ilukman
Sajak adalah bentuk puisi yang tidak begitu terikat oleh aturan. Demikian pula dalam sastra Sunda, sajak adalah bentuk puisi yang tidak terikat oleh aturan seperti yang ada pada pupuh. Pupuh adalah jenis puisi Sunda yang memiliki aturan tertentu. Aturan dalam pupuh dikenal dengan istilah "guru lagu" dan "guru wilangan". Sajak adalah bentuk puisi yang tidak terikat oleh guru lagu dan guru wilangan.
Pada awal kemunculannya dalam sastra Sunda, terdapat pihak yang pro dan kontra terhadap sajak. Salah satu alasan yang kontra terhadap sajak adalah karena sajak tidak seperti bentuk puisi Sunda yang umumnya terikat oleh aturan, seperti aturan yang ada pada pupuh. Tetapi pada akhirnya, sajak dapat diterima dengan baik dalam sastra Sunda.
Meskipun sajak tidak terikat oleh guru lagu dan guru wilangan, sebagai karya sastra, sajak tetap memiliki unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan tersebut adalah seperti tema, suasana, imaji, simbol, amanat dan gaya bahasa. Unsur-unsur sajak tersebut sangat berguna, baik bagi pengarang sajak maupun bagi pembaca sajak.
Unsur-unsur sajak berguna bagi pengarang sajak karena dapat dijadikan sebagai pedoman dalam membuat sebuah sajak. Sedangkan bagi pembaca sajak, unsur-unsur sajak juga dapat beguna sebagai pedoman dalam mendalami atau menganalisa sebuah sajak, agar sajak tersebut dapat dimengerti maksudnya atau isinya dengan baik. Di bawah ini adalah contoh sajak bahasa Sunda dengan judul "Lembur Kuring" :
Lembur Kuring
Sok inget mangsa di lembur leleumpangan mapay sawah bari ngurek-ngurek belut
Sorot panonpoe beurang nu panasna ngabelentrang teu pisan jadi hahalang
Kacida pisan waasna nyawang mangsa keur di lembur lembur kuring anu endah
Pada awal kemunculannya dalam sastra Sunda, terdapat pihak yang pro dan kontra terhadap sajak. Salah satu alasan yang kontra terhadap sajak adalah karena sajak tidak seperti bentuk puisi Sunda yang umumnya terikat oleh aturan, seperti aturan yang ada pada pupuh. Tetapi pada akhirnya, sajak dapat diterima dengan baik dalam sastra Sunda.
Meskipun sajak tidak terikat oleh guru lagu dan guru wilangan, sebagai karya sastra, sajak tetap memiliki unsur-unsur yang perlu diperhatikan. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan tersebut adalah seperti tema, suasana, imaji, simbol, amanat dan gaya bahasa. Unsur-unsur sajak tersebut sangat berguna, baik bagi pengarang sajak maupun bagi pembaca sajak.
Unsur-unsur sajak berguna bagi pengarang sajak karena dapat dijadikan sebagai pedoman dalam membuat sebuah sajak. Sedangkan bagi pembaca sajak, unsur-unsur sajak juga dapat beguna sebagai pedoman dalam mendalami atau menganalisa sebuah sajak, agar sajak tersebut dapat dimengerti maksudnya atau isinya dengan baik. Di bawah ini adalah contoh sajak bahasa Sunda dengan judul "Lembur Kuring" :
Lembur Kuring
Sok inget mangsa di lembur
leleumpangan mapay sawah
bari ngurek-ngurek belut
Sorot panonpoe beurang
nu panasna ngabelentrang
teu pisan jadi hahalang
Kacida pisan waasna
nyawang mangsa keur di lembur
lembur kuring anu endah