Pada suatu hari, ada seorang bernama Ki Sapa Wira. Setiap hari ia memandikan gajah milik junjungannya. Raja kerajaan Mataram, membantu gajah yang bernama Kyai Dwipangga itu.
Mereka pergi ke sungai terletak di dekat Keraton Mataram yang biasanya mereka memandikan gajah tersebut. Akhirnya mereka memandikannya.
“Akhirnya kita sudah selesai memandikanmu! Sekarang ayo kembali” kata Ki Sapa Wira kepada gajah tersebut. Ki Sapa Wira memang memeliharanya seperti anaknya sendiri. Makanya, gajah itu sangat patuh kepadanya.
Suatu hari Ki Sapa Wira tidak bisa memandikan gajah tersebut, karena ia sedang memiliki bisul di ketiaknya. Badannya pun juga ikut demam. Ia meminta tolong kepada adik iparnya yang bernama Ki Kerit Pejok untuk memandikannya. Akhirnya adik iparnya pun menyetujuinya. Ia meminta Ki Sapa Wira untuk memberitahu caranya supaya gajah tersebut nurut.
Pada suatu hari, ada seorang bernama Ki Sapa Wira. Setiap hari ia memandikan gajah milik junjungannya. Raja kerajaan Mataram, membantu gajah yang bernama Kyai Dwipangga itu.
Mereka pergi ke sungai terletak di dekat Keraton Mataram yang biasanya mereka memandikan gajah tersebut. Akhirnya mereka memandikannya.
“Akhirnya kita sudah selesai memandikanmu! Sekarang ayo kembali” kata Ki Sapa Wira kepada gajah tersebut. Ki Sapa Wira memang memeliharanya seperti anaknya sendiri. Makanya, gajah itu sangat patuh kepadanya.
Suatu hari Ki Sapa Wira tidak bisa memandikan gajah tersebut, karena ia sedang memiliki bisul di ketiaknya. Badannya pun juga ikut demam. Ia meminta tolong kepada adik iparnya yang bernama Ki Kerit Pejok untuk memandikannya. Akhirnya adik iparnya pun menyetujuinya. Ia meminta Ki Sapa Wira untuk memberitahu caranya supaya gajah tersebut nurut.
Semoga membantu