Daerah di indonesia yang terkenal dengan anyamannya adalah:a.padang b.palembang caceh d.jepara
reynasyafiyah123
Aceh ini bacaanya Anyaman bukan sekedar bentuk kerajinan tangan biasa, melainkan sebuah karya seni, tidak hanya cantik tapi juga unik. Tahu eceng gondok? Jenis tanaman yang hidup terapung di permukaan air ini, memang jarang dilirik orang. Bahkan, tanaman tersebut cenderung dibiarkan tumbuh liar memenuhi kawasan perairan. Namun, siapa kira tanaman tersebut mampu menghasilkan benda anyaman cantik, lewat tangan-tangan perajin. Sebut saja tas, vas bunga, hiasan meja, dan lain-lain.
Selain eceng gondok, beberapa jenis tanaman lain seperti, daun lontar, daun pandan, bambu, rotan, rumput, tumbuhan pakis, pelepah pisang hingga plastik, bisa dibuat berbagai macam barang keperluan rumahtangga atau penghias ruangan.
Tentunya, kerajinan dari tanaman berserat itu melalui proses pengeringan, penipisan, serta merajut bahan baku menjadi sebuah benda. Peralatan yang digunakan pun masih terbilang sederhana seperti pisau pemotong, pisau penipis, tang, dan catut (penjepit) bundar.
Selain bahan baku tersebut, terdapat bahan penunjang dan biasa dipakai oleh setiap perajin, antara lain, kain, benang jahit, kancing, batok kelapa, lem, zat pewarna atau pengkilap, pernis, resluiting, tambang, serta karton.
Sementara itu, tercatat tiga jenis anyaman, yakni anyaman datar. Anyaman tersebut dibuat datar, pipih dan lebar. Biasanya digunakan untuk tikar, dinding rumah tradisional, pembatas ruangan dan barang hias lainnya. Kemudian, anyaman tiga dimensi. Jenis ini tidak lagi berbentuk tradisional, tetapi lebih menekankan pada efek seninya, seperti sandal, kursi, tas, lampu lampion atau tempat wadah.
Selanjutnya, makrame. Makrame adalah seni simpul-menyimpul bahan dengan keahlian tangan, dibantu alat pengait, fungsinya seperti jarum. Teknik menyimpul itu dapat membentuk sambungan dan menciptakan pola tertentu. Benda yang dihasilkan dari jenis ini diantaranya, taplak meja, keset kaki, dan souvenir.
Lalu, di mana bisa menemukan karya seni tersebut? hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki kerajinan anyaman. Contohnya kawasan Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat. Daerah ini terkenal dengan kerajinan anyaman. Produk yang dihasilkan, tikar, anyaman dari bambu, perabotan rumah tangga, dan masih banyak lagi.
Bila sedang singgah di daerah Banyuwangi, Jawa Timur, jangan lupa mampir ke Desa Gintangan. Dari arah kota Banyuwangi berjarak kurang lebih 25km menuju ke arah selatan, melewati kota Rogojampi. Di sana ada sentra anyaman bambu yang cukup terkenal. Selain bisa membeli produk anyaman, pengunjung juga boleh menyaksikan secara langsung pembuatan kerajinan itu.
Di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga memproduksi anyaman bambu. Bahan baku yang dipilih pun tidak sembarangan, yakni bambu apus. Alasannya tidak lain karena bambu tersebut paling ulet dan lemas untuk membuat anyaman. Para perajin lebih sering membuat besek dan (keranjang).
Sementara, di Sumatera, seperti Aceh, menghasilkan tikar daun pandan. Lalu, di Provinsi Riau. Kerajinan anyaman pandan yang terkenal terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Pelalawan. Di Kabupaten Indragiri Hulu dan Kota Pekanbaru terkenal banyak dijumpai anyaman rotan, beranjak ke Kabupaten Kuantan Singingi dan Kabupaten Kampar, daerah itu terkenal dengan anyaman bambu dan anyaman pandan, serta Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, menghasilkan anyaman pandan.
Beralih ke Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan dan Kecamatan Candi Laras Selatan, terdapat anyaman purun. Pulau Bali pun turut menghasilkan anyaman. Tak ketinggalan Sulawesi Selatan, menghasilkan ragam seni anyaman khas daerah setempat.
Untuk mempromosikan seluruh hasil kriya anyaman ini, tidak sedikit dari perajin mengirimkannya sampai ke luar negeri. Permintaan pun banyak berdatangan mulai dari Malaysia, Jepang, Australia, Belanda dan beberapa negara Timur Tengah. Dibalik pesatnya pemesanan, terselip kendala yang tidak bisa dihindari dari pelaku usaha itu, yaitu keterbatasan bahan baku. Tak pelak, para perajin harus mencari hingga ke luar daerah. Jadi, wajar saja bila harga produk kriya yang ditawarkan lumayan tinggi.
Bagi Anda yang mempunyai kocek lebih, jangan ragu membeli salah satu produk kerajinan anyaman, selain untuk menghiasi rumah atau mempercantik diri, sekaligus menghargai seni bercitarasa Nusantara. Mencintai produk sendiri pun terwujud.
ini bacaanya
Anyaman bukan sekedar bentuk kerajinan tangan biasa, melainkan sebuah karya seni, tidak hanya cantik tapi juga unik. Tahu eceng gondok? Jenis tanaman yang hidup terapung di permukaan air ini, memang jarang dilirik orang. Bahkan, tanaman tersebut cenderung dibiarkan tumbuh liar memenuhi kawasan perairan. Namun, siapa kira tanaman tersebut mampu menghasilkan benda anyaman cantik, lewat tangan-tangan perajin. Sebut saja tas, vas bunga, hiasan meja, dan lain-lain.
Selain eceng gondok, beberapa jenis tanaman lain seperti, daun lontar, daun pandan, bambu, rotan, rumput, tumbuhan pakis, pelepah pisang hingga plastik, bisa dibuat berbagai macam barang keperluan rumahtangga atau penghias ruangan.
Tentunya, kerajinan dari tanaman berserat itu melalui proses pengeringan, penipisan, serta merajut bahan baku menjadi sebuah benda. Peralatan yang digunakan pun masih terbilang sederhana seperti pisau pemotong, pisau penipis, tang, dan catut (penjepit) bundar.
Selain bahan baku tersebut, terdapat bahan penunjang dan biasa dipakai oleh setiap perajin, antara lain, kain, benang jahit, kancing, batok kelapa, lem, zat pewarna atau pengkilap, pernis, resluiting, tambang, serta karton.
Sementara itu, tercatat tiga jenis anyaman, yakni anyaman datar. Anyaman tersebut dibuat datar, pipih dan lebar. Biasanya digunakan untuk tikar, dinding rumah tradisional, pembatas ruangan dan barang hias lainnya. Kemudian, anyaman tiga dimensi. Jenis ini tidak lagi berbentuk tradisional, tetapi lebih menekankan pada efek seninya, seperti sandal, kursi, tas, lampu lampion atau tempat wadah.
Selanjutnya, makrame. Makrame adalah seni simpul-menyimpul bahan dengan keahlian tangan, dibantu alat pengait, fungsinya seperti jarum. Teknik menyimpul itu dapat membentuk sambungan dan menciptakan pola tertentu. Benda yang dihasilkan dari jenis ini diantaranya, taplak meja, keset kaki, dan souvenir.
Lalu, di mana bisa menemukan karya seni tersebut? hampir seluruh wilayah Indonesia memiliki kerajinan anyaman. Contohnya kawasan Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat. Daerah ini terkenal dengan kerajinan anyaman. Produk yang dihasilkan, tikar, anyaman dari bambu, perabotan rumah tangga, dan masih banyak lagi.
Bila sedang singgah di daerah Banyuwangi, Jawa Timur, jangan lupa mampir ke Desa Gintangan. Dari arah kota Banyuwangi berjarak kurang lebih 25km menuju ke arah selatan, melewati kota Rogojampi. Di sana ada sentra anyaman bambu yang cukup terkenal. Selain bisa membeli produk anyaman, pengunjung juga boleh menyaksikan secara langsung pembuatan kerajinan itu.
Di Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, juga memproduksi anyaman bambu. Bahan baku yang dipilih pun tidak sembarangan, yakni bambu apus. Alasannya tidak lain karena bambu tersebut paling ulet dan lemas untuk membuat anyaman. Para perajin lebih sering membuat besek dan (keranjang).
Sementara, di Sumatera, seperti Aceh, menghasilkan tikar daun pandan. Lalu, di Provinsi Riau. Kerajinan anyaman pandan yang terkenal terdapat di Kabupaten Indragiri Hilir dan Kabupaten Pelalawan. Di Kabupaten Indragiri Hulu dan Kota Pekanbaru terkenal banyak dijumpai anyaman rotan, beranjak ke Kabupaten Kuantan Singingi dan Kabupaten Kampar, daerah itu terkenal dengan anyaman bambu dan anyaman pandan, serta Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, menghasilkan anyaman pandan.
Beralih ke Kalimantan, tepatnya di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan dan Kecamatan Candi Laras Selatan, terdapat anyaman purun. Pulau Bali pun turut menghasilkan anyaman. Tak ketinggalan Sulawesi Selatan, menghasilkan ragam seni anyaman khas daerah setempat.
Untuk mempromosikan seluruh hasil kriya anyaman ini, tidak sedikit dari perajin mengirimkannya sampai ke luar negeri. Permintaan pun banyak berdatangan mulai dari Malaysia, Jepang, Australia, Belanda dan beberapa negara Timur Tengah. Dibalik pesatnya pemesanan, terselip kendala yang tidak bisa dihindari dari pelaku usaha itu, yaitu keterbatasan bahan baku. Tak pelak, para perajin harus mencari hingga ke luar daerah. Jadi, wajar saja bila harga produk kriya yang ditawarkan lumayan tinggi.
Bagi Anda yang mempunyai kocek lebih, jangan ragu membeli salah satu produk kerajinan anyaman, selain untuk menghiasi rumah atau mempercantik diri, sekaligus menghargai seni bercitarasa Nusantara. Mencintai produk sendiri pun terwujud.