Berikut adalah beberapa contoh penerapan operant conditioning dan classical conditioning:
Operant Conditioning:
Pelatihan pada binatang peliharaan untuk melakukan tugas tertentu melalui sistem reward dan punishment (contoh: latihan pada guguk untuk duduk, berbaring, dan berdiri).
Pelatihan pegawai baru untuk mencapai target tertentu dengan memberikan insentif atau memotivasi dengan pujian dan penghargaan.
Pelatihan anak untuk memperbaiki perilaku dengan memberikan hadiah atau mengurangi tindakan yang tidak diinginkan.
Classical Conditioning:
Terapi untuk mengatasi phobia melalui desensitisasi (contoh: membiasakan penderita phobia terhadap tawon dengan memberikan rangsangan yang semakin intens sampai penderita tidak lagi merasa takut).
Pelatihan otomatisasi perilaku (contoh: memperbiasakan diri untuk selalu mematikan lampu setelah keluar kamar).
Pemasaran produk melalui iklan yang menghubungkan produk dengan suasana hati yang baik atau dengan perilaku positif (contoh: memasang iklan rokok yang menghubungkan merokok dengan gaya hidup yang cool dan sukses).
Operant conditioning adalah proses pembelajaran dimana individu belajar untuk mengubah perilakunya berdasarkan konsekuensi dari perilaku tersebut. Contohnya, jika seseorang mendapatkan hadiah setiap kali dia datang tepat waktu ke kantor, dia akan cenderung datang tepat waktu lebih sering.
Sedangkan classical conditioning adalah proses pembelajaran di mana individu belajar untuk merespons secara terkoordinasi dengan suatu stimulus tertentu karena stimulus tersebut diasosiasikan dengan suatu stimulus lain yang sudah dikenal. Contohnya, jika seseorang selalu merasakan sakit kepala setelah minum kopi, dia akan cenderung menghindari minum kopi karena merasa takut akan sakit kepala.
[tex]\boxed{\colorbox{ccddff}{Answered by Danial Alfat}}[/tex]
Berikut adalah beberapa contoh penerapan operant conditioning dan classical conditioning:
Operant Conditioning:
Pelatihan pada binatang peliharaan untuk melakukan tugas tertentu melalui sistem reward dan punishment (contoh: latihan pada guguk untuk duduk, berbaring, dan berdiri).
Pelatihan pegawai baru untuk mencapai target tertentu dengan memberikan insentif atau memotivasi dengan pujian dan penghargaan.
Pelatihan anak untuk memperbaiki perilaku dengan memberikan hadiah atau mengurangi tindakan yang tidak diinginkan.
Classical Conditioning:
Terapi untuk mengatasi phobia melalui desensitisasi (contoh: membiasakan penderita phobia terhadap tawon dengan memberikan rangsangan yang semakin intens sampai penderita tidak lagi merasa takut).
Pelatihan otomatisasi perilaku (contoh: memperbiasakan diri untuk selalu mematikan lampu setelah keluar kamar).
Pemasaran produk melalui iklan yang menghubungkan produk dengan suasana hati yang baik atau dengan perilaku positif (contoh: memasang iklan rokok yang menghubungkan merokok dengan gaya hidup yang cool dan sukses).
Operant conditioning adalah proses pembelajaran dimana individu belajar untuk mengubah perilakunya berdasarkan konsekuensi dari perilaku tersebut. Contohnya, jika seseorang mendapatkan hadiah setiap kali dia datang tepat waktu ke kantor, dia akan cenderung datang tepat waktu lebih sering.
Sedangkan classical conditioning adalah proses pembelajaran di mana individu belajar untuk merespons secara terkoordinasi dengan suatu stimulus tertentu karena stimulus tersebut diasosiasikan dengan suatu stimulus lain yang sudah dikenal. Contohnya, jika seseorang selalu merasakan sakit kepala setelah minum kopi, dia akan cenderung menghindari minum kopi karena merasa takut akan sakit kepala.
[tex]\boxed{\colorbox{ccddff}{Answered by Danial Alfat}}[/tex]