Topik wawancara ini ialah Kesejahteraan Pedagang Kaki Lima.
D. Waktu Dan Tempat Wawancara
Wawancara ini dilakukan pada :
Hari / tanggal : Selasa / 19 Agustus 2020
Pukul : 12:30 WIB – selesai
Tempat : Jl. merdeka, Malang
HASIL WAWANCARA
A. Narasumber
Nama: Bpk. Endang Sutrisman
Tempat, tanggal lahir : Malang, 7 Mei 1967
Alamat : Jl. Sawojajar
Pekerjaan : Pedagang Buah
B. Pewawancara
Wawancara ini dilakukan oleh tim :
Pewawancara : Ali Muhammad
Pencatat : Andri Sulistiyo
Dokumentasi : Yudi Irawan
C. Transkrip Hasil Wawancara
Pewawancara (P) : Assalaamu’alaikum. Selamat siang pak, kami dari SMK Sriwijaya minta waktunya sebentar pak untuk di wawancara.
Narasumber (N) : Wa’alaikumussalaam. Waduh, gak salah ini, jang ?
P : Iya, pak, kami ada tugas dari sekolah untuk mewawancarai bapak.
N : Oh, tugas, ya. Baiklah, silakan.
P : Alhamdulillaah. Kami mulai pertanyaannya ya pak. Boleh tau identitas bapak ? Nama, tempat tanggal lahir ?
N : Nama bapak, Endang Sutarma, lahir di Tasikmalaya 5 Desember 1978.
P : Apa bapak sudah berkeluarga ?
N : Alhamdulillah, sudah, jang. Anak bapak ada 3 ; satu masih SMP, yang dua lagi setelah lulus SMA mereka langsung bekerja.
P : Kalau boleh tahu, anak bapak bekerja apa?
N : Anak bapak yang satu jadi kuli bangunan, yang satu lagi jadi pedagang asongan di terminal Indihiang.
P : Kalau bapak sendiri jualan buah sudah berapa lama pak, ?
N : Wah … sudah lama sekali, jang, kurang lebih sudah ada 15 tahun bapak berjualan buah.
P : Lama sekali ya pak. Apa pendapatan yang bapak dihasilkan ini cukup untuk kehidupan sehari – hari keluarga bapak, yang paling pertama ialah untuk biaya anak sekolah ?
N : Yah, dicukup – cukupin saja jang, mau bagaimana lagi rezekinya sudah seperti ini, ya diterima saja.
P : Maksudnya, bapak ?
N : Begini, ujang, kalau jadi orang itu harus merasa cukup dengan semua yang telah diusahakan, jangan meminta lebih kalau usahanya gak seberat apa yang diinginkan. Alhamdulillah kami cukup dan selalu bersyukur.
P : Kalau boleh tau, pak, berapa pendapatan bapak setiap harinya ?
N : Tidak banyak, jang, bersihnya bapak bisa dapat 20.000 saja. Itu juga jarang – jarang dan itu juga belum termasuk uang retribusi.
P : Uang retribusinya berapa, pak ?
N : Tiga ribu, jang.
P : Kenapa bapak berpikiran untuk berdagang ? Khususnya menjadi pedagang buah ?
N : Awalnya dulu, saat bapak nganggur, bapak diajak dengan tetangga yang sudah lebih dulu jualan buah keliling. Ya, bapak ikut saja.
P : Jadi awalnya itu, sebelum bapak berjualan buah di trotoar seperti ini, bapak berjualan buah berkeliling ?
N : Iya, jang. Sekarang juga masih keliling, tapi lebih lama di trotoar ini.
P : Waktu pertama kali ikut jualan buah, apa bapak harus bayar dulu ?
N : Yaa alhamdulillah, tidak. Bapak langsung di izinkan untuk membantu menjualin buahnya saja.
P : Sehari dapatl aku berapa buah, pak ?
N : Tidak menentu, jang. Kadang habis ya kadang sisa. Sekali berjualan, biasanya bapak ambil 30 buah dengan bermacam – macam jenis.
P : Oh, gitu, pak. Buah yang dijual apa saja, pak ?
N : Banyak, jang, ada melon, semangka, pepaya, jambu air, dan nanas.
P : Kalau berjualan, biasanya dimulai dari jam berapa, pak ?
N a buka sampai jam 5 sore.
P : Terimakasih, pak, kami kira sudah cukup mengetahui. Maafkan kami pak kalau kami kurang sopan. Semoga bapak dan juga keluarga bapak selalu di berikan kesehatan dan usahanya dilancarkan.
N : Aamiin. Terimakasih, jang.
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah wawancara dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa di indonesia ini masih banyak orang – orang yang seperti bapak Endang yang memilih untuk berjualan di pinggir jalan walaupun pendapatannya tidak seberapa.
Retribusi yang disebutkan bapak Endang menurut kami terlalu besar, belum lagi menurut informasi yang kami dapatkan ada juga uang untuk premannya.
Dari bapak Endang kami belajar tentang usaha yang sebenaranya dan selalu merasa cukup atas apa yang telah diusahakan.
B. Saran
Saran kami untuk bapak Endang ialah menambahkan jumlah buah dagangannya dan coba untuk di masukkan ke sekolah – sekolah.
Jawaban:
Laporan Wawancara
Pedagang Buah Trotoar
PENDAHULUAN
C. Topik Wawancara
Topik wawancara ini ialah Kesejahteraan Pedagang Kaki Lima.
D. Waktu Dan Tempat Wawancara
Wawancara ini dilakukan pada :
Hari / tanggal : Selasa / 19 Agustus 2020
Pukul : 12:30 WIB – selesai
Tempat : Jl. merdeka, Malang
HASIL WAWANCARA
A. Narasumber
Nama: Bpk. Endang Sutrisman
Tempat, tanggal lahir : Malang, 7 Mei 1967
Alamat : Jl. Sawojajar
Pekerjaan : Pedagang Buah
B. Pewawancara
Wawancara ini dilakukan oleh tim :
Pewawancara : Ali Muhammad
Pencatat : Andri Sulistiyo
Dokumentasi : Yudi Irawan
C. Transkrip Hasil Wawancara
Pewawancara (P) : Assalaamu’alaikum. Selamat siang pak, kami dari SMK Sriwijaya minta waktunya sebentar pak untuk di wawancara.
Narasumber (N) : Wa’alaikumussalaam. Waduh, gak salah ini, jang ?
P : Iya, pak, kami ada tugas dari sekolah untuk mewawancarai bapak.
N : Oh, tugas, ya. Baiklah, silakan.
P : Alhamdulillaah. Kami mulai pertanyaannya ya pak. Boleh tau identitas bapak ? Nama, tempat tanggal lahir ?
N : Nama bapak, Endang Sutarma, lahir di Tasikmalaya 5 Desember 1978.
P : Apa bapak sudah berkeluarga ?
N : Alhamdulillah, sudah, jang. Anak bapak ada 3 ; satu masih SMP, yang dua lagi setelah lulus SMA mereka langsung bekerja.
P : Kalau boleh tahu, anak bapak bekerja apa?
N : Anak bapak yang satu jadi kuli bangunan, yang satu lagi jadi pedagang asongan di terminal Indihiang.
P : Kalau bapak sendiri jualan buah sudah berapa lama pak, ?
N : Wah … sudah lama sekali, jang, kurang lebih sudah ada 15 tahun bapak berjualan buah.
P : Lama sekali ya pak. Apa pendapatan yang bapak dihasilkan ini cukup untuk kehidupan sehari – hari keluarga bapak, yang paling pertama ialah untuk biaya anak sekolah ?
N : Yah, dicukup – cukupin saja jang, mau bagaimana lagi rezekinya sudah seperti ini, ya diterima saja.
P : Maksudnya, bapak ?
N : Begini, ujang, kalau jadi orang itu harus merasa cukup dengan semua yang telah diusahakan, jangan meminta lebih kalau usahanya gak seberat apa yang diinginkan. Alhamdulillah kami cukup dan selalu bersyukur.
P : Kalau boleh tau, pak, berapa pendapatan bapak setiap harinya ?
N : Tidak banyak, jang, bersihnya bapak bisa dapat 20.000 saja. Itu juga jarang – jarang dan itu juga belum termasuk uang retribusi.
P : Uang retribusinya berapa, pak ?
N : Tiga ribu, jang.
P : Kenapa bapak berpikiran untuk berdagang ? Khususnya menjadi pedagang buah ?
N : Awalnya dulu, saat bapak nganggur, bapak diajak dengan tetangga yang sudah lebih dulu jualan buah keliling. Ya, bapak ikut saja.
P : Jadi awalnya itu, sebelum bapak berjualan buah di trotoar seperti ini, bapak berjualan buah berkeliling ?
N : Iya, jang. Sekarang juga masih keliling, tapi lebih lama di trotoar ini.
P : Waktu pertama kali ikut jualan buah, apa bapak harus bayar dulu ?
N : Yaa alhamdulillah, tidak. Bapak langsung di izinkan untuk membantu menjualin buahnya saja.
P : Sehari dapatl aku berapa buah, pak ?
N : Tidak menentu, jang. Kadang habis ya kadang sisa. Sekali berjualan, biasanya bapak ambil 30 buah dengan bermacam – macam jenis.
P : Oh, gitu, pak. Buah yang dijual apa saja, pak ?
N : Banyak, jang, ada melon, semangka, pepaya, jambu air, dan nanas.
P : Kalau berjualan, biasanya dimulai dari jam berapa, pak ?
N a buka sampai jam 5 sore.
P : Terimakasih, pak, kami kira sudah cukup mengetahui. Maafkan kami pak kalau kami kurang sopan. Semoga bapak dan juga keluarga bapak selalu di berikan kesehatan dan usahanya dilancarkan.
N : Aamiin. Terimakasih, jang.
PENUTUP
A. Simpulan
Setelah wawancara dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa di indonesia ini masih banyak orang – orang yang seperti bapak Endang yang memilih untuk berjualan di pinggir jalan walaupun pendapatannya tidak seberapa.
Retribusi yang disebutkan bapak Endang menurut kami terlalu besar, belum lagi menurut informasi yang kami dapatkan ada juga uang untuk premannya.
Dari bapak Endang kami belajar tentang usaha yang sebenaranya dan selalu merasa cukup atas apa yang telah diusahakan.
B. Saran
Saran kami untuk bapak Endang ialah menambahkan jumlah buah dagangannya dan coba untuk di masukkan ke sekolah – sekolah.
LAMPIRAN
(Berisi dokumentasi saat wawancara)