Dikisahkan ada seekor kerbau datang ke sebuah kolam untuk minum. Dengan tubuhnya besarnya si kerbau berjalan di air. Tanpa sengaja kakinya besar dan berat menginjak seekor anak katak. Sehingga, anak katak itu masuk ke dalam lumpur.
Ibu katak kemudian menghitung anaknya satu per satu. Kemudian, dia menyadari jika ada satu anaknya yang hilang. Ibu katak bertanya pada anaknya yang mengenai apa yang sudah terjadi. "Seekor makhluk yang sangat besar datang dan menginjaknya," jawab salah satu anak katak. Tangannya mengembang untuk menggambarkan sebesar apa makhluk itu.
"Besar katamu?" ibu katak bertanya sambil bersunguh-sungut, "Sebesar apa dia? Apa dia sebesar ini?" Ibu katak kemudian menggembungkan dirinya sendiri.
"Tidak, Bu. Dia sangat besar. Jauh lebih besar dari itu," anak-anak katak serempak berkata.
Ibu katak kembali menggembungkan dirinya lebih besar lagi. "Dia tidak lebih besar dari ini, kan?"
Anak-anak mengatakan masih kurang besar. Makhluk tersebut masih jauh lebih besar. Lalu, ibu katak meniup serta menggembungkan dirinya lebih lebih dan lebih sampai akhirnya dia meledak.
Pada sutu hari , si kancil ingin menyeberang sungai yang terkenal penuh buaya . Ia bingung cara menyeberangi sungai itu , muncullah ide si kancil . Ia memanggil si buaya : hai ,buaya kau memakan dagingku , tetapi sebelum aku menghitung jumlah kalian dulu . Buaya berkata : baiklah , maka si buaya pun memanggil teman - temanya . Teman-teman buaya dan si buaya berderet untuk dihitung . Si kancil berhitung sampai diujung sungai , si kancil berkata : terima kasih , buaya , berkatmu aku bisa meyeberangi sungai.
Dikisahkan ada seekor kerbau datang ke sebuah kolam untuk minum. Dengan tubuhnya besarnya si kerbau berjalan di air. Tanpa sengaja kakinya besar dan berat menginjak seekor anak katak. Sehingga, anak katak itu masuk ke dalam lumpur.
Ibu katak kemudian menghitung anaknya satu per satu. Kemudian, dia menyadari jika ada satu anaknya yang hilang. Ibu katak bertanya pada anaknya yang mengenai apa yang sudah terjadi.
"Seekor makhluk yang sangat besar datang dan menginjaknya," jawab salah satu anak katak. Tangannya mengembang untuk menggambarkan sebesar apa makhluk itu.
"Besar katamu?" ibu katak bertanya sambil bersunguh-sungut, "Sebesar apa dia? Apa dia sebesar ini?" Ibu katak kemudian menggembungkan dirinya sendiri.
"Tidak, Bu. Dia sangat besar. Jauh lebih besar dari itu," anak-anak katak serempak berkata.
Ibu katak kembali menggembungkan dirinya lebih besar lagi. "Dia tidak lebih besar dari ini, kan?"
Anak-anak mengatakan masih kurang besar. Makhluk tersebut masih jauh lebih besar. Lalu, ibu katak meniup serta menggembungkan dirinya lebih lebih dan lebih sampai akhirnya dia meledak.
Pada sutu hari , si kancil ingin menyeberang sungai yang terkenal penuh buaya . Ia bingung cara menyeberangi sungai itu , muncullah ide si kancil . Ia memanggil si buaya : hai ,buaya kau memakan dagingku , tetapi sebelum aku menghitung jumlah kalian dulu . Buaya berkata : baiklah , maka si buaya pun memanggil teman - temanya . Teman-teman buaya dan si buaya berderet untuk dihitung . Si kancil berhitung sampai diujung sungai , si kancil berkata : terima kasih , buaya , berkatmu aku bisa meyeberangi sungai.