Contoh naskah Drama Detik-detik Proklamasi copas boleh kok apalagi dari jawaban terbaik enggaa dilarang kok kecuali admin nisekoi01 ngeliat nanti dia marahhhh
corysakti
Berita tentang kekalahan Jepang sangat dirahasiakan oleh Jepang bahkan semua stasiun radio disegel oleh Jepang tetapi tokoh golongan muda yakni Sutan Syahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Syahrir yang sedang bingung memikirkan bagaimana cara memerdekakan Indonesia, tiba-tiba terkejut mendengar berita tersebut.
Adegan : (Sutan Syahrir, Wikana, Darwis dan Chaerul Saleh sedang mendengarkan radio)
Syahrir : ( KAGET ) , “Apakah berita yang barusan ku dengar, itu benar ? Jepang Menyerah kepada sekutu. Kita harus mendesak golongan tua terutama bung Karno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan! Aku harus cepat-cepat memberitahu kepada
Soekarno dan Hatta.”
Wikana :”Betul sekali kawan.”
Syahrir :”Tetapi jangan sampai Proklamasi kemrdekaan diproklamirkan oleh PPKI.”
Darwis :”Kenapa kau berpendapat demikian sobat?”
Syahrir :”Karena PPKI adalah badan bentukan Jepang!”
Wikana : ”Kita tidak ingin ada campur tangan Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan!”
Chaerul Saleh :”Lalu siapa yang berhak mempoklamirkan kemerdekaan?”
Syahrir :”Bung Karno sebagai pemimpin rakyat, atas nama rakyat dan melalui siaran Radio!” (Syahrir berbicara berapi-api)
Chaerul Saleh :”Tetapi permasalahannya apakah bung Karno setuju, beliau kan ketua PPKI.
Darwis :” Kalau beliau menginginkan naskah Proklamasi tetap disusun oleh PPKI, kita paksa saja dia, kalau perlu kita......”
Syahrir :” Kalau perlu apa ? .... Kita harus bicara dulu secara baik-baik dengan beliau wis!”
Chaerul Saleh :” Betul kawan, kekerasan bukan cara penyelesaian yang tepat.”
Wikana :”Sebaiknya setelah bung Karno pulang dari Dalat, kita segera menemuinya.”
Darwis, Syahrir dan Saleh : ”betul.” (ketiganya menjawab bersamaan)
Sekitar pukul 14.00 sore, tanggal 14 agustus 1945 Syahrir sudah menunggu dirumah Hatta. 1 jam kemudian Hatta pun tiba di rumahnya.
Bung Hatta : “Syahrir ada apa ?”
Syahrir : “Ada yang ingin ku sampaikan, ini sangat penting.”
Bung Hatta : “Oh, . . . silahkan duduk, ada masalah apa ?”
Syahrir : “Saya mendengar berita bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu. Bagaimana jika kemerdekan Indonesia secepatnya kita di laksanakan. Tapi, kemerdekaan Indonesia jangan lagi melalui PPKI seperti yang di rencanakan oleh jepang, supaya kemerdekaan kita tidak di cap sebagai buatan jepang.”
Bung Hatta : “Apa benar itu Syahrir ?” Ya, kita harus memanfaatkan kesempatan ini. Tapi, siapa yang akan memproklamasikannya ?”
Syahrir : “Saya pikir Bung Karno yang pantas melakukan itu.”
Bung Hatta : “Tapi, apakah Bung Karno menyetujuinya ?” Karena secara pribadi
beliau adalah ketua PPKI.
Syahrir : “Kalau begitu, sekarang kita harus menemui beliau.”
Bung Hatta : “Ya baiklah.”
Akhirnya, Bung Hatta dan Syahrir pun menemui Bung Karno.
Sukarno : ”Silahkan masuk.”(bung Karno mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu )
Sukarno : ”Ada maksud apa saudara-saudara datang kemari.”
Syahrir : ” Begini bung Karno, Jepang telah menyerah bung, dan kami minta bung Karno segera memproklamirkan kemerdekaan.”
Bung Karno : “Kita jangan dulu percaya dengan berita itu, kita harus benar-benar memastikan tentang berita itu, jangan sampai kita gegabah dalam mengambil keputusan.”
Syahrir : “Tapi, saya pastikan bahwa berita itu benar, Bung !”
Bung Karno : “Saya tentu senang jika berita itu benar adanya.”
Bung Hatta : “Benar apa yang di katakana Bung Karno, kita tetap harus waspada karena, ini menyangkut masa depan rakyat.”
Bung Karno : “Itulah yang aku fikirkan, kita harus benar-benar memikirkan semua ini, sebelum kita mengambil keputusan.”
Syahrir : “Baiklah. . .mungkin Bung Karno lebih tau apa yang terbaik untuk masa depan rakyat.”
Akhirnya, Syahrir pun menerima penolakan pendapatnya lalu ia bergegas pergi.
Ke esokan harinya tanggal 15 agustus 2 orang pemuda lainnya, Subadio Sastrosatomo dan Subiyanto kembali mendatangi Bung Hatta.
Subadio : “Bung, bagaimana keputusannya ?”
Bung Hatta : “Kami belum mengambil keputusan apapun, karena berita itu belum pasti kebenarnya.”
Subiyanto : “Kami sangat yakin bung, hamper seluruh pemuda Indonesia mendengar berita itu. Bukankah ini kesempatan yang sangat bagus untuk memproklamasikan kemerdekaan kita.”
Adegan : (Sutan Syahrir, Wikana, Darwis dan Chaerul Saleh sedang mendengarkan radio)
Syahrir : ( KAGET ) , “Apakah berita yang barusan ku dengar, itu benar ? Jepang Menyerah kepada sekutu. Kita harus mendesak golongan tua terutama bung Karno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan! Aku harus cepat-cepat memberitahu kepada
Soekarno dan Hatta.”
Wikana :”Betul sekali kawan.”
Syahrir :”Tetapi jangan sampai Proklamasi kemrdekaan diproklamirkan oleh PPKI.”
Darwis :”Kenapa kau berpendapat demikian sobat?”
Syahrir :”Karena PPKI adalah badan bentukan Jepang!”
Wikana : ”Kita tidak ingin ada campur tangan Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan!”
Chaerul Saleh :”Lalu siapa yang berhak mempoklamirkan kemerdekaan?”
Syahrir :”Bung Karno sebagai pemimpin rakyat, atas nama rakyat dan melalui siaran Radio!” (Syahrir berbicara berapi-api)
Chaerul Saleh :”Tetapi permasalahannya apakah bung Karno setuju, beliau kan ketua PPKI.
Darwis :” Kalau beliau menginginkan naskah Proklamasi tetap disusun oleh PPKI, kita paksa saja dia, kalau perlu kita......”
Syahrir :” Kalau perlu apa ? .... Kita harus bicara dulu secara baik-baik dengan beliau wis!”
Chaerul Saleh :” Betul kawan, kekerasan bukan cara penyelesaian yang tepat.”
Wikana :”Sebaiknya setelah bung Karno pulang dari Dalat, kita segera menemuinya.”
Darwis, Syahrir dan Saleh : ”betul.” (ketiganya menjawab bersamaan)
Sekitar pukul 14.00 sore, tanggal 14 agustus 1945 Syahrir sudah menunggu dirumah Hatta. 1 jam kemudian Hatta pun tiba di rumahnya.
Bung Hatta : “Syahrir ada apa ?”
Syahrir : “Ada yang ingin ku sampaikan, ini sangat penting.”
Bung Hatta : “Oh, . . . silahkan duduk, ada masalah apa ?”
Syahrir : “Saya mendengar berita bahwa Jepang telah menyerah kepada sekutu. Bagaimana jika kemerdekan Indonesia secepatnya kita di laksanakan. Tapi, kemerdekaan Indonesia jangan lagi melalui PPKI seperti yang di rencanakan oleh jepang, supaya kemerdekaan kita tidak di cap sebagai buatan jepang.”
Bung Hatta : “Apa benar itu Syahrir ?” Ya, kita harus memanfaatkan kesempatan ini. Tapi, siapa yang akan memproklamasikannya ?”
Syahrir : “Saya pikir Bung Karno yang pantas melakukan itu.”
Bung Hatta : “Tapi, apakah Bung Karno menyetujuinya ?” Karena secara pribadi
beliau adalah ketua PPKI.
Syahrir : “Kalau begitu, sekarang kita harus menemui beliau.”
Bung Hatta : “Ya baiklah.”
Akhirnya, Bung Hatta dan Syahrir pun menemui Bung Karno.
Sukarno : ”Silahkan masuk.”(bung Karno mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu )
Sukarno : ”Ada maksud apa saudara-saudara datang kemari.”
Syahrir : ” Begini bung Karno, Jepang telah menyerah bung, dan kami minta bung Karno segera memproklamirkan kemerdekaan.”
Bung Karno : “Kita jangan dulu percaya dengan berita itu, kita harus benar-benar memastikan tentang berita itu, jangan sampai kita gegabah dalam mengambil keputusan.”
Syahrir : “Tapi, saya pastikan bahwa berita itu benar, Bung !”
Bung Karno : “Saya tentu senang jika berita itu benar adanya.”
Bung Hatta : “Benar apa yang di katakana Bung Karno, kita tetap harus waspada karena, ini menyangkut masa depan rakyat.”
Bung Karno : “Itulah yang aku fikirkan, kita harus benar-benar memikirkan semua ini, sebelum kita mengambil keputusan.”
Syahrir : “Baiklah. . .mungkin Bung Karno lebih tau apa yang terbaik untuk masa depan rakyat.”
Akhirnya, Syahrir pun menerima penolakan pendapatnya lalu ia bergegas pergi.
Ke esokan harinya tanggal 15 agustus 2 orang pemuda lainnya, Subadio Sastrosatomo dan Subiyanto kembali mendatangi Bung Hatta.
Subadio : “Bung, bagaimana keputusannya ?”
Bung Hatta : “Kami belum mengambil keputusan apapun, karena berita itu belum pasti kebenarnya.”
Subiyanto : “Kami sangat yakin bung, hamper seluruh pemuda Indonesia mendengar berita itu. Bukankah ini kesempatan yang sangat bagus untuk memproklamasikan kemerdekaan kita.”
btw admin nisekoi01 siapa????