Desember 2012 “Nah, udah reda kan?” Lila bangun dari lamunannya, kemudian melepas headset di telinganya. Benar kata Kumi. Hujan sudah reda. Matahari mulai menyembul, menilik ranah buminya dengan sinar setengah cerah. Aromanya juga berubah. Agaknya tanah mulai melepas dahaga.
Kedua mata Lila tertuju pada Kumi yang entah sejak kapan sudah berjongkok di depan green house sekolah. Memandangi jejeran bunga yang bentuknya menyerupai dandelion. Hanya saja ukurannya lebih besar dan warnanya kemerahan. Lila tak tahu apa itu, yang ia yakin, bunga aneh itu tidak mungkin terbang seperti dandelion saat ditiup. Haha. “Apaan nih? Siapa yang menanam beginian? Kamu?” tanya Lila setelah mendekati Kumi. “Aduuuh, Lilaaa.. kamu nggak up to date banget sih? Kamu lupa ini bulan apa?” “Apa? Desember? Terus? Kok kamu nggak nyambung sama omongan aku sih, Kum?” “Yee.. Kamu itu yang nggak nyambung! Sini jongkok! Biar aku jelasin!”
Lila mengikuti perintah Kumi. “Ini namanya Bunga Desember. Bunga yang paling paham dengan musim. Dia bahkan tahu betul bulan apa sekarang.” “Emangnya dia tumbuh sendiri gitu?” tanya Lila, polos. “Iya!” jawab Kumi, “bunga ini cuma tumbuh sekali dalam setahun. Tanpa ada yang menanamnya, Lil. Mereka tumbuh berjejer rapi. Ya.. di bulan Desember. Sama seperti namanya. Manis, kan? Menurutku sih, bunga ini istimewa. Penyabar. Dia pasti menunggu-nunggu datangnya bulan Desember kan? Bunga ini juga membawa kebahagiaan. Setidaknya, siapapun yang melihat bakal mencelos hatinya. Dan mereka akan berseru senang, ‘akhirnya, bunganya tumbuh!’ kalau aku jadi bunga Desember, pasti bakalan bahagia banget. Kehadirannya ditunggu-tunggu setiap tahunnya.” Lila, gadis berambut panjang setengah punggung itu tidak bergeming mendengarkan ucapan Kumi. Kemudian hati dan otaknya yang cerdas mulai menyimpulkan.
“Semua akan indah pada saatnya. Kesabaran selalu berbanding lurus dengan pencapaian. Kesabaran yang tulus akan membuahkan keberhasilan. Begitu pula sebaliknya. Dan ia yakin, masalah tak selamanya menjadi masalah. Ada saatnya semua akan berlalu. Seperti hujan di Bulan Desember yang mengantarkan ke sebuah bunga yang indah.
Jawaban:
Unsur-unsur dalam teks fiksi tersebut antara lain: