Tripitaka adalah kumpulan kitab suci Buddha yang tertulis dalam bahasa Pali. Berikut adalah beberapa cara untuk melestarikan Tripitaka dalam kehidupan sehari-hari:
1. Membaca Tripitaka secara rutin. Membaca kitab suci Tripitaka adalah cara yang baik untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Buddha dan menjadi lebih dekat dengan praktik meditasi.
2. Mempraktikkan ajaran dalam kitab suci tersebut. Tripitaka mengandung ajaran tentang bagaimana hidup yang bijak dan damai. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mempraktikkan ajaran tersebut dengan menjadi lebih disiplin, tetap tenang di tengah situasi sulit, dan berlaku sopan santun.
3. Mengikuti kegiatan komunitas Buddha. Bergabung dengan komunitas Buddha dapat membantu dalam memahami ajaran Tripitaka dengan lebih baik dan lebih menghargai warisan keagamaan ini.
4. Memberikan kontribusi dalam pelestarian Tripitaka. Ada beberapa organisasi yang berfokus pada pelestarian Tripitaka dan warisan Buddha lainnya. Anda dapat menjadi donatur atau relawan dalam organisasi-organisasi tersebut untuk membantu melestarikan Tripitaka dan warisan kebudayaan lainnya.
Dengan cara-cara di atas, kita dapat membantu melestarikan Tripitaka dan mempertahankan ajaran Buddha yang bermanfaat bagi kehidupan kita.
Plt. Dirjen Bimas Buddha Nyoman Suriadarma menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Sangha Theravada Indonesia dan panitia yang telah bekerja keras atas berlangsungnya Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) tahun 2022 di Pelataran Candi Agung Borobudur.
“Bahwa pembacaan Tipitaka Chanting merupakan sebuah cara yang mulia untuk dapat selalu menjaga, merawat, melestarikan Tripitaka sebagai sumber kekuatan keyakinan etika dan moral serta melestarikan kebajikan yang berlangsung setiap tahun dan perlu seyogyanya kita dukung bersama-sama” ungkap Plt. Dirjen
Menurutnya Nyoman dengan cara demikian kita semua telah melakukan upaya luhur menghormati menghargai memuliakan ajaran sang Buddha yang penuh dan syarat dengan nilai kebajikan, kemulyaan, kemanusiaan dan pembebasan manusia dari penderitaan.
Nyoman menambahkan pelaksanaan aktivitas yang dilakukan dengan membaca serta memberikan resonansi kepada alam kehidupan ini yang tidak saja dapat menyejukkan alam manusia akan tetapi makhluk lain pun yang tidak nampak oleh mata kita akan merasakan sebuah kedamaian yang sama.
Bhante Guttadhammo Mahathera menyampaikan mempelajari kitab suci Majjhima Nikaya dengan baik bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendatangkan manfaat baik sekarang maupun yang akan datang.
“Kepada semua peserta untuk bersungguh-sungguh membaca sesuai tanda bacanya jika belum bisa, harus bisa mengikuti karena kegiatan ini dibuat tidak semata-mata hanya sebagai acara seremonial, tetapi yang lebih penting bagaimana Bapak, Ibu mendapatkan manfaat secara spiritual, mendapatkan kedamaian kebahagiaan bahkan nanti kalau Bapak, Ibu bisa memahami dengan baik dan juga bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari akan sangat besar manfaatnya,” jelas Bhante.
Indonesia Tipitaka Chanting merupakan kegiatan pembacaan teks-teks kitab suci agama Buddha (Tipitaka) berbahasa Pali, dengan peserta dari unsur Bhikkhu, Samanera, Atthasilani, dan umat Buddha yang di mulai tanggal 8 s.d 10 2022 dengan melaksanakan puasa atthasila selama 2 hari dan dilanjutkan dengan puja hari Asalha.
Selain membaca teks-teks Tipitaka peserta Indonesia Tipitaka Chanting juga akan berdiskusi dan mendengarkan ceramah atau Dhammadesana, sehingga para peserta akan mendapat pemahaman lebih baik serta manfaat dalam mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan ITC dan Asalha Mahapuja 2566 ini diharapkan menjadi event untuk mendukung upaya pemerintah menjadikan Borobudur sebagai pusat tempat ibadah umat Buddha Indonesia dan Dunia, sebagaimana telah ditetapkan pemerintah Candi Borobudur sebagai destinasi wisata superprioritas dan untuk kegiatan peribadatan umat Buddha sesuai dengan tujuan awal dibangunnya Borobudur.
Jawaban:
Tripitaka adalah kumpulan kitab suci Buddha yang tertulis dalam bahasa Pali. Berikut adalah beberapa cara untuk melestarikan Tripitaka dalam kehidupan sehari-hari:
1. Membaca Tripitaka secara rutin. Membaca kitab suci Tripitaka adalah cara yang baik untuk meningkatkan pemahaman tentang ajaran Buddha dan menjadi lebih dekat dengan praktik meditasi.
2. Mempraktikkan ajaran dalam kitab suci tersebut. Tripitaka mengandung ajaran tentang bagaimana hidup yang bijak dan damai. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mempraktikkan ajaran tersebut dengan menjadi lebih disiplin, tetap tenang di tengah situasi sulit, dan berlaku sopan santun.
3. Mengikuti kegiatan komunitas Buddha. Bergabung dengan komunitas Buddha dapat membantu dalam memahami ajaran Tripitaka dengan lebih baik dan lebih menghargai warisan keagamaan ini.
4. Memberikan kontribusi dalam pelestarian Tripitaka. Ada beberapa organisasi yang berfokus pada pelestarian Tripitaka dan warisan Buddha lainnya. Anda dapat menjadi donatur atau relawan dalam organisasi-organisasi tersebut untuk membantu melestarikan Tripitaka dan warisan kebudayaan lainnya.
Dengan cara-cara di atas, kita dapat membantu melestarikan Tripitaka dan mempertahankan ajaran Buddha yang bermanfaat bagi kehidupan kita.
Jawaban:
Plt. Dirjen Bimas Buddha Nyoman Suriadarma menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Sangha Theravada Indonesia dan panitia yang telah bekerja keras atas berlangsungnya Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) tahun 2022 di Pelataran Candi Agung Borobudur.
“Bahwa pembacaan Tipitaka Chanting merupakan sebuah cara yang mulia untuk dapat selalu menjaga, merawat, melestarikan Tripitaka sebagai sumber kekuatan keyakinan etika dan moral serta melestarikan kebajikan yang berlangsung setiap tahun dan perlu seyogyanya kita dukung bersama-sama” ungkap Plt. Dirjen
Menurutnya Nyoman dengan cara demikian kita semua telah melakukan upaya luhur menghormati menghargai memuliakan ajaran sang Buddha yang penuh dan syarat dengan nilai kebajikan, kemulyaan, kemanusiaan dan pembebasan manusia dari penderitaan.
Nyoman menambahkan pelaksanaan aktivitas yang dilakukan dengan membaca serta memberikan resonansi kepada alam kehidupan ini yang tidak saja dapat menyejukkan alam manusia akan tetapi makhluk lain pun yang tidak nampak oleh mata kita akan merasakan sebuah kedamaian yang sama.
Bhante Guttadhammo Mahathera menyampaikan mempelajari kitab suci Majjhima Nikaya dengan baik bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mendatangkan manfaat baik sekarang maupun yang akan datang.
“Kepada semua peserta untuk bersungguh-sungguh membaca sesuai tanda bacanya jika belum bisa, harus bisa mengikuti karena kegiatan ini dibuat tidak semata-mata hanya sebagai acara seremonial, tetapi yang lebih penting bagaimana Bapak, Ibu mendapatkan manfaat secara spiritual, mendapatkan kedamaian kebahagiaan bahkan nanti kalau Bapak, Ibu bisa memahami dengan baik dan juga bisa dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari akan sangat besar manfaatnya,” jelas Bhante.
Indonesia Tipitaka Chanting merupakan kegiatan pembacaan teks-teks kitab suci agama Buddha (Tipitaka) berbahasa Pali, dengan peserta dari unsur Bhikkhu, Samanera, Atthasilani, dan umat Buddha yang di mulai tanggal 8 s.d 10 2022 dengan melaksanakan puasa atthasila selama 2 hari dan dilanjutkan dengan puja hari Asalha.
Selain membaca teks-teks Tipitaka peserta Indonesia Tipitaka Chanting juga akan berdiskusi dan mendengarkan ceramah atau Dhammadesana, sehingga para peserta akan mendapat pemahaman lebih baik serta manfaat dalam mengikuti kegiatan ini.
Kegiatan ITC dan Asalha Mahapuja 2566 ini diharapkan menjadi event untuk mendukung upaya pemerintah menjadikan Borobudur sebagai pusat tempat ibadah umat Buddha Indonesia dan Dunia, sebagaimana telah ditetapkan pemerintah Candi Borobudur sebagai destinasi wisata superprioritas dan untuk kegiatan peribadatan umat Buddha sesuai dengan tujuan awal dibangunnya Borobudur.
Penjelasan: