Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak Sampai ke puncak. Sepi memagut, Tak satu kuasa melepas-renggut Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi. Tambah ini menanti jadi mencekik Memberat-mencekung punda Sampai binasa segala. Belum apa-apa Udara bertuba. Setan bertempik Ini sepi terus ada. Dan menanti.Dengan teknik parafrase, puisi ini kita tambah beberapa kata agar lebih mudah dipahami. Bentuk parafrase puisi :
HAMPA
(keadaan amat) Sepi di luar (sana). (Keadaan) Sepi (itu) menekan-(dan) mendesak. Lurus kaku pohon(-pohon)an (disana). (pohonan itu) Tak bergerak Sampai ke puncak (nya). Sepi (itu) memagut(ku), Tak satu kuasa (pun dapat) melepas-(dan me)renggut(nya dariku) Segala(nya hanya) menanti. Menanti. (dan) Menanti (lagi). (menanti dalam) Sepi. (di) Tambah (lagi dengan keadaan saat) ini (,) menanti jadi mencekik (malah) Memberat(kan dan)-mencekung (kan) punda (kku) Sampai binasa segala(-galanya). (itu pun) Belum apa-apa (bahkan) Udara (pun telah) bertuba. Setan (pun) bertempik (sorak) Ini (,) (peraan) sepi (ini) terus (saja) ada. Dan (aku masih tetap) menanti.
Teknik parafrase ini hanya diperlukan bagi puisi-puisi yang sangat minim kata-katanya. Bila suatu puisi telah tersusun kata-kata yg mudah dipahami, maka tidak diperlukan lagi membuat parafrase.
Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.Dengan teknik parafrase, puisi ini kita tambah beberapa
kata agar lebih mudah dipahami.
Bentuk parafrase puisi :
HAMPA
(keadaan amat) Sepi di luar (sana).
(Keadaan) Sepi (itu) menekan-(dan) mendesak.
Lurus kaku pohon(-pohon)an (disana).
(pohonan itu) Tak bergerak
Sampai ke puncak (nya). Sepi (itu) memagut(ku),
Tak satu kuasa (pun dapat) melepas-(dan me)renggut(nya
dariku)
Segala(nya hanya) menanti. Menanti. (dan) Menanti (lagi).
(menanti dalam) Sepi.
(di) Tambah (lagi dengan keadaan saat) ini (,) menanti jadi
mencekik (malah)
Memberat(kan dan)-mencekung (kan) punda (kku)
Sampai binasa segala(-galanya). (itu pun) Belum apa-apa
(bahkan) Udara (pun telah) bertuba. Setan (pun) bertempik
(sorak)
Ini (,) (peraan) sepi (ini) terus (saja) ada.
Dan (aku masih tetap) menanti.
Teknik parafrase ini hanya diperlukan bagi puisi-puisi yang sangat minim kata-katanya. Bila suatu puisi telah tersusun kata-kata yg mudah dipahami, maka tidak diperlukan lagi membuat
parafrase.
terima kasih ^_^