Jamesmanullang
Setelah Majapahit runtuh oleh serangan pasukan Islam di bawah pimpinan Raden Patah, daerah di sekitar Jawa Tengah dikuasai oleh Kesultanan Demak Bintara dan Raden Patah menjadi raja kesultanan baru tersebut. Raden Patah kemudian digantikan oleh menantunya yaitu Raden Yunus yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor yang menerapkan politik Islam garis keras. Pemerintahan kedua ini hanya bertahan tiga tahun karena kemudian Raden Yunus terbunuh oleh pemberontak Majapahit yang masih ada. Pengganti Raden Yunus adalah Sultan Trenggana, anak dari Raden Patah. Ketika itu keturunan pewaris tahta resmi Majapahit yang masih tersisa, yaitu putra dari Ki Ageng Pengging yang diasuh oleh Nyi Ageng Tingkir telah tumbuh dewasa. Dia adalah Mas Karebet yang kemudian lebih dikenal sebagai Jaka Tingkir. Sejak kecil Mas Karebet gemar bepergian dan masuk ke dalam hutan belantara. Selain bermain dengan binatang-binatang liar, Mas Karebet juga banyak belajar dari para pertapa Shiva Buddha yang sering berada di dalam hutan. Mas Karebet tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan sakti mandraguna. Suatu ketika Mas Karebet bertemu dengan Sunan Kalijaga dan dia diperintahkan untuk masuk ke Kesultanan Demak. Tidak berapa lama setelah memasuki istana Demak, Mas Karebet atau Jaka Tingkir (Pemuda dari Tingkir) berhasil menarik perhatian Sultan Trenggana yang akhirnya mengangkat Jaka Tingkir menjadi Lurah (pemimpin) Pasukan Pengawal Sultan Demak. Kehadiran Jaka Tingkir yang tidak beragama Islam melainkan Shiva Buddha telah menimbulkan pro-kontra dalam istana, namun Sultan Trenggana sudah terlanjur menyukai Jaka Tingkir dan merasa aman jika dikawal oleh pemuda keturunan raja Majapahit itu. Jaka Tingkir juga disegani oleh pendukung Majapahit yang masih banyak melakukan gerilya dan pemberontakan. Suatu ketika, Jaka Tingkir melakukan perbuatan yang kurang berkenan bagi Sultan Trenggana sehingga jabatan Jaka Tingkir diturunkan dan harus pergi dari istana. Selama di luar istana Jaka Tingkir berguru pada Ki Ageng Banyu Biru, seorang guru spiritual Shiva Buddha yang terkenal. Untuk bisa kembali masuk di Istana Demak, Jaka Tingkir harus mendapatkan kepercayaan dari Sultan Trenggana. Untuk itu, Jaka Tingkir dibantu oleh teman-temannya dan juga dari pasukan gerilya Majapahit merencanakan penyerangan kepada pasukan sultan Demak dan kemudian Jaka Tingkir akan tampil sebagai penyelamat. Suatu malam sebelum penyerangan, Jaka Tingkir mendapatkan wahyu keprabon yaitu semacam tanda yang hanya akan datang pada mereka yang kelak akan menjadi raja atau penguasa tanah Jawa. Meski agak meleset dari rencana penyerangan, namun akhirnya Jaka Tingkir berhasil mendapatkan kembali kepercayaan Sultan Trenggana dan kembali ke Demak. Jaka Tingkir diangkat menjadi Adipati di daerah Pajang dan pada kemudian hari akan mendirikan Kerajaan Pajang setelah Demak Runtuh.