Pengantin Palembang berbusana aesan gede biasanya menggunakan mahkota bernama kesuhuun. Mahkota ini juga dipercantik dengan hiasan rambut cempaka lima dan tusuk soeal berbunga.Selain itu, bentuk sumping terdiri dari benang bermacam warna yang dimodifikasi menjadi motif bunga melati yang menjuntai sampai ke bahu. Sanggul yang dikenakan adalah gelung malang, yaitu sanggul yang merefrentasikan budaya Sriwijaya, Tiongkok, dan India. Sanggul ini dibawa oleh masyarakat Jawa tepatnya Laskar Majapahit pada abad ke-14.Sanggul ini diterapkan lungsen (rambut panjang imitasi) yang membentuk angka delapan.[5] Mempelai berbusana aesan gede tampil dengan mengenakan lilitan kain tenun atau disebut juga songket palembang serta penutup pada hiasan lainnya. Lilitan songket palembang yang digunakan harus menutupi sampai ke kaki.
Untuk pengantin pria, menggunakan lilitan kain songket menutupi dada dan celana panjang yang berwarna kontras.Sebagai hiasan tambahan biasanya menggunakan teratai dada, selendang pelangi jambon, pending emas, kalung, dan gelang. Penutup kepala menggunakan kopiah cupak dan ditambahkan sumping dari rangkaian bunga melati untuk menggantikan posisi sumping bola beraneka warna.
Jawaban:
Pengantin Palembang berbusana aesan gede biasanya menggunakan mahkota bernama kesuhuun. Mahkota ini juga dipercantik dengan hiasan rambut cempaka lima dan tusuk soeal berbunga.Selain itu, bentuk sumping terdiri dari benang bermacam warna yang dimodifikasi menjadi motif bunga melati yang menjuntai sampai ke bahu. Sanggul yang dikenakan adalah gelung malang, yaitu sanggul yang merefrentasikan budaya Sriwijaya, Tiongkok, dan India. Sanggul ini dibawa oleh masyarakat Jawa tepatnya Laskar Majapahit pada abad ke-14.Sanggul ini diterapkan lungsen (rambut panjang imitasi) yang membentuk angka delapan.[5] Mempelai berbusana aesan gede tampil dengan mengenakan lilitan kain tenun atau disebut juga songket palembang serta penutup pada hiasan lainnya. Lilitan songket palembang yang digunakan harus menutupi sampai ke kaki.
Untuk pengantin pria, menggunakan lilitan kain songket menutupi dada dan celana panjang yang berwarna kontras.Sebagai hiasan tambahan biasanya menggunakan teratai dada, selendang pelangi jambon, pending emas, kalung, dan gelang. Penutup kepala menggunakan kopiah cupak dan ditambahkan sumping dari rangkaian bunga melati untuk menggantikan posisi sumping bola beraneka warna.