AmRinaSM
Perjalanan nabi muhammad dr masjidil haram ke masjidil aqsa dan dilnjutke ke sidrotul muntaha
1 votes Thanks 1
indonesiamungkin
Isra’ Mi’raj yang terjadi pada tanggal 27 Rajab, 11 tahun setelah Muhammad diangkat menjadi Nabi adalah puncak pristiwa yang dialami Nabi Muhammad dalam perjuangan mengembangkan agama Islam. Isra’ Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina pada malam hari dan dilanjutkan naik ke langit tujuh ke Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad diperlihatkan tanda- tanda kebesaran Allah yang pada akhirnya mendapat perintah Sholat sehari lima waktu. Hal itu di kemukakan Menteri Pertahanan RI H. Matori Abdul Djalil, dalam amanatnya yang dibacakan Staf Ahli Menhan Bidang Sosial Budaya Prof. Dr. Bambang Pranowo, Rabu (16/10) pada peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tahun 1423 H di Masjid Attaqwa Departemen Pertahanan dengan tema “Dengan hikmah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan anggota Dephan dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan kedisiplinan anggota, demi tercapainya kinerja yang kita harapkan”. Pada Peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW tersebut, sebagai penceramah Pimpinan Pondok Pesantren Al Iman K.H. Mawardi Labay El- Sulthoni, selain dihadiri Ny. Sri Indarini Matoiri Abdul Djalil dan para pejabat TNI maupun Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Pertahanan, juga dihadiri Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan Dephan. Menhan RI berharap, agar peringatan Isra’ Mi’raj yang diselenggarakan ini jangan hanya sekedar untuk mengikuti tradisi masyarakat semata, namun yang terpenting adalah kita harus mampu menangkap makna yang lebih dalam dari perjalanan Nabi guna dijadikan pendorong dan pemacu motivasi untuk senantiasa dapat mawas diri, yang kemudian dapat diwujudkan dalam pengabdian kepada bangsa dan negara. Menhan RI H. Matori Abdul Djalil menjelaskan, hikmah yang terkadung dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW adalah, untuk menambah keimanan kepada Allah, mendorong umat untuk berjuang menegakkan kebenaran, perintah menjalankan Sholat lima waktu dengan baik dan benar, serta kewajiban bagi umat manusia untuk menuntut ilmu pengetahuan semaksimal mungkin, sehingga semakin yakin akan kebesaran Allah. Sementara itu K.H. Mawardi Labay El Sulthoni dalam ceramahnya mengatakan, agama Islam mengajarkan supaya kita tetap bersyukur kepada Allah dalam keadaan apapun dan situasi bagaimanapun, karena dibalik kejadian yang tidak kita inginkan pasti ada kenikmatan dan hikmah yang mungkin belum kita ketahui. K.H. Mawardi Labay El-Sulthoni yang juga sebagai Penasehat Dewan Ulama Indonesia (MUI) menegaskan, Umat Islam agar selalu berdhikir dan berdoa, karena dengan berdhikir dan berdoa akan lebih memantapkan Iman dan Taqwa kepada Allah. Sedangkan orang yang beriman dan bertaqwa adalah orang yang sangat mencintai Allah. Orang yang beriman dan bertaqwa akan selalu berzikir dan berdoa kepada Allah agar senantiasa mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.
27 Rajab, 11 tahun setelah Muhammad
diangkat menjadi Nabi adalah puncak
pristiwa yang dialami Nabi
Muhammad dalam perjuangan
mengembangkan agama Islam.
Isra’ Mi’raj adalah perjalanan Nabi
Muhammad SAW dari Masjidil Haram
di Makkah ke Masjidil Aqsa di
Palestina pada malam hari dan
dilanjutkan naik ke langit tujuh ke
Sidratul Muntaha.
Dalam perjalanan ke Sidratul Muntaha,
Nabi Muhammad diperlihatkan tanda-
tanda kebesaran Allah yang pada
akhirnya mendapat perintah Sholat
sehari lima waktu.
Hal itu di kemukakan Menteri
Pertahanan RI H. Matori Abdul Djalil,
dalam amanatnya yang dibacakan Staf
Ahli Menhan Bidang Sosial Budaya
Prof. Dr. Bambang Pranowo, Rabu
(16/10) pada peringatan Isra’ Mi’raj
Nabi Muhammad SAW tahun 1423 H di
Masjid Attaqwa Departemen
Pertahanan dengan tema “Dengan
hikmah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad
SAW kita tingkatkan keimanan dan
ketaqwaan anggota Dephan dalam
rangka meningkatkan profesionalisme
dan kedisiplinan anggota, demi
tercapainya kinerja yang kita
harapkan”. Pada Peringatan Isra’
Mi’raj Nabi Muhammad SAW tersebut,
sebagai penceramah Pimpinan Pondok
Pesantren Al Iman K.H. Mawardi
Labay El- Sulthoni, selain dihadiri Ny.
Sri Indarini Matoiri Abdul Djalil dan
para pejabat TNI maupun Pegawai
Negeri Sipil di lingkungan Departemen
Pertahanan, juga dihadiri Ibu-ibu
Dharma Wanita Persatuan Dephan.
Menhan RI berharap, agar peringatan
Isra’ Mi’raj yang diselenggarakan ini
jangan hanya sekedar untuk mengikuti
tradisi masyarakat semata, namun
yang terpenting adalah kita harus
mampu menangkap makna yang lebih
dalam dari perjalanan Nabi guna
dijadikan pendorong dan pemacu
motivasi untuk senantiasa dapat
mawas diri, yang kemudian dapat
diwujudkan dalam pengabdian kepada
bangsa dan negara.
Menhan RI H. Matori Abdul Djalil
menjelaskan, hikmah yang terkadung
dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi
Muhammad SAW adalah, untuk
menambah keimanan kepada Allah,
mendorong umat untuk berjuang
menegakkan kebenaran, perintah
menjalankan Sholat lima waktu
dengan baik dan benar, serta
kewajiban bagi umat manusia untuk
menuntut ilmu pengetahuan
semaksimal mungkin, sehingga
semakin yakin akan kebesaran Allah.
Sementara itu K.H. Mawardi Labay El
Sulthoni dalam ceramahnya
mengatakan, agama Islam
mengajarkan supaya kita tetap
bersyukur kepada Allah dalam
keadaan apapun dan situasi
bagaimanapun, karena dibalik
kejadian yang tidak kita inginkan pasti
ada kenikmatan dan hikmah yang
mungkin belum kita ketahui.
K.H. Mawardi Labay El-Sulthoni yang
juga sebagai Penasehat Dewan Ulama
Indonesia (MUI) menegaskan, Umat
Islam agar selalu berdhikir dan
berdoa, karena dengan berdhikir dan
berdoa akan lebih memantapkan Iman
dan Taqwa kepada Allah. Sedangkan
orang yang beriman dan bertaqwa
adalah orang yang sangat mencintai
Allah. Orang yang beriman dan
bertaqwa akan selalu berzikir dan
berdoa kepada Allah agar senantiasa
mendapatkan kebahagiaan, baik di
dunia maupun di akhirat.