aaw20
Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Banyak kalangan pelajar yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. misalnya, anak perempuan memakai baju adat jawa dan rambutnya digelung, sedangkan anak laki-laki memakai baju adat jawa dan blangkon.
56 votes Thanks 111
arfanadiRaden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara. Dia adalah seorang feminis terkemuka emansipasi wanita di Indonesia. Ayahnya adalah seorang asisten kepala distrik kota. Mimpi pertamanya adalah menjadi seperti ibunya, bekerja keras untuk orang lain. Dia pergi ke sekolah Belanda, tetapi ketika dia berusia 12 tahun ayahnya dilarang dia dari melanjutkan studi karena tradisi - seorang gadis mulia itu tidak diizinkan untuk memiliki pendidikan tinggi, mereka harus terpencil.
Ibu Kartini sangat prihatin karena pendidikan di Indonesia terutama bagi perempuan. Karena kekhawatiran itu, ia menemukan sebuah sekolah hanya untuk perempuan di Indonesia.
Dia kadang-kadang mendiskusikan masalah bersama-sama dengan pasangan Belanda, Ovinks. Mereka kagum dengan kefasihan Kartini di Belanda. Kartini buku untuk dibaca dari Mrs Ovink dan mulai berhubungan dengan orang-orang di Belanda. Dalam suratnya kepada teman pena, Kartini selalu membicarakan masalah-masalah feminis dan mengungkapkan mimpinya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia. Kartini bersikeras bahwa dia melanjutkan studinya meskipun ayahnya menentangnya. Akhirnya Kartini menulis surat kepada Direktur Pendidikan dan Kebudayaan, Mr Abendanon, yang mengirimkan jawaban yang sangat menjanjikan. Kartini menikah bupati dan pindah ke Rembang pada tahun 1903 di Jawa Tengah. Dia menulis sebuah buku berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" (Melalui Kegelapan Light) yang terdiri dari koleksi surat-surat kepada teman-temannya. Dia meninggal pada November 1904 saat melahirkan anak pertama.
Setiap sekolah dari TK sampai tingkat SMA merayakan Hari Kartini dengan memiliki upacara bendera dan menyanyikan lagu Ibu Kartini. TK dan SD biasanya memiliki acara khusus seperti lomba membaca puisi, lomba menggambar, lomba model (anak perempuan mengenakan kostum seperti Ibu Kartini, dengan kebaya dan kain batik. Di Jepara ada sebuah Museum Kartini yang berisi koleksi barang-barang pribadi Kartini, termasuk mebel dari rumahnya, beberapa foto, surat yang ditulis oleh dia dan dokumen lain berkenaan dengan hidupnya.
Ibu Kartini sangat prihatin karena pendidikan di Indonesia terutama bagi perempuan. Karena kekhawatiran itu, ia menemukan sebuah sekolah hanya untuk perempuan di Indonesia.
Dia kadang-kadang mendiskusikan masalah bersama-sama dengan pasangan Belanda, Ovinks. Mereka kagum dengan kefasihan Kartini di Belanda. Kartini buku untuk dibaca dari Mrs Ovink dan mulai berhubungan dengan orang-orang di Belanda. Dalam suratnya kepada teman pena, Kartini selalu membicarakan masalah-masalah feminis dan mengungkapkan mimpinya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia. Kartini bersikeras bahwa dia melanjutkan studinya meskipun ayahnya menentangnya. Akhirnya Kartini menulis surat kepada Direktur Pendidikan dan Kebudayaan, Mr Abendanon, yang mengirimkan jawaban yang sangat menjanjikan. Kartini menikah bupati dan pindah ke Rembang pada tahun 1903 di Jawa Tengah. Dia menulis sebuah buku berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" (Melalui Kegelapan Light) yang terdiri dari koleksi surat-surat kepada teman-temannya. Dia meninggal pada November 1904 saat melahirkan anak pertama.
Setiap sekolah dari TK sampai tingkat SMA merayakan Hari Kartini dengan memiliki upacara bendera dan menyanyikan lagu Ibu Kartini. TK dan SD biasanya memiliki acara khusus seperti lomba membaca puisi, lomba menggambar, lomba model (anak perempuan mengenakan kostum seperti Ibu Kartini, dengan kebaya dan kain batik. Di Jepara ada sebuah Museum Kartini yang berisi koleksi barang-barang pribadi Kartini, termasuk mebel dari rumahnya, beberapa foto, surat yang ditulis oleh dia dan dokumen lain berkenaan dengan hidupnya.