Carilah kalimat utama dan gagasan utama dalam artikel ini. Krisis ekonomi yang dahsyat di tahun 1998 telah berlalu satu generasi. Mungkin tidak banyak generasi baru yang mampu membayangkan betapa mengerikannya perubahan dan gejolak ekonomi politik kala itu. Mereka tahunya gadget, kartu kredit, liburan ke luar negri, mal, AirAsia, dan sekolah sampai S-2. Tetapi tidak bagi sebagian generasi yang lain. Hamid, teman kuliah saya dulu di FEUI, termasuk salah satunya. Ijazah dari FEUI yang sangat laku sebelum krismon tiba-tiba kehilangan daya ungkit dalam mencari pekerjaan. Kantor konsultannya yang dulu dibangun bersama ekonom terkemuka dari luar negeri kehilangan seluruh kliennya. Ribuan pegawai terkena PHK.
Dasinya kini tergantung kumal di depan lemari kayu. Minggu lalu sepulang dari acara pelantikan Sekda Banten atas undangan teman sebangku saya di SMP dulu, Rano Karno, saya memutuskan untuk mengunjungi daerah binaan Hamid di sekitar Banten. Ia menjemput saya di Pasar Baros, Serang.
Berkaus oblong, ditemani seorang eksportir ikan, kami lalu menuju bengkelnya yang tak jauh dari pasar itu. Di kaki gunung yang sejuk dan dikelilingi persawahan yang luas, saya menyaksikan hasil sebuah kerja keras, wujud dari upaya keluar dari zona nyamannya. Saya berharap refleksi ini hendaknya menjadi perhatian bagi para eksekutif muda.
Alyaasalmaa
Kalimat utama: krisis ekonomi yang dahsyat di tahun 1998 telah berlalu satu generasi Gagasan utama: krisis ekonomi di beberapa generasi
Gagasan utama: krisis ekonomi di beberapa generasi