Contoh teks ekplanasi tentang tsunami di jepang dan aceh
ibra285
ACEH = Belakang ini terminologi gempa bumi baik tektonik maupun tsunami telah menjadi konsumsi banyak orang. Di sepanjang abad 20 dan 21, gempa telah mengakibatkan banyak kematian dan kerugian material yang sangat besar. Hingga dikatakan bahwa tak pernah ada peristiwa-peristiwa alam lain dalam sejarah yang pernah berpengaruh pada manusia hingga sampai pada batas sebagaimana halnya gempa bumi. Oleh sebab itu, bencana gempa telah menjadi peristiwa yang amat sangat ditakuti. Bahkan, teknologi abad ke-20 dan ke-21 pun hanya mampu mencegah kerusakan akibat gempa pada suatu batasan tertentu.Satu contoh adalah gempa yang terjadi pada tahun 1995 di Kobe. Peristiwa itu menjadi pelajaran bagi mereka yang suka berpikir bahwa teknologi akan memungkinkan untuk mengendalikan alam. Gempa dahsyat yang menimpa pusat industri dan transportasi terbesar Jepang itu datang tanpa diprediksi. Meskipun gempa itu hanya berlangsung selama 20 detik, sebagaimana dilaporkan oleh majalah Time, gempa tersebut mengakibatkan kerusakan senilai 100 milyar dollar.Dalam beberapa tahun terakhir ini, gempa-gempa besar telah terjadi berulang kali dan menjadi suatu hal yang paling menakutkan bagi manusia di seluruh dunia. Bila kita lihat pada data yang dikumpulkan oleh American National Earthquake Information Center untuk tahun 1999, kita dapati bahwa 20.832 gempa terjadi di suatu tempat di dunia. Menyebabkan sekitar 22.711 orang kehilangan nyawa.Di awal abad 21 ini juga telah terjadi gempa tektonik yang sangat mengerikan. Gempa Bam yang terjadi pada 26 Desember 2003 yang menghancurkan salah satu wilayah di Iran, telah menyebabkan sekeliling Samudera Hindia diguncang dengan musibah serupa. Kekuatan gempa yang hanya 6,6 SR itu telah menewaskan sedikitnya 41.000 orang.Peristiwa lain yang tidak pernah dilupakan sepanjang sejarah adalah apa yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004. Sebuah gempa tsunami dengan kekuatan 8,9 SR itu telah menewaskan lebih dari 200.000 orang dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Dengan kekuatan gelombang lebih dari 800 km/jam, efek tsunami yang ditimbulkan oleh gempa ini telah menimbulkan kehancuran fisik dan lingkungan yang sangat besar. Badan PBB untuk Program Lingkungan Hidup (UNEP) memperkirakan kerugian Indonesia di sektor lingkungan hidup akibat bencana tsunami mencapai nilai 675 juta dolar AS, atau setara dengan sekitar Rp 6 triliun. Laporan yang dipublikasikan di Markas Besar PBB, New York, Jumat (21/1), UNEP menyebutkan kerugian tersebut berupa hilangnya sejumlah habitat alam dan fungsi ekosistem. Menurut laporan UNEP, di Aceh dan Sumatera Utara, sekitar 25.000 hektare hutan bakau, 32.000 hektare terumbu karang, dan 120 hektare tanaman laut rusak akibat bencana tersebut.Di akhir tahun 2010 ini negeri kita dihantam kembali dengan berbagai bencana alam yang amat dahsyat. Belum lagi air mata korban banjir bandang di Wasior, Papua Barat kering, rentetan bencana dan musibah terus melanda wilayah lainnya di Indonesia. Gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) yang melanda Pulau Mentawai di Sumatra Barat telah mengundang tsunami yang memorak-porandakan wilayah itu pada saat yang bersamaan, Gunung Merapi yang bertengger di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah meletus. Semua bencana dan musibah itu telah memakan korban jiwa dan harta yang tak ternilai jumlahnya. Negeri ini tampaknya selalu dikepung dengan ancaman bencana dan musibah.
Belakang ini terminologi gempa bumi baik tektonik maupun tsunami telah menjadi konsumsi banyak orang. Di sepanjang abad 20 dan 21, gempa telah mengakibatkan banyak kematian dan kerugian material yang sangat besar. Hingga dikatakan bahwa tak pernah ada peristiwa-peristiwa alam lain dalam sejarah yang pernah berpengaruh pada manusia hingga sampai pada batas sebagaimana halnya gempa bumi. Oleh sebab itu, bencana gempa telah menjadi peristiwa yang amat sangat ditakuti. Bahkan, teknologi abad ke-20 dan ke-21 pun hanya mampu mencegah kerusakan akibat gempa pada suatu batasan tertentu.Satu contoh adalah gempa yang terjadi pada tahun 1995 di Kobe. Peristiwa itu menjadi pelajaran bagi mereka yang suka berpikir bahwa teknologi akan memungkinkan untuk mengendalikan alam. Gempa dahsyat yang menimpa pusat industri dan transportasi terbesar Jepang itu datang tanpa diprediksi. Meskipun gempa itu hanya berlangsung selama 20 detik, sebagaimana dilaporkan oleh majalah Time, gempa tersebut mengakibatkan kerusakan senilai 100 milyar dollar.Dalam beberapa tahun terakhir ini, gempa-gempa besar telah terjadi berulang kali dan menjadi suatu hal yang paling menakutkan bagi manusia di seluruh dunia. Bila kita lihat pada data yang dikumpulkan oleh American National Earthquake Information Center untuk tahun 1999, kita dapati bahwa 20.832 gempa terjadi di suatu tempat di dunia. Menyebabkan sekitar 22.711 orang kehilangan nyawa.Di awal abad 21 ini juga telah terjadi gempa tektonik yang sangat mengerikan. Gempa Bam yang terjadi pada 26 Desember 2003 yang menghancurkan salah satu wilayah di Iran, telah menyebabkan sekeliling Samudera Hindia diguncang dengan musibah serupa. Kekuatan gempa yang hanya 6,6 SR itu telah menewaskan sedikitnya 41.000 orang.Peristiwa lain yang tidak pernah dilupakan sepanjang sejarah adalah apa yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004. Sebuah gempa tsunami dengan kekuatan 8,9 SR itu telah menewaskan lebih dari 200.000 orang dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Dengan kekuatan gelombang lebih dari 800 km/jam, efek tsunami yang ditimbulkan oleh gempa ini telah menimbulkan kehancuran fisik dan lingkungan yang sangat besar. Badan PBB untuk Program Lingkungan Hidup (UNEP) memperkirakan kerugian Indonesia di sektor lingkungan hidup akibat bencana tsunami mencapai nilai 675 juta dolar AS, atau setara dengan sekitar Rp 6 triliun. Laporan yang dipublikasikan di Markas Besar PBB, New York, Jumat (21/1), UNEP menyebutkan kerugian tersebut berupa hilangnya sejumlah habitat alam dan fungsi ekosistem. Menurut laporan UNEP, di Aceh dan Sumatera Utara, sekitar 25.000 hektare hutan bakau, 32.000 hektare terumbu karang, dan 120 hektare tanaman laut rusak akibat bencana tersebut.Di akhir tahun 2010 ini negeri kita dihantam kembali dengan berbagai bencana alam yang amat dahsyat. Belum lagi air mata korban banjir bandang di Wasior, Papua Barat kering, rentetan bencana dan musibah terus melanda wilayah lainnya di Indonesia. Gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter (SR) yang melanda Pulau Mentawai di Sumatra Barat telah mengundang tsunami yang memorak-porandakan wilayah itu pada saat yang bersamaan, Gunung Merapi yang bertengger di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah meletus. Semua bencana dan musibah itu telah memakan korban jiwa dan harta yang tak ternilai jumlahnya. Negeri ini tampaknya selalu dikepung dengan ancaman bencana dan musibah.