1. Dengan sebaya atau sederajat. Sebaya disini bukan berarti umurnya harus sama, karena kadang kita tidak pasti dengan umur seseorang, melainkan merupakan teman main atau kolega yang dengannya kita tidak menjaga jarak. Sederajat tidak ditujukan berapa banyak harta yang dimiliki, melainkan strata sosial dalam masyarakat atau jabatan di institusi. Misalnya sama-sama pegawai atau anggota organisasi. Untuk perkenalan yang seperti ini bisa menggunakan bahasa Jawa biasa, namun jangan sepenuhnya ngoko karena baru pertama kali kenal.
2. Dengan orang yang lebih tua atau terhormat. Terhormat disini merujuk pada jabatan dalam keluarga, lingkungan dan institusi. Berapa jarak usia orang yang dianggap lebih tua ini tidak ada, semua tergantung rasa segan kita terhadap orang tersebut. Untuk perkenalan ini wajib menggunakan bahasa Jawa Krama atau krama inggil. Catatan, jika tidak tahu kosa kata kramanya, lebih baik menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa krama yang tidak benar dianggap tidak sopan.
Perkenalan Dengan Teman Main
Panjenengan: Entuk kenalan karo awakmu ora? (Boleh kenalan denganmu nggak?)
Panjenengan: Injih pak. Nyuwun duka nembe sak menika saged sowan. (Ya pak. Mohon maaf baru sekarang bisa menghadap.) Nyuwun duka arti harafiahnya minta dimarahi.
Camer: Yo ora popo. Dikepenakke yo. (Ya tidak apa-apa. Santai saja).
Ada 2 macam perkenalan dalam bahasa Jawa:
1. Dengan sebaya atau sederajat. Sebaya disini bukan berarti umurnya harus sama, karena kadang kita tidak pasti dengan umur seseorang, melainkan merupakan teman main atau kolega yang dengannya kita tidak menjaga jarak. Sederajat tidak ditujukan berapa banyak harta yang dimiliki, melainkan strata sosial dalam masyarakat atau jabatan di institusi. Misalnya sama-sama pegawai atau anggota organisasi. Untuk perkenalan yang seperti ini bisa menggunakan bahasa Jawa biasa, namun jangan sepenuhnya ngoko karena baru pertama kali kenal.
2. Dengan orang yang lebih tua atau terhormat. Terhormat disini merujuk pada jabatan dalam keluarga, lingkungan dan institusi. Berapa jarak usia orang yang dianggap lebih tua ini tidak ada, semua tergantung rasa segan kita terhadap orang tersebut. Untuk perkenalan ini wajib menggunakan bahasa Jawa Krama atau krama inggil. Catatan, jika tidak tahu kosa kata kramanya, lebih baik menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa krama yang tidak benar dianggap tidak sopan.
Perkenalan Dengan Teman Main
Panjenengan: Entuk kenalan karo awakmu ora? (Boleh kenalan denganmu nggak?)
Kanca: Yo entuk wae. (Ya boleh saja)
Panjenengan: Jenengku Adi, jenengmu sapa? (Namaku Adi, namamu siapa?)
Kanca: Jenengku Ani. (Namaku Ani)
Perkenalan Dengan Teman Kerja
Panjenengan: Sugeng enjing. (Selamat pagi)
Kanca: Sugeng enjing. (Selamat pagi)
Panjenengan: Nami kula Adi. Kula karyawan enggal wonten mriki. (Nama saya Adi. Saya karyawan baru disini)
Kanca: Kula Ali. Mugi-mugi betah. (Saya Ali. Semoga betah)
Panjenengan: Matur nuwun. (Terima kasih)
Perkenalan Dengan Tetangga
Panjengengan: Sugeng ndalu. (Selamat malam.)
Kanca: Sugeng ndalu. (Selamat malam)
Panjenengan: Nyuwun sewu, tepangaken kawula Adi, ingkah manggeni griya nomer kalih. (Permisi, kenalkan saya Adi, yang menempati rumah nomor 2.)
Kanca: O nggih. Kawula Ari, griyo wetan piyambak. (O ya. Saya Ari, rumah paling timur.)
Panjenengan: Monggo pinarak panggenan kula. (Silakan berkunjung ke rumah saya.)
Kanca: Nggih matur nuwun, sanes dinten. (Ya terima kasih, lain hari.)
Perkenalan Dengan Calon Mertua
Panjenengan: Sugeng siang. (Selamat siang.)
Camer: Sugeng siang. (Selamat siang.)
Panjenengan: Nyuwun sewu dalem Adi. (Mohon maaf saya Adi).
Camer: Ooo iki to bocahe? (Ooo ini to anaknya?)
Panjenengan: Injih pak. Nyuwun duka nembe sak menika saged sowan. (Ya pak. Mohon maaf baru sekarang bisa menghadap.) Nyuwun duka arti harafiahnya minta dimarahi.
Camer: Yo ora popo. Dikepenakke yo. (Ya tidak apa-apa. Santai saja).
Panjenengan: Matur nuwun saestu, pak. (Terima kasih sekali, pak).