Pada suatu hari, seorang profesor sedang berjalan-jalan di sebuah pasar tradisional. Dia melihat seorang penjual roti yang sedang menjajakan dagangannya.
Profesor itu pun mendekati penjual roti dan bertanya, "Berapa harga rotinya?"
Penjual roti itu menjawab, "Rp. 1.000,00 per buah, Pak."
Profesor itu pun mengambil dua buah roti dan membayarnya.
Ketika profesor itu hendak pergi, penjual roti itu memanggilnya.
Penjual roti itu berkata, "Pak, kalau boleh saya bertanya, apakah Bapak seorang profesor?"
Profesor itu menjawab, "Ya, betul. Kenapa?"
Penjual roti itu berkata, "Oh, saya kira begitu. Karena Bapak baru saja membeli dua buah roti, tetapi Bapak hanya membayar satu."
Profesor itu pun tertawa terbahak-bahak.
Dia berkata, "Bapak ini lucu sekali. Saya memang profesor, tetapi saya bukan orang bodoh."
Penjual roti itu pun ikut tertawa.
Dia berkata, "Ya, Pak. Saya juga tidak bermaksud untuk menyinggung Bapak."
Keduanya pun tertawa bersama.
______________________________________
Anekdot ini lucu karena mengandung unsur humor yang unexpected. Profesor itu mengira penjual roti itu sedang mengejeknya, padahal penjual roti itu hanya sedang bertanya dengan polos.
Anekdot ini juga mengandung pesan moral bahwa kita harus berhati-hati dalam menafsirkan perkataan orang lain.
Judul: Sang Profesor dan Penjual Roti
Pada suatu hari, seorang profesor sedang berjalan-jalan di sebuah pasar tradisional. Dia melihat seorang penjual roti yang sedang menjajakan dagangannya.
Profesor itu pun mendekati penjual roti dan bertanya, "Berapa harga rotinya?"
Penjual roti itu menjawab, "Rp. 1.000,00 per buah, Pak."
Profesor itu pun mengambil dua buah roti dan membayarnya.
Ketika profesor itu hendak pergi, penjual roti itu memanggilnya.
Penjual roti itu berkata, "Pak, kalau boleh saya bertanya, apakah Bapak seorang profesor?"
Profesor itu menjawab, "Ya, betul. Kenapa?"
Penjual roti itu berkata, "Oh, saya kira begitu. Karena Bapak baru saja membeli dua buah roti, tetapi Bapak hanya membayar satu."
Profesor itu pun tertawa terbahak-bahak.
Dia berkata, "Bapak ini lucu sekali. Saya memang profesor, tetapi saya bukan orang bodoh."
Penjual roti itu pun ikut tertawa.
Dia berkata, "Ya, Pak. Saya juga tidak bermaksud untuk menyinggung Bapak."
Keduanya pun tertawa bersama.
______________________________________
Anekdot ini lucu karena mengandung unsur humor yang unexpected. Profesor itu mengira penjual roti itu sedang mengejeknya, padahal penjual roti itu hanya sedang bertanya dengan polos.
Anekdot ini juga mengandung pesan moral bahwa kita harus berhati-hati dalam menafsirkan perkataan orang lain.