Lalasatti23
Tema anak mahasiswa menyindir soal pemerintah yang terus2 an korupsi
0 votes Thanks 1
ramadhanir42
CONTOH ANEKDOT POLITIK Seorang anggota DPR RI sedang berjalan kaki di sebuah jalanan sepi. Tiba-tiba melompatlah seorang perampok bertubuh besar dan tinggi, berperawakan kejam memegang kerah bajunya. Rampok : SERAHKAN UANGMU !! Korban : jangan macam-macam !! Saya ini anggota DPR !!!… Rampok : oooh yaaa ??..Klo begitu SERAHKAN UANGKU !! Korban : Sebenarnya masih sangat banyak contoh anekdot politik yang bisa Anda dapatkan di sini. Salah satunya adalah sebagai berikut: Suatu hari di salah satu ruangan di gedung mpr/dpr terlihat salah seorang wakil rakyat yang baru di angkat. Dia sedang termenung bingung apa yang harus dilakukan. tiba tiba suara pintu kantor nya diketuk. Setelah dibuka, berdiri dihadapannya 2 orang dengan kopor besar dan segulungan kabel. “Wah…, ini pasti wartawan TV yg mau mewawancarai aku…”, pikirnya dalam hati. Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telepon di meja nya, dia berkata: “Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari ini…” Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon dan terlibat pembicaraan tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut ‘demi rakyat’ atau ‘kepentingan rakyat’ keras-keras. Setelah selesai sambil meletakan gagang telepon dia berkata pada dua orang tamunya tsb. “Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai…” Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu sama lain. Akhirnya salah satunya berkata: “Maaf pak…, kami datang kesini mau memasang saluran telepon bapak…”
Korban : jangan macam-macam !! Saya ini anggota DPR !!!…
Rampok : oooh yaaa ??..Klo begitu SERAHKAN UANGKU !!
Korban : Sebenarnya masih sangat banyak contoh anekdot politik yang bisa Anda dapatkan di sini. Salah satunya adalah sebagai berikut: Suatu hari di salah satu ruangan di gedung mpr/dpr terlihat salah seorang wakil rakyat yang baru di angkat. Dia sedang termenung bingung apa yang harus dilakukan. tiba tiba suara pintu kantor nya diketuk. Setelah dibuka, berdiri dihadapannya 2 orang dengan kopor besar dan segulungan kabel. “Wah…, ini pasti wartawan TV yg mau mewawancarai aku…”, pikirnya dalam hati. Agar tampak berwibawa dan membela rakyat, sambil melihat jam dan mengangkat telepon di meja nya, dia berkata: “Maaf tunggu sebentar, saat ini saya harus menghubungi ketua fraksi untuk melaporkan hasil-hasil sidang hari ini…” Kemudian selama beberapa puluh menit dia menelpon dan terlibat pembicaraan tingkat tinggi, sambil sekali-sekali menyebut-nyebut ‘demi rakyat’ atau ‘kepentingan rakyat’ keras-keras. Setelah selesai sambil meletakan gagang telepon dia berkata pada dua orang tamunya tsb. “Nah, sekarang wawancara bisa kita mulai…” Kedua orang itu tampak bingung dan berpandangan satu sama lain. Akhirnya salah satunya berkata: “Maaf pak…, kami datang kesini mau memasang saluran telepon bapak…”