Dialog antara malin kundang dengan ibunya. kalau dipentaskan menyampai 4 menit
NadiaHikari
"Malin Kundang!! Akhirnya kamu pulang juga, nak!" ujar Ibu Malin Kundang yang berpakaian lusuh dan kotor. Berlari ke arah Malin Kundang hendak memeluknya. "Bertahun-tahun kau tak pulang karena merantau. Sekarang kau taman sekali dan bajumu bagus."
Malin Kundang menampakan mimik malu dan gengsi karena ibunya berpakaian lusuh dan kotor. "Cih, siapa kau? Ngaku-ngaku ibuku. Ibuku itu cantik, kaya raya, dan pakaiannya indah! Kau itu kotor dan norak!" mendorong ibunya yang hendak memeluk.
"Oh, Malin... Ini Ibu, nak. Apa kau sudah lupa pada Ibu?"
"Aku sama sekali tidak lupa. Aku ingat ibuku cantik dan kaya raya. Mana mungkin aku punya ibu sepertimu, huh!" Malin Kundang meludah ke arah Ibunya. "Kau pastii salah orang."
Ibu Malin Kundang menitikkan air matanya. "Meski kau banyak berubah, aku takkan pernah lupa 'kan siapa kau, nak. Kau anak Ibu. Dan ternyata, setelah bertahun-tahun, bukan hanya wajahmu yang berubah. Tapi juga sikap dan perangaimu, nak!" kini Ibu Malin Kundang benar-benar menangis.
"Kau bukan Ibuku, bodoh! Dasar wanita tua miskin tak tahu diri!!" Malin Kundang menendang Ibunya yang berjalan perlahan, mengulurkan tangan hendak memeluk Malin.
Ibu Malin Kundang terjengkang. Kemudian bangkit dengan perlahan. Terisak pilu, sambil terduduk. "Ya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Agung... Jika benar ia-lah anakku Malin Kundang yang dulu rajin dan taat.." Ibu Malin Kundang berhenti bicara sebentar. Mengusap pipinya yang berlinang air mata. dan bangkit berdiri. "Jika benar kau adalah anakku, kumohon Ya Allah. Ubahlah anak durhaka ini menjadi patung batu!!"
Guntur dan petir menyambar-nyambar, hujan deras turun. Tiba-tiba... duarr!! Malin Kundang disambar petir dan sekarang ia hanyalah batu. Ibunya menjerit dan memeluknya sedih bercampur kaget. "Malin!!!"
MuharnuzukyaA
Pak Haji : “Assalamu’alaikum wr wb” Jambrong : “Assalamu’alakum wr wb” Ibu Malin Kundang: “wa’alaikum salam wr wb. Ini siapa yaa? Pak haji ya? Jambrong : “nek, kami ini dari Solo ke sini, laper nek, jadi kami ke sini untuk makan. (jawab Jambrong sambil tersenyum) Pak Haji : “oh nggak Nek kami ini hendak silaturrahmi saja, mungkin boleh saya duduk di sini Nek. Nama saya Hussin dan ini murid saya Jambrong, Nek. Ibu Malin Kundang : “ooo….. silakan duduk . Jambrong : “Nek itu di pantai ada apa sich, kok rame banget apa ada bagi-bagi harta ya Nek? Ibu Malin Kundang : “saya nggak tahu Nak, itu anak saya sedang cari tahu apa yang terjadi? Katanya sich ada seorang saudagar yang sedang merapat di pelabuhan. Dia cari tahu apakah saudagar itu abangnya? Jambrong : “emangnya Nenek punya seorang anak yang jadi saudagar ya Nek? Ibu Malin Kundang : “nggak sich. Cuman dulu saya punya seorang anak namanya Malin Kundang yang pergi merantau ke kota. Jambrong : “Malin Kundang , Nek? Wah pasti dia anak durhaka itu nek? (dengan heran) Pak Haji : “heh kamu bisa diam sebentar nggak untuk menghormati nenek ini berceritera?” (dengan wajah sedikit memeperlihatkan mimik marah) silakan teruskan Nek..! Ibu Malin Kundang : “Katanya ia hendak pengin jadi seorang saudagar dan dia belum pulang hampir 10 tahun. Di samping itu saya juga sering bermimpi kalo anak saya itu sudah menjadi seorang saudagar kaya. Nah siapa tahu itu anak saya? Saya sudah kangen sekali. Pak Haji : “oo begitu ya Nek” (kemudian Upik datang dengan seorang penduduk bersama saudagar itu. Mereka terlihat sedang berkelahi. Lalu mereka sampailah di depan rumah ibu Malin Kundang Upik : “Mak, ini benar bang Malin mak. Ini buktinya kalung yang dulu emak berikan ada padanya, tapi di nggak mau ngaku Mak. Ibu Malin Kundang : “ah anakku, kamu telah pulang Nak ? darimana saja kamu selama ini Nak? emak kangen. Sekarang kamu telah menjadi saudagar kaya ya. Malin Kundang : “saya tidak punya seorang ibu yang tua seperti kamu ini. Kamu tahu saya ini adalah seorang yang kaya yang berasal dari tanah yang jauh. Jadi, kamu jangan ngaku-ngaku jadi ibu saya ya…! Saya jijik melihat kamu” Pengawal : “ya pangeran ini tidak mungkin memiliki ibu seperti kamu. saya telah mengenal pangeran sejak lama jadi tidak mungkin pangeran pernah hidup di sini. Ibu pangeran itu berasal dari Belanda. Bukan begitu pangeran? Malin Kundang : “ya kamu benar pengawalku” Istri Malin Kundang : “papa, coba dilihat dulu! Siapa tahu orang itu benar-benar ibumu? Sepertinya dia benar-benar mengganggapmu anaknya.” Malin Kundang : “tidak istriku tidak mungkin. masa kamu lebih percaya dengan orang tua jelek itu daripada saya yang keren ini. Kamu kan istriku.” Istri Malin Kundang : “lalu bagaimana dengan kalung itu? Malin Kundang : “ kalung itu dulu saya beli di pasar senen dengan pengawal. Ya khan pengawal? Pengawal : “betul tuanku. Kalung ini memang benar dibeli di pasar senen ketika tuan beli kain.” Istri Malin Kundang : “ betul? Kamu tidak bohong? Pengawal : “tidak putri, saya tidak bohong. Benar, saya tidak bohong.” Pak Haji : “heh kamu pengawal, kamu benar tidak bohong? Pengawal : “tidak Pak Haji .” Upik : “ tega sekali abang melakukan ini pada ibu. Ibu telah lama menunggu kamu dan selalu mendoakanmu supaya berhasil. Kenapa kamu membalasnya dengan ini. Apakah kakak tidak ingat ketika ibu terpaksa minta uang kesana-kemari untuk makan kita untuk makan kakak dan saya. Apakah kakak sudah tidak ingat? Kasihan ibu kakak?” singkat cerita malin kundang di kutuk oleh ibunya,dan malin kundang pun mengakui kesalahannya,dan segera meminta maaf Semoga membantu, Tapi ini malin kundang ceritanya persi modern,ngak apa2 kan?
0 votes Thanks 1
NadiaHikari
kan katanya cuma 2 tokoh itu yang ada. itu mah lebih dari 3 malahan.
MuharnuzukyaA
kalau hanya 2 tokoh ngak bisa nyampe 4 menit
Malin Kundang menampakan mimik malu dan gengsi karena ibunya berpakaian lusuh dan kotor. "Cih, siapa kau? Ngaku-ngaku ibuku. Ibuku itu cantik, kaya raya, dan pakaiannya indah! Kau itu kotor dan norak!" mendorong ibunya yang hendak memeluk.
"Oh, Malin... Ini Ibu, nak. Apa kau sudah lupa pada Ibu?"
"Aku sama sekali tidak lupa. Aku ingat ibuku cantik dan kaya raya. Mana mungkin aku punya ibu sepertimu, huh!" Malin Kundang meludah ke arah Ibunya. "Kau pastii salah orang."
Ibu Malin Kundang menitikkan air matanya. "Meski kau banyak berubah, aku takkan pernah lupa 'kan siapa kau, nak. Kau anak Ibu. Dan ternyata, setelah bertahun-tahun, bukan hanya wajahmu yang berubah. Tapi juga sikap dan perangaimu, nak!" kini Ibu Malin Kundang benar-benar menangis.
"Kau bukan Ibuku, bodoh! Dasar wanita tua miskin tak tahu diri!!" Malin Kundang menendang Ibunya yang berjalan perlahan, mengulurkan tangan hendak memeluk Malin.
Ibu Malin Kundang terjengkang. Kemudian bangkit dengan perlahan. Terisak pilu, sambil terduduk. "Ya Allah yang Maha Kuasa dan Maha Agung... Jika benar ia-lah anakku Malin Kundang yang dulu rajin dan taat.." Ibu Malin Kundang berhenti bicara sebentar. Mengusap pipinya yang berlinang air mata. dan bangkit berdiri. "Jika benar kau adalah anakku, kumohon Ya Allah. Ubahlah anak durhaka ini menjadi patung batu!!"
Guntur dan petir menyambar-nyambar, hujan deras turun. Tiba-tiba... duarr!! Malin Kundang disambar petir dan sekarang ia hanyalah batu. Ibunya menjerit dan memeluknya sedih bercampur kaget. "Malin!!!"
Jambrong : “Assalamu’alakum wr wb”
Ibu Malin Kundang: “wa’alaikum salam wr wb. Ini siapa yaa? Pak haji ya? Jambrong : “nek, kami ini dari Solo ke sini, laper nek, jadi kami ke sini untuk makan. (jawab Jambrong sambil tersenyum)
Pak Haji : “oh nggak Nek kami ini hendak silaturrahmi saja, mungkin boleh saya duduk di sini Nek. Nama saya Hussin dan ini murid saya Jambrong, Nek.
Ibu Malin Kundang : “ooo….. silakan duduk .
Jambrong : “Nek itu di pantai ada apa sich, kok rame banget apa ada bagi-bagi harta ya Nek?
Ibu Malin Kundang : “saya nggak tahu Nak, itu anak saya sedang cari tahu apa yang terjadi? Katanya sich ada seorang saudagar yang sedang merapat di pelabuhan. Dia cari tahu apakah saudagar itu abangnya?
Jambrong : “emangnya Nenek punya seorang anak yang jadi saudagar ya Nek?
Ibu Malin Kundang : “nggak sich. Cuman dulu saya punya seorang anak namanya Malin Kundang yang pergi merantau ke kota.
Jambrong : “Malin Kundang , Nek? Wah pasti dia anak durhaka itu nek? (dengan heran)
Pak Haji : “heh kamu bisa diam sebentar nggak untuk menghormati nenek ini berceritera?” (dengan wajah sedikit memeperlihatkan mimik marah) silakan teruskan Nek..!
Ibu Malin Kundang : “Katanya ia hendak pengin jadi seorang saudagar dan dia belum pulang hampir 10 tahun. Di samping itu saya juga sering bermimpi kalo anak saya itu sudah menjadi seorang saudagar kaya. Nah siapa tahu itu anak saya? Saya sudah kangen sekali.
Pak Haji : “oo begitu ya Nek” (kemudian Upik datang dengan seorang penduduk bersama saudagar itu. Mereka terlihat sedang berkelahi. Lalu mereka sampailah di depan rumah ibu Malin Kundang
Upik : “Mak, ini benar bang Malin mak. Ini buktinya kalung yang dulu emak berikan ada padanya, tapi di nggak mau ngaku Mak.
Ibu Malin Kundang : “ah anakku, kamu telah pulang Nak ? darimana saja kamu selama ini Nak? emak kangen. Sekarang kamu telah menjadi saudagar kaya ya.
Malin Kundang : “saya tidak punya seorang ibu yang tua seperti kamu ini. Kamu tahu saya ini adalah seorang yang kaya yang berasal dari tanah yang jauh. Jadi, kamu jangan ngaku-ngaku jadi ibu saya ya…! Saya jijik melihat kamu”
Pengawal : “ya pangeran ini tidak mungkin memiliki ibu seperti kamu. saya telah mengenal pangeran sejak lama jadi tidak mungkin pangeran pernah hidup di sini. Ibu pangeran itu berasal dari Belanda. Bukan begitu pangeran? Malin Kundang : “ya kamu benar pengawalku”
Istri Malin Kundang : “papa, coba dilihat dulu! Siapa tahu orang itu benar-benar ibumu? Sepertinya dia benar-benar mengganggapmu anaknya.”
Malin Kundang : “tidak istriku tidak mungkin. masa kamu lebih percaya dengan orang tua jelek itu daripada saya yang keren ini. Kamu kan istriku.”
Istri Malin Kundang : “lalu bagaimana dengan kalung itu? Malin Kundang : “ kalung itu dulu saya beli di pasar senen dengan pengawal. Ya khan pengawal? Pengawal : “betul tuanku. Kalung ini memang benar dibeli di pasar senen ketika tuan beli kain.” Istri Malin Kundang : “ betul? Kamu tidak bohong? Pengawal : “tidak putri, saya tidak bohong. Benar, saya tidak bohong.” Pak Haji : “heh kamu pengawal, kamu benar tidak bohong? Pengawal : “tidak Pak Haji .”
Upik : “ tega sekali abang melakukan ini pada ibu. Ibu telah lama menunggu kamu dan selalu mendoakanmu supaya berhasil. Kenapa kamu membalasnya dengan ini. Apakah kakak tidak ingat ketika ibu terpaksa minta uang kesana-kemari untuk makan kita untuk makan kakak dan saya. Apakah kakak sudah tidak ingat? Kasihan ibu kakak?”
singkat cerita malin kundang di kutuk oleh ibunya,dan malin kundang pun mengakui kesalahannya,dan segera meminta maaf
Semoga membantu,
Tapi ini malin kundang ceritanya persi modern,ngak apa2 kan?