jihaningrum
Keluarga salah satu bagian terpenting dalam hidup, keluarga ibarat anggota tubuh yang saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. seorang ayah menjadi panutan atau pemimpin dalam keluarga, memiliki rasa tanggung jawab terhadap istri dan anak. Seorang ibu juga berperan penting dalam keluarga, karena ibu adalah seorang wanita yang selalu menyayangi dan tempat berbagi dalam keluarga. Dalam keluarga ada rasa sayang dan rasa kebersamaan dalam setiap anggota keluarga, rasa kebersamaan dalam menjalani hidup, baik sedih maupun senang. Adanya rasa saling berbagi dalam keluarga, memahami dan berusaha untuk mengendalikan rasa egois dalam diri masing-masing anggota keluarga. Saling tolong-menolong bila ada anggota keluarga yang sedang mendapat musibah. Kadang kerap kita jumpai keluarga yang kurang harmonis, terjadi pertengkaran dalam keluarga tersebut. Pertengkaran bisa dipicu oleh berbagai sebab, misalnya perselingkuhan, mulai pudarnya rasa cinta dan sayang dalam keluarga tersebut yang mengakibatkan timbulnya rasa cemburu atau kurangnya rasa percaya dalam keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga kerap terjadi, bisa kekerasan terhadap istri, anak maupun suami. Kekerasan bisa terjadi pada fisik ataupun jiwa seseorang. Pertengkaran masalah ekonomi juga kerap terjadi. Jika ekonomi keluarga kurang baik, dapat memicu terjadinya pertengkaran, merasa apa yang didapat kurang cukup memenuhi kebutuhan hidup yang sekarang serba mahal. Harta warisan yang kurang adil juga mewarnai pertengkaran yang sering terjadi, bahkan ada yang sampai tega membunuh keluarga sendiri karna masalah hak warisan yang kurang adil. Perceraian juga kerap mewarnai pada keluarga Indonesia, tercatat Indonesia merupakan salah satu Negara dengan tingkat perceraian yang cukup tinggi. Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) dan Mahkamah Agung (MA) mencatat selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70%. Pada tahun 2010, terjadi 285.184 perceraian diseluruh Indonesia, penyebab terjadinya perceraian yang sering terjadi adalah faktor ketidakharmonisan, tidak bertanggung jawab, dan masalah ekonomi. Perceraian sering dipilih sebagai jalan terakhir menyelesaikan masalah, perceraian pasti menimbulkan dampak untuk keluarga, baik positif ataupun negatif. Kadang dampak itu berakibat buruk pada perkembangan anak.
Kadang kerap kita jumpai keluarga yang kurang harmonis, terjadi pertengkaran dalam keluarga tersebut. Pertengkaran bisa dipicu oleh berbagai sebab, misalnya perselingkuhan, mulai pudarnya rasa cinta dan sayang dalam keluarga tersebut yang mengakibatkan timbulnya rasa cemburu atau kurangnya rasa percaya dalam keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) juga kerap terjadi, bisa kekerasan terhadap istri, anak maupun suami. Kekerasan bisa terjadi pada fisik ataupun jiwa seseorang.
Pertengkaran masalah ekonomi juga kerap terjadi. Jika ekonomi keluarga kurang baik, dapat memicu terjadinya pertengkaran, merasa apa yang didapat kurang cukup memenuhi kebutuhan hidup yang sekarang serba mahal. Harta warisan yang kurang adil juga mewarnai pertengkaran yang sering terjadi, bahkan ada yang sampai tega membunuh keluarga sendiri karna masalah hak warisan yang kurang adil. Perceraian juga kerap mewarnai pada keluarga Indonesia, tercatat Indonesia merupakan salah satu Negara dengan tingkat perceraian yang cukup tinggi. Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) dan Mahkamah Agung (MA) mencatat selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70%. Pada tahun 2010, terjadi 285.184 perceraian diseluruh Indonesia, penyebab terjadinya perceraian yang sering terjadi adalah faktor ketidakharmonisan, tidak bertanggung jawab, dan masalah ekonomi. Perceraian sering dipilih sebagai jalan terakhir menyelesaikan masalah, perceraian pasti menimbulkan dampak untuk keluarga, baik positif ataupun negatif. Kadang dampak itu berakibat buruk pada perkembangan anak.