ilukman
Rarakitan adalah salah satu jenis sisindiran dalam bahasa Sunda. Sisindiran dalam bahasa Indonesia adalah sama dengan pantun. Dilihat dari segi bangunan kata-katanya, terdapat tiga jenis sisindiran, yaitu paparikan, rarakitan dan wawangsalan.
Sedangkan jika dilihat dari isi atau kegunaannya, terdapat tiga macam sisindiran, yaitu sisindiran yang berupa petuah atau dalam bahasa Sunda disebut piwuruk, sisindiran yang berupa kasih sayang atau silih-asih, dan sisindiran yang berupa humor atau sesebred atau disebut juga heuruey.
Paparikan, rarkitan dan wawangsalan memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan ketiganya. Dalam satu tumpuk (dalam bahasa Sunda disebut gunduk atau pada) paparikan dan rarakitan terdapat empat baris atau padalisan atau jejer. Sedangkan dalam satu tumpuk wawangsalan hanya ada dua baris.
Rarakitan hampir mirip dengan rarakitan. Ciri khusus yang membedakan rarakitan dengan paparikan adalah bahwa di dalam rarakitan kata pertama baris pertama sama dengan kata pertama baris ketiga dan kata pertama baris kedua sama dengan kata pertama baris keempat.
Dalam paparikan dan rarakitan, suara suku-kata terakhir baris pertama sama dengan suara suku-kata terakhir baris ketiga dan suara suku-kata terakhir baris kedua sama dengan suara suku-kata terakhir baris keempat. Sedangkan di dalam wawangsalan tidak ada kesamaan suara suku-kata seperti pada paparikan dan rarakitan.
Contoh rarakitan sesebred atau rarakitan yang isinya humor :
Rarasaan ngala mayang Teu nyaho cangkeuteuk leuweung. Rarasaan koneng umyang Teu nyaho cakeutreuk hideung.
Contoh rarakitan silih-asih atau rarakitan yang isinya kasih-sayang :
Sapanjang jalan Soreang Moal weleh diaspalan. Sapanjang tacan kasorang Moal weleh diakalan.
Sedangkan jika dilihat dari isi atau kegunaannya, terdapat tiga macam sisindiran, yaitu sisindiran yang berupa petuah atau dalam bahasa Sunda disebut piwuruk, sisindiran yang berupa kasih sayang atau silih-asih, dan sisindiran yang berupa humor atau sesebred atau disebut juga heuruey.
Paparikan, rarkitan dan wawangsalan memiliki ciri-ciri khusus yang membedakan ketiganya. Dalam satu tumpuk (dalam bahasa Sunda disebut gunduk atau pada) paparikan dan rarakitan terdapat empat baris atau padalisan atau jejer. Sedangkan dalam satu tumpuk wawangsalan hanya ada dua baris.
Rarakitan hampir mirip dengan rarakitan. Ciri khusus yang membedakan rarakitan dengan paparikan adalah bahwa di dalam rarakitan kata pertama baris pertama sama dengan kata pertama baris ketiga dan kata pertama baris kedua sama dengan kata pertama baris keempat.
Dalam paparikan dan rarakitan, suara suku-kata terakhir baris pertama sama dengan suara suku-kata terakhir baris ketiga dan suara suku-kata terakhir baris kedua sama dengan suara suku-kata terakhir baris keempat. Sedangkan di dalam wawangsalan tidak ada kesamaan suara suku-kata seperti pada paparikan dan rarakitan.
Contoh rarakitan sesebred atau rarakitan yang isinya humor :
Rarasaan ngala mayang
Teu nyaho cangkeuteuk leuweung.
Rarasaan koneng umyang
Teu nyaho cakeutreuk hideung.
Contoh rarakitan silih-asih atau rarakitan yang isinya kasih-sayang :
Sapanjang jalan Soreang
Moal weleh diaspalan.
Sapanjang tacan kasorang
Moal weleh diakalan.