rapat Pokja Sanitasi Program PPSP
Kick Off Meeting dan Lokalatih Penyusunan Dokumen BPS Program PPSP, 13 Mei 2014
184
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
185
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir Mengikuti Pelatihan Studi EHRA, Medan
186
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Rapat Internal Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir
187
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Kick Off Meeting Kabupaten dan Lokalatih Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten dan Workshop Buku Putih Saniatsi Program PPSP, 3 Oktober 2014
188
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
189
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
190
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir Menghadiri Rapat Koordinasi Pokja PPSP, Medan
191
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
192
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Rapat Internal Pokja Sanitasi Program PPSP Kabupaten Samosir
193
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
194
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
195
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
196
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
197
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
198
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
199
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
200
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
201
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
202
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
Konsultasi Publik Penyusunan Dokumen BPS dan SSK Program PPSP, 4 Desember 2014
203
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
204
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
205
BUKU PUTIH SANITASI (BPS) KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014
206