DID atau dissociative identity disorder adalah gangguan psikologis yang ditandai oleh adanya dua atau lebih kepribadian yang menguasai seseorang dalam waktu lama. Diagnosis ini masih bersifat kontroversial di antara ahli kedokteran jiwa, karena bisa jadi adalah bentuk berat gangguan kepribadian lain seperti gangguan kepribadian borderline (borderline personality disorder). Seorang dengan DID dapat memiliki 2 memori yang berbeda tergantung kepribadian mana yang sedang ada, dan bisa tidak mengingat apa yang diketahui oleh kepribadian yang lain.
Keinginan untuk bunuh diri kemungkinan menandakan adanya gangguan depresi yang menyertai. Hal ini berbeda dengan gangguan kepribadian, yang cenderung bersifat menetap. Untuk mengatasi keinginan bunuh diri, campur tangan dari tenaga profesional sangat diperlukan. Karena itu, sebaiknya orang tersebut dibawa ke Dokter Psikiater (Sp. KJ) untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Pengobatan akan disesuaikan dengan derajat penyakit saat ini dan bisa bervariasi dari konseling sampai obat-obatan psikotropika.
DID atau dissociative identity disorder adalah gangguan psikologis yang ditandai oleh adanya dua atau lebih kepribadian yang menguasai seseorang dalam waktu lama. Diagnosis ini masih bersifat kontroversial di antara ahli kedokteran jiwa, karena bisa jadi adalah bentuk berat gangguan kepribadian lain seperti gangguan kepribadian borderline (borderline personality disorder). Seorang dengan DID dapat memiliki 2 memori yang berbeda tergantung kepribadian mana yang sedang ada, dan bisa tidak mengingat apa yang diketahui oleh kepribadian yang lain.
Keinginan untuk bunuh diri kemungkinan menandakan adanya gangguan depresi yang menyertai. Hal ini berbeda dengan gangguan kepribadian, yang cenderung bersifat menetap. Untuk mengatasi keinginan bunuh diri, campur tangan dari tenaga profesional sangat diperlukan. Karena itu, sebaiknya orang tersebut dibawa ke Dokter Psikiater (Sp. KJ) untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Pengobatan akan disesuaikan dengan derajat penyakit saat ini dan bisa bervariasi dari konseling sampai obat-obatan psikotropika.
Sekian, semoga bermanfaat.
dr. Radius Kusuma