umpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928, dan pemuda sangat berperan penting pada peristiwa proklamasi tanggal 6 (hirosima) dan 9 (nagasaki) agustus 1945 jepang di bom atom, tanggal 14 agustus 1945 jepang menyerah tanpa syarat (hirohito) dan terdengar oleh sutan syahrir,darwis, wikana melalui siaran radio australia yaitu BBC dan pada tanggal yang bersamaan, melakukan pertemuan dalat di vietnam yang indonesia diketuai oleh ir.soekarno wakilnya mohammad hatta dan radjiman wedyodiningrat selaku ketua BPUPKI setelah pulang dari vietnam tanggal 15 agustus 1945 bertemu dengan pemuda dan pemuda ingin meminta proklamasi dilaksanakan segera sehingga terjadinya Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari “penculikan” yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (a.l.soekarni, wikana dan chaerul saleh dari perkumpulan “menteng 31” terhadap soekarno dan hatta . Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.
kemudian saat mengakhiri masa demokrasi terpimpin yang soekarno menjadi ortoriter setelah dekritnya dan kebijaksanaannya dan sampai meletusnya G30S lalu keluarlah tritura (tri tuntunan rakyat) yang berisikan 1.bubarkan pki 2. turunkan harga 3. retool kabinet dwikora dan supersemar yang pada akhirnya soeharto menjabat menjadi presiden yang ke dua setela soekarno
pada masa orde baru pun begitu pada mulanya, tampilnya orde baru adalah sebagai koreksi total terhadap orde lama yakni pemerintah sebelumnya. Namun pada pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan orde lama. Berbagai bentuk penyimpangan dan penyelewengan tetap saja terjadi pada masa berlangsungnya orde baru. Pemerintahan orde baru mengembangkan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam melaksanakan pembangunan baik di bidang politik maupun ekonomi. Pemberantasan praktik KKN inilah yang menjadi isu sentral yang disampaikan gerakan mahasiswa dalam aksinya menjelang kejatuhan pemerintah orde baru
Dalam bidang ekonomi , selama pemerintahan orde baru rakyat terpedaya oleh gambaran fisik lahirlah dengan menunjukan seolah- oalh indonesia telah berhasil dalam pembangunan nasional. Dari data statistik mengenai hasil pembangunan di bidang ekonomi, pendapatan perkapita indonesia pertahun 1960- 1970-an sekitar 70 dolar AS, sampai juni 1997 telah meningkat menjadi 1.185 dolar AS. Peningkatan itu merupakan pertumbuhan yang luar biasa. Tetapi peningkatan itu dibangun di atas pondasi ekonomi yang keropos. Pertumbuhan yang dicapai hanya semu belaka karena berasal dari hutang- hutang luar negri yang kelak akan menjadi beban yang berat bagi negara.
Pembangunan di indonesia ternyata hasilnya hanya dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat. Bagi sekelompok kolongmerat bahkan 77% ekonomi nasional. Pembangunan yang dilangsungkan kelama ini cendrung terpusat dan tidak merata ke semua lapisan masyarakat. Pada bulan juli 1997 bangsa indonesia terkena krisis moneter yang menyebabkan bengkrutnya perbankan dan meluas menjadi krisis ekonomi, krisis ini juga berdampak pada bangkrutnya banyak perusahaan, permutusan hubungan kerja (PHK) terjadi dimana- mana dan naiknya harga- harga yang tidak terkendali. Kondisi ini menurunkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan orde baru di bawah kepemimpinan presiden soeharto. Mahasiswa mulai turun ke jalan- jalan melakukan dekokrasi menuntut revormasi total di segala bidang termasuk menuntut turunya soeharto dari kursi kepresidenan.
Gelombang demokrasi mahasiswa semakin meluas di seluruh kota di indonesia, dengan pusat gerakan di kampus perguruan tinggi masing- masing. Tuntutan para mahasiswa dalam aksi- aksinya antara lain:
1.pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
2. turunya presiden soeharto dari kursi kepresidenan
3. pelaksanaan sidang istimewa MPR
4. revormasi total di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya,dan hukum.
umpah Pemuda merupakan bukti otentik bahwa pada tanggal 28 Oktober 1928, dan pemuda sangat berperan penting pada peristiwa proklamasi tanggal 6 (hirosima) dan 9 (nagasaki) agustus 1945 jepang di bom atom, tanggal 14 agustus 1945 jepang menyerah tanpa syarat (hirohito) dan terdengar oleh sutan syahrir,darwis, wikana melalui siaran radio australia yaitu BBC dan pada tanggal yang bersamaan, melakukan pertemuan dalat di vietnam yang indonesia diketuai oleh ir.soekarno wakilnya mohammad hatta dan radjiman wedyodiningrat selaku ketua BPUPKI setelah pulang dari vietnam tanggal 15 agustus 1945 bertemu dengan pemuda dan pemuda ingin meminta proklamasi dilaksanakan segera sehingga terjadinya Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa dimulai dari “penculikan” yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (a.l.soekarni, wikana dan chaerul saleh dari perkumpulan “menteng 31” terhadap soekarno dan hatta . Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.
kemudian saat mengakhiri masa demokrasi terpimpin yang soekarno menjadi ortoriter setelah dekritnya dan kebijaksanaannya dan sampai meletusnya G30S lalu keluarlah tritura (tri tuntunan rakyat) yang berisikan 1.bubarkan pki 2. turunkan harga 3. retool kabinet dwikora dan supersemar yang pada akhirnya soeharto menjabat menjadi presiden yang ke dua setela soekarno
pada masa orde baru pun begitu pada mulanya, tampilnya orde baru adalah sebagai koreksi total terhadap orde lama yakni pemerintah sebelumnya. Namun pada pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan orde lama. Berbagai bentuk penyimpangan dan penyelewengan tetap saja terjadi pada masa berlangsungnya orde baru. Pemerintahan orde baru mengembangkan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) dalam melaksanakan pembangunan baik di bidang politik maupun ekonomi. Pemberantasan praktik KKN inilah yang menjadi isu sentral yang disampaikan gerakan mahasiswa dalam aksinya menjelang kejatuhan pemerintah orde baru
Dalam bidang ekonomi , selama pemerintahan orde baru rakyat terpedaya oleh gambaran fisik lahirlah dengan menunjukan seolah- oalh indonesia telah berhasil dalam pembangunan nasional. Dari data statistik mengenai hasil pembangunan di bidang ekonomi, pendapatan perkapita indonesia pertahun 1960- 1970-an sekitar 70 dolar AS, sampai juni 1997 telah meningkat menjadi 1.185 dolar AS. Peningkatan itu merupakan pertumbuhan yang luar biasa. Tetapi peningkatan itu dibangun di atas pondasi ekonomi yang keropos. Pertumbuhan yang dicapai hanya semu belaka karena berasal dari hutang- hutang luar negri yang kelak akan menjadi beban yang berat bagi negara.
Pembangunan di indonesia ternyata hasilnya hanya dinikmati oleh sebagian kecil kalangan masyarakat. Bagi sekelompok kolongmerat bahkan 77% ekonomi nasional. Pembangunan yang dilangsungkan kelama ini cendrung terpusat dan tidak merata ke semua lapisan masyarakat. Pada bulan juli 1997 bangsa indonesia terkena krisis moneter yang menyebabkan bengkrutnya perbankan dan meluas menjadi krisis ekonomi, krisis ini juga berdampak pada bangkrutnya banyak perusahaan, permutusan hubungan kerja (PHK) terjadi dimana- mana dan naiknya harga- harga yang tidak terkendali. Kondisi ini menurunkan kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan orde baru di bawah kepemimpinan presiden soeharto. Mahasiswa mulai turun ke jalan- jalan melakukan dekokrasi menuntut revormasi total di segala bidang termasuk menuntut turunya soeharto dari kursi kepresidenan.
Gelombang demokrasi mahasiswa semakin meluas di seluruh kota di indonesia, dengan pusat gerakan di kampus perguruan tinggi masing- masing. Tuntutan para mahasiswa dalam aksi- aksinya antara lain:
1.pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)
2. turunya presiden soeharto dari kursi kepresidenan
3. pelaksanaan sidang istimewa MPR
4. revormasi total di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya,dan hukum.