Genk badung tersebut membawa Yoyo ke WC, hal tersebut tidak diketahui oleh guru ataupun staf sekolah lainnya. Anak-anak pun tidak berani ikut campur masalah dengan Genk badung tersebut. Yoyo ditinggalkan di WC sekolah dan dihajar habis-habisan, sehingga seluruh wajah Yoyo memar terkena pukulan.
Bel sekolah pun berbunyi tanda masuk sekolah, Yoyo pun bergegas masuk ke kelas dengan wajah bonyok penuh memar.
Pak Guru : “Pagi Anak-anak, gimana kabar kalian hari ini?” (Pak guru sambil mengeluarkan buku dalam tasnya)
Siswa : “Baik Pak” (dengan serentak)
Pak Guru :”Hmmm..! Tapi kayaknya ada yang lagi gak baik nih. Owh ya, yo kenapa wajahmu memar-memar? (heran)
Yoyo : “Anu Pak, tadi Yoyo klepeset”
Pak Guru :”Owh.. Ya, udah nanti kamu harus lebih hati-hati lagi..
Yoyo : “i..iya pak” (jawab Yoyo)
Pada peristiwa yang Yoyo alami tersebut, tidak ada seorang pun yang mau ngasih tahu dan tidak mau tahu apa yang menimpa Yoyo tersebut. Pelajaran pertama pun berakhir, lanjut dengan pelajaran kedua yaitu pelajaran Aqidah Ahlak.
Pada pelajaran tersebut Bu guru menerangkan bahwa tentang hukuman orang yang berbohong, pada pelajaran tersebut Yoyo merasa bersalah karena telah berbohong pada Pak Guru. Waktu istirahat pun tiba, Yoyo pun bergegas ke ruang guru untuk menemui Pak Nono.
Yoyo : ” Assalamualaikum Pak, maaf sebelumnya ganggu Bapak”
Pak Guru : “Gak lagi sibuk kok yo, ada apa ya yo. Tumben, gak biasanya”
Yoyo : “Gini Pak, Saya minta maaf telah berbohong tadi. Sebenarnya Saya habis digebukin anak geng badung”
Pak Guru : “Loh, emang ada masalah apa kalian?” (heran)
Yoyo : “Yoyo gak sengaja menyeggol mereka pak”
Pak Guru : “Ya udah nanti saya panggil mereka yo. Kamu gak usah takut lagi”
Yoyo :”Makasih ya Pak, Yoyo pamit dulu mau ke kelas”
Yoyo pun kembali ke kelas dengan tenang. Ke esokan harinya anak genk badung dipanggil ke kantor sekolah, untuk dimintai pertanggung jawabannya. Akhirnya, Yoyo pun mendapatkan pujian dari teman sekelasnya karena Yoyo berani melaporkan kenakalan genk badung.
Wawan selaku teman sekelas Yoyo merasa kagum dengan Yoyo, walaupun Yoyo seorang paling pendiam tapi dia berani melaporkan genk badung. Saat pulang sekolah, tidak biasanya Yoyo pulang bareng bersama wawan, sambil bercengkrama akrab.
Yoyo : “Sebetulnya, gue juga takut. Tapi, ini harus”
Wawan : “Iya yo, semoga mereka sadar”
Yoyo : “Itu yang gue harapkan wan”
Wawan : “Owh ya yo, nanti siang kita ngerjain PR matematika bereng yuk. Soalnya, gue gak paham betul”
Yoyo : “Hayu, nanti kita belajarnya di rumah nenek gue aja, kan deket rumah lu tuh”
Wawan : “Ok, sampai ketemu nanti ya”
Pada hari itu Yoyo sangat senang sekali karena seluruh teman sekelasnya bangga padanya. Walaupun hal tersebut sangat susah baginya, namun Yoyo harus berkata sebenarnya.
0 votes Thanks 0
andali
Tema drama: Sosial Jumlah pemeran drama:4 Orang PemainKarakter: 1. Dika sebagai Handoko, 2. Nuri sebagai Nikmah, 3. Hendy sebagai Dodi, 4. Imran sebagai Roni
Setelah keluar dari ruang kantor guru, Handoko terlihat sangat girang dan berlari-lari kesana kemari, pasalnya diamendapat nilai Ujian Nasional yang bagus, sementara itu teman temannya juga mendapatkan nilai yang bagus juga.Handoko : “Yes.. yes.., akhirnya aku lulus dengan nilai yang sangat bagus!”Dodi : “Alhamdulillah kita berempat dapat lulus dengan nilai yang baik, ini berkat hasil belajar serius kita selama ini”Nikmah : “Tentu saja, kita kan sudah mengorbankan banyak waktu demi belajar”Handoko : “Roni! Kamu ngelamunin apa (sambil menepuk bahu Roni karena melamun terus)Roni : “Teman-teman, kita kan sudah hampir lulus SMP nih, pastinyakan kita akan berpisah karena aku akan melanjutkan pendidikan ke SMA di luar kota”Dodi : “Betul juga, aku juga akan melanjutkan pendidikan di luar pulau, bagaimana denganmu Nikmah?”Nikmah : “Aku akan meneruskan ke pondok asrama di luar kota juga, jika kamu rencananya dimana Handoko?”Handoko : “Aku akan meneruskannya di SMA Favorit kota ini yaitu SMA Tunas Bangsa, tidak terasa ya persahabatan kita yang kita rajut selama bertahun tahun sejak masih Taman Kanak Kanak hingga SMA harus terpencar sekaran”(Sambil memurungkan muka)Dodi : “ Sudahlah ko, setiap pertemuanpasti ada perpisahan dan itu terjDodi pada kita semua,marilah kita saling bermaaf maafan untuk menjaga tali silaturhami kita walaupun kita akan berpisah”Kemudian empat remaja bersahabat itu saling memint maaf kepada sesama karena tidak lama lagi merekaakan berpisah untuk melanjutkan SMA di berbagai tempat yang berbeda.Tanpa disangka sangka Handoko menemukan ide secara mendadakHandoko : “Oiya teman teman, bagaimana jika untuk merayakan kelulusan kita sekaligus mengenang persahabatan kita yang akan berpisah, akan aku traktir kalian semua makan baksonya Pak Somad.Dodi : “Nanti seperti dulu lagi, setelah kita makan baksonya kamu kabur tunggang langgang,jDodi bayar sendiri deh (Mencibir Handoko)Nikmah : “Iya Betul, nanti seperti kejDodian yang dulu”Roni : “Untung yang dulu aku yang bayar, jika tidak bisa diomelin ama PakSomad”Handoko : “Hahaha, iya iya aku janji nanti akan kubayar semuanya,soal yang dulu maaf ya”Dodi : “kalo kali ini aku percaya Handoko, tapi bener ya”Handoko : “Iya, pastinya” (sambil memasamkan muka)Roni : “Sudahlah, masalah itu bisa dibahas nanti, kawan kawan, marilah kita ikrarkan kata persahabatan untuk membuktikan arti persahabatan kita”Handoko : “Ya, Ikrar ini kita hentakan untuk membuktikan bahwa persahabatan yang telah kita rajut selama bertahun tahun ini tetap bertahan walaupun kita akan berpisah”Nikmah : “Ayo bentuk lingkaran dan ikrarkan Persahabatan”Roni : “Ayo, 2..3..4..!! (Sambil menghitung)Semuanya : PersahabatanSetelah ikrar tersebut dihentakan bersama-sama oleh empat sekawan itu, perpisahanpun terjadi lima hari setelah peristiwa bersejarah bagi mereka berempat karena ikrar tersebutmempunyai makna yang sangat dalam.
(sambil menarik tas Yoyo)
Robby : “Hajar Aja Din, gak sopan tuh orang”
(sambil melotot)
Yoyo : “Maaf Din, gak sengaja”
(yoyo nunduk)
Lalu dari arah belakang Yoyo, ada salah satu anggota genk yang meringkus kepala Yoyo dengan kantong plastik.
Aang : “Ayo.. ! Jangan nyantai saja, bawa Yoyo ke WC nanti Kepsek dateng.”
Genk badung tersebut membawa Yoyo ke WC, hal tersebut tidak diketahui oleh guru ataupun staf sekolah lainnya. Anak-anak pun tidak berani ikut campur masalah dengan Genk badung tersebut. Yoyo ditinggalkan di WC sekolah dan dihajar habis-habisan, sehingga seluruh wajah Yoyo memar terkena pukulan.
Bel sekolah pun berbunyi tanda masuk sekolah, Yoyo pun bergegas masuk ke kelas dengan wajah bonyok penuh memar.
Pak Guru : “Pagi Anak-anak, gimana kabar kalian hari ini?”
(Pak guru sambil mengeluarkan buku dalam tasnya)
Siswa : “Baik Pak” (dengan serentak)
Pak Guru :”Hmmm..! Tapi kayaknya ada yang lagi gak baik nih. Owh ya, yo kenapa wajahmu memar-memar?
(heran)
Yoyo : “Anu Pak, tadi Yoyo klepeset”
Pak Guru :”Owh.. Ya, udah nanti kamu harus lebih hati-hati lagi..
Yoyo : “i..iya pak”
(jawab Yoyo)
Pada peristiwa yang Yoyo alami tersebut, tidak ada seorang pun yang mau ngasih tahu dan tidak mau tahu apa yang menimpa Yoyo tersebut. Pelajaran pertama pun berakhir, lanjut dengan pelajaran kedua yaitu pelajaran Aqidah Ahlak.
Pada pelajaran tersebut Bu guru menerangkan bahwa tentang hukuman orang yang berbohong, pada pelajaran tersebut Yoyo merasa bersalah karena telah berbohong pada Pak Guru. Waktu istirahat pun tiba, Yoyo pun bergegas ke ruang guru untuk menemui Pak Nono.
Yoyo : ” Assalamualaikum Pak, maaf sebelumnya ganggu Bapak”
Pak Guru : “Gak lagi sibuk kok yo, ada apa ya yo. Tumben, gak biasanya”
Yoyo : “Gini Pak, Saya minta maaf telah berbohong tadi. Sebenarnya Saya habis digebukin anak geng badung”
Pak Guru : “Loh, emang ada masalah apa kalian?”
(heran)
Yoyo : “Yoyo gak sengaja menyeggol mereka pak”
Pak Guru : “Ya udah nanti saya panggil mereka yo. Kamu gak usah takut lagi”
Yoyo :”Makasih ya Pak, Yoyo pamit dulu mau ke kelas”
Yoyo pun kembali ke kelas dengan tenang. Ke esokan harinya anak genk badung dipanggil ke kantor sekolah, untuk dimintai pertanggung jawabannya. Akhirnya, Yoyo pun mendapatkan pujian dari teman sekelasnya karena Yoyo berani melaporkan kenakalan genk badung.
Wawan selaku teman sekelas Yoyo merasa kagum dengan Yoyo, walaupun Yoyo seorang paling pendiam tapi dia berani melaporkan genk badung. Saat pulang sekolah, tidak biasanya Yoyo pulang bareng bersama wawan, sambil bercengkrama akrab.
Wawan : “Yo, gue salut sama lu. Berani ngelaporin tingkah jelek genk badung itu”
Yoyo : “Sebetulnya, gue juga takut. Tapi, ini harus”
Wawan : “Iya yo, semoga mereka sadar”
Yoyo : “Itu yang gue harapkan wan”
Wawan : “Owh ya yo, nanti siang kita ngerjain PR matematika bereng yuk. Soalnya, gue gak paham betul”
Yoyo : “Hayu, nanti kita belajarnya di rumah nenek gue aja, kan deket rumah lu tuh”
Wawan : “Ok, sampai ketemu nanti ya”
Pada hari itu Yoyo sangat senang sekali karena seluruh teman sekelasnya bangga padanya. Walaupun hal tersebut sangat susah baginya, namun Yoyo harus berkata sebenarnya.
Jumlah pemeran drama:4 Orang PemainKarakter: 1. Dika sebagai Handoko, 2. Nuri sebagai Nikmah, 3. Hendy sebagai Dodi, 4. Imran sebagai Roni
Setelah keluar dari ruang kantor guru, Handoko terlihat sangat girang dan berlari-lari kesana kemari, pasalnya diamendapat nilai Ujian Nasional yang bagus, sementara itu teman temannya juga mendapatkan nilai yang bagus juga.Handoko : “Yes.. yes.., akhirnya aku lulus dengan nilai yang sangat bagus!”Dodi : “Alhamdulillah kita berempat dapat lulus dengan nilai yang baik, ini berkat hasil belajar serius kita selama ini”Nikmah : “Tentu saja, kita kan sudah mengorbankan banyak waktu demi belajar”Handoko : “Roni! Kamu ngelamunin apa (sambil menepuk bahu Roni karena melamun terus)Roni : “Teman-teman, kita kan sudah hampir lulus SMP nih, pastinyakan kita akan berpisah karena aku akan melanjutkan pendidikan ke SMA di luar kota”Dodi : “Betul juga, aku juga akan melanjutkan pendidikan di luar pulau, bagaimana denganmu Nikmah?”Nikmah : “Aku akan meneruskan ke pondok asrama di luar kota juga, jika kamu rencananya dimana Handoko?”Handoko : “Aku akan meneruskannya di SMA Favorit kota ini yaitu SMA Tunas Bangsa, tidak terasa ya persahabatan kita yang kita rajut selama bertahun tahun sejak masih Taman Kanak Kanak hingga SMA harus terpencar sekaran”(Sambil memurungkan muka)Dodi : “ Sudahlah ko, setiap pertemuanpasti ada perpisahan dan itu terjDodi pada kita semua,marilah kita saling bermaaf maafan untuk menjaga tali silaturhami kita walaupun kita akan berpisah”Kemudian empat remaja bersahabat itu saling memint maaf kepada sesama karena tidak lama lagi merekaakan berpisah untuk melanjutkan SMA di berbagai tempat yang berbeda.Tanpa disangka sangka Handoko menemukan ide secara mendadakHandoko : “Oiya teman teman, bagaimana jika untuk merayakan kelulusan kita sekaligus mengenang persahabatan kita yang akan berpisah, akan aku traktir kalian semua makan baksonya Pak Somad.Dodi : “Nanti seperti dulu lagi, setelah kita makan baksonya kamu kabur tunggang langgang,jDodi bayar sendiri deh (Mencibir Handoko)Nikmah : “Iya Betul, nanti seperti kejDodian yang dulu”Roni : “Untung yang dulu aku yang bayar, jika tidak bisa diomelin ama PakSomad”Handoko : “Hahaha, iya iya aku janji nanti akan kubayar semuanya,soal yang dulu maaf ya”Dodi : “kalo kali ini aku percaya Handoko, tapi bener ya”Handoko : “Iya, pastinya” (sambil memasamkan muka)Roni : “Sudahlah, masalah itu bisa dibahas nanti, kawan kawan, marilah kita ikrarkan kata persahabatan untuk membuktikan arti persahabatan kita”Handoko : “Ya, Ikrar ini kita hentakan untuk membuktikan bahwa persahabatan yang telah kita rajut selama bertahun tahun ini tetap bertahan walaupun kita akan berpisah”Nikmah : “Ayo bentuk lingkaran dan ikrarkan Persahabatan”Roni : “Ayo, 2..3..4..!! (Sambil menghitung)Semuanya : PersahabatanSetelah ikrar tersebut dihentakan bersama-sama oleh empat sekawan itu, perpisahanpun terjadi lima hari setelah peristiwa bersejarah bagi mereka berempat karena ikrar tersebutmempunyai makna yang sangat dalam.