Batara Naya Kusuma beristrikan Dewi Nila Utama, putri Batara Kresna Indra. Tidak berapa lam kemudian, Dewi Nila Utama pun hamillah dan berputrakan seorang lelaki dan seorang perempuan, terlalu amat baik parasnya. yang laki-laki dinamakan Dewa Indra Kamajaya dan yang perempuan diberi nama Dewi Nila Kencana. Setelah besar, mereka jatuh cinta, masing-masing berjanji akan sehidup-semati. Batara Naya Kusuma menyuruh putri dan putranya turun ke dunia menjelma menjadi manusi, kalau mereka hendak bertemu.
tersebutlah perkataan Batara Kuripan empat bersaudara. Tiga orang saudaranya naik kerajaan, masing-masing di Kuripan, Daha, dan Gagelang. Dua orang saudaranya yang perempuan, seorang menjadi permaisuri Singasari, seorang lagi, Ni Rara Suci namanya, bertapa di Gunung Pucangan. Pada suatu hari, Batara Kuripan melihat seorang kijang menangisi ibunya yang baru dipanah mati. Maka timbullah keinginan baginda berputra. Bersama-sama permaisuri dan segala bini aji, dan selir sekalia, berlayarlah Batara Kuripan ke pulau Nusa Sari. Niatnya berkaul meminta putra. Saudaranya yang berkerajaan di Daha juga datang ke pulau ini dengan maksud yang sama. sekembali dari perjalanan ini, Paduka Mahadewi melahirkan seorang putra yang diberi nama Raden Karta Buwana. Indra Kamajaya menjelma menjadi putra permaisuri dan diberi nama Ino Kertapati atau Undakan Rawiserengga. Ino Kertapari medapat lima punakawan, masing-masing bernama Jurudeh, Punta, Kertala, Prasonto, dan Turas. Kelima punakawan ini sebenarnya juga adalah penjelmaan dari dewa, pengiring Dewa Indra Kamajaya di kayangan. Maka Ino pun makin besarlah, dan baik parasnya. Permaisuri hamil lagi dan berputra seorang anak laki-laki yang terllau amat elok, namanya ialah Carang Tinangluh. Tidak lama kemudian, lahirlah pula seorang anak perempuan.
Batara Naya Kusuma beristrikan Dewi Nila Utama, putri Batara Kresna Indra. Tidak berapa lam kemudian, Dewi Nila Utama pun hamillah dan berputrakan seorang lelaki dan seorang perempuan, terlalu amat baik parasnya. yang laki-laki dinamakan Dewa Indra Kamajaya dan yang perempuan diberi nama Dewi Nila Kencana. Setelah besar, mereka jatuh cinta, masing-masing berjanji akan sehidup-semati. Batara Naya Kusuma menyuruh putri dan putranya turun ke dunia menjelma menjadi manusi, kalau mereka hendak bertemu.
tersebutlah perkataan Batara Kuripan empat bersaudara. Tiga orang saudaranya naik kerajaan, masing-masing di Kuripan, Daha, dan Gagelang. Dua orang saudaranya yang perempuan, seorang menjadi permaisuri Singasari, seorang lagi, Ni Rara Suci namanya, bertapa di Gunung Pucangan. Pada suatu hari, Batara Kuripan melihat seorang kijang menangisi ibunya yang baru dipanah mati. Maka timbullah keinginan baginda berputra. Bersama-sama permaisuri dan segala bini aji, dan selir sekalia, berlayarlah Batara Kuripan ke pulau Nusa Sari. Niatnya berkaul meminta putra. Saudaranya yang berkerajaan di Daha juga datang ke pulau ini dengan maksud yang sama. sekembali dari perjalanan ini, Paduka Mahadewi melahirkan seorang putra yang diberi nama Raden Karta Buwana. Indra Kamajaya menjelma menjadi putra permaisuri dan diberi nama Ino Kertapati atau Undakan Rawiserengga. Ino Kertapari medapat lima punakawan, masing-masing bernama Jurudeh, Punta, Kertala, Prasonto, dan Turas. Kelima punakawan ini sebenarnya juga adalah penjelmaan dari dewa, pengiring Dewa Indra Kamajaya di kayangan. Maka Ino pun makin besarlah, dan baik parasnya. Permaisuri hamil lagi dan berputra seorang anak laki-laki yang terllau amat elok, namanya ialah Carang Tinangluh. Tidak lama kemudian, lahirlah pula seorang anak perempuan.