ChaMei
Betapa si anak manusia, Bayu tangkas katakan padaku, Betapa sing mula tadinya, Pendatang dari daerah - daerah tanpa nama, Cuma sekilas,hati ikrar setia, Siapa gerangan dia,pendatang tanpa dipinta, Tunggal menetap,tunggal dan esa, Memikat hati abadi begini?
Betapa hati di dada, Oi! Bisikkan padaku,surya bercaya kencana. Tersyat dengar suara, Sumber sinar,sumber panas kuasa, Betapa mula asing tadinya, Apa gerangan mukjizat agung, Lama,lama gaungi diri laksana do'a, Nikmatkan hati bahagia begini, Lembutkan,lunakkan derita, Betapa ini jiwa, Yang slalu datang dengan manjanya? Dalam sorak sorai melalang, Jantung pun gelegak berdenyar, Sepancar surya,habis tembusi dedaunan, Bila itu mata sepasang, Jatuh dilau pasang mengimbak - imbak, Ramah pandang menatap, Terang sekarang,gemilang dunia, Jabat tangan hangta diulurkan! Dalam panduan kencana surya. Tahukah kau,samudra biru, Menderai dari pantai ke pantai? Pemain caya dan warna, Dimana,bisikkan padaku. Pemeran ditentang mata mesra, Dimana mukjizat bersemai? Dan hati kecil yang terpesona, Hembuskan doa-syukur tulus rela.
Ditulis dengan nama samaran Jawa.Pernah pernah diterjemahkan dan diterbitkan dalam surat kabar Bintang Timur ( Thn 1961 )
Betapa sing mula tadinya, Pendatang dari daerah - daerah tanpa nama,
Cuma sekilas,hati ikrar setia, Siapa gerangan dia,pendatang tanpa dipinta,
Tunggal menetap,tunggal dan esa, Memikat hati abadi begini?
Betapa hati di dada, Oi! Bisikkan padaku,surya bercaya kencana.
Tersyat dengar suara, Sumber sinar,sumber panas kuasa,
Betapa mula asing tadinya, Apa gerangan mukjizat agung,
Lama,lama gaungi diri laksana do'a, Nikmatkan hati bahagia begini,
Lembutkan,lunakkan derita,
Betapa ini jiwa, Yang slalu datang dengan manjanya?
Dalam sorak sorai melalang,
Jantung pun gelegak berdenyar, Sepancar surya,habis tembusi dedaunan,
Bila itu mata sepasang, Jatuh dilau pasang mengimbak - imbak,
Ramah pandang menatap, Terang sekarang,gemilang dunia,
Jabat tangan hangta diulurkan! Dalam panduan kencana surya.
Tahukah kau,samudra biru,
Menderai dari pantai ke pantai? Pemain caya dan warna,
Dimana,bisikkan padaku. Pemeran ditentang mata mesra,
Dimana mukjizat bersemai? Dan hati kecil yang terpesona,
Hembuskan doa-syukur tulus rela.
Ditulis dengan nama samaran Jawa.Pernah pernah diterjemahkan
dan diterbitkan dalam surat kabar Bintang Timur ( Thn 1961 )