Dosen yang juga Menjadi Pejabat Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang. Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.” Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.” Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.” Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.” Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.” Udin : “Loh, apa hubungannya.” Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.” Udin : “???”
Makna tersirat pada teks anekdot tersebut adalah adanya praktik nepotisme atau penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan kampus. Dosen yang juga menjabat sebagai pejabat di kantin universitas tersebut mungkin memanfaatkan posisinya untuk mempertahankan kursinya agar tidak diduduki orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan adanya praktik korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan kampus tersebut. Selain itu, teks anekdot tersebut juga mengajarkan kita untuk tidak memanfaatkan kekuasaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi, melainkan harus digunakan untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan masyarakat atau institusi yang diwakilinya.
Jawaban:
Makna tersirat pada teks anekdot tersebut adalah adanya praktik nepotisme atau penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan kampus. Dosen yang juga menjabat sebagai pejabat di kantin universitas tersebut mungkin memanfaatkan posisinya untuk mempertahankan kursinya agar tidak diduduki orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan adanya praktik korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan di lingkungan kampus tersebut. Selain itu, teks anekdot tersebut juga mengajarkan kita untuk tidak memanfaatkan kekuasaan atau jabatan untuk kepentingan pribadi, melainkan harus digunakan untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan masyarakat atau institusi yang diwakilinya.
SEMOGA BERMANFAAT YA :)