nuaiman22
Assalamalaikum wa rahmatullahi wabarakaatuh
Bismillahirahmanirahim,
Segala puji bagi Allah yang telah berkenan menganugrahi kita selaku hamba-hamba-Nya dengan berbagai limpahan nikmat yang tidak akan pernah bisa kita hitung jumlah dan ukurannya. Sehingga maka dari itu, jangan sampai kita terlupa atau bahkan sengaja melupakan untuk selalu bersyukur atas apa yang Allah beri, bersyukur atas semua pemberian Allah itu hukumnya wajib.
Berapa banyak orang yang diberi nikmat melimpah kemudian kufur? Berapa banyak contoh yang Allah perlihatkan pada kita tentang nasib orang-orang yang kufur terhadap nikmatnya. Mulai dari Fir’aun hingga Abu jahal dan masyarakat kita pada umumnya. Maka, selalu lah bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Tak lupa, semoga sholawat dan salam selalu tercurah dan tersampaikan pada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW yang berkat perjuangan beliau, keluarganya dan para sahabatnya kita bisa merasakan nikmat manisnya iman dan islam, yang tidak akan mampu untuk ditukar dengan nikmat lain.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Dewasa ini, kita sering terhenyak dengan kondisi masyarakat yang semakin hari sepertinya semakin mengkhawatirkan, baik dari segi sosialnya maupun individual.
Banyak kita dapati perkara-perkara yang dulu susah ditemui, sekarang bisa dengan mudah kita temui. Minuman keras merajalela, kekerasan meningkat, kesadaran masyarakat akan tanggung jawab rendah dan maraknya kasus seksualitas.
Beberapa hari belakangan kita juga terkejut dengan video seorang anak yang durhaka pada gurunya, anak yang durhaka pada orangtuanya. Menurut saya ini sudah keterlaluan. Orang-orang seperti ini harus mendapat penanganan khusus agar penyakit seperti ini tidak menyebar.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Maka dari itu saya akan membahas dalam kultum ini tentang bakti pada orangtua, terutama kepada ibu.
Agama islam secara global, menempatkan ketentuan-ketentuannya sesuai dengan logika akal manusia. Semuanya ada sebab akibatnya, semuanya ada alasan dan hikmahnya.
Nah, begitu juga dengan perkara bakti pada orangtua ini. Al-Quran memberi penjelasan pada kita tentang kenapa kita harus berbakti pada orangtua kita.
Pada surat Al-Isra’ dijelaskan bahwa sebab kita harus berbakti pada mereka adalah mereka sudah susah payah mengurus kita dari semenjak kita berada dalam kandungan, terutama seorang ibu yang mengandung. Kemudian setelah mengandung, beliau rela menyapih kita selam 2 tahun.
Mengurus segala keperluan kita, menenangkan ketika kita rewel, memeriksakan ke dokter ketika kita sakit, mengajari kita dengan ilmu-ilmu tentang kehidupan dan menjaga kita dari segala yang bisa mengancam keselamata anaknya.
Kalau mau dipikir dan direnungi, kurang apa kita? Maka dari itu, tepat kiranya Allah memerintahkan kita untuk berbakti pada orangtua kita dengan sebaik-baik bakti yang bisa kita berikan.
Ayat dalam surat Al-Isra’ itu berbunyi seperti ini:

Artinya: “Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali mengatakan ‘Ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapankanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
Sangat jelas saya kira firman Allah diatas tentang berbakti pada orangtua.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Bagaimana sebenarnya kita diperintahkan dalam memposisikan ayah dan ibu? Apakah kita hanya diperintahkan berbakti pada salah satunya saja? Atau apakah ada yang lebih utama diantara kedua orang yang sangat luar biasa ini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, Rasulullah memberi kita petunjuk untuk menyikapinya. Sabda beliau terekam dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dalam kitab shahih mereka. Hadist itu berbunyi sepeti ini;

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Hadist diatas menjelaskan pada kita tentang mana yang lebih berhak atas kasih sayang dan pengabdian kita selaku anak. Dalam hadist dikatakan bahwa yang paling berhak adalah ibu kita. Perbandingannya 3:1. Maka ibu berhak atas pengabdian kita tiga kali lebih baik dibanding ayah kita.
Saya cukupkan dulu sekian materi kultum singkat tentang ibu , lain waktu akan saya lengkapi pembahasan tentang ibu ini. Semoga bermanfaat
Bismillahirahmanirahim,
Segala puji bagi Allah yang telah berkenan menganugrahi kita selaku hamba-hamba-Nya dengan berbagai limpahan nikmat yang tidak akan pernah bisa kita hitung jumlah dan ukurannya. Sehingga maka dari itu, jangan sampai kita terlupa atau bahkan sengaja melupakan untuk selalu bersyukur atas apa yang Allah beri, bersyukur atas semua pemberian Allah itu hukumnya wajib.
Berapa banyak orang yang diberi nikmat melimpah kemudian kufur? Berapa banyak contoh yang Allah perlihatkan pada kita tentang nasib orang-orang yang kufur terhadap nikmatnya. Mulai dari Fir’aun hingga Abu jahal dan masyarakat kita pada umumnya. Maka, selalu lah bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Tak lupa, semoga sholawat dan salam selalu tercurah dan tersampaikan pada Nabi akhir zaman, Nabi Muhammad SAW yang berkat perjuangan beliau, keluarganya dan para sahabatnya kita bisa merasakan nikmat manisnya iman dan islam, yang tidak akan mampu untuk ditukar dengan nikmat lain.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Dewasa ini, kita sering terhenyak dengan kondisi masyarakat yang semakin hari sepertinya semakin mengkhawatirkan, baik dari segi sosialnya maupun individual.
Banyak kita dapati perkara-perkara yang dulu susah ditemui, sekarang bisa dengan mudah kita temui. Minuman keras merajalela, kekerasan meningkat, kesadaran masyarakat akan tanggung jawab rendah dan maraknya kasus seksualitas.
Beberapa hari belakangan kita juga terkejut dengan video seorang anak yang durhaka pada gurunya, anak yang durhaka pada orangtuanya. Menurut saya ini sudah keterlaluan. Orang-orang seperti ini harus mendapat penanganan khusus agar penyakit seperti ini tidak menyebar.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Maka dari itu saya akan membahas dalam kultum ini tentang bakti pada orangtua, terutama kepada ibu.
Agama islam secara global, menempatkan ketentuan-ketentuannya sesuai dengan logika akal manusia. Semuanya ada sebab akibatnya, semuanya ada alasan dan hikmahnya.
Nah, begitu juga dengan perkara bakti pada orangtua ini. Al-Quran memberi penjelasan pada kita tentang kenapa kita harus berbakti pada orangtua kita.
Pada surat Al-Isra’ dijelaskan bahwa sebab kita harus berbakti pada mereka adalah mereka sudah susah payah mengurus kita dari semenjak kita berada dalam kandungan, terutama seorang ibu yang mengandung. Kemudian setelah mengandung, beliau rela menyapih kita selam 2 tahun.
Mengurus segala keperluan kita, menenangkan ketika kita rewel, memeriksakan ke dokter ketika kita sakit, mengajari kita dengan ilmu-ilmu tentang kehidupan dan menjaga kita dari segala yang bisa mengancam keselamata anaknya.
Kalau mau dipikir dan direnungi, kurang apa kita? Maka dari itu, tepat kiranya Allah memerintahkan kita untuk berbakti pada orangtua kita dengan sebaik-baik bakti yang bisa kita berikan.
Ayat dalam surat Al-Isra’ itu berbunyi seperti ini:

Artinya: “Dan tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka jangan sekali-kali mengatakan ‘Ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapankanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”
Sangat jelas saya kira firman Allah diatas tentang berbakti pada orangtua.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Bagaimana sebenarnya kita diperintahkan dalam memposisikan ayah dan ibu? Apakah kita hanya diperintahkan berbakti pada salah satunya saja? Atau apakah ada yang lebih utama diantara kedua orang yang sangat luar biasa ini?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas, Rasulullah memberi kita petunjuk untuk menyikapinya. Sabda beliau terekam dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dalam kitab shahih mereka. Hadist itu berbunyi sepeti ini;

Artinya: Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Hadist diatas menjelaskan pada kita tentang mana yang lebih berhak atas kasih sayang dan pengabdian kita selaku anak. Dalam hadist dikatakan bahwa yang paling berhak adalah ibu kita. Perbandingannya 3:1. Maka ibu berhak atas pengabdian kita tiga kali lebih baik dibanding ayah kita.
Saya cukupkan dulu sekian materi kultum singkat tentang ibu , lain waktu akan saya lengkapi pembahasan tentang ibu ini. Semoga bermanfaat