ilukman
Kawih adalah salah satu jenis lagu yang ada dalam seni Sunda. Dalam seni Sunda ada beberapa jenis lagu, yaitu seperti kawih, kakawihan dan tembang. Kawih, kakawihan dan tembang, memilik dua unsur seni, yaitu seni musik dan seni sastra. Jika dilihat dari seni sastra, kawih dan kakawihan merupakan bentuk puisi Sunda yang tidak terikat oleh aturan. Sedangkan tembang merupakan puisi Sunda yang terikat oleh aturan, yaitu aturan pupuh.
Jika dilihat dari sejarahnya, kawih terbagi menjadi tiga jaman atau masa, yaitu kawih jaman dulu atau disebut kawih "buhun", kawih jaman Jepang dan kawih jaman modern atau kawih jaman sekarang. Tetapi ada juga yang mengkategorikan kawih menjadi dua kategori, yaitu yang disebut kawih klasik dan kawih pop. Jika dilihat dari seni musik, istilah klasik dengan pop mungkin telah dikenal luas. Tetapi dalam kawih istilah klasik dan pop, batasannya bisa dilihat dari beberapa sudut pandang.
Jika yang dimaksud dengan kawih klasik dan kawih pop adalah dilihat dari jenis tangga nada yang digunakan, maka dapat dikatakan bahwa kawih klasik adalah kawih yang menggunakan jenis tangga nada pentatonis dan kawih pop adalah kawih yang menggunakan tangga nada diatonis. Kawih pada awalnya merupakan nanyian yang menggunakan 5 nada atau pentatonis (da mi na ti la), tetapi belakangan kawih juga berkembang dengan dinyanyikan menggunakan 7 nada atau diatonis (do re mi fa sol la si).
Contoh kawih pop Sunda atau kawih yang menggunakan tangga nada diatonis adalah seperti kawih Mojang Priangan, Peuyeum Bandung, Manuk Dadali, Tina Jandela, Bagja Cinta dan lain sebagainya . Dengan adanya kawih pop Sunda yang menggunakan tangga nada diatonis tersebut, maka kawih Sunda menjadi lebih mendunia yang dapat dinyanyikan siapa saja di seluruh dunia, karena nada diatonis dikenal oleh berbagai jenis musik, mulai jenis musik dangdut, pop, klasik sampai dengan jazz.
Jika dilihat dari sejarahnya, kawih terbagi menjadi tiga jaman atau masa, yaitu kawih jaman dulu atau disebut kawih "buhun", kawih jaman Jepang dan kawih jaman modern atau kawih jaman sekarang. Tetapi ada juga yang mengkategorikan kawih menjadi dua kategori, yaitu yang disebut kawih klasik dan kawih pop. Jika dilihat dari seni musik, istilah klasik dengan pop mungkin telah dikenal luas. Tetapi dalam kawih istilah klasik dan pop, batasannya bisa dilihat dari beberapa sudut pandang.
Jika yang dimaksud dengan kawih klasik dan kawih pop adalah dilihat dari jenis tangga nada yang digunakan, maka dapat dikatakan bahwa kawih klasik adalah kawih yang menggunakan jenis tangga nada pentatonis dan kawih pop adalah kawih yang menggunakan tangga nada diatonis. Kawih pada awalnya merupakan nanyian yang menggunakan 5 nada atau pentatonis (da mi na ti la), tetapi belakangan kawih juga berkembang dengan dinyanyikan menggunakan 7 nada atau diatonis (do re mi fa sol la si).
Contoh kawih pop Sunda atau kawih yang menggunakan tangga nada diatonis adalah seperti kawih Mojang Priangan, Peuyeum Bandung, Manuk Dadali, Tina Jandela, Bagja Cinta dan lain sebagainya . Dengan adanya kawih pop Sunda yang menggunakan tangga nada diatonis tersebut, maka kawih Sunda menjadi lebih mendunia yang dapat dinyanyikan siapa saja di seluruh dunia, karena nada diatonis dikenal oleh berbagai jenis musik, mulai jenis musik dangdut, pop, klasik sampai dengan jazz.