Contoh teks eksposisi tentang anak indonesia hormat bendera
tyugiesTesis Pemulung adalah orang yang memungut barang-barang bekas atau sampah untuk dijual. Menjadi seorang pemulung bukan sebuah cita-cita, namun disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya keadaan ekonomi yang memaksa seseorang menjadi pemulung. Argumentasi Seorang anak pemulung memilih putus sekolah karena tidak adanya biaya. Masih banyak anak usia sekolah justru berada diberbagai sudut jalan mencari barang bekas dengan karung plastik di punggung, mereka tidak memiliki waktu untuk menerima Pendidikan di bangku Sekolah oleh karena tersita dengan pekerjaan membantu orang tua mencari sesuap nasi untuk bertahan hidup hari ini.
Inilah kenyataan pahit yang harus diterima anak pemulung yang harus putus Sekolah. Dia bekerja memulung untuk mendapatkan uang dan ingin membantu orang tuanya. Hasilnyapun tak banyak, selain kotor, situasi tempat bekerja sangat rawan bagi keselamatan bagi para pemulung.
Nasibnya kurang beruntung, diumur seperti itu seharusnya ia tak bekerja memulung, seharusnya saat ini dia bersekolah, tetapi demi keluarganya ia rela bekerja dengan cara memulung. Anak pemulung tersebut mengais-ngais sampah di setiap sudut pembuangan sampah.
Dengan menjadi seorang pemulung, ia tidak sempat memikirkan masa depannya, dan mungkin dia akan selalu bekerja sebagai pemulung karena tidak pernah duduk dibangku pendidikan atau bersekolah. Dalam pikirannya hanya ada pertanyaan "Apakah aku dapat makan esok?" Penegasan Oleh sebab itu berbahagialah bagi mereka yang dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Menjadi seorang pemulung bukan sebuah cita-cita, namun disebabkan oleh keadaan ekonomi yang memaksa seseorang menjadi pemulung.
Pemulung adalah orang yang memungut barang-barang bekas atau sampah untuk dijual. Menjadi seorang pemulung bukan sebuah cita-cita, namun disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya keadaan ekonomi yang memaksa seseorang menjadi pemulung.
Argumentasi
Seorang anak pemulung memilih putus sekolah karena tidak adanya biaya. Masih banyak anak usia sekolah justru berada diberbagai sudut jalan mencari barang bekas dengan karung plastik di punggung, mereka tidak memiliki waktu untuk menerima Pendidikan di bangku Sekolah oleh karena tersita dengan pekerjaan membantu orang tua mencari sesuap nasi untuk bertahan hidup hari ini.
Inilah kenyataan pahit yang harus diterima anak pemulung yang harus putus Sekolah. Dia bekerja memulung untuk mendapatkan uang dan ingin membantu orang tuanya. Hasilnyapun tak banyak, selain kotor, situasi tempat bekerja sangat rawan bagi keselamatan bagi para pemulung.
Nasibnya kurang beruntung, diumur seperti itu seharusnya ia tak bekerja memulung, seharusnya saat ini dia bersekolah, tetapi demi keluarganya ia rela bekerja dengan cara memulung. Anak pemulung tersebut mengais-ngais sampah di setiap sudut pembuangan sampah.
Dengan menjadi seorang pemulung, ia tidak sempat memikirkan masa depannya, dan mungkin dia akan selalu bekerja sebagai pemulung karena tidak pernah duduk dibangku pendidikan atau bersekolah. Dalam pikirannya hanya ada pertanyaan "Apakah aku dapat makan esok?"
Penegasan
Oleh sebab itu berbahagialah bagi mereka yang dapat mengenyam pendidikan dengan baik. Menjadi seorang pemulung bukan sebuah cita-cita, namun disebabkan oleh keadaan ekonomi yang memaksa seseorang menjadi pemulung.