Dalil yang menjelaskan bahwa al quran tetap terjaga keaslian nya sampai akhir zaman.?
arganingnong
Perubahan dan penyimpangan al-Qur'an secara umum bermakna adanya kekurangan, penambahan, atau pergantian lafaz dan rangkapan kalimat dalam al-Qur'an. Ulama mengemukakan selaksa dalil atas tidak terjadinya penyimpangan (distorsi) dan perubahan dalam al-Qur'an yang akan kita jelaskan sebagian dalil-dalil rasional tentangnya:1.Al-Qur'an tatkala diturunkan memiliki beberapa karaktersistik: seperti susunan kalimatnya, tiadanya pertentangan di antara ayat, berita tentang alam ghaib dan sebagainya. Demikian juga al-Qur'an memiliki tipologi tertentu yang tiada seorang pun yang dapat menghadirkan bahkan satu surah pun semisalnya. Karena itu, al-Qur'an empat belas abad yang lalu dan al-Qur'an hari ini tidak memiliki perbedaan.2.Apabila suatu agama ingin menjadi agama terkahir maka yang pertama dan utama ia mesti merupakan agama sempurna (berbeda dengan agama non-pamungkas yang tidak sempurna). Kedua: Agama ini tidak mengalami penyimpangan dan perubahan sepanjang sejarah, dan tiadanya dua tipologi (sempurna dan tiadanya penyimpangan) ini, maka akal akan menghukumi bahwa agama ini bukanlah agama pamungkas. Akan tetapi harus dicamkan bahwa perkara yang paling nyata mengapa agama tidak boleh mengalami perubahan dan penyimpangan adalah karena kitab agama tersebut. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa al-Qur'an adalah kitab suci agama Islam dan agama Islam merupakan agama pamungkas. Karena itu, al-Qur'an adalah kitab agama pamungkas. Dan mengingat bahwa kitab agama pamungkas harus terpelihara dan terjaga dari perubahan dan penyimpangan maka konklusinya al-Qur'an terpelihara dari segala jenis penyimpangan dan perubahan.3.Al-Qur'an adalah sebuah kitab yang digunakan oleh kaum Muslimin pada shalat keseharian mereka, masjid-masjid, rumah, medan tempur, tatkala berkonfrontasi dengan musuh-musuh, dan sebagai sandaran rasional atas kebenaran ajarannya. Pendeksnya, sekali-kali kaum Muslimin tidak pernah terpisah dari al-Qur'an. Dengan kerapatan dan kelekatan ini maka tidak ada lagi ruang yang tersisa sehingga dapat terjadi penyimpangan.4.Apabila terjadi perbedaan terkait dengan proses pengumpulan al-Qur'an dalam satu himpunan (kitab) dengan bentuk aktualnya dengan al-Qur'an pada masa Nabi Saw sendiri, dalam hal ini tidak terdapat keraguan bahwa tidak terjadi penambahan juga tidak terjadi pengurangan pada al-Qur'an; karena semenjak masa tersebut hingga kini, kaum Muslimin sangat menaruh perhatian untuk mempelajari dan menghafal al-Qur'an. Senantiasa banyak orang yang menghafal, membaca dan mengajarkan al-Qur'an semenjak masa Nabi Muhammad Saw hingga hari ini di seantero negeri Islam. Tentu saja dengan hal ini tidak tersisa kemungkinan terjadinya penyimpangan terkait dengan al-Qur'an.5.Para sejarawan menulis bahwa jumlah penulis wahyu pada masa Nabi Saw berjumlah hingga empat puluh tiga orang banyaknya.[i] Dengan kondisi seperti ini, sebuah kitab yang memiliki banyak penulis bagaimana mungkin orang-orang dapat menyimpangkannya?6.Seruan Nabi Saw dan para Imam Maksum As mengajak masyarakat untuk membaca, mengkaji dan mengamalkan al-Qur'an yang ada sekarang ini. Hal ini menandaskan bahwa kitab samawi ini dalam bentuk satu himpunan yang tak-terjamah pada setiap kurun dan abad semenjak kemunculan Islam hingga hari ini.