Contoh struktur paragraf, seperti orientasi, klasifikasi, resolusi. Bertema legenda danau toba
Iffat
Maaf ya bentuknya dokumen, soalnya ceritanya lumayan panjang. Semoga bermanfaat ya :)
2 votes Thanks 1
ramadhana21
Legenda Danau Toba Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatera. Daerah tersebut sangatlah kering. Pemuda itu hidup dari bertani dan menangkap ikan (= dalam terminology orang Batak disebut mandurung, yang artinya menangkap ikan dengan cara menjaring). Hingga pada suatu hari ia pergi mandurung. Sudah setengah hari ia melakukan pekerjaan itu namun tak satu pun ikan di dapatnya. Maka dia pun bergegas pulang karena hari sudah mulai gelap. Namun ketika hendak pulang, ia melihat seekor ikan yang besar dan indah, warnanya kuning emas. Ia pun menangkap ikan itu dan dengan segera membawanya pulang. Sesampainya di rumah karena sangat lapar maka ia hendak memasak ikan itu tetapi karena indahnya ikan itu, dia pun mengurungkan niatnya untuk memasak ikan itu. Ia lebih memilih untuk memeliharanya. Lalu ia menaruhnya di sebuah wadah yang besar dan memberi makanannya.
Keesokan harinya seperti biasa, ia pergi bertani ke ladangnya, dan hingga tengah hari ia pun pulang ke rumah dengan tujuan hendak makan siang. Tetapi alangkah terkejut dirinya, ketika melihat rumahnya, didalam rumahnya telah tersedia masakan yang siap untuk dimakan. Ia terheran heran. Ia pun teringat pada ikannya karena takut dicuri orang, dengan bergegas ia lari ke belakang, melihat ikan yang di pancingnya semalam. Ternyata ikan tersebut masih berada di tempatnya. Lama ia berpikir siapa yang melakukan semua itu, tetapi karena perutnya sudah lapar akhirnya ia pun menyantap dengan lahapnya masakan tersebut. Kejadian ini pun terus berulang-ulang. Setiap kali ia pulang makan, masakan tersebut telah terhidang di rumahnya. Hingga pemuda tersebut mempunyai siasat untuk mengintip siapa yang melakukan semua itu. Keesokan harinya ia pun mulai menjalankan siasatnya. Seperti biasanya, dia berangkat dari rumah, seakan mau pergi ke lading. Lalu, ia tiba-tiba melompat dan mulai bersembunyi diantara pepohonan dekat rumahnya. Lama ia menunggu, namun asap di dapur rumahnya belum juga terlihat. Lalu ia pun berniat untuk pulang karena telah bosan lama menunggu. Tetapi begitu ia akan keluar dari persembunyiannya, ia mulai melihat asap di dapur rumahnya. Dengan perlahan ia berjalan menuju kebelakang rumahnya untuk melihat siapa yang melakukan semua itu. Alangkah terkejut dirinya ketika ia melihat siapa yang melakukan semua itu. Ia melihat seorang wanita yang sangat cantik dan berambut panjang. Dengan perlahan-lahan, ia memasuki rumahnya, dan menangkap wanita tersebut. Lalu ia berkata, “Hai .. wanita! Siapakah engkau dan dari mana asalmu?”Wanita itu tertunduk diam, dan mulai meneteskan air mata. Pemuda itu cepat ke belakang untuk melihat ikannya, tak lagi berada di dalam wadah.Ia pun bertanya pada wanita itu,“Hai wanita, kemanakah ikan yang di dalam wadah ini?”Wanita itu pun semakin menangis tersedu sedu, namun pemuda tersebut terus memaksa dan akhirnya wanita itu pun berkata, “Aku adalah ikan yang kau tangkap kemarin.”Pemuda itu pun terkejut bukan kepalang, dan ia merasa telah menyakiti hati wanita itu.Setelah berpikir, pemuda tsb berkata,“Hai wanita maukah engkau menjadi istriku..??”Wanita tersebut terkejut. Dia hanya diam dan tertunduk.“Mengapakah engkau diam ..!!”, tanya pemuda itu lagi .Lalu wanita tsb pun berkata, “Aku mau menjadi istrimu, tetapi dengan satu syarat.”“Apakah syarat itu?” balas pemuda itu dengan cepat.Wanita itu berkata, “Kelak jika anak kita lahir dan tumbuh, janganlah pernah engkau katakan bahwa dirinya adalah anakni dekke ! (= anaknya ikan)”. Pemuda itu pun menyetujui persyaratan tersebut dan bersumpah tidak akan mengatakannya. Lalu mereka pun menikah.
Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pemuda tani yatim piatu di bagian utara pulau Sumatera. Daerah tersebut sangatlah kering. Pemuda itu hidup dari bertani dan menangkap ikan (= dalam terminology orang Batak disebut mandurung, yang artinya menangkap ikan dengan cara menjaring). Hingga pada suatu hari ia pergi mandurung. Sudah setengah hari ia melakukan pekerjaan itu namun tak satu pun ikan di dapatnya.
Maka dia pun bergegas pulang karena hari sudah mulai gelap. Namun ketika hendak pulang, ia melihat seekor ikan yang besar dan indah, warnanya kuning emas. Ia pun menangkap ikan itu dan dengan segera membawanya pulang. Sesampainya di rumah karena sangat lapar maka ia hendak memasak ikan itu tetapi karena indahnya ikan itu, dia pun mengurungkan niatnya untuk memasak ikan itu. Ia lebih memilih untuk memeliharanya. Lalu ia menaruhnya di sebuah wadah yang besar dan memberi makanannya.
Keesokan harinya seperti biasa, ia pergi bertani ke ladangnya, dan hingga tengah hari ia pun pulang ke rumah dengan tujuan hendak makan siang. Tetapi alangkah terkejut dirinya, ketika melihat rumahnya, didalam rumahnya telah tersedia masakan yang siap untuk dimakan. Ia terheran heran. Ia pun teringat pada ikannya karena takut dicuri orang, dengan bergegas ia lari ke belakang, melihat ikan yang di pancingnya semalam. Ternyata ikan tersebut masih berada di tempatnya. Lama ia berpikir siapa yang melakukan semua itu, tetapi karena perutnya sudah lapar akhirnya ia pun menyantap dengan lahapnya masakan tersebut.
Kejadian ini pun terus berulang-ulang. Setiap kali ia pulang makan, masakan tersebut telah terhidang di rumahnya. Hingga pemuda tersebut mempunyai siasat untuk mengintip siapa yang melakukan semua itu. Keesokan harinya ia pun mulai menjalankan siasatnya. Seperti biasanya, dia berangkat dari rumah, seakan mau pergi ke lading. Lalu, ia tiba-tiba melompat dan mulai bersembunyi diantara pepohonan dekat rumahnya. Lama ia menunggu, namun asap di dapur rumahnya belum juga terlihat. Lalu ia pun berniat untuk pulang karena telah bosan lama menunggu. Tetapi begitu ia akan keluar dari persembunyiannya, ia mulai melihat asap di dapur rumahnya. Dengan perlahan ia berjalan menuju kebelakang rumahnya untuk melihat siapa yang melakukan semua itu.
Alangkah terkejut dirinya ketika ia melihat siapa yang melakukan semua itu. Ia melihat seorang wanita yang sangat cantik dan berambut panjang. Dengan perlahan-lahan, ia memasuki rumahnya, dan menangkap wanita tersebut.
Lalu ia berkata, “Hai .. wanita! Siapakah engkau dan dari mana asalmu?”Wanita itu tertunduk diam, dan mulai meneteskan air mata. Pemuda itu cepat ke belakang untuk melihat ikannya, tak lagi berada di dalam wadah.Ia pun bertanya pada wanita itu,“Hai wanita, kemanakah ikan yang di dalam wadah ini?”Wanita itu pun semakin menangis tersedu sedu, namun pemuda tersebut terus memaksa dan akhirnya wanita itu pun berkata, “Aku adalah ikan yang kau tangkap kemarin.”Pemuda itu pun terkejut bukan kepalang, dan ia merasa telah menyakiti hati wanita itu.Setelah berpikir, pemuda tsb berkata,“Hai wanita maukah engkau menjadi istriku..??”Wanita tersebut terkejut. Dia hanya diam dan tertunduk.“Mengapakah engkau diam ..!!”, tanya pemuda itu lagi .Lalu wanita tsb pun berkata, “Aku mau menjadi istrimu, tetapi dengan satu syarat.”“Apakah syarat itu?” balas pemuda itu dengan cepat.Wanita itu berkata, “Kelak jika anak kita lahir dan tumbuh, janganlah pernah engkau katakan bahwa dirinya adalah anakni dekke ! (= anaknya ikan)”.
Pemuda itu pun menyetujui persyaratan tersebut dan bersumpah tidak akan mengatakannya. Lalu mereka pun menikah.