Contoh budaya minangkabau dalam kehidupan sehari hari
Barika
Kaidah Penggunaan Kata Ganti Orang Berdasarkan ''Ampek Langgam Kato''~11 Maret 2013 pukul 10:50~Langgam Kato dalam masyarakat Minangkabau merupakan satu aturan atau tata krama sehari-hari antara sesama masyarakat sesuai dengan status sosial mereka masing-masing.Penggunaan langgam kato ini dapat dilihat dalam pemilihan penggunaan kata ganti orang.Pemilihan penggunaan kata ganti orang dalam sosial budaya Minangkabau itu akan mempertimbangkan , siapa lawan tutur, usia, jenis kelamin, dan hubungan yang terjalin di antara peserta tindak ujaran serta faktor lainnya.Dengan adanya aturan ini, bukanlah berarti ada tingkatan/stratifikasi dalam berbahasa, tetapi persoalan penghargaan atau sopan santun.Stratifikasi ini sangat erat hubungannya dengan tuturan BMk karena penutur Bahasa Minang dalam tuturan terikat oleh budaya, adatistiadat, lingkungan. ~Dari segi kategori, semua bentuk kata ganti orang dapat saling menyulih dalam setiap posisinya.Tetapi dari segi penggunaan terdapat perbedaan di antara bentuk-bentuk kata ganti orang pertama tersebut.Perbedaan itu disebabkan karena Bahasa Minang memiliki langgam kato yang terkenal dengan istilah ampek langgam kato/kato nan ampek.Berdasarkan Kato Nan Ampek itu penggunaan kata ganti orang pertama di atas dapat dibedakan empat kaidah yaitu: ~Kato Mandata ‘Kata Mendatar’~ Cara bertutur seseorang lawan tutur adalah orang yang selevel, dan memiliki usia yang sama digunakan bentuk kata ganti orang pertama, kedua, dan ketiga sebagai berikut :aden dan awakden, waden, den,’saya’, awakkau, wakau,akau, dan kau ‘~jika lawan tutur perempuan’, awakang, waang, dan ang ‘~jika lawan tutur laki-laki’, inyo, anyo, awaknyo, dan nyo ‘ dia’contoh;Upik : Panek waden di rumah ka di rumah se..(Saya lelah di rumah terus) Puti : Pai awak kapasa nah, den baliak kau miso.(Kita pergi ke pasar , nanti saya belikan kamu miso)