Dinasti abbasiyah memiliki hubugan keilmuan yang erat dengan tradisi yunani disisi lain mereka menganggap kebudayaan yunani sebagai sihir yang dikutuk. Jelaskan 2 bentuk ketimpangan hubungan ini
antordwi
Puncak keemasan dalam ilmu pengetahuan dicapai pada masa khalifah Harun ar-Rasyid dengan didirikannya perpustakaan bayt al-Hikma, tempat dimana para ilmuan muslim dan non-muslim berkumpul untuk menterjemah karya ilmuan yunani seperti Archimedes, Aristoteles, Aristophanes, Euclid, Euripides, Herodotus, Hippocrates, Homer, Sophocles, dan Plato dan berdiskusi tentang masalah ilmiah. Pada masa al-Ma’mun, perpustakaan ini mampu mencetak ilmuan-ilmuan muslim seperti al-Khawarizmi, al-Kindi, Muhammed Jafar Ibnu Musa, dan Ahmad Ibnu Musa. Terjemahan biasanya banyak bergerak dibidang astrologi, matematika, pertanian, filsafat, dll.Faktanya sebelum ditaklukkan oleh umat Islam wilayah tersebut terlebih dahulu mendapatkan pengaruh dari budaya besar lainnya seperti budaya Yunani, sehingga interaksi umat Islam dengan kebudayaan wilayah taklukkan tersebut tidak terhindarkan.Interaksi intelektual umat Islam dengan dunia pemikiran Yunani yang dikenal juga dengan Hellesnisme terjadi terutama di beberapa wilayah, diantaranya Iskandaria (Mesir), Damaskus, Antioch dan Ephesus (Syiria), Harran (Mesopotamia) dan Jundisapur (Persia). Ditempat itulah, lahir dorongan untuk melakukan kegiatan penelitian dan penerjemahan karya-karya ilmu pengetahuan dari bahasa Yunani, Persia dan lain-lain, dituangkan ke dalam bahasa Arab. Tradisi Keilmuan Hellenisme(Yunani) dan Islam(Abbasiyah) diibaratkan seperti kedua sisi mata uang yang saling bertolak belakang, termasuk dalam hal keilmuan. Perbedaan ini muncul akibat ketidaksamaan keduanya dalam hal bagaimana cara atau langkah umat manusia memperoleh ilmu itu sendiri atau lebih dikenal dengan epistimilogi pengetahuan. Disatu sisi budaya Hellenisme yang identik dengan bangsa Yunani, dalam epistimologinya tidak mengenal kepercayaan akan adanya Tuhan, namun mereka lebih mengandalkan akal dan pancaindera tanpa melibatkan unsur ketuhanan di dalamnya.Di sisi lain, kepercayaan yang semacam itu tidak berlaku bagi umat Islam, umat Islam tidak hanya melibatkan akal dan pancaindera semata dalam epistimologinya, lebih dari itu umat Islam percaya bahwa akal dan pancaindera memiliki keterbatasan, sehingga Tuhan ikut berperan didalamnya melalui bisikan qalbu ataupun wahyu Semoga bermanfaat
Tradisi Keilmuan Hellenisme(Yunani) dan Islam(Abbasiyah) diibaratkan seperti kedua sisi mata uang yang saling bertolak belakang, termasuk dalam hal keilmuan. Perbedaan ini muncul akibat ketidaksamaan keduanya dalam hal bagaimana cara atau langkah umat manusia memperoleh ilmu itu sendiri atau lebih dikenal dengan epistimilogi pengetahuan. Disatu sisi budaya Hellenisme yang identik dengan bangsa Yunani, dalam epistimologinya tidak mengenal kepercayaan akan adanya Tuhan, namun mereka lebih mengandalkan akal dan pancaindera tanpa melibatkan unsur ketuhanan di dalamnya.Di sisi lain, kepercayaan yang semacam itu tidak berlaku bagi umat Islam, umat Islam tidak hanya melibatkan akal dan pancaindera semata dalam epistimologinya, lebih dari itu umat Islam percaya bahwa akal dan pancaindera memiliki keterbatasan, sehingga Tuhan ikut berperan didalamnya melalui bisikan qalbu ataupun wahyu
Semoga bermanfaat