Kakiku terus berjalan tak tentu arah. Kepalaku kugoyangkan mengikuti irama lagu dari boyband korea favoritku. Hatiku riang gembira. Senang rasanya cita-citaku yang ingin ke korea ini terwujud. Mataku menjelajahi setiap inci kota yang dapat kulihat dari tempatku berdiri. Menjelajahi setiap inci kota gangnam, kota yang selalu muncul dalam setiap imajinasiku.
Aku terus melangkah maju, tak kusadari seorang pria berbaju hitam tengah melangkah menghampiriku. Aku terus asik berjalan sambil menikmati irama lagu, hingga "bruukkkk...."
"Aduhhhh..." aku mengaduh kesakitan. Aku bingung bagaimana aku bisa jatuh terbaring begini. Tapi semua kebingunganku lenyap saat kusadari posisiku sekarang ini.
"Ada apa, Ina?" tanya kakakku, Eva. Aku rasa dia bergegas datang ke kamarku setelah mendengarku bunyi terjatuh dari kamarku. Namun kerutan di dahinya hilang seketika saat melihat posisiku sekarang ini dan tak lama tawanyanpun pecah.
"Pffttt...Kamu mimpi apa, sih?? Sampai terjatuh dari tempat tidur begitu... Ck..ck..ck.." katanya sambil mengeleng-gelengkan kepala.
Aku hanya bisa menunduk malu. Aku tidak mungkin memberitahu isi mimpiku kepada Kak Eva. Bisa habis aku diolok-oloknya. Dan nampaknya hal itu diketahui olehnya.
"Ya sudah, deh... Kalau kamu nggak mau cerita, kakak cuma mau ngasih saran. Daripada kamu tidur siang dan mimpi di siang bolong begini, lebih baik kamu bantuin ibu di dapur sana," katanya sambil berlalu dari kamarku.
Kakiku terus berjalan tak tentu arah. Kepalaku kugoyangkan mengikuti irama lagu dari boyband korea favoritku. Hatiku riang gembira. Senang rasanya cita-citaku yang ingin ke korea ini terwujud. Mataku menjelajahi setiap inci kota yang dapat kulihat dari tempatku berdiri. Menjelajahi setiap inci kota gangnam, kota yang selalu muncul dalam setiap imajinasiku.
Aku terus melangkah maju, tak kusadari seorang pria berbaju hitam tengah melangkah menghampiriku. Aku terus asik berjalan sambil menikmati irama lagu, hingga "bruukkkk...."
"Aduhhhh..." aku mengaduh kesakitan. Aku bingung bagaimana aku bisa jatuh terbaring begini. Tapi semua kebingunganku lenyap saat kusadari posisiku sekarang ini.
"Ada apa, Ina?" tanya kakakku, Eva. Aku rasa dia bergegas datang ke kamarku setelah mendengarku bunyi terjatuh dari kamarku. Namun kerutan di dahinya hilang seketika saat melihat posisiku sekarang ini dan tak lama tawanyanpun pecah.
"Pffttt...Kamu mimpi apa, sih?? Sampai terjatuh dari tempat tidur begitu... Ck..ck..ck.." katanya sambil mengeleng-gelengkan kepala.
Aku hanya bisa menunduk malu. Aku tidak mungkin memberitahu isi mimpiku kepada Kak Eva. Bisa habis aku diolok-oloknya. Dan nampaknya hal itu diketahui olehnya.
"Ya sudah, deh... Kalau kamu nggak mau cerita, kakak cuma mau ngasih saran. Daripada kamu tidur siang dan mimpi di siang bolong begini, lebih baik kamu bantuin ibu di dapur sana," katanya sambil berlalu dari kamarku.
Oh, betapa malunya aku!!!