Zaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber–sumber atau dokumen–dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme) Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam
1. Seni Rupa Zaman Batu 2. Zaman batu terbagi lagi menjadi: Jaman batu tua (Palaeolithikum), Jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar). Peninggalan–peninggalannya yaitu:
a. Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum memiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (non modern) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering) tanda–tanda adanya karya seni rupa dimulai dari zaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di go –goa. Seperti goa yang ditemukan di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti–bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa–sisa sampah dapur para nelayan Kemudian Zaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah–rumah kayu/bambu
Pada zaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan–bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dan lain-lain
b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung–patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian zaman megalithikum banyak ditemukan patung–patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural
c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan–lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan–bangunan dan benda–benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)
Zaman prasejarah (Prehistory) adalah jaman sebelum ditemukan sumber–sumber atau dokumen–dokumen tertulis mengenai kehidupan manusia. Latar belakang kebudayaannya berasal dari kebudayaan Indonesia yang disebarkan oleh bangsa Melayu Tua dan Melayu Muda. Agama asli pada waktu itu animisme dan dinamisme yang melahirkan bentuk kesenian sebagai media upacara (bersifat simbolisme)
Jaman prasejarah Indonesia terbagi atas: Jaman Batu dan Jaman Logam
1. Seni Rupa Zaman Batu
2.
Zaman batu terbagi lagi menjadi: Jaman batu tua (Palaeolithikum), Jaman batu menengah (Mesolithikum), Jaman batu muda (Neolithikum), kemudian berkembang kesenian dari batu di jaman logam disebut jaman megalithikum (Batu Besar). Peninggalan–peninggalannya yaitu:
a. Seni Bangunan
Manusia phaleolithikum belum memiliki tempat tinggal tetap, mereka hidup mengembara (non modern) dan berburu atau mengumpulkan makanan (food gathering) tanda–tanda adanya karya seni rupa dimulai dari zaman Mesolithikum. Mereka sudah memiliki tempat tinggal di go –goa. Seperti goa yang ditemukan di Sulawesi Selatan dan Irian Jaya. Juga berupa rumah – rumah panggung di tepi pantai, dengan bukti–bukti seperti yang ditemukan di pantai Sumatera Timur berupa bukit – bukit kerang (Klokkenmodinger) sebagai sisa–sisa sampah dapur para nelayan
Kemudian Zaman Neolithikum, manusia sudah bisa bercocok tanah dan berternak (food producting) serta bertempat tinggal tinggal di rumah–rumah kayu/bambu
Pada zaman megalithikum banyak menghasilkan bangunan–bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama, seperti punden, dolmen, sarkofaq, meja batu dan lain-lain
b. Seni Patung
Seni patung berkembang pada jaman Neolithikum, berupa patung–patung nenek moyang dan patung penolak bala, bergaya non realistis, terbuat dari kayu atau batu. Kemudian zaman megalithikum banyak ditemukan patung–patung berukuran besar bergaya statis monumental dan dinamis piktural
c. Seni Lukis
Dari jaman Mesolithikum ditemukan lukisan–lukisan yang dibuat pada dinding gua seperti lukisan goa di Sulawesi Selatan dan Pantai Selatan Irian Jaya. Tujuan lukisan untuk keperluan magis dan ritual, seperti adegang perburuan binatang lambang nenek moyang dan cap jari. Kemudian pada jaman neolithikum dan megalithikum, lukisan diterapkan pada bangunan–bangunan dan benda–benda kerajinan sebagai hiasan ornamentik (motif geometris atau motif perlambang)