fakhrulfathurra1
Namaku Lista angraini, bisa di panggil Lista. Aku punya cerita untuk kalian, Dengarkan ya…
Hari ini aku berkunjung ke rumah nenek di desa Lamungan, di kota Lampung. Aku ke sana bersama Ayah, dan mama ku. “Mah, sebentar lagi, sampai di rumah nenek ya?” Tanyaku. Mamaku tersenyum, lalu berkata, “Ya, sebentar lagi sampai” jawab mamaku. “Nah, itu rumah nenek!” Sambung mamaku kemudian.
Aku segera turun dari mobil dan berlari ke arah nenek ku yang sedang duduk santai sambil ‘menyirih’ di teras rumahnya. (Menyirih adalah kegiatan memakan daun sirih). “Nenek!” Ucapku sambil memeluk nenek ku erat. “Lista, lama sekali kita tak bertemu” Jawab nenek ku dengan suara serak sambil mengelus rambutku. “Ayo kita masuk, nenek yakin kamu lelah sehabis dari perjalanan. Ajak juga Ayah mama mu” ucap nenek. Aku berbalik badan melihat ayah mama ku sedang membereskan barang bawaan. Aku memutuskan untuk membantu mereka, sambil berkata, “Ayo mah yah.. sini aku bantu. Kita diminta nenek masuk ke rumah” Kataku. “Ya ayo!” Balas mama dan ayahku.
Di dalam rumah, Kami berempat bercengkrama sebentar melepas rindu. setelah itu, aku langsung mandi. Selesai mandi, aku mengemil sebentar. “Apa yang kamu makan Lista?” Tanya nenek melihatku sedang memakan ‘Chiki’. “Ini chiki nek. Nenek mau coba?” Jawab dan tanyaku. “Tidak, nenek ingin menyirih saja” balas nenek ku. “Kurasa nenek tadi baru saja menyirih” ucapku heran. “Nenek setiap waktu menyirih” ucap nenekku sambil memakan daun sirih. Tiba-tiba keluar cairan berwarna kemerah-merahan dari mulut nenek yang sedang menyirih, itu membuatku sangat kaget. “Nenek! mulut mu berdarah!” teriakku kaget. Nenek langsung mengambil tissu yang tepat berada di sampingnya, lalu mengelap mulutnya. “Tidak Lista, mulut nenek tidak berdarah, Jika kita menyirih, memang akan keluar cairan seperti itu” Jelas nenek ku. “Oh begitu, ku pikir itu darah!” ucapku sambil nyengir. lalu aku terlelap tidur, karena hari sudah mulai gelap, dan badanku lelah.
Keesokan harinya,… “Pagi ayah, mamah, nenek!” sapaku saat di meja makan. “Ya, pagi Lista” Balas nenek, ayah, dan mamaku kompak. “Kompak sekali… Prok prok prok” Ucapku. Semua yang ada di meja makan tertawa. Selesai makan, aku melihat anak kecil seperti seumuranku, yang terlihat sedari tadi memperhatikan aku makan. Aku menghampirinya. “Kamu siapa? Kenapa sedari tadi memperhatikan aku makan?” Tanyaku. “Aku Nina. Aku memperhatikan kamu makan karena aku lapar, Mungkin dengan melihat mu makan, perutku bisa sedikit kenyang” Ucapnya dengan wajah sedih. “Sebentar ya!” aku lalu mengambil bungkus nasi, dan mengambil lauk pauk. Tak lupa aku membukuskan teh manis hangat. “Ini” Ucapku sambil memberikan sebungkus nasi dan teh hangat. Dia memakannya dengan sangat lahap dan tak tersisa. Aku tersenyum melihat itu. “Nama kamu siapa?” Tanyanya padaku. “Namaku Lista” Jawabku. “Oh begitu. Oh ya Lista, aku punya tempat yang bagus untuk kamu lihat. kamu mau lihat?” Tanya Nina. “Hmmm, boleh! Yuk!” Balasku.
Nina memintaku untuk menutup mata, setelah itu… JRENG! aku berada diatas tebing!, disana aku bisa melihat sungai yang deras di bawah tebing, gunung, hutan dan banyak kekayaan alam lainnya. “Waw! it’s amazing world!” Ucapku. “Apa yang kamu katakan Lista?” Tanya Nina heran. “Oh tidak!” Jawabku tersenyum.
Aku bermain bersama Nina di bukit itu hingga sore hari. “Lista, ada tempat yang lebih indah dari ini!, kamu mau melihatnya?” Tanya Nina. “Tentu saja!” Balasku. “Ya sudah, besok pagi, kita bertemu di hutan yang ada di bawah tebing ini ya!” Ucap Nina. “Janji yah!” Ucapku. “Iyaaa” Jawab Nina. setelah itu aku pulang ke rumah nenek, lalu mandi, makan malam dan, tidur! hehe
Keesokan harinya “Lista, Bangun!ini sudah siang nak!” Ucap mamaku. “Lista.. Ayolah!” Sambungnya lagi. Mamaku bingung, karena biasanya aku sudah bangun sendiri tanpa dibangunkan mamaku. “Ayah! lihatlah Lista!” Teriak mamaku. “Ada apa ma?” Ucap ayahku datang terpogoh pogoh. “Lista tidak mau bangun! tidak biasanya ia begini!” Lapor mamaku. “Jangan jangan” Kata papaku sambil memegang kening ku. “LISTA DEMAM!” ucap papaku. “oh Ibu, dimanakah rumah sakit terdekat disini?” Tanya mamaku pada nenekku. “Disini tidak ada rumah sakit! adanya klinik. Namun klinik itu tutup di hari sabtu dan minggu, seperti saat ini. Kenapa memang?” Tanya nenekku. “Lista demam bu!” Ucap mamaku. “Ya sudah, sepertinya Lista harus dibawa ke jakarta!” Saran nenekku. Aku dibawa kejakarta dan mendapatkan perawatan dari dokter. lalu dikatakan aku menderita DBD, maka aku dilarikan ke ICU.
Hari ini aku berkunjung ke rumah nenek di desa Lamungan, di kota Lampung. Aku ke sana bersama Ayah, dan mama ku. “Mah, sebentar lagi, sampai di rumah nenek ya?” Tanyaku. Mamaku tersenyum, lalu berkata, “Ya, sebentar lagi sampai” jawab mamaku. “Nah, itu rumah nenek!” Sambung mamaku kemudian.
Aku segera turun dari mobil dan berlari ke arah nenek ku yang sedang duduk santai sambil ‘menyirih’ di teras rumahnya. (Menyirih adalah kegiatan memakan daun sirih). “Nenek!” Ucapku sambil memeluk nenek ku erat. “Lista, lama sekali kita tak bertemu” Jawab nenek ku dengan suara serak sambil mengelus rambutku. “Ayo kita masuk, nenek yakin kamu lelah sehabis dari perjalanan. Ajak juga Ayah mama mu” ucap nenek. Aku berbalik badan melihat ayah mama ku sedang membereskan barang bawaan. Aku memutuskan untuk membantu mereka, sambil berkata, “Ayo mah yah.. sini aku bantu. Kita diminta nenek masuk ke rumah” Kataku. “Ya ayo!” Balas mama dan ayahku.
Di dalam rumah, Kami berempat bercengkrama sebentar melepas rindu. setelah itu, aku langsung mandi. Selesai mandi, aku mengemil sebentar.
“Apa yang kamu makan Lista?” Tanya nenek melihatku sedang memakan ‘Chiki’. “Ini chiki nek. Nenek mau coba?” Jawab dan tanyaku. “Tidak, nenek ingin menyirih saja” balas nenek ku. “Kurasa nenek tadi baru saja menyirih” ucapku heran. “Nenek setiap waktu menyirih” ucap nenekku sambil memakan daun sirih. Tiba-tiba keluar cairan berwarna kemerah-merahan dari mulut nenek yang sedang menyirih, itu membuatku sangat kaget. “Nenek! mulut mu berdarah!” teriakku kaget. Nenek langsung mengambil tissu yang tepat berada di sampingnya, lalu mengelap mulutnya. “Tidak Lista, mulut nenek tidak berdarah, Jika kita menyirih, memang akan keluar cairan seperti itu” Jelas nenek ku. “Oh begitu, ku pikir itu darah!” ucapku sambil nyengir. lalu aku terlelap tidur, karena hari sudah mulai gelap, dan badanku lelah.
Keesokan harinya,…
“Pagi ayah, mamah, nenek!” sapaku saat di meja makan. “Ya, pagi Lista” Balas nenek, ayah, dan mamaku kompak. “Kompak sekali… Prok prok prok” Ucapku. Semua yang ada di meja makan tertawa. Selesai makan, aku melihat anak kecil seperti seumuranku, yang terlihat sedari tadi memperhatikan aku makan. Aku menghampirinya. “Kamu siapa? Kenapa sedari tadi memperhatikan aku makan?” Tanyaku. “Aku Nina. Aku memperhatikan kamu makan karena aku lapar, Mungkin dengan melihat mu makan, perutku bisa sedikit kenyang” Ucapnya dengan wajah sedih. “Sebentar ya!” aku lalu mengambil bungkus nasi, dan mengambil lauk pauk. Tak lupa aku membukuskan teh manis hangat. “Ini” Ucapku sambil memberikan sebungkus nasi dan teh hangat. Dia memakannya dengan sangat lahap dan tak tersisa. Aku tersenyum melihat itu. “Nama kamu siapa?” Tanyanya padaku. “Namaku Lista” Jawabku. “Oh begitu. Oh ya Lista, aku punya tempat yang bagus untuk kamu lihat. kamu mau lihat?” Tanya Nina. “Hmmm, boleh! Yuk!” Balasku.
Nina memintaku untuk menutup mata, setelah itu… JRENG! aku berada diatas tebing!, disana aku bisa melihat sungai yang deras di bawah tebing, gunung, hutan dan banyak kekayaan alam lainnya. “Waw! it’s amazing world!” Ucapku. “Apa yang kamu katakan Lista?” Tanya Nina heran. “Oh tidak!” Jawabku tersenyum.
Aku bermain bersama Nina di bukit itu hingga sore hari. “Lista, ada tempat yang lebih indah dari ini!, kamu mau melihatnya?” Tanya Nina. “Tentu saja!” Balasku. “Ya sudah, besok pagi, kita bertemu di hutan yang ada di bawah tebing ini ya!” Ucap Nina. “Janji yah!” Ucapku. “Iyaaa” Jawab Nina.
setelah itu aku pulang ke rumah nenek, lalu mandi, makan malam dan, tidur! hehe
Keesokan harinya
“Lista, Bangun!ini sudah siang nak!” Ucap mamaku. “Lista.. Ayolah!” Sambungnya lagi. Mamaku bingung, karena biasanya aku sudah bangun sendiri tanpa dibangunkan mamaku. “Ayah! lihatlah Lista!” Teriak mamaku. “Ada apa ma?” Ucap ayahku datang terpogoh pogoh. “Lista tidak mau bangun! tidak biasanya ia begini!” Lapor mamaku. “Jangan jangan” Kata papaku sambil memegang kening ku. “LISTA DEMAM!” ucap papaku. “oh Ibu, dimanakah rumah sakit terdekat disini?” Tanya mamaku pada nenekku. “Disini tidak ada rumah sakit! adanya klinik. Namun klinik itu tutup di hari sabtu dan minggu, seperti saat ini. Kenapa memang?” Tanya nenekku. “Lista demam bu!” Ucap mamaku. “Ya sudah, sepertinya Lista harus dibawa ke jakarta!” Saran nenekku. Aku dibawa kejakarta dan mendapatkan perawatan dari dokter. lalu dikatakan aku menderita DBD, maka aku dilarikan ke ICU.