elsa63
Yang tidak diputuskan adalah soal lokalitas (bagaimana keberadaannya sebagai suatu tempat) nya.
Pandangan yang umum adalah surga itu merupakan suatu keadaan dan tempat. Keadaan itu adalah persatuan dengan Allah, memandang wajahNya dari muka ke muka. Dan pada saat yang sama suatu tempat, dalam alam rohani alias di luar alam materi yang bisa diamati secara empiris, sehingga tidak bisa ditunjuk titik koordinat geografisnya dan menurut pengertian yang umum memang tidak bisa dianggap sebagai tempat.
tidak aneh, karena Kitab Suci sendiri tidak merinci banyak hal mengenai surga. Dan banyak sekali hal yang belum diketahui Gereja secara jelas.
Alasannya bukanlah itu, tetapi karena data-data Kitab Suci tentang ini memang tidak mudah dipahami secara tepat maksudnya.
Paus Yohanes Paulus II hanya menekankan satu sisi dari surga dan tidak membicarakan sisi lainnya.
Aku sangat tidak yakin bahwa beliau secara eksplisit menolak membicarakan surga sebagai suatu tempat. Itu sepertinya hanya kesimpulan gegabah dari sejumlah pendengar yang memang ingin mengabaikan gagasan bahwa surga adalah suatu tempat.
Dari jawaban Saudara Athan, sudah sangat jelas meskipun tak terperinci karena memang tidak satupun yang tahu apa itu surga yang sebenarnya. Setidaknya, surga itu merupakan suatu keadaan dimana kita telah bersatu dengan Allah di dalam kerajaan-Nya.
Bila Anda keberatan, apa yang ingin Anda permasalahkan?
Pandangan yang umum adalah surga itu merupakan suatu keadaan dan tempat. Keadaan itu adalah persatuan dengan Allah, memandang wajahNya dari muka ke muka. Dan pada saat yang sama suatu tempat, dalam alam rohani alias di luar alam materi yang bisa diamati secara empiris, sehingga tidak bisa ditunjuk titik koordinat geografisnya dan menurut pengertian yang umum memang tidak bisa dianggap sebagai tempat.
tidak aneh, karena Kitab Suci sendiri tidak merinci banyak hal mengenai surga. Dan banyak sekali hal yang belum diketahui Gereja secara jelas.
Alasannya bukanlah itu, tetapi karena data-data Kitab Suci tentang ini memang tidak mudah dipahami secara tepat maksudnya.
Paus Yohanes Paulus II hanya menekankan satu sisi dari surga dan tidak membicarakan sisi lainnya.
Aku sangat tidak yakin bahwa beliau secara eksplisit menolak membicarakan surga sebagai suatu tempat. Itu sepertinya hanya kesimpulan gegabah dari sejumlah pendengar yang memang ingin mengabaikan gagasan bahwa surga adalah suatu tempat.
Dari jawaban Saudara Athan, sudah sangat jelas meskipun tak terperinci karena memang tidak satupun yang tahu apa itu surga yang sebenarnya.
Setidaknya, surga itu merupakan suatu keadaan dimana kita telah bersatu dengan Allah di dalam kerajaan-Nya.
Bila Anda keberatan, apa yang ingin Anda permasalahkan?