Dokumen konsili Vatikan II membedakan tugas perutusan Gereja dalam dua wilayah yang disebut tata dunia dan tata ilahi. Tata ilahi merupakan tugas perutusan mereka yang tertahbis (para imam dan diakon) di dalam altar. Sementara itu, tata dunia merupakan perutusan khas awam Katolik untuk berkecimpung di ”luar altar” dalam rangka menyelamatkan dunia seturut kehendakNya. Oleh karena itu, sebagai orang Katolik, Anda diharapkan:
a. mendeskripsikan karakteristik awam ditinjau dari martabatnya
b. mendeskripsikan karakteristik awam ditinjau dari tanggung jawabnya
c. mendeskripsikan karakteristik awam ditinjau dari keterlibatannya dalam tugas-tugas Gereja
d. mendeskripsikan karakteristik awam ditinjau dari tugas rajawi (kepemimpinan)
Jawaban ditulis maksimal 4 halaman dengan disertai teks kitab suci dan ajaran Gereja Katolik/dokumen Konsili Vatikan II
Dalam konteks Gereja Katolik, karakteristik awam ditinjau dari martabatnya mengacu pada penghargaan dan pengakuan terhadap peran penting umat awam dalam Gereja dan masyarakat. Martabat awam berasal dari ajaran Kitab Suci dan dokumen Gereja, termasuk Konsili Vatikan II.
Kitab Suci melarang bahwa semua orang yang dibaptis memiliki panggilan universal untuk mengikuti Kristus dan menjadi anggota Gereja. Rasul Petrus sendiri menyatakan, "Tapi kamu adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu mengungkap perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari ilusi kepada terang-Nya yang ajaib" (1 Petrus 2:9). Pasal ini menyatakan bahwa semua orang yang dibaptis memiliki martabat yang tinggi sebagai umat kepunyaan Allah.
Dokumen Konsili Vatikan II, khususnya dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja (Lumen Gentium), menggarisbawahi martabat awam dalam Gereja. Lumen Gentium menyatakan bahwa umat awam adalah "umumnya orang-orang yang tidak menjadi anggota tatanan klerus" (LG, 31), sehingga menekankan peran unik mereka dalam membangun Kerajaan Allah.
B. Karakteristik Awam Ditinjau dari Tanggung Jawabnya
Umat awam dalam Gereja Katolik memiliki tanggung jawab penting dalam menyebarkan iman, membangun Gereja, dan mewujudkan Kerajaan Allah di dunia. Mereka memegang peran yang tidak dapat dibenci oleh para imam atau diakon dalam menghadapi tantangan dan kesempatan di dalam masyarakat.
Dalam dokumen Konsili Vatikan II, khususnya dalam Konstitusi tentang Gereja di Dunia Modern (Gaudium et Spes), dinyatakan bahwa umat awam harus terlibat dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Gaudium et Spes menyatakan, "Umat awam dipanggil oleh Allah untuk mewujudkan sendiri misi Gereja di dalam dunia, sesuai dengan sifat yang khas dan tanggung jawabnya masing-masing" (GS, 43). Dalam menjalankan tanggung jawab ini, umat awam harus mempertimbangkan prinsip-prinsip moral dan etika yang diajarkan oleh Gereja.
C. Karakteristik Awam Ditinjau dari penarikannya dalam Tugas-tugas Gereja
Umat awam dalam Gereja Katolik juga memiliki keterlibatan aktif dalam tugas-tugas Gereja. Mereka tidak hanya menjadi penerima pelayanan pastoral, tetapi juga terlibat dalam melayani dan membangun komunitas Gereja.
Dalam Konsili Vatikan II, konsep "penginjilan dunia" menjadi penting. Penginjilan dunia mengacu pada peran dan tanggung jawab umat awam dalam memberikan kesaksian Kristus di dunia, terutama melalui pekerjaan dan tindakan sehari-hari mereka. Mereka memainkan peran penting dalam mengubah struktur masyarakat agar sesuai dengan nilai-nilai Injil.
Gaudium et Spes tekanan bahwa umat awam memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pesan Kristus di tempat kerja, di keluarga, di lingkungan sosial mereka, dan di berbagai bidang kehidupan yang mereka terlibat. Umat awam diharapkan untuk menghidupi iman mereka dan melarang nilai-nilai Gereja dalam konteks sehari-hari.
D. Karakteristik Awam Ditinjau dari Tugas Rajawi (Kepemimpinan)
Umat awam juga memiliki tanggung jawab kepemimpinan dalam Gereja Katolik. Mereka diharapkan berkontribusi dalam pengambilan keputusan dan partisipasi aktif dalam pengelolaan komunitas Gereja.
Dalam Gereja Katolik, ada berbagai bentuk kepemimpinan awam, baik di tingkat paroki, keuskupan, maupun tingkat universal Gereja. Umat awam bisa menjadi anggota dewan paroki, anggota dewan keuskupan, atau terlibat dalam organisasi dan kelompok yang berfokus pada pelayanan dan pembangunan Gereja.
Paus Fransiskus dalam ensikliknya "Gaudete et Exsultate" mendesak panggilan umat awam untuk menjadi "orang-orang kudus di dunia sejati" dan mengarahkan mereka untuk mengambil peran aktif dalam memengaruhi masyarakat melalui kehidupan yang kudus dan dedikasi dalam tugas-tugas mereka.
Secara keseluruhan, umat awam di Gereja Katolik memiliki martabat yang tinggi dan tanggung jawab penting. Mereka diharapkan untuk terlibat dalam kehidupan Gereja dan dunia dengan mewujudkan nilai-nilai Injil dalam tugas-tugas mereka, baik sebagai anggota masyarakat maupun sebagai pemimpin yang bertanggung jawab. Martabat, tanggung jawab, keterlibatan, dan tugas-tugas rajawi umat awam adalah bagian integral dari pengajaran Gereja Katolik dan ajaran Konsili Vatikan II.
A. Karakteristik Awam Ditinjau dari Martabatnya
Dalam konteks Gereja Katolik, karakteristik awam ditinjau dari martabatnya mengacu pada penghargaan dan pengakuan terhadap peran penting umat awam dalam Gereja dan masyarakat. Martabat awam berasal dari ajaran Kitab Suci dan dokumen Gereja, termasuk Konsili Vatikan II.
Kitab Suci melarang bahwa semua orang yang dibaptis memiliki panggilan universal untuk mengikuti Kristus dan menjadi anggota Gereja. Rasul Petrus sendiri menyatakan, "Tapi kamu adalah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu mengungkap perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari ilusi kepada terang-Nya yang ajaib" (1 Petrus 2:9). Pasal ini menyatakan bahwa semua orang yang dibaptis memiliki martabat yang tinggi sebagai umat kepunyaan Allah.
Dokumen Konsili Vatikan II, khususnya dalam Konstitusi Dogmatis tentang Gereja (Lumen Gentium), menggarisbawahi martabat awam dalam Gereja. Lumen Gentium menyatakan bahwa umat awam adalah "umumnya orang-orang yang tidak menjadi anggota tatanan klerus" (LG, 31), sehingga menekankan peran unik mereka dalam membangun Kerajaan Allah.
B. Karakteristik Awam Ditinjau dari Tanggung Jawabnya
Umat awam dalam Gereja Katolik memiliki tanggung jawab penting dalam menyebarkan iman, membangun Gereja, dan mewujudkan Kerajaan Allah di dunia. Mereka memegang peran yang tidak dapat dibenci oleh para imam atau diakon dalam menghadapi tantangan dan kesempatan di dalam masyarakat.
Dalam dokumen Konsili Vatikan II, khususnya dalam Konstitusi tentang Gereja di Dunia Modern (Gaudium et Spes), dinyatakan bahwa umat awam harus terlibat dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Gaudium et Spes menyatakan, "Umat awam dipanggil oleh Allah untuk mewujudkan sendiri misi Gereja di dalam dunia, sesuai dengan sifat yang khas dan tanggung jawabnya masing-masing" (GS, 43). Dalam menjalankan tanggung jawab ini, umat awam harus mempertimbangkan prinsip-prinsip moral dan etika yang diajarkan oleh Gereja.
C. Karakteristik Awam Ditinjau dari penarikannya dalam Tugas-tugas Gereja
Umat awam dalam Gereja Katolik juga memiliki keterlibatan aktif dalam tugas-tugas Gereja. Mereka tidak hanya menjadi penerima pelayanan pastoral, tetapi juga terlibat dalam melayani dan membangun komunitas Gereja.
Dalam Konsili Vatikan II, konsep "penginjilan dunia" menjadi penting. Penginjilan dunia mengacu pada peran dan tanggung jawab umat awam dalam memberikan kesaksian Kristus di dunia, terutama melalui pekerjaan dan tindakan sehari-hari mereka. Mereka memainkan peran penting dalam mengubah struktur masyarakat agar sesuai dengan nilai-nilai Injil.
Gaudium et Spes tekanan bahwa umat awam memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan pesan Kristus di tempat kerja, di keluarga, di lingkungan sosial mereka, dan di berbagai bidang kehidupan yang mereka terlibat. Umat awam diharapkan untuk menghidupi iman mereka dan melarang nilai-nilai Gereja dalam konteks sehari-hari.
D. Karakteristik Awam Ditinjau dari Tugas Rajawi (Kepemimpinan)
Umat awam juga memiliki tanggung jawab kepemimpinan dalam Gereja Katolik. Mereka diharapkan berkontribusi dalam pengambilan keputusan dan partisipasi aktif dalam pengelolaan komunitas Gereja.
Dalam Gereja Katolik, ada berbagai bentuk kepemimpinan awam, baik di tingkat paroki, keuskupan, maupun tingkat universal Gereja. Umat awam bisa menjadi anggota dewan paroki, anggota dewan keuskupan, atau terlibat dalam organisasi dan kelompok yang berfokus pada pelayanan dan pembangunan Gereja.
Paus Fransiskus dalam ensikliknya "Gaudete et Exsultate" mendesak panggilan umat awam untuk menjadi "orang-orang kudus di dunia sejati" dan mengarahkan mereka untuk mengambil peran aktif dalam memengaruhi masyarakat melalui kehidupan yang kudus dan dedikasi dalam tugas-tugas mereka.
Secara keseluruhan, umat awam di Gereja Katolik memiliki martabat yang tinggi dan tanggung jawab penting. Mereka diharapkan untuk terlibat dalam kehidupan Gereja dan dunia dengan mewujudkan nilai-nilai Injil dalam tugas-tugas mereka, baik sebagai anggota masyarakat maupun sebagai pemimpin yang bertanggung jawab. Martabat, tanggung jawab, keterlibatan, dan tugas-tugas rajawi umat awam adalah bagian integral dari pengajaran Gereja Katolik dan ajaran Konsili Vatikan II.