Khawarij adalah sekte yang terbentuk di periode awal setelah wafatnya Nabi dan memberi banyak pengaruh terhadap gerakan ekstremisme Islam. Keberadaan mereka dianggap sempat mengubah potret ajaran Islam yang penuh welas asih menjadi wajah yang intoleran dan penuh kebencian terhadap sesama.
Cikal bakal golongan ini bermula ketika terjadi perpecahan internal kaum Muslimin setelah pembunuhan Khalifah Usman. Saat itu secara umum umat Islam terbagi dua, yaitu kubu Ali bin Abi Thalib, sang khalifah keempat pengganti Usman, dan kubu oposisi yang terdiri dari kelompok Aisyah (istri Nabi) dan kelompok Muawiyah bin Abi Sufyan.
Kelompok Aisyah sempat bentrok dengan pemerintahan Khalifah Ali dalam perang Jamal, yang berakhir dengan kemenangan pihak Ali. Selanjutnya kubu Muawiyah menjadi penantang berikutnya di perang saudara yang dikenal dengan nama Perang Shiffin.
Pada akhir Perang Shiffin diadakanlah arbitrase (tahkim) antara kedua kubu yang bertikai. Hasil akhir arbitrase ini memenangkan pihak Muawiyah sehingga diangkatlah Muawiyah sebagai khalifah selanjutnya.
Ali sendiri tampaknya enggan mempertahankan status sebagai khalifah setelah arbitrase. Inilah yang membuat banyak orang dari kubunya kecewa sehingga memisahkan diri dari kelompok Ali dan mulai memeranginya.
Sebagian besar penulis tarikh Islam mendefinisikan Khawarij sebagai kelompok yang keluar dari barisan pendukung Ali setelah terjadinya tahkim.
Kelompok Khawarij tak segan menganggap Muawiyah sebagai orang kafir dengan alasan telah menentang khalifah yang sah. Di saat yang sama mereka juga mengafirkan Ali lantaran sepupu Nabi itu menerima hasil arbitrase. Dengan demikian, semua golongan yang ada dianggap kafir kecuali diri mereka sendiri.
Jawaban:
Khawarij adalah sekte yang terbentuk di periode awal setelah wafatnya Nabi dan memberi banyak pengaruh terhadap gerakan ekstremisme Islam. Keberadaan mereka dianggap sempat mengubah potret ajaran Islam yang penuh welas asih menjadi wajah yang intoleran dan penuh kebencian terhadap sesama.
Cikal bakal golongan ini bermula ketika terjadi perpecahan internal kaum Muslimin setelah pembunuhan Khalifah Usman. Saat itu secara umum umat Islam terbagi dua, yaitu kubu Ali bin Abi Thalib, sang khalifah keempat pengganti Usman, dan kubu oposisi yang terdiri dari kelompok Aisyah (istri Nabi) dan kelompok Muawiyah bin Abi Sufyan.
Kelompok Aisyah sempat bentrok dengan pemerintahan Khalifah Ali dalam perang Jamal, yang berakhir dengan kemenangan pihak Ali. Selanjutnya kubu Muawiyah menjadi penantang berikutnya di perang saudara yang dikenal dengan nama Perang Shiffin.
Pada akhir Perang Shiffin diadakanlah arbitrase (tahkim) antara kedua kubu yang bertikai. Hasil akhir arbitrase ini memenangkan pihak Muawiyah sehingga diangkatlah Muawiyah sebagai khalifah selanjutnya.
Ali sendiri tampaknya enggan mempertahankan status sebagai khalifah setelah arbitrase. Inilah yang membuat banyak orang dari kubunya kecewa sehingga memisahkan diri dari kelompok Ali dan mulai memeranginya.
Sebagian besar penulis tarikh Islam mendefinisikan Khawarij sebagai kelompok yang keluar dari barisan pendukung Ali setelah terjadinya tahkim.
Kelompok Khawarij tak segan menganggap Muawiyah sebagai orang kafir dengan alasan telah menentang khalifah yang sah. Di saat yang sama mereka juga mengafirkan Ali lantaran sepupu Nabi itu menerima hasil arbitrase. Dengan demikian, semua golongan yang ada dianggap kafir kecuali diri mereka sendiri.
Penjelasan:
Maaf kalo salah
Jawaban:
dari kelompok khawarij
Penjelasan:
maaf kalo salah