Di sebuah kelas SMA, 4 orang siswa yang sedang bahagia. Namun kondisi berubah ketika mereka mendapatkan kabar bahwa besok akan ujian.
Rena : Eh kalian sudah belajar buat ulangan besok?
Roy : Belum
Zainal: Astaga, Innalillahi.
Rena : Apa? Kalau nilai ulangannya jelek bisa dihukum.
Zainal: Paling-paling hukumannya juga cuma lari keliling lapangan bola 10 kali doang.
Rena : Bukan! Kali ini hukumannya seram, harus ikut pelajaran tambahan setiap pulang sekolah. Kamu sudah belajar Rin? (Melirik ke arah Ririn).
Ririn : Sudah dong, Ririn (sambil menunjuk bangga ke dirinya sendiri).
Singkat cerita, kemudian mereka bertaruh. Siapa yang nilai ujiannya paling besar, maka akan dianggap menang dan bisa memerintah orang yang kalah. Ririn berusaha keras untuk belajar, sedangkan Roy berjuang keras untuk membuat contekan di kertas kecil.
(Saat Ujian)
Pak Asep : Baik anak-anak, silahkan buka lembar soalnya sekarang!
Ririn : Bismillah.
Roy : Soal ini kan gampang sekali. Kalau begini tidak akan ketahuan.
Pak Asep : Bapak keluar dulu, ingat jangan menyontek atau bertanya pada temannya ya. Dan satu lagi, jangan ribut. (keluar kelas).
Roy : Rencana B dimulai (menyilangkan kaki dan melihat kertas contekan di atas sepatunya).
Roy : Ah, bukan yang ini (bingung)
Roy : Ah yang ini nih! (sambil mengeluarkan kertas contekan dari dasi).
Roy : Selesai (sambil merebahkan diri di kursi, tersenyum puas sambil melirik teman-temannya yang lain belum selesai mengerjakan).
Akhirnya ulangan selesai, dan Pak Asep membagikan kertas hasil ujian kepada semua siswanya.
Pak Asep : Ini hasil ujian kalian (sambil membagikan kertas).
Ririn : Hore! Nilaiku 85 (tersenyum puas).
Zainal : Hahahaha, aku dapat 65. Lumayan ujian kemarin cuma 60.
Roy : Lhah Pak, kok nilai ujian saya cuma 50?
Pak Asep : Sebab soal nomor 11-20 di balik kertas tidak kalian isi.
Roy : Apa? Masih ada soal lagi?
Ririn : Hahahaha, kalian kalah Roy! Dengan ini saya perintahkan kalian tidak menyontek lagi waktu ujian! (sambil menunjuk Roy dengan tertawa lepas).
Pak Asep : Apa? Jadi kalian kemarin menyontek? Oke, kalau begitu nilai kalian saya kurangi 5 poin lagi!
Roy : Aduuuh, apes benar aku ini mengacak-acak rambut)
Akhirnya, Roy menyadari kesalahannya dan berjuang keras untuk belajar. Dia tidak pernah menyontek saat ujian lagi.
2. Sebutkan watak tokoh Pak Asep, Ririn, Roy, Zainal, dan Rena!
3. Bagaimana tanggapan kalian terhadap tokoh Roy pada teks drama di atas?
4. Bagaimana tanggapan kalian terhadap tokoh Ririn pada teks drama di atas?
Pak Asep: Seorang guru yang tegas, jujur, dan disiplin dalam mengajar.
Ririn: Seorang siswi yang rajin, tekun, dan berprestasi dalam belajar.
Roy: Seorang siswa yang malas, tidak jujur, dan suka menyontek saat ujian.
Zainal: Seorang siswa yang agak cuek dan santai dalam belajar.
Rena: Seorang siswi yang cemas dan khawatir dengan ujian, serta berusaha untuk mendorong teman-temannya untuk belajar.
3. Tokoh Roy dalam teks drama di atas menunjukkan perilaku yang tidak baik dengan menyontek saat ujian. Dia juga tidak jujur dan berusaha untuk menipu agar mendapat nilai yang baik. Namun, setelah mendapat hukuman dari guru dan ditegur oleh teman-temannya, Roy menyadari kesalahannya dan berubah menjadi lebih baik dengan belajar secara rajin.
4. Tokoh Ririn dalam teks drama di atas menunjukkan sikap yang patut dicontoh karena dia rajin dan tekun dalam belajar. Ririn berusaha untuk menguasai materi pelajaran dan tidak pernah menyontek saat ujian. Saat Roy dan teman-temannya bertaruh, Ririn tidak terpengaruh dan tetap berfokus pada tujuan belajarnya. Dengan kerja kerasnya, Ririn berhasil meraih nilai yang baik dan tidak hanya menjadi pemenang taruhan, tetapi juga mendapatkan pengakuan atas usahanya dari teman-temannya.
2. Watak tokoh dalam teks drama di atas:
3. Tokoh Roy dalam teks drama di atas menunjukkan perilaku yang tidak baik dengan menyontek saat ujian. Dia juga tidak jujur dan berusaha untuk menipu agar mendapat nilai yang baik. Namun, setelah mendapat hukuman dari guru dan ditegur oleh teman-temannya, Roy menyadari kesalahannya dan berubah menjadi lebih baik dengan belajar secara rajin.
4. Tokoh Ririn dalam teks drama di atas menunjukkan sikap yang patut dicontoh karena dia rajin dan tekun dalam belajar. Ririn berusaha untuk menguasai materi pelajaran dan tidak pernah menyontek saat ujian. Saat Roy dan teman-temannya bertaruh, Ririn tidak terpengaruh dan tetap berfokus pada tujuan belajarnya. Dengan kerja kerasnya, Ririn berhasil meraih nilai yang baik dan tidak hanya menjadi pemenang taruhan, tetapi juga mendapatkan pengakuan atas usahanya dari teman-temannya.