Fikri adalah pemuda rupawan. Tubuhnya tegap dengan wajahnya yang elok. Tetapi sifatnya tidak sebaik tampangnya. Ia dikenal sebagai orang yg galak. Tetapi cukup sampai di situ saja, sifatnya yg lain termasuk biasa saja. Malah dia termasuk pribadi yg sopan terhadap orang tua dan patuh.
Nadia adalah gadis muda, seorang kutu buku yang menyenangi bacaan fiksi ilmiah. Sebagai seorang perempuan, ia sangat ingin pandai dalam memasak. Namun tidak ada yg mengajarkannya memasak. Bahkan kalau matanya ditutup, dia akan bingung antara aroma bawang merah dan bawang putih dan bumbu dapur lainnya.
Fikri dan Nadia mendapat tugas bersama, mereka ada dalam satu kelompok. Tugas yg diberikan cukup unik, mereka harus membuat nasi goreng dan sayur kuah. Dan mereka diberi waktu selama satu bulan untuk mempersiapkannya. Sungguh bukan hal mudah menyatukan mereka dalam satu kelompok, ditambah lagi tugas yg diberikan bukan tugas yg mudah untuk mereka. Untunglah waktu yg diberikan cukup lama.
Sikap ketus Fikri acap kali ditunjukkan kepada Nadia, terlebih bila Nadia berulah dengan tingkahnya yg konyol. Sedangkan Nadia terus berusaha agar menjadi lebih ahli dalam memasak makanan, maka ia mengikuti kursus masak dengan seorang guru masak. Sedangkan Fikri masih saja dengan ejekannya terhadap Nadia. Belum lagi bila hasil masakan Nadia tidak enak, cacian Fikri akan keluar dengan begitu saja. Tetapi justru itu yg membuat Nadia menjadi lebih bersemangat.
Vonny dan Sofie adalah teman satu asrama Nadia. Vonny sebetulnya sangat menyukai Fikri dan dia mengundangnya makan malam pada ulangtahunnya. Vonny tahu bahwa Fikri menyukai nasi goreng, tapi Vonny sungguh-sungguh tidak bisa masak. Gula dengan garam pun dia tidak bisa membedakannya. Maka Vonny minta tolong pada Sofie dan Nadia untuk memasakkan nasi goreng untuk acaranya. Tetapi kalau nanti Fikri bertanya, maka mereka harus bilang bahwa itu semua Vonny yg masak.
Acara makan malam itu sukses. Fikri yg datang bersama Fahri -teman asramanya- terkesan dengan masakannya. Tentu saja yg mereka tahu, itu semua Vonny yg masak. Vonny berharap Fikri suka terhadapnya. Tetapi hati Fikri bukanlah yg mudah diluluhkan. Fikri tidak menyukai Vonny.
Di asrama Fikri, Fahri membujuk Fikri. Ia ingin dapat berteman lebih dekat dengan Vonny. Maka Fikri memberikannya nomor ponsel Vonny. Terkesan seperti piala bergilir, Vonny kemudian mengenal lebih dekat dengan Fahri. Vonny memang orang yg mudah bergaul sehingga hal ini bukanlah hal yg merisaukannya.
Hari demi hari berlalu. Fikri selalu menjadi bahan percobaan bagi masakan Nadia. Fikri pun kian menyukai Nadia, sifatnya tidak lagi keras seperti dulu. Nadia yg gigih belajar memasak membuahkan hasil, nasi goreng buatannya teramat enak dan cocok dilidah Fikri, bahkan lebih enak dari nasi goreng pada saat makan malam bersama tempo hari. Ditambah lagi dengan sayur kari buatan Nadia yang menggugah selera. Dengan begini mereka yakin akan dapat melaksanakan tugas kelompok dengan baik nantinya.
Fikri adalah pemuda rupawan. Tubuhnya tegap dengan wajahnya yang elok. Tetapi sifatnya tidak sebaik tampangnya. Ia dikenal sebagai orang yg galak. Tetapi cukup sampai di situ saja, sifatnya yg lain termasuk biasa saja. Malah dia termasuk pribadi yg sopan terhadap orang tua dan patuh.
Nadia adalah gadis muda, seorang kutu buku yang menyenangi bacaan fiksi ilmiah. Sebagai seorang perempuan, ia sangat ingin pandai dalam memasak. Namun tidak ada yg mengajarkannya memasak. Bahkan kalau matanya ditutup, dia akan bingung antara aroma bawang merah dan bawang putih dan bumbu dapur lainnya.
Fikri dan Nadia mendapat tugas bersama, mereka ada dalam satu kelompok. Tugas yg diberikan cukup unik, mereka harus membuat nasi goreng dan sayur kuah. Dan mereka diberi waktu selama satu bulan untuk mempersiapkannya. Sungguh bukan hal mudah menyatukan mereka dalam satu kelompok, ditambah lagi tugas yg diberikan bukan tugas yg mudah untuk mereka. Untunglah waktu yg diberikan cukup lama.
Sikap ketus Fikri acap kali ditunjukkan kepada Nadia, terlebih bila Nadia berulah dengan tingkahnya yg konyol. Sedangkan Nadia terus berusaha agar menjadi lebih ahli dalam memasak makanan, maka ia mengikuti kursus masak dengan seorang guru masak. Sedangkan Fikri masih saja dengan ejekannya terhadap Nadia. Belum lagi bila hasil masakan Nadia tidak enak, cacian Fikri akan keluar dengan begitu saja. Tetapi justru itu yg membuat Nadia menjadi lebih bersemangat.
Vonny dan Sofie adalah teman satu asrama Nadia. Vonny sebetulnya sangat menyukai Fikri dan dia mengundangnya makan malam pada ulangtahunnya. Vonny tahu bahwa Fikri menyukai nasi goreng, tapi Vonny sungguh-sungguh tidak bisa masak. Gula dengan garam pun dia tidak bisa membedakannya. Maka Vonny minta tolong pada Sofie dan Nadia untuk memasakkan nasi goreng untuk acaranya. Tetapi kalau nanti Fikri bertanya, maka mereka harus bilang bahwa itu semua Vonny yg masak.
Acara makan malam itu sukses. Fikri yg datang bersama Fahri -teman asramanya- terkesan dengan masakannya. Tentu saja yg mereka tahu, itu semua Vonny yg masak. Vonny berharap Fikri suka terhadapnya. Tetapi hati Fikri bukanlah yg mudah diluluhkan. Fikri tidak menyukai Vonny.
Di asrama Fikri, Fahri membujuk Fikri. Ia ingin dapat berteman lebih dekat dengan Vonny. Maka Fikri memberikannya nomor ponsel Vonny. Terkesan seperti piala bergilir, Vonny kemudian mengenal lebih dekat dengan Fahri. Vonny memang orang yg mudah bergaul sehingga hal ini bukanlah hal yg merisaukannya.
Hari demi hari berlalu. Fikri selalu menjadi bahan percobaan bagi masakan Nadia. Fikri pun kian menyukai Nadia, sifatnya tidak lagi keras seperti dulu. Nadia yg gigih belajar memasak membuahkan hasil, nasi goreng buatannya teramat enak dan cocok dilidah Fikri, bahkan lebih enak dari nasi goreng pada saat makan malam bersama tempo hari. Ditambah lagi dengan sayur kari buatan Nadia yang menggugah selera. Dengan begini mereka yakin akan dapat melaksanakan tugas kelompok dengan baik nantinya.