Ratusan tahun lalu, ada seorang hakim di Cina bernama Duan Guangqin. Ia terkenal sebagai hakim yang adil.Suatu hari, Duan Guangqin berjalan-jalan di sebuah pasar. Ia tertarik melihatorang-orang yang berkumpul di toko ayam. Ia segera mendatangi kerumunanitu untuk mencari tahu apa yang terjadi.Ternyata, seorang petani telah menjatuhkan sebuah karung yang berat ke atas seekor ayam hingga ayam itu mati. Ayam yang mati itu masih kecil dan hanya berharga beberapa sen. Tapi,si pemilik toko yang kikir memaksa si petani membayar ganti rugi seratus sen.Si pemilik toko berpendapat bahwa ayam kecil itu akan tumbuh menjadi ayam besar yang harganya seratus sen. Jadi, si petani harus membayar seratus sen.Salah seorang dari kerumunan itu mengenali Duan Guangqin. "Buatlah keputusan yang adil atas kasus ini, YangMulia," kata orang itu."Orang ini telah ceroboh menjatuhkan karungnya sehingga membuat ayamku mati. Ayam ini akan dihargai seratus sen dalam dua tahun lagi. Itulah mengapa aku memintanya membayar seratus sen," kata si pemilik toko kepada Duan Guangqin.Duan Guangqin mengangguk dan berkata, "Harga ayam ini seratus sen. Jadi, kau harus membayar seratus sen," kata Duan Guangqin kepada petani.Kerumunan orang itu tertegun mendengar keputusan Duan Guangqin yang tidak merasa kasihan kepada si petani tua yang miskin.Sementara, si pemilik toko gembira sekali mendengar keputusan itu. "Kau memang adil, Yang Mulia," kata si pemilik toko sambil menciumi tangan Duan Guangqin.“Tidak ada hakim yang lebih adil darimu," katanya lagi."Hukum selalu adil. Katakan padaku, berapa banyak gandum yang dimakan ayam dalam setahun?" tanya Duan Guangqin kepada pemilik toko."Sekitar setengah karung," kata pemilik toko."Jadi, dalam dua tahun ayam itu menghabiskan sekarung gandum, bukan?" kata Duan Guangqin."Kau berikanlah sekarung gandum kepada petani sebagai ganti pembayarannya seratus sen," perintahnya pada pemilik toko.Wajah pemilik toko berubah pucat. Ia tahu bahwa harga sekarung gandum lebih dari seratus sen. Kerumunan orang itu berteriak gembira dan bertepuk tangan. Mereka memuji kehebatan dan keadilan Duan Guangqin.Si kikir pemilik toko pun mendapatkan pelajarannya.
*maaf klo salah*
Ratusan tahun lalu, ada seorang hakim di Cina bernama Duan Guangqin. Ia terkenal sebagai hakim yang adil.Suatu hari, Duan Guangqin berjalan-jalan di sebuah pasar. Ia tertarik melihatorang-orang yang berkumpul di toko ayam. Ia segera mendatangi kerumunanitu untuk mencari tahu apa yang terjadi.Ternyata, seorang petani telah menjatuhkan sebuah karung yang berat ke atas seekor ayam hingga ayam itu mati. Ayam yang mati itu masih kecil dan hanya berharga beberapa sen. Tapi,si pemilik toko yang kikir memaksa si petani membayar ganti rugi seratus sen.Si pemilik toko berpendapat bahwa ayam kecil itu akan tumbuh menjadi ayam besar yang harganya seratus sen. Jadi, si petani harus membayar seratus sen.Salah seorang dari kerumunan itu mengenali Duan Guangqin. "Buatlah keputusan yang adil atas kasus ini, YangMulia," kata orang itu."Orang ini telah ceroboh menjatuhkan karungnya sehingga membuat ayamku mati. Ayam ini akan dihargai seratus sen dalam dua tahun lagi. Itulah mengapa aku memintanya membayar seratus sen," kata si pemilik toko kepada Duan Guangqin.Duan Guangqin mengangguk dan berkata, "Harga ayam ini seratus sen. Jadi, kau harus membayar seratus sen," kata Duan Guangqin kepada petani.Kerumunan orang itu tertegun mendengar keputusan Duan Guangqin yang tidak merasa kasihan kepada si petani tua yang miskin.Sementara, si pemilik toko gembira sekali mendengar keputusan itu. "Kau memang adil, Yang Mulia," kata si pemilik toko sambil menciumi tangan Duan Guangqin.“Tidak ada hakim yang lebih adil darimu," katanya lagi."Hukum selalu adil. Katakan padaku, berapa banyak gandum yang dimakan ayam dalam setahun?" tanya Duan Guangqin kepada pemilik toko."Sekitar setengah karung," kata pemilik toko."Jadi, dalam dua tahun ayam itu menghabiskan sekarung gandum, bukan?" kata Duan Guangqin."Kau berikanlah sekarung gandum kepada petani sebagai ganti pembayarannya seratus sen," perintahnya pada pemilik toko.Wajah pemilik toko berubah pucat. Ia tahu bahwa harga sekarung gandum lebih dari seratus sen. Kerumunan orang itu berteriak gembira dan bertepuk tangan. Mereka memuji kehebatan dan keadilan Duan Guangqin.Si kikir pemilik toko pun mendapatkan pelajarannya.